1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
•
Revolusi industri pada abad ke 19 menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu
pendekatan manajemen yang sistematik, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
tersebut para teoritis mengembangkan manajemen.
•
Teori membantu manajer untuk memutuskan yang harus dilakukan sehingga efektif
dalam menjalankan fungsinya. Tanpa suatu teori, maka pembahasan hanya menjadi
intuisi, dugaan atau harapan yang akan membatasi penggunaannya dalam organisasi
yang semakin kompleks.
Tabel 1. Sejarah
Perkembangan Manajemen
•
Perkembangan awal teori manajemen adalah tokoh Robert Owen dan Charles Babbage.
Robert Owen (1771-1858) sebagai manajer pabrik pemintalan di New Lanark
Skotlandia memberikan pemikiran bahwa unsur manusia penting dalam suatu
produksi. Sehingga memperbaiki kondisi kerja yang meliputi : hari kerja
standar, usia kerja, perumahan karyawan, dan mengoperasikan toko perusahaan
dengan harga jual barang yang murah. Charles Babbage (1792-1871) menganjurkan
prisnip pembagian kerja melalui spesialisasi. Kontribusi Babbage yang lain
adalah membuat alat hitung (kalkulator) mekanis pertama, mengembangkan program
permainan untuk komputer, pembagian keuntungan, kerjasama yang menguntungkan
dalam manajemen.
•
Manajemen ilmiah memikirkan cara meningkatkan produktivitas dari pabrik dan
pekerja. Teori organisasi klasik memberikan pemikiran untuk pedoman pengelolaan
organisasi. Setelah itu hubungan manusiawi melengkapi teori organisasi klasik
dari pandangan sosiologi dan psikologi. Aliran manajemen modern mempermudah
manajer dalam melaksanakan manajemen melalui pendekatan perilaku organisasi dan
riset operasi.
1.2 Tujuan
Penguasaan
materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan sejarah teori
manajemen, akan dapat
•
Menjelaskan sejarah perkembangan teori manajemen
•
Menjelaskan teori-teori dari masing-masing aliran manajemen
1.2 Definisi
•
Teori adalah perspektif yang digunakan oleh manusia untuk membuat dunia
pengalamannya masuk akal. Secara formal, sebuah teori adalah sekelompok asumsi
yang erat berkaitan, dikemukakan untuk menjelaskan hubungan antara dua fakta
atau lebih yang dapat diamati.
2. Aliran Manajemen
Ilmiah
•
Pada awal abad kedua puluh kebutuhan peningkatan produktivitas dalam suatu
pekerjaan karena kurangnya tenaga kerja yang terampil. Cara meningkatkan produktifitas
tersebut melalui meningkatkan efisiensi para pekerja.
•
Tokoh yang memikirkan permasalahan kebutuhan tersebut adalah Frederick W.
Taylor, Henry L. Gantt, Frank, dan Lilian Gillberth. Teori yang dihasilkan
dikenal sebagai Teori Manajemen Ilmiah
•
Teori Frederick W. Taylor (1856-1915) menghasilkan empat prinsip dasar sebagai
berikut :
a)
Penentuan metode terbaik dalam melaksanakan tugas
b)
Seleksi secara ilmiah terhadap pekerjaan sehingga dapat menyelesaikan tugas
sesuai dengan kemampuannya
c)
Pendidikan dan pengembangan ilmiah tenaga kerja
d)
Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja
Taylor
melaksanakan studi waktu lini produksi dengan menganalisis dan mengukur waktu
gerakan pekerja baja. Metode yang dilakukan adalah membagi pekerjaan menjadi
komponen-komponen dan menggunakan cara yang tercepat dengan material serta
peralatan yang dibawa untuk melaksanakan setiap komponen tersebut. Selain itu
Taylor merekomendasikan agar pemilik usaha memberikan upah yang lebih tinggi
dengan perhitungan ilmiah sehingga pekerja lebih produktif yang disebut sebagai
sistem tarif berbeda.
