Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan ikan sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami ataupun dikarenakan faktor-faktor lain.
Ilmu
pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur organisme ikan
(morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika pada ikan
(fisiologi), dan proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga pengetahuan
biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan
dinamika populasi ikan, pengembangan spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan
budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di
perairan alaminya.
Mengapa
perlu mengukur umur ikan?
Karena
dari umur ikan inilah semua dasar dari sumber daya perikanan dibangun
(diketahui)
Apa
saja yg dpt diketahui ? :
•Growth rate
•Size and age composition
•Stock biomass
•Maturation
•Mortality rates
•Prediction
of the future stock (produksi)
Umur
+ komposisi suatu populasi prediksi rekruitmen
Ikan
umur pendek dan umur panjang (Effendie, 1997)
Ikan
umur panjang
ikan primitif, pergerakan lamban, penghuni dasar atau perairan dangkal,
mempunyai alat pernapasan tambahan, luwes terhadap lingkungan.
Contoh
: ikan sturgeon dan cucut
Ikan
umur pendek ikan yang tidak
memiliki pernapasan tambahan, pergerakannya cepat.
Contoh
: ikan salmon
•Pertumbuhan
Mamalia dan Aves:
Determinate
Growth : mempunyai limit tertentu untuk membatasi pertumbuhan. Pertumbuhan
berhenti pada usia dewasa (kematangan sexual)
Pertumbuhan
Ikan :
Undeterminate
Growth: Ikan tidak mempunyai limit tertentu untuk membatasi pertumbuhan
How
we age the fish
•Penentuan
umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu :
•(1) Cara langsung : cara ini hanya dapat dilakukan
pada individu spesies ikan budidaya,
•(2)
Cara tidak langsung : pada individu spesies ikan yang masih hidup di perairan
alami.
Penentuan
secara tidak langsung Penentuan umur
ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu :
(1)Dengan
mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus) pada
bagian-bagian tubuh yang keras,
(2)Metoda
prekuensi panjang (metoda petersen)
(3)Metode
marking & tagging
Penentuan
Umur ikan pada bagian tubuh
•Sisik
•Tulang
Operculum
•Batu
Telinga (Otolith)
•Vertebrae
(tulang punggung)
•Jari-jari
Keras Sirip Punggung
1.
Metode Sisik
•Leeuwenhoek
pertama kali mengamati lingkaran-lingkaran pada sisik di bawah mikroskop
(yang dianggap sebahgai tanda pertumbuhan)
•Dikembangkan
oleh Hoffbauwer (1898) mempelajari pertumbuhan ikan mas yang dipelihara diambil
dari sisik diamati dari waktu ke waktu dan diikuti pola perkembangannya ditemukan
beberapa tanda tahunan yg dikenal sebagai annuli (Obyek Lingkar)
Dasar
penentuan umur ikan berdasarkan sisik (Metode Sisik)
•Jumlah
Sisik ikan tidak berubah dan tetap identitasnya selama hidup
•Pertumbuhan
Tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertambahan panjang ikan selama
hidupnya
•Satu
annulus yang dibentuk setiap tahun
Ada
beberapa sisik yang dikenal, yaitu :
1.
Sisik Kosmoid (cosmoid)
Sisik
kosmoid yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-ikan Crossopterygi yang
telah punah. Sisik ini berlapis-lapis, di mana lapisan terdalam terbangun dari
tulang yang memipih.
2.
Sisik Ganoid
Sisik-sisik
ganoid ditemukan pada ikan-ikan Lepisosteidae dan Polypteridae. Sisik-sisik ini
serupa dengan sisik kosmoid,berbentuk belah ketupat, mengkilap dan keras.
3.
Sisik Plakoid (Placoid)
Sisik-sisik
plakoid dimiliki oleh ikan Hiu dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya.
Sisik-sisik ini memiliki struktur serupa gigi
4.
Sisik Leptoid
Sisik-sisik
leptoid didapati pada ikan-ikan bertulang keras, dan memiliki dua bentuk. Yakni
sisik sikloid (cycloid) dan ktenoid (ctenoid).
A.
Sisik-sisik Sikloid (Cycloid)
memiliki
tepi luar yang halus, dan paling umum ditemukan pada ikan-ikan yang lebih
primitif yang
memiliki
sirip-sirip yang lembut. Misalnya adalah ikan-ikan salem dan karper
B.
