1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
•
Seiring organisasi-organisasi tumbuh dan berkembang, ada dua hal yang terjadi.
Pertama posisi dan departemen-departemen baru ditambahkan untuk berurusan
dengan lingkunagn eksternal atau dengan kebutuhan-kebutuhan strategis yang
baru. Kedua para manajer senior harus menemukan jalan untuk memperlihatkan
semua departemen ini secara bersama-sama.
•
Rantai komando formal dan pengawasan yang dilakukan tetap efektif, tetapi tidak
cukup. Orgaisasi memerlukan sistem-sistem untuk memproses informasi dan
memungkinkan komunikasi di antara orang-orang dalam departemen-departemen yang
berbeda dan pada tingkat-tingkat yang berbeda.
•
Koordinasi (coordination) mengacu pada kualitas dari kolaborasi lintas
departemen. Tanpa koordinasi tangan kiri sebuah perusahaan tidak akan bertindak
dalam kesesuaian dengan tangan kanannya, menimbulkan masalah-masalah konflik.
Koordinasi dibutuhkan tanpa memandang apakah organisasi mempunyai sebuah
struktur fungsional, divisional, atau tim.
•
Dan rentang manajemen (span of management) merupakan jumlah karyawan yang
bertanggung jawab kepada supervisor. Kadang disebut dengan rentang pengawasan
(span of control), salah satu ciri dari struktur ini menentukan seberapa dekat
seorang supervisor dapat mengawasi bawahannya.
•
Tren yang asa di beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan ke arah
rentang pengawasan yang lebih lebar.
1.2 Tujuan
Penguasaan
materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai dasar koordinasi dan rentang
manajemen, akan dapat
•
Menjelaskan pentingnya koordinasi, kebutuhan akan koordinasi, dan teknik yang
digunakan pada pendekatan pencapaian koordinasi efektif
•
Menjelaskan pengertian rentang manajemen, jumlah ideal, dan faktor yang
mempengaruhi rentang manajemen
2. PENGERTIAN
KOORDINASI
•
Koordinasi (coordination) adalah proses pengitegrasian tujuan-tujuan
kegiatan-kegiatan pada sutuan-satuan yang terpisah (departemen atau
bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien.
•
Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan
pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar
kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan
•
Koordinasi (coordination) mengacu pada kualitas dari kolaborasi lintas
departemen. Tanpa koordinasi tangan kiri sebuah perusahaan tidak akan bertindak
dalam kesesuaian dengan tangan kanannya, menimbulkan masalah-masalah konflik.
Koordinasi dibutuhkan tanpa memandang apakah organisasi mempunyai sebuah
struktur fungsional, divisional, atau tim.
2.1 Mengapa
Koordinasi Penting?
•
Beberapa ahli berpendapat bahwa koordinasi itu merupaka fungsi dasar manajemen
G.R. Terry berpendapat bahwa masalah koordinasi merupakan hal yang akan
tercapai dengan sendirinya, jika POAC diterapkan dengan baik. Para ahli
sependapat bahwa koordinasi itu penting supaya semua tindakan ditujukan serta
memberikan sumbangannya kepada tujuan umum (laba) perusahaan.
•
Koordinasi itu penting dalam suatu organisasi, adalah:
1.
Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percecokan, dan kekembaran atau kekosongan
pekerjaan.
2.
Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian
tujuan pekerjaan.
3.
Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
4.
Supaya semua unsur manajemen (6M) dan pekerjaan masing-masing individu karyawan
harus membantu tercapainya tujuan organisasi.
5.
Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang
diinginkan.
2.2 Kebutuhan akan
Koordinasi
•
Kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi berbeda dalam kebutuhan
integrasi. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan
komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan
bermacam-macam satuan pelaksanaannya.
•
Derajat koordinasi yang tinggi ini sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak
rutin dan tidak dapat diperkiraan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah
serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga sangat dibutuhkan
bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.
•
Menurut James D. Thompson dalam Handoko (2000), ada tiga macam saling
ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi yaitu:
1.
Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence), bila satuan-satuan
tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan
harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan
untuk suatu hasil akhir.
2.
Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence), di mana
suatu organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan
yang lain dapat bekerja.
3.
Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependen), merupakan
hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
•
Ketiga hubungan saling ketergantungan ini dapat digambarkan seperti gambat
dibawah ini. Ketergantungan koordinasi saling ketergantungan yang menyatu lebih
besar dari macam saling ketergantungan yang lain:
Gambar 1. Jenis
Ketergantungan
3. PENDEKATAN
PENCAPAIAN KOORDINASI EFEKTIF
•
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung
tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar
ketidak pastian tugas yang dikoordinasikan, semakin membutuhkan informasi.
Koordinasi pada dasarnya merupakan tugas pemrosesan informasi.
•
Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu pertama,
hanya mempergunakan teknik-teknik manajer dasar: hirarki manajerial, rencana
dan tujuan sebagai pengarahan umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan
prosedur-prosedur. Organisasi yang relatif sederhana tidak memerlukan peralatan
koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut. Kedua yaitu menjadi diperlukan
bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi lebih saling tergantung dan lebih
luas dalam ukuran dan fungsi. Yang ketiga, di samping peningkatan koordinasi
potensial, mengurangi kebutuhan akan koordinasi. Dalam beberapa situasi adalah
tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat
dilakukan dengan penyediaan tambahan sumber daya-sumber daya untuk
satuan-satuan organisasi atau pengelompokan kembali satuan-satuan organisasi
agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
3.1 Pendekatan 1: Teknik Manajemen Dasar
•
Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen
vital manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Hirarki manajerial. Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang
formal, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas dapat menumbuhkan
integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan
yang tepat.
2.
Aturan dan prosedur. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
3.
Rencana dan penetapan tujuan. Pengembangan rencana dan tujuan dapat digunakan
untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi terhadap
sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu
lagi memroses seluruh informasi yang diperlukan untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan satuan-satuan organisasi.
3.2 Pendekatan 2: Meningkatkan Koordinasi
•
Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam
mekanisme-mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat
ditingkatkan dalam dua cara, vertikal dan menyamping (horizontal):
1.
Sistem informasi vertikal. Sistem informasi vertikal adalah peralatan melalui
mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat
terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah
dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan
operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi
perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
2.
Hubungan-hubungan lateral (horizontal). melalui pemotongan rantai perintah,
hubungan-hubungan lateral memberikan informasi dipertukarkan dan keputusan
dibuat pada tingkat hirarki di mana informasi yang dibutuhkan ada. Ada beberapa
hubungan lateral, yang dapat diperinci sebagai berikut:
a.
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi kerja.
b.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sehingga
mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c.
Panitnyadan satuan tugas. Panit biasanya diorganisasi secara formal dengan
pertemuan yang dijadwakan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk
masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian peranan-peranan, yang
dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu
produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan
perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyaikekuasaan menyetujui perumusan
anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini
diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada di atas tidak
secara efektif mengkoordinasi tugas tertentu.
f.
Organisasi matriks
3.3 Pendekatan 3:
Mengurangi Kegiatan Koordinasi
•
Bila mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar tidak mencukupi, koordinasi
potensial dapat ditingkatkan dengan penggunaan metoda-metoda di atas. Tetapi
kebutuhan akan koordinasi yang sangat besar dapat menyebabkan kelebihan beban
bahkan memperluas mekanisme-mekanisme pengkoordinasian.
•
Langkah yang paling konstruktif yang dapat diambil dalam menghadapi kasus ini
adalah mengurangi kebutuhan akan koordinasi. Ada dua metoda pengurangan
kebutuhan koordinasi, yaitu:
1.
Penciptaan sunber daya-sumber daya tambahan. Sumber daya-sumber daya tambahan
memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan
baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
2.
Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri. Teknik inimengurangi
kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri desrahi suatu tanggung jawab penuh
salah satu organisasi operasi (perusahaan).
4. RENTANG MANAJEMEN
4.1 Pengertian
Rentang Manajemen
•
Rentang manajemen (span of management) merupakan jumlah karyawan yang
bertanggung jawab kepada supervisor. Kadang disebut dengan rentang pengawasan
(span of control), salah satu ciri dari struktur ini menentukan seberapa dekat
seorang supervisor dapat mengawasi bawahannya.
•
Pandangan tradisional dari desain organisasi merekomendasikan rentang manajemen,
sekitar tujuh orang untuk tiap manajer. Namun, banyak organisasi yang ramping
saat ini memiliki rentang manajemen sebesar 30, 40, dan bahkan lebih banyak
lagi.
•
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Rentang manajemen
juga dapat berarti jumlah bawahan yang secara langsung memberikan laporan
kepada seorang manajer tertentu.
•
Rentang manajemen sering disebut dengan istilah-istilah span of control, span
of authority, span of attention, atau span of supervisioan.
•
Disini akan menggunakan istilah rentang manajemen disamping istilah yang paling
umum digunakan rentang kendali, karena “manajemen” lebih dapat menunjukkan
keleluasaan dan ruang lingkup fungsi pengawasan.
•
Rentang manajemen dan koordinasi adalah saling berhubungan erat; ada anggapan
bahwa semakin besar jumlah rentang semakin sulit untuk mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif. Tetapi hubungan tersebut tidak
semudah itu. Karena bila jumlah bawahan yang melapor ke setiap manajer lebih
banyak, organisasi henya membutuhkan sedikit manajer. Dengan sedikit pandangan
manajerial yang terlibat, para manajer mungkin mungkin akan lebih mudah
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan antar departemen.
•
Pembahasan tentang rentang manajemen dilakukan secara terperinci karena hal ini
adalah salah satu aspek pertama struktur organisasi yang mempengaruhi seorang
individu bila dia bergabung dengan suatu organisasi.
4.2 Jumlah Rentang
Manajemen Ideal
•
Ada dua alasan utama mengapa penetuan rentang yang tepat adalah penting.
Pertama, rentang manajemen, mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan
pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. Kedua, ada hubungan antara
rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi.
•
Meskipun para penulis manajemen bermaksud menemukan jumlah yang pasti, jumlah
rentang manajemen yang ideal, tetapi tidak ada jumlah yang mutlak dapat
ditentukan, karena hal ini bergantung pada banyak variabel, seperti besarnya
organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-kegiatan rutin, tingkatan
manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya.
•
Hanri Faloy dalam Handoko (2000),mengemukakan bahwa jumlah maksimum bawahan
yang dapat dikendalikan oleh pengawasan produksi dalam organisasi adalah 20
sampai 30 karyawan, sedangkan setiap kepala pengawas (superintenden) dapat
mengawasi hanya 3 atau 4 pengawas produksi. Ada pendapat lain yang menyatakan
bahwa jumlah rentangan adalah antara 3 sampai 8 bawahan dan sebagainya.
•
Disamping itu V.A. Graicunas dalam Handoko (2000), menyatakan bahwa dalam
memilih suatu rentangan, manajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan
suatu dengan satu secara langsung dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih.
Jadi, dengan tiga karyawan seorang manajer mempunyai hubungan dengan setiap
individu, dan dengan tiga kelompok yang berbeda, yaitu kombinasi dari setiap
dua karyawan, dengan kelompok yang terdiri dari ketiganya.
•
Pendekatan Graicunas ini menunjukkan kekompleksan tugas-tugas pengawasan
manajer, dan secara matematik hubungan-hubungan tersebut dapat dinyatakan
dengan rumus:
Dimana
R = jumlah hubungan, n = jumlah bawahan. Menurut rumusan ini, bila ada lima
bawahan akan ada 100 hubungan; bila ada sepuluh bawahan maka ada 5.210
hubungan.
•
Lyndall F. Urwick dalam Handoko (2000), menyimpulkan atas dasar rumusan
Graicunas, bahwa tidak ada eksekutif yang dapat mengendalikan secara lengsung
kerja lebih dari lima, atau paling banyak enam bawhan.
•
Jendral Ian Hamilton dalam Handoko (2000), berdasarkan pengalaman militernya
bahwa otak rata-rata manusia hanya memiliki ruang lingkup yang efektif dalam
penanganan dari tiga sampai enam otak manusia lainnya.
4.3 Rentang Manajemen
Lebar Versus Sempit
•
Rentang pengawasan rata-rata yang dipergunakan dalam organisasi menentukan
apakah strukturnya tinggi atau datar.
•
Struktur tinggi (tall structure) merupakan struktur manajemen yang memiliki
karakteristik rentang pengawasan manajemen yang sempit secara keseluruhan dan
tingkat hierarki yang relatif besar atau lebih banyak.
•
Struktur datar (flat structure) merupakan struktur manajemen yang memiliki
karakteristik rentang pengawasan manajemen yang luas secara keseluruhan dan
tingkat heirarki yang relatif kecil atau lebih sedikit.
•
Tren yang ada di beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan ke arah
rentang pengawasan yang lebih lebar sebagai cara untuk memfasilitasikan
delegasi.
•
Organisasi dengan meningkatkan jumlah karyawan mempunyai tiga pilihan: (1)
rentang manajemen naik, (2) hrarki tingkatan manajemen naik, atau (3) kombinasi
keduannya. Masing-masing piliahn mempunyai kelemahan dan kebaikan.
•
Alasan digunakannya rentang manajemen melebar (pilihan pertama) adalah bahwa
tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu
penyebaran informasi dari atas ke bawah. Lebih banyak jumlah tingkatan yang
harus dilalui informasi, lebih besar kemungkinan penyimpanan atao distorsi.
Penambahan tingkatan gaji menajerial. Rentang manajemen yang melebar berarti
penggunaan sumber daya manajer secara efisien.
•
Alasan digunakannya rentang manajemen yang manyempit (pilihan kedua) adalah
pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan meningkatkan dalam
organisasi-organisasi kecil daripada dalam organisasi-organisasi besar.
Penggunaan rentangan yang terlalu melebar berarti bahwa manajer tidak akan
dapat menjalankan fungsinya dengan efektif, dan mencurahkan perhatiannya kepada
seluruh bawahan secara perorangan. Koordinasi dan kooperasi berkembang baik,
karena setiap individu harus mengelola fungsi sendiri dan dengan bantuan
minimum dari atasan.
•
Besarnya organisasi dapat menjadikan variabel penting dalam penentuan rentangan
yang tepat. Juga, untuk beberapa tugas tertentu, seperti operasi produksi yang
berulang, rentangan yang menyempit akan menaikkan moral dan efisiensi. Tugas
lain seperti riset dan pengembangan, mungkin lebih baik ditangani melalui
rentang yang melebar.
4.2 Faktor Yang
Mempengaruhi Rentang manajemen
•
Rentang manajemen dapat sangat bervariasi dan sejumlah faktor berpengaruh
terhadap rentang, dan faktor-faktor yang dihubungkan dengan keterlibatan yang
lebih kecil dari supervisor sehingga memperbesar rentang pengawasan:
1.
Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan stabil dan rutin.
2.
Bawahan melakukan tugas yang hampir sama.
3.
Bawahan terkonsentrasi di satu lokasi
4.
Bawahan sangat terlatih dan tidak membutuhkan banyak arahan dalam melakukan
tugas.
5.
Peraturan dan prosedur dalam mendefinisikan tugas tersedia.
6.
Sistem pendukung dan SDM tersedia bagi manajer.
7.
Sedikit waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan tanpa pengawasan seperti
koordinasi dengan departemen lain atau perencanaan.
8.
Selera pribadi dan gaya manajer menukai rentang yang lebih besar.
•
Lockheed dan kelompoknya berusaha dalam mengembangkan suatu pendekatan yang
memperhitungkan segala kemungkinan (contingency approach) untuk mendapatkan
ukuran rentangan yang tepat bagi jabatan manajer tertentu. Pada dasarnya
faktor-faktor yang berpengaruh yang dipertimbangkan adalah:
1.
Kesamaan fungsi-fungsi: semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh
kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2.
Kedekatan geografis: semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara phisik,
rentangan semakin melebar.
3.
Tingkatan pengawasan langsunga yang dibutuhkan: semakin sedikit pengawasan yang
langsung yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4.
Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan: semakin berkurang koordinasi
yang dinutuhkan, rentangan semakin melebar.
5.
Perencanaan yang dibutuhkan manajer: semakin sedikit perencanaan yang
dibutuhkan semakin melebar.
6.
Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas: lebih banyak bantuan yang
diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan
pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.
•
Pedoman lainnya yang dapat dipakai untuk menentukan rentang manajemen mencakup
beberapa faktor yang berhubungan dengan situasi, bawahan dan atasan, secra
singkat dapat dijelaskan berikut ini:
1.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi. Rentang manajemen dapat relatif
melebar bila:
•
Pekerjaan bersifat rutin
•
Operasi-operasi stabil
•
Pekerjaan bawahan sejenis
•
Bawahan dapat bekerja tidak tergantung satu dangan yang lain
•
Prosedur-prosedur dan metoda-metoda dibuat secara baik dan telah diformalisasi
•
Pekerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi
2.
Faktor yang berhubungan dengan bawahan. Rentang manajemen dapat relatif melebar
bila:
•
Bawahan adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu
•
Bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan ketat
3.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan. Rentang manajemen dapat relatif
melebar bila:
•
Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi
•
Manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengawasan
•
Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan selama pengawasan dilaksanakan
•
Manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas daripada ketat
PENULIS
Dr.
Ir. Pudji Purwanti, MP
Mochammad
Fattah, S.Pi, M.Si
Dosen
Fpik Universitas Brawijaya
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
Fpik
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
REFERENSI
Darf,
Richard L. 2006. Manajemen Edisi 6 Buku 2. Salemba Empat: Jakarta
Handoko,
T. Hani. 2000. Manajemen Edisi 2. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta
Hasibuan,
Malayu S.P. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Bumi Aksara:
Bandung
PROPAGASI
A.
Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
B.
Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1.
Apa definisi dari koordinasi?
2.
Apa definisi dari rentang manajemen?
3.
Mengapa koordinasi itu sangat penting dalam suatu organisasi?
4.
Berapakah rentang manajemen yang sesuai dalam sebuah organisasi?
5.
Apa sajakah yang menjadi faktor yang mempengaruhi penentuan rentang manajemen?
C.
QUIZ -mutiple choice (Evaluasi)
D.
PROYEK (Eksplorasi entrepreneurship, penerapan topic bahasan pada dunia nyata)
Post a Comment for "Dasar Manajemen Koordinasi dan Rentang Manajemen"