Kontribusi
dari studi ini adalah menghasilkan produksi yang lebih cepat, sehingga banyak
yang menerapkan dalam organisasi non-industri, jasa makanan siap sajidan pelatihan
dokter bedah. Keterbatasan metode Taylor adalah menggunakan fisik secara paksa
dan penekanan terhadap peningkatan produktivitas.
•
Harrington Emerson (1853-1931), menggemukakan bahwa pemborosan dan ketidak
efisienan dalam industri merupakan masalah yang harus diselesaikan dengan 12
(dua belas) prinsip efisiensi, yaitu :
1.
Perumusan tujuan yang jelas
2.
Kegiatan yang realistis
3.
Kecakapan staf
4.
Disiplin
5.
Keadilan balas jasa
6.
Laporan yang terpercaya, cepat, akurat dan tidak berubah dalam hal sistem
informasi dan akuntasi.
7.
Pemberian perintah
8.
Standar dan penjadwalan
9.
Standarisasi kondisi
10.
Standarisasi operasi
11.
Standar instruksi praktis
12.
Efisiensi balas jasa (perencanaan insentif)
•
Henry L. Gantt (1861-19-19) mempertimbangkan sistem insentif dari Taylor karena
dianggap memberikan dampak motivasional terlalu kecil. Gantt memberikan
pemikiran agar setiap pekerja yang dapat menyelesaikan tugas diberikan bonus.
Cara penilaian kemajuan pekerja dinilai secara terbuka dan dicatat pada bagan
balok individu apabila mencapai standar. Gantt merupakan pelopor sistem
pencatatan dengan bagan untuk jadwal produksi yang disebut bagan gantt. Tahun
1920-an bagan ini digunakan di Jepang, Spanyol, dan Uni Soviet. Bagan tersebut
dikembangkan untuk membantu perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian
organisasi yang kompleks, meliputi : Du Pont mengembangkan Critical Path Method
(CPM) dan Angkatan Laut mengembangkan Program Evaluation and Review Technique
(PERT). Sedangkan aplikasi kreatif dari Bagan Gantt adalah Lotus 1-2-3.
•
Frank B. dan Lilian M. Gilberth (1868-1924 dan 1878-1972) sebagai suami dan
istri memberikan pemikiran dengan fokus mempelajari pada gerakan dan kelelahan.
Konsep mereka berikan adalah setiap gerakan yang dihilangkan dapat mengurangi
kelelahan dari pekerja.
3. Aliran Teori
Organisasi Klasik
•
Henri Fayol (1841-1925) diakui sebagai penemu aliran manajemen klasik karena
sebagai orang pertama yang membuat sistematik dari tingkah laku manajemen.
Fayol meyakinkan bahwa manajemen adalah suatu ketrampilan dan dapat diajarkan,
bukan pemikiran sebelumnya yang menganggap “manajer dilahirkan, bukan
dibentuk”. Pemikiaran Fayol adalah 14 Prinsip, sebagai berikut :
1)
Pembagian Tugas, tugas akan lebih efisien apabila terdapat spesialisasi dalam
pekerjaan.
2)
Wewenang, manajer selalu memberikan perintah dalam penyelesaian pekerjaan.
3)
Disiplin, setiap anggota harus mematuhi peraturan dan persetujuan yang berlaku.
4)
Kesatuan Komando, instruksi diperoleh dari satu orang untuk menghindari
konflik.
5)
Kesatuan Dalam Pengarahan, organisasi diarahkan oleh satu orang manajer dengan
menggunakan satu rencana.
6)
Kepentingan Individual Dibawah Kepentingan Umum, mendahulukan kepentingan organisasi
diatas kepentingan individu.
7)
Imbalan, keadilan dalam pemberian kompensasi sebagai penghargaan.
8)
Sentralisasi, mengurangi peran bawahan dalam pembuatan keputusan.
9)
Hirarki, tingkatan yang menunjukan garis wewenang dalam organisasi.
10)
Susunan, penempatan material dan orang harus pada tempat dan waktu yang tepat
dalam menjalankan organisasi
11)
Keadilan, manajer adil terhadap bawahan dalam melaksanakan organisasi.
12)
Stabilitas Staf, perputaran tenaga kerja yang terlalu tinggi mengakibatkan
ketidakstabilan dalam menjalankan fungsi-fungsi organisasi.
13)
Inisiatif, bawahan diberikan kebebasan dalam melaksanakan rencana.
14)
Semangat Korps, memberikan rasa kesatuan/ semangat tim dalam organisasi.
•
James D. Mooney mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih,
orang yang bersatu untuk mencapai tujuan tertentu. Empat kaidah dalam merancang
organisasi adalah
1)
Koordinasi, terdapat syarat wewenang, saling memberikan pelayanan, perumusan
tujuan dan disiplin.
2)
Prinsip Skalar, tercermin dari kepemimpinan, delegasi, dan definsi fungsional
3)
Prinsip Fungsional, perbedaan tugas sesuai dengan fungsinya
4)
Prinsip Staf, kejelasan antara staf dan lini
•
Max Weber (1864-1920), mengembangkan teori tentang manajemen birokasi pada
penekanan kebutuhan hirarki dengan penetapan yang ketat agar mengatur peraturan
dan wewenang dengan jelas.
•
Mary Parker Follet (1868-1933), menerapkan psikologi pada perusahaan, industri,
dan pemerintah. Kontribusi dalam manajemen adalah administrasi perusahaan,
kretifitas, kerjasama, koordinasi dan pemecahan konflik. Follet percaya bahwa
tidak seorang seorang pun dapat menjadi seorang yang utuh kecuali sebagai
anggota sebuah kelompok, manusia tumbuh lewat hubungan mereka dengan manusia yang
lain dalam organisasi. Sebenarnya, menurut dia manajemen adalah “seni
melaksanakan pekerjaan lewat orang lain”.
•
Chaster I. Barnard (1886-1961), menurut pandangan Barnard fungsi-fungsi utama
dalam manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumberdaya-sumberdaya
yang dibutuhkan. Selain itu Barnard menekankan bahwa peralatan komunikasi
penting dalam pencapaian tujuan, dan mengemukakan tentang teori penerimaan pada
wewenang.
4. Aliran Hubungan
Manusiawi
•
Hugo Munsterberg (1863-1916), Dalam meningkatkan produktifitas dapat dilakukan
melalui tiga cara :
1)
Penemuan Best Possible Person
2)
Penciptaan Best Possible Work
3)
Penggunaan Best Possible Effect untuk memotivasi karyawan
•
Elton Mayo (1880-1949) dan percobaan Hawthorne, untuk menciptakan hubungan
manusiawi yang baik maka manajer harus memahami persoalan tenaga kerja sehingga
mereka bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor sosial serta psikologi
apa yang memotivasi mereka.
Mayo
dan asisten risetnya Fritz serta William J. Dickson, melaksanakan studi
perilaku tenaga kerja dalam berbagai jenis kondisi kerja. Percobaan yang
dilakukan adalah kondisi penerangan terhadap produktifitas, hasilnya tidak ada
permasalahan meskipun kondisi penerangan yang baik hingga menggunakan sinar
matahari. Selain itu juga melaksanakan percobaan dengan menempatkan dua
kelompok terdiri enam orang. Pada satu kelompok dilakukan pengubahan kondisi
ruangan, upah dinaikkan, periode istirahat, lama jam makan siang, hari kerja
dan minggu kerja diperpendek. Hasil dari percobaan ini juga menghasilkan
keluaran yang sama-sama meningkat.
Kesimpulan
dari percobaan tersebut adalah rantai reaksi emosional yang kompleks telah
mempengaruhi peningktan produktifitas. Hubungan manusiawi di antara anggota
kelompok terpilih, maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam
menentukan produktivitas daripada perubahan kondisi kerja. Perhatian simpatik
dari pengawas yang mereka terima telah mendorong peningkatan motivasi. Penemuan
lainnya bahwa kelompok kerja informal dalam lingkungan sosial karyawan juga
mempunyai pengaruh besar produktifitas.
•
Hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik dengan memenuhi kebutuhan
sosial (perhatian) dapat meningkatkan produktifitas. Keterbatasan dari teori
hubungan manusiawi adalah konsep “makhluk sosial” tidak menggambarkan secara
lengkap individu dalam tempat bekerja. Selain itu perbaikan kondisi kerja dan
kepuasan tidak menghasilkan pengaruh terhadadp produktifitas.
5. Aliran Manajemen
Modern
•
Manajemen modern mengalami perkembangan melalui dua jalur yang berbeda. Jalur
pertama melalui aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku
organisasi. Sedangkan jalur kedua melalui aliran manajemen ilmiah adalah aliran
kuantitatif (riset operasi).
•
Tokoh-tokoh dan teori dalam perilaku organisasi, meliputi :
a)
Abraham Maslow, mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan”
b)
Douglas McGregor, mengemukakan tentang teori X dan Y
c)
Frederik Herzberg, menguraikan teori dua faktor (teori motivasi higienis)
d)
Robert Blake dan Jane Mouton, membahas lima gaya kepemimpinan
e)
Rensis Likert, telah mengidentifikasi dan penelitian secara ekstensif mengenai
empat sistem manajemen
f)
Fred Fiedler, menyarankan pendekatan kontegensi pada studi kepemimpinan
g)
Chris Argyris, memandang organisasi sebagai system sosial
h)
Edgar Schein, meneliti tentang dinamika kelompok dalam organisasi
•
Prinsip dasar dalam perilaku organisasi berdasarkan pendapat para tokoh modern,
antara lain :
1)
Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat
2)
Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dgn pertimbangan
secara hati-hati
3)
Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai situasi
4)
Pendekatan motivasional yg menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan
Gagasan
khusus dari hasil riset perilaku adalah
1)
Faktor penentu sukses atau kegagalan dalam mencapai tujuan adalah unsur manusia
2)
Pelatihan bagi manajer tentang prinsip dan konsep manajemen
3)
Organisasi menyediakan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan karyawan
4)
Pengembangan komitmen melalui partisipasi dan keterlibatan karyawan
5)
Memberikan pekerjaan yang dapat memuaskan karyawan
6)
Pola dan manajemen pengawasan yang bersifat positif
•
Aliran Kuantitatif berkembang atas keberhasilan team riset operasi dalam
menyelesaikan masalah industri yang berdasar pada keberhasilan riset operasi
Inggris dalam Perang Dunia ke II. Teknik riset operasi digunakan dalam kegiatan
penganggaran modal, manajemen aliran kas, jadwal produksi, pengembangan
strategi produk, pengembangan sumberdaya manusia, perhitungan persediaan yang
optimal dan sebagainya. Langkah-langkah pendekatan riset operasi secara umum,
sebagai berikut :
1)
Perumusan masalah
2)
Penyusunan model matematis
3)
Penyelesaian dari model
4)
Pengujian model
5)
Pengawasan atas hasil-hasil
6)
Pelaksanaan hasil
•
Pendekatan Sistem, memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri
dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebuah sistem berinteraksi dengan
lingkungannya disebut sebagai sistem terbuka dan sebaliknya disebut sebagai
sistem tertutup, apabila tidak berinteraksi dengan lingkungannya.
Sebuah
sistem mempunyai arus informasi, material, dan energi (termasuk energi
manusia). Arus ini memasuki sistem lingkungan sebagai input (misalnya : bahan
baku), melewati proses trasformasi di dalam sistem (operasi yang mengubah bahan
baku), dan keluar dari sistem sebagai output (barang dan jasa). Setelah itu
terdapat umpan balik sebagai kunci untuk pengendalian sistem.
•
Pendekatan Kotegensi, dikembangkan oleh para manajer, konsultan, dan peneliti
yang mencoba menerapkan konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi
kehidupan nyata. Manajer mempunyai tugas untuk mengidentifikasi teknik yang
terbaik dalam mencapai tujuan manajemen pada situasi/ keadaan dan waktu
tertentu. Sebagai contoh : karyawan industri perikanan membutuhkan dorongan
untuk meningkatkan produktifitas, pendekatan klasik menerapkan penyerderhanaan
kerja, tetapi pendekatan hubungan manusiawi menciptakan iklim yang dapat
memotivasi dan mengusulkan perluasan kerja. Solusi yang terbaik harus
disesuaikan