1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Istilah
manajemen sumberdaya manusia–MSDM (Human Resource Management-HRM) mengarah pada
desain dan aplikasi sistem-sitem formal dalm sebuah organisasi untuk memastikan
penggunaan secara efektif dan efisien dari bakat manusia untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasional. Hal-hal untuk mencapai tujuan organisasional
tersibut meliputi akitivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menarik,
mengembangkan, dan memelihara angkatan kerja yang efektif. Lebih dari satu
dekade yang lalu, manajemen sumber daya manusia telah menanggalkan kesan
“personalia”-nya yang lama dan mendapatkan pengakuan sebagai pemain penting
dalam strategi korporasi. Manajemen
sumber daya manusia efektif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja
organisasional, termasuk produktivitas karyawan yang lebih tinggi, dan kinerja
finansial yang kuat. Personel sumber daya manusia dianggap sebagai pemain kunci
dalam tim manajemen. Organisasi-organisasi sekarang yang memiliki struktur
lebih datar sering kali mengharuskan manajer di seluruh organisasi untuk
berperan aktif dalam manajemen sumber daya manusia. Aktivitas-aktivitas yang
tadinya dijalankan oleh profesional-profesional MSDM, seperti merekrut dan
memilkih prosonel yang tepat, mengembangkan program pelatihan yang efektif,
atau menciptakan sistem penilaian kinerja yang baik, harus dapat dilakukan oleh
manajer-manajer di seluruh organisasi. Pendekatan strategis manajemen sumber
daya manusia mempunyai tiga elemen kunci, yaitu pertama, semua manajer adalah
manajer sumber daya manusia, kedua karyawan dilihat sebagi aset, dan ketiga
manajemen sumber daya manusia adalah sebuah proses penyesuaian.
1.2 Tujuan
Penguasaan
materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai dasar manajemen sumberdaya
manusia, akan dapat Menjelaskan peran stategis manajemen SDM, strategi
kompetitif SDM dalam membangun modal manusia, globalisasi, dan teknologi
informasi. Menjelaskan proses penyusunan personalia, perencanaan SDM, penarikan
dan seleksi personalia, pelatihan dan pengembangan, dan pemberian kompensasi
2. PERAN STRATEGIS
MANAJEMEN SDM
Pendekatan
strategis manajemen sumber daya manusia mempunyai tiga elemen kunci, yaitu
pertama, semua manajer adalah manajer sumber daya manusia, manajer-manajer lini
menggunakan survei, perencanaan karier, penilaian kinerja, dan kompensasi untuk
mendorong komitmen pada IBM. Kedua karyawan dilihat sebagi aset,
karyawan-karyawan bukan gedung-gedung dan mesin, yang memberikan sebuah
keunggulan kompetitif bagi perusahaan, bagaimana sebuah perusahaan mengatur
angkatan kerjanya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam
mempertahankan keberhasilan konpetitif dan ketiga manajemen sumber daya manusia
adalah sebuah proses penyesuaian, mengintegrasikan strategis dan tujuan
organisasi dengan pendekatan yang benar dari pengaturan sumber daya manusia
perusahaan. Beberapa isu-isu strategis masa kini yang menjadi perhatian khusus
para manajer meliputi upaya untuk menjadi lebih kompetitif secara global;
meningkatkan kualitas, produktivitas, dan pelayanan pelanggan; melaksanakan
merger dan akuisisi; serta menerapkan teknologi informasi baru untuk
e-business. Keseluruhan keputusan-keputusan strategis ini menentukan kebutuhan
perusahaan akan keterampilan dan karyawan yang sesuai. Aktivitas-aktivitas dan
tujuan MSDM tidak terletak dalam ruang kosong, tetapi dalam konteks isu-isu dan
faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh organisasi. Berikut ini akan
digambarkan tiga tujuan utama dari MSDM:
Gambar 1. Tujuan
Utama MSDM
Tiga
aktivitas luas dari SDM yang digambarkan diatas adalah untuk menarik sebuah
angkatan kerja yang efektif kepada organisasi, mengembangkanangkatan kerja
tersebut pada potensinya, dan memelihara angkatan kerja untuk jangka panjang.
Untuk mencapai tujuan-tujuan ini dibutuhkan keterampilan dalam perencanaan,
pelatihan, penilaian kerja, administrasi upah dan gaji, program tunjangan kerja
lainnya, dan bahkan pemutusan hubungan kerja.
3. STRATEGI
KOMPETITIF SDM
MSDM
berkontribusi langsung pada hal yang mendasar melalui apresiasinya bahwa aset
manusia dari organisasilah, yaitu orang-orangnya, yang berhasil atau gagal
untuk memenuhi tujuan-tujuan strategis. Untuk menjaga daya saing perusahaan,
MSDM telah berubah dalam tiga hal pokok: berfokus pada pembangunan modal
manusia,; mengembangkan strategi-strategi SDM global; dan menggunakan teknologi
informasi.
3.1.Membangun modal
manusia
Modal
manusia (human capital) adalah nilai ekonomis dari pengetahuan, pengalaman,
keterampilan, dan kemampuan dari karyawan. Untuk mambangaun modal manusia, MSDM
mengembangkan strategi-strategi untuk memastikan banhwa angakatan kerja
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang unggul. Ini berarti menemukan dan
merekrut bakat-bakat terbaik, meningkatkan keterampilan dan penegtahuan mereka
dengan program-program pelatihan dan kesempatan untuk perkembangan pribadi dan
profesional, serta menyediakan kompensasi dan imbalan kerja yang meningkatkan
upaya untuk berbagi pengetahuan dan memberikan penghargaan yang pantas kepada
orang-orang atas kontribusi mereka bagi organisasi. MSDM juga membantu
menciptakan sebuah lingkungan yang memberikan dorongan bagi orang-orang sangat
berbakat untuk tetap tinggal di perusahaan.
3.2.Globalisasi
Isu
lain untuk organisasi-organisasi saat ini adalah bersaing secara global, yang
memberikan tantangan baru yang sangat besar untuk MSDM. Bahwa tantangan
terbesar untuk MSDM adalah pengembangan dan pelatihan kepemimpinan untuk area
internaional. Perusahaan disemua industri melaporkan adanya kebutuhan yang
meningkat akan pemimpin global yang cakap, orang-orang yang tidak hanya
mempunyai kemampuan memimpin yang baik tetapi juga dapat mengatasi batas0batas
geografis dan budaya. Departemen-departemen MSDM telah sibuk mengembangkan
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk merekrut dan melatih
orang-orang untuk kepemimpinan global. Selain itu, MSDM bertanggung jawab atas
rekrutmen, pelatihan, dan manajemen kinerja dari karyawan-karyawan yang akan bekerja
menlintasi batas-batas geografis, teknis, dan budaya untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya. Keberhasilan dalam strategi-strategi bisnis global sangat
erat hubungannya dengan efektivitas strategi-strategi global SDM dari
organisasi.
3.3. Teknologi
Informasi
Sistem
informasi sumber daya manusia (human resource information system) adalah sistem
komputer terintegrasi yang didesain untuk menyediakan data dan informasi yang
dipergunakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan SDM. Penggunaanya yang
paling mendasar adalah dalam otomatisasi daftar gaji dan aktivitas-aktivitas
manfaat. Program-program peranti lunak baru dan penyedia layanan sumber daya
manusia berbasis Web seperti ManCom Team Inc. (www.mancom.com), bahkan telah
memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mengotomatisasi hampir seluruh fungsi
sumber daya manusia, dari merekrut dan mempekerjakan, orientasi dan pelatihan,
sampai administrasi daftar gaji dan imbalan kerja lainnya. Hal ini menghemat
waktu dan uang serta membebaskan staf SDM dari pekerjaan-pekerjaan rutin
sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi pada isu-isu strategis.
4. PENYUSUNAN
PERSONALIA
Penyusunan
personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaaan dengan pemikiran,
penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Pada
bab ini akan membahas tentang bagaimana organisasi menentukan kebutuhan sumber
daya manusia sekarang dan diwaktu yang akan datang, bagaimana manajer menarik
dan menyeleksi orang-orang dengan kemampuan potensial apling baik untuk setiap
posisi, bagaimana manajer memberikan latihan agar mereka malaksanakan pekerjaan
dengan efektif; dan akhirnya, macam program pengembangan yang paling baik bagi
orgaisasi. Kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugas
kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering
ditempatkan sebaia bagian dari fungsi pengarahan. Tetapi fungsi ini berhubungan
erat dengan fungsi pengorganisasian, di mana pengorganisasian mempersiapkan
“kedaraan”-nya dan penyusunan personalia mengisi “pengemudi”-nya yang sesuai
dengan posisi kerja yang ada., Fungsi personalia harus dilaksanakan oleh semua
manajer, baik mereka mengelola perusahaan besar ataupun menjadi pemilik
perusahaan kecil.
4.1 Proses Penyusunan Personalia
Proses
penyusunan personalia (staffing process) dapat dipandang sebagai rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan
personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat
dan pada waktu yang tepat.
Fungsi
ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan yang berbeda. pertama, lingkungan
eksternal yang meliputi seluruh faktor di luar organisasi yang secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhinya, dan kedua, lingkungan internal, yang terdiri
dari unsur-unsur didalam organisasi. Langkah-langkah proses ini mencakup: 1. Perencanaan
sumber daya manusia, yang dirancang untuk menjamin kegiatan dan pemenuhan kebutuhan
personalia organisasi. 2. Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon
personalia segaris dengan rencana sumber daya manusia. 3. Seleksi, mancakup
penilaian dan pemilihan di antara calon-calon personalia. 4. Pebgenalan dan
orientasi, yang dirancang untuk membantu
individu-individu yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam
organisasi.
5.
Latihan dan pengembangan, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan
perseorangan dan kelompok untuk mendorong efektivitas organisasi. 6. Penilaian
pelaksanaan kerja, dilakukan dengan membandingkan antara pelaksanaan kerja
perorangan dan standar-standar atau tujuan-tujuan yang dikembangkan bagi posisi
tersebut. 7. Pemberian bakas jasa
dan penghargaan, yang disediakan bagi keryawan sebagai kompensasi pelaksanaan
kerja dan sebagai motivasi bagi pelaksanaan di waktu yang akan datang. 8. Perencanaan
dan pengembangan karier, yang mencakup transter (promosi, demosi atau lateral),
penugasan kembali, pemecatan, pemberian, pemberhentian atau pensiun. Perencanaan
personalia mencakup semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menyediakan tipe dan
jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga
bagian perencanaan personalia: (1) penetuan jabatan-jabatan yang harus diisi,
kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan
berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan; (2) pemahaman pasar tenaga kerja di
mana karyawan potensial ada; dan (3) pertimbangan kondisi permintaan dan
penawaran karyawan.
4.2 Perencanaan SDM
Perencanaan
sumber daya manusia (human resource planning) adalah peramalan akan kebutuhan
sumber daya manusia dan perhitungan kesesuaian antara individu-individudan
lowongan yang diharapkan. Perencanaan sumber daya manusia dimulai dari beberapa
pertanyaan: 1. Apakah teknologi ynag sedang muncul, dan bagaimana hal ini akan
mempengaruhi sistem kerja? 2. Seberapa besarkah volume bisnis tersebut dalam liam
atau sepuluh tahun ke depan? 3. Berapa besar tingkat pergantian, dan kalau
bisa, sberapa besar yang dapat dihindari? Jabawan pada pertanyaan-pertanyaan
ini digunakan untuk memformulasikan pertanyaan-pertanyaan spesifik berkenaan
dengan aktivitas-aktivitas SDM seperti berikut: 1. berapa banyak senior yang
kita butuhkan selama periode waktu ini? 2. Insinyur-insinyur jenis apakan yang
kita butuhkan dan berapa banyak? 3. Adakah orang-orang dengan keahlian komputer
yang menandai untuk memenuhi kebutuhan kita? 4. Berapa banyak personel
administratif-teknisi, spesialis IT yang kita butuhkan untuk mendukung manajer-manajer
dan insinyur-insinyur tambahan? 5. Dapatkan kita menggunakan pekerja-pekerja
temporer, kontijensi, atau virtual untuk mengganti tugas-tugas tetentu? Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu mendefinisikan arah dari strategi
MSDM organisasi. Dengan mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan MSDM di masa depan,
organisasi dapat mempersiapkan diri untuk memenuhi tantangan dalam persaingan
secara lebih efektif dibandingkan dengan organisasi-organisasi yang bereaksi
hanya pada masalah yang muncul. Satu penerapan paling sukses dalam perencanaan
sumber daya mausia adalah pengembangan sebuah sistem delapan dari Tennessee
Valley Authority (TVA). TVA menciptakan sebuah rencana delapan langkah yang
menilai kebutuhan-kebutuhan SDM di masa depan dan menformulasikan
tindakan-tindakan untuk memenuhi kenutuhan-kebutuhan yang ada. Langkah tersebut
antara lain: 1. Meletakkan dasar kerja untuk penerapan lebih lanjut dari
program tersebut dengan menciptakan tim-tim perencana dan pengawasan dala
setiap unit bisnis 2. Melibatkan penilaian proses-proses dan fungsi-fungsi yang
dapat diukur berdasarkan standar-standar tertentu 3. Melibatkan proyeksi
keterampilan-keterampilan dan jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk meraih
tujuan-tujuan dalam setiap unit bisnis 4. Melibatkan proyeksi dari jumlah
karyawan yang ada terhadap “perencanaan masa depan” tanpa mempekerjakan
orang-orang baru dengan memperyinbangkan pengurangan staf melalui kematian,
pensiun, pengunduran diri, dan seterusnya 5. Pembandingan antara penawaran dan
permintaan memberikan “kesenjanagn maa depan” atau “keadaan surplus” 6. Mengembangkan
strategi-strategi dan rencana operasional 7. Melibatkan komunikasi rencana-rencana
tindakan kepada karyawan 8. Untuk secara berkala mengevaluasi dan memperbarui
rencana-rencana jika terjadi perubahan pada kebutuhan organisasi
4.2.1. Penentuan
kebutuhan jabatan
Penentuan
spesifikasi jabatan. Melalui penguunaan suatu proses yang disebut analisa
abatan (job analysis), perusahaan menentukan keterampilan-keterampilan,
tanggung jawab, pengetahuan, wewenang, lingkungan dan antar hubungan yang
terlibat dalam setiap setiap jabatan. Hasil analisa jabatan ini berupa
deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Deskripsi jabatan adalah
pernyataan-pernyataan tertulis yang meliputi tugas-tugas, wewenang, tanggung
jawab dan hubungan-hubungan lini (baik ke atas maupun ke bawah). Sedangkan
spesifikasi jabatan merupakan penyataan-pernyataan tertulis yang menunjukkan
kualitas minimum karyawan yang dapat diterima agar mampu menjalankan suatu
jabatan dengan baik. Spesifikasi jabatan berisi identifikasi jabatan,
kondisi-kondisi pekerjaan suatu jabatan, dan yang diperlukan bagi seseorang
untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan sukses. Penyusunan personalia
organisasi, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Penentuan
tujuan dan rencana. Langkah berikutnya adalah memutuskan kemana organisasi akan
berjalan. Apa rencana pelaksanaan? Apa produk-produk baru yang akan diperkenalkan?
Jawaban-jawabannya akan mempengaruhi jumlah dan jenis karyawan yang akan
ditarik. Penentuan kebutuhan personalia keseluruhan.kemudian, harus diputuskan.
Jumlah keseluruhan karyawan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan,
dan berbagai keterampilan serta kemampuan yang disyaratkan. Oleh sebab itu,
kenutuhan personalia perusahaan keseluruhan harus diperkirakan dalam hal
spesialisasi pekerjaan, keterampilan jabatan, karakteristik personalia dan jumlah
karyawan yang dibutuhkan. 3. Penentuan jumlah personalia sekarang.setelah
jumlah karyawan di masa mendatang diketahui, manajemen harus melihat jumlah
orang yangtelah tersedia dan dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Pemahaman akan “persediaan” personalia yang memenuhi persyaratan, memungkinkan
manajemen untuk menyelaraskannya dengan jumlah personalia keseluruhan yang
dibutuhkan. ‘persediaan” ini mamberikan pandangan menyeluruh tentang kekuatan
kerja sekarang. 4. Penentuan kebutuhan personalia bersih. Persediaan (selisih)
antara kebutuhan karyawan keseluruhan dan “persediaan” sekarang adalah
kebutuhan bersih akan personalia yang harus dipenuhi melalui penarikan.
Walaupun kebutuhan bersih adalah telah menyangkut jumlah karyawan yang
dibutuhkan, faktor-faktor lain seperti pengalaman, umur, jenis kelamin,
perkiraan jumlah pensiun, terminasi, dan transfer harus dipertimbangkan. 5. Penetapan
program kegiatan. Manajemen dapat berbagai jenis program kegiatan untuk menarik
dan memilih (melakukan seleksi) para karyawan setelah diketahui jumlah
kebutuhan bersih akan karyawan baru. Suatu program kegiatan mencakup semua
fungsi-fungsi personalia yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan personalia
dan tujuan perusahaan, termasuk penarikan, selaksi, pengembangan, pemeliharaan,
dan pemberian balas jasa personalia.
4.2.2. Pengembangan
sumber-sumber penawaran personalia
Pada
umumnya, semakin besar dan banyak sumber-sumber penawaran, semakin besar
kemungkinan bagi perusahaan untuk menemukan personalia dengan kualitas yang
dibutuhkan. Sebagaian besar menajer-manajer efektif yang menyadari hal ini,
mengembangkan dan memelihara berbagai sumber penawaran yang berbada. Pada
kenyataannya , ada dua kelompok sumber dari mana karyawan dapat ditarik untuk
mengatasi suatu jabatan tertentu dari dalam organisasi dari luar. Manajer lebih
menyukai untuk menggunakan sumber internal karena hal ini akan dapat memotivasi
personalia sekarang. Tetapi, bagaimanapun juga perusahaan memerlukanpenemuan
orang yang tepat untuk memenuhi suatu kebutuhan jabatan dari semua eksternal.
Banyak organisasi menggunakan kombinasi dari kedua sumber yang ada. Ada tiga
sumber internal, yaitu melalui 1) penataran (upgrading), di mana para karyawan
yang memegang posisi sekarang dididik, dilatih, atau dikembangkan untuk
melaksanakan pekerjaan lebih baik sesuai permintaan keadaan tertentu; 2)
pemindahan (transfering) karyawan dari posisi yang kurang disenangi dalam
organisasi ke posisi lain yang lebih memuaskan kebutuhannya; 3) pengangkatan
(promoting) karyawan dari tingkat jabatan lebih rendah ke tingkat jabatan yang
lebih tinggi. Sumber-sumber eksternal karyawan yang digunakan tergantung pada
jabatan yang akan diisi, jenis tenaga kerja yang diinginkan dan kondisi
ekonomi. Sumber-sumber eksternal antara lain adri lamaran-lamaran pribadi, organisasi
karyawan, kantor-kantor penempatan tenaga kerja, sekolah-sekolah, para pesaing,
serta migrasi dan immigrasi. Banyak perusahaan yang juga menggunakan karyawan
lepas (part time). Metoda ini terutama berguna untuk pekerjaan klerikal,
penjaga keamanan dan pemeliharaan, di mana karyawan dengan spesialisasi
tertentu dapat ditarik bilamana diperlukan.
4.3.Penarikan dan
seleksi personalia
Setelah
ditentukan kebutuhan personalia organisasi baik mutu/ jenis maupun jumlahnya,
maka langkah selanjutnya adalah penarikan dan perolehan karyawan-karyawan
tersebut dari sumber dalam perusahaan sendiri atau dari sumber kuar perusahaan.
Kemudian, organisasi melakukan seleksi terhadap para calon karyawan yang
tersedia dari hasil penarikan
4.3.1. Penarikan
personalia
Penarikan
(recruitment) berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan
potensi yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Penarikan
menyangkut usaha untuk memperoleh karyawan dalm jumlah yang tepat dengan
kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan-jabatan yang
tersedia. Metoda-metoda yang digunakan untuk merarik personalia bervarias
dengan perbedaan karyawan, dalam lokasi yang berbeda. Banyak manajer
menggunakan secara pasif para pelamar yang datang kepadanya. Banyak manajer
lainnya mempergunakan pendekatan lebih agrisif dalam pencarian karyawan
potensial. Metoda tersebut meliputi: pengiklanan, leasing (penggunaan tenaga
honorrer), rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja (employee feferrals),
penarikan lewat lembaga-lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja,
serikat buruh dan penggunaan kompputer.
4.3.2. Seleksi
personalis
Seleksi
merupakan pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan
potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu. Dalam teori, seleksi
tampak sederhana. Tetapi sebenarnya seleksi tidak sesederhana itu dalam
praktek. Seleksi lebih rumit dari apa yang dibandingkan. Prestasi masa lalu
masih merupakan petunjuk paling baik bagi prestasi di masa mendatang. Apa yang
telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu, seperti ditunjukkan oleh
laporan-laporan sekolah, pengalaman kerja dan kegiatan-kegiatan di luar
kurikulum, adalah predikator paling baik tentang apa yang kemungkinan akan
dilakukan di waktu yang akan datang. Pemilihan karyawan yan “tepat” untuk
jabatan yang “ tepat” akan sangat membantu kemajuan organisasi. Langkah-langkah
dalm prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah: 1. Wawancara pendahuluan 2. Pengumpulan
data-data pribadi (biografis) 3. Pengujian (testing) 4. Wawancara yang lebih
mendalam 5. Pemeriksaan referensi-referensi prestasi 6. Pemeriksaan kesehatan 7.
Keputusan pribadi 8. Orientasi jabatan
4.4.Pelatihan dan
Pengembangan
Karyawan-karyawan
baru biasanya telah mempunyai pendidikan dan latihan dasar yang dibutuhkan.
Mereka adalah produk dari suatu sistem pendidikan dan pengalaman yang telah
memberikan kepada mereka suatu tingkat kemampuan dan kecakapan tertentu. Para
manajer mulai dengan tingkat kemampuan dan kecakapan karyawan sekarang dan atas
dasar hal tersebut membuat karyawan menjadi lebih produktif. Tujuan latihan dan
pemngembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja karyawan
dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Peningkatan efektivitas
kerja dapat dilakukan dengan latihan (training) dan/atau pengembangan
(development). Latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan pekerjaan tertentu
, terperinsi dan rutin Pengembangan mampunyai ruang lingkup lebih luas dalam
pengembangan dan peningkatan kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian. Pengembangan
karyawan adalah penting bagi individu maupun organisasi, dan bahkan bagi negar.
Dengan pertumbuhan dan perkembangan organisasi, orang-orang didalamnya juga
harus dikembangkan dan ditingkatkan. Pengembangan dibutuhkan untuk menyesuaikan
diri dengan kemajuan teknologi. Pengembangan juga dapat meningkatkan kepuasan
kerja karyawan. Bila karyawan lebih terlatih, terdidik dan lebih ahli, mereka
mempunyai perasaan berguna dan percaya diri lebih besar. Mereka juga berniali
di hadapan rekannya dan masyarakat Ada banyak metoda yang dapat digunakan bagi
pengembangan karyawan. Tetapi pada umumnya karyawan dikembangkan denagn metoda
“on the job” dan ‘ off the job”. Metoda “on the job” yang biasanya yang
digunakan adalah 1) Coaching di mana atasan memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan rutin mereka, 2) planned progression
atau pemindahan karyawan dalam saluran-saluran yang ditentukan malalui
tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda, 3) rotasi jabatan atau pemindahan
karyawan melalui jabatan-jabatan yang bermacam-macam dan berbeda-beda, 4) penugasan
sementara, di mana bawahan ditempatkan pada posisi manajemen tertentu untuk
jangka waktu yang ditetapkan dan 5) sistem-sitem penilaian prestasi formal. Metoda
“off the job” dilakukan dengan 1) program-program pengembangan eksekutif di
universitas-universitas atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya, di mana para
manajer berpartisipasi dalam program-program yang dibuka untuk umum melalui
pengguunaan analisa kasus, simulasi dan metoda-metoda pengajaran lainnya, 2)
latihan laboraturium, di mana seseorang belajar menjadi lebih sensitif (peka)
terhadap orang lain, lingkungan, dan sebagainya, dan 3) pengembangan
organisasi, yang menekankan perubahan, pertumbuhan, dan pengembangan
keseluruhan organisasi.
4.5. Pemberian
kompensasi
Kompensasi
adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa
untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan
di waktu yang akan datang. Kompensasi adalah sangat penting bagi karyawan
sebagai individu karena upah merupakan suatu ukuran nilai atau karya mereka di
antara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat pendapatan
absolut karyawan akan menentukan skala kehidupannya, dan pendapatan relatif
mereka menunjukkan status, martabat, dan harganya. Kompensasi juga penting bagi
organisasi, karena jumlah pembayaran kepada karyawan dalam bentuk pengupahan
dan balas jasa lainnya sering merupakan komponen-komponen biaya yang paling
besar dan penting. Kompensasi mempunyai dampak terhadap perekonomian. Pendapatan
karyawan adalah bagian terbesar dari daya belinya yang digunakan untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa hasil produksi perusahaan-perusahaan. Di dalam
pemberian kompensasi manajemen perlu memperhatikan prinsip keadilan. Pada
umumnya karyawan akan meneriman perbedaan-perbedaan pengupahan yang berdasarkan
perbedaan tanggung jawab, kemampuan, pengetahuan, produktivitas, “on-job” atau
kegiatan-kegiatan manajerial. Kebijaksanaan-kebijaksanaan dan praktek-praktek
manajemen ditentukan oelh interaksi dari tiga faktor, yaitu: 1. Kesediaan
membayar. Adalah bukan merupakn pernyataan yangberlebihan untuk menyatakan
bahwa para manajer sebenarnya ingin membayar upah dengan secara adil. Manajer
perlu mendorong para karyawan untuk meningkatkan keluaran mereka agar upah dan
gaji yang lebih tinggi dapat dibayarkan. 2. Kemampuan mabayar. Tanpa
memperhatikan semua faktor lainnya, dalam jangka panjang realisasi pemberian
kompensasi akan tergantung pada kemampuan mebayar dari perusahaan. Penurunan
produktivitas karyawan dan inflasi akan mempengaruhi pendapatan nyata karyawan.
3. Persyaratan-persyaratan pembayaran. Dalam jangka pendek, pengupahan dan
penggajian sangat tergantung pada tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah,
organisasi karyawan (serikat buruh) kondisi permintaan dan penawaran tenaga
kerja (colective bargaining) dan para pesaing. Bentuk-bentuk pembayaran, antara
lain: 1. Banyak karyawan yang dibayar (dalam kas) pada setiap akhir hari kerja
berdasarkan jumlah jam kerja. 2. Dibayarkan berdasarkan jam kerja yang diterima
pada akhir minggu, bentuk pembayaran ini disebut upah harian. 3. Pembayaran
lain yaitu dalam bentuk gaji tetap setiap minggu, bulan, tahun. 4. Bentuk upah
insebtif (seperti bonus dan komisi) banyak dipakai pada karyawan bagian
produksi dan penjualan. 5. Bentuk lain yaitu rencana pembagian laba (profit
sharing plan), di mana karyawan menerima sejumlah prosentase tertentu dari laba
perusahaan sebagai pendapatan ekstra. Dalam bidang manajemen yang paling
penting adalah pemeliharaan kesehatan dan keamanan karyawan. Hal tersebut
sabgat perlu diberikan karyawan, untuk memberi rasa kondisi kerja yang lebih
sehat dan lebih aman serta menjadi lebih bertanggung jawab atas
kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami
tingkat kecelakaan tinggi. Program ini dilaksankan dengan penyediaan dokter dan
klinik perusahaan, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, pelaksanaan
kegiatan-kegiatan pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat pengamanan.
PENULIS
Dr.
Ir. Pudji Purwanti, MP
Mochammad
Fattah, S.Pi, M.Si
Dosen
Fpik Universitas Brawijaya
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
Fpik
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
REFERENSI
Darf,
Richard L. 2006. Manajemen Edisi 6 Buku 2. Salemba Empat: Jakarta
Handoko,
T. Hani. 2000. Manajemen Edisi 2. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta
PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical
dan Horizontal)
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1.
Apa yang dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia?
2.
Bagaimana peran manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau
perusahaan?
3.
Sebutkan langkah dari proses penentuan personalia dalam organisasi?
4.
Apa yang dimaksud dengan kompensasi?
5.
Sebutkan kompensasi apa saja yang diberikan oleh sebuah perusahaan kepada para
pekerjanya?
C. QUIZ -mutiple choice (Evaluasi)
D. PROYEK (Eksplorasi entrepreneurship,
penerapan topic bahasan pada dunia nyata)
Post a Comment for "Dasar Manajemen Penyusunan Personalia Manajemen Sumberdaya Manusia"