Sisik-sisik ktenoid (ctenoid).
bergerigi
di tepi luarnya, dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan yang lebih ‘ modern’ yang memiliki sirip-sirip berduri.
Metode
Sisik
•Sisik
yang digunakan untuk menentukan umur ikan adalah sisik cycloid atau ctenoid
saja, karena keduanya pipih dan mudah diambil tanpa merusak bagian tubuh.
•Terdapat
cirlucus, yakni lingkaran yang tumbuh pada sisik
•Kerapatan
letak circulus terjadi satu kali dalam setahun menjadi tanda tahunan pada
penentuan umur ikan
Sisik
Kunci
•Sisik
kunci adalah sisik yang diambil untuk menentukan umur ikan.
•Sisik
kunci ikan-ikan yang memiliki sisik cycloid letaknya 3 baris di depan pina
dorsalis dan diatas linea lataralis.
•Sisik
kunci ikan ctenoid letak sisik kuncinya adalah di daerah tepat ujung
sirip dada yang ditujukan ke arah ekor
•Semua
sisik dapat digunakan sbg sisik kunci. Hal tsb diatas digunakan agar pengukuran
seragam.
Sisik
pengganti akan mudah terbentuk dalam waktu relatif singkat. Sisik pengganti
tersebut dinamakan sisik palsu.
•Sisik
palsu mudah dibedakan dengan sisik asli karena pusatnya besar.
•Sisik
palsu tidak dapat digunakan untuk menentukan umur ikan
2. Operculum
•Pengetrapan
metoda ini untuk menghitung pertumbuhan masa lalu yang telah dilakukan oleh
beberapa author dengan hasil yang memuaskan.
•Keuntungan dari metode ini adalah tanda-tanda tahunan
yang terdapat pada operculum dapat dilihat langsung tanpa alat bantu optik.
•Pengamatan
akan lebih berhasil apabila dilakukan di kamar gelap dimana operculum diletakkan
diatas kaca yang disorot lampu ber-flourescent
3.
Duri sirip
•Metode
ini digunakan untuk mengetahui umur ikan-ikan yang tidak bersisik atau sisiknya
sangat kecil dan tertanam jauh ke dalam kulitnya.
•Dasar
pemikirannya adalah terdapatnya tanda-tanda yang menunjukkan kejadian
pertumbuhan yang cepat dan lambat, dimana pertumbuhan ikan itu selalu sebanding
dengan tumbuh duri dari siripnya.
•Duri
yang diambil adalah duri sirip punggung yang terdepan atau duri sirip dada
terluar, terutama pada bagian yang paling lebar yaitu paling dekat dengan
dasarnya.
•Usahakan
pada saat mematahkan duri tsb tidak jauh dari pangkalnya.
•Pada
bagian pangkal yang paling lebar diiris tipis dengan menggunakan pemotong
intan.
•Setelah
ketipisan duri tercapai, pengamatan dilakukan di bawah mikroskop.
•Pada
saat pertumbuhan cepat, irisan duri terlihat putih seperti tulang dan pada saat
pertumbuhan lambat kelihatan agak gelap atau lebih pekat.
4.
Tulang Punggung
•Sejalan
dengan pertumbuhan ikan secara keseluruhan, tulang punggung tumbuh pula seirama
dengan pertumbuhan bagian tubuh lainnya.
•Dapat
dilihat pada bagian depan atau bagian belakang tiap-tiap ruas tulang.
•Tulang
punggung yang lazim digunakan adalah tulang punggung yang terletak di atas
rongga perut.
•Bersihkan
urat-urat daging, pembuluh darah & syarafnya
•Tanda
tahunan : tonjolan sperti cincin yg mengelilingi centrum tulang punggung,
berwarna lebih jernih agak hitam
5. Otolith
•Otolith
adalah batu telinga
•Sering
digunakan untuk menentukan umur ikan-ikan yang tidak bersisik.
•Kadang
digunakan pula untuk ikan bersisik, jika metoda sisik tidak memungkinkan untuk
diinterpretasi dengan baik.
•Otolith
bersifat spesies spesifik dan terdiri dari 3 pasang yang masing masing
mempunyai perbedaan karakteristik tersendiri yang mempengaruhi kegunaan dalam
menentukan umur. Pasangan terbesar disebut sagita, diikuti oleh lapilus
sedangkan pasangan terkecil disebut asteriskus
•Dari
3 pasang otolith ikan Teleost, hanya sepasang yang ukurannya
terbesar, yaitu batu telinga yang terdapat pada sacculus.
•Bentuk
otolith oval, merupakan hasil pengendapan bahan kapur yang sejalan
dengan pertumbuhannya.
•Otolith
dibaca dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan air sebagai medianya (trisodium
phosphat atau larutan campuran alkohol 95% dan glyserin dg perbandingan 9:1)
•Tanda
tahunan pada otolith warnanya lebih jernih daripada bagian–bagian lainnya dan
mengelilingi pusat.
Kendala
dalam menggunakan otolith
•Pada
ikan-ikan yang sudah tua.
Tanda
tersebut sangat berdempetan dan susah memisahkannya.
•Ikan
harus dibunuh.
Hal
ini sangat merugikan terlebih apabila populasi yang sedang diteliti sangat
kecil.
METODE
FREKUENSI PANJANG
•Mempelajari
umur ikan dengan metode frekuensi panjang (metode Petersen) bergantung kepada
sifat-sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan.
•Metode
yang dapat diterapkan secara luas di seluruh perairan, termasuk Indonesia.
Walaupun ada beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.
Dasar
:
•yaitu
melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada
individu-individu spesies ikan yang hidup di daerah tropis
•Umumnya
ikan mengadakan pemijahan setahun sekali di dalam jangka waktu yang relatif
pendek.
•Semua
anak ikan yang dilahirkan (menetas) hasil satu kali pemijahan tahun yang sama,
pertumbuhannya hampir seragam sehingga pada akhir tahun panjangnya dalam batas
kisaran tertentu tetapi distribusinya normal.
•Puncak dari distribusi normal itu dapat dibedakan
dengan puncak distribusi panjang ikan kelahiran hasil pemijahan tahun
sebelumnya.
•Biasanya,
puncak-puncak tersebut jelas bagi ikan-ikan yang berumur 1-4 tahun, sedangkan
bagi ikan–ikan yang berumur lebih dari 4 tahun puncak-puncaknya tidak nyata.
Hal ini disebabkan ikan karena ikan-ikan yang umurnya lebih tua lebih lambat
pertumbuhannya dibanding ikan-ikan yang lebih muda.
METODE
MARKING DAN TAGGING Tagging:
pemberian tanda (tanggal, nomer & kode-kode lain)berupa benda asing pada
tubuh ikan
Material
yang digunakan material yang tidak berkarat (plastik,perak dll)
Tempat:
rahang bawah,tulang operculum, di belakang sirip punggung, batang ekor
Hal-hal
yang perlu diperhatikan selama perlakuan pemberian tanda pada ikan :
1.
Tanda tidak berubah selama ikan itu hidup,
2.
Tidak mengganggu tingkah laku ikan sehingga mudah ditangkap oleh pemangsa,
3.
Tidak menyebabkan mudah tersangkut pada ganggang atau tanaman,
4.
Tanda tsb mudah dan murah dalam perolehannya,
5. Tepat
untuk tiap ukuran ikan dengan penyesuaian sesedikit mungkin,
6.
Mudah diterapkan pada ikan tanpa menggunakan zat pembius dan gangguan stress
diusahakan sesedikit mungkin,
7.
Cukup banyak variasi untuk membedakan kelompok ikan yang kecil perbedaannya,
8.
Tidak menyebabkan kesehatan ikan terganggu,
9.
Tidak berbahaya atau menyebabkan bahaya pada ikan sebagai ikan pangan,
10.
Tanda mudah dikenal oleh orang yang tidak mendapat latihan sekalipun
Marking:
pemberian tanda pada tubuh ikan bukan berupa benda asing. Tanda yang termasuk
ke dalam kategori ini ialah pemotongan sirip, pemberian lubang pada tutup
insang dan pemberian tatoo
Pada
waktu pemberian tag atau mark pada ikan bersisik, juga dilakukan pengambilan
sisik
PENULIS
Nasrullah
Bai Arifin, S.Pi., M.Sc
Dosen
FPIK Universitas Brawijaya
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya
Post a Comment for "Umur Ikan (Biologi Perikanan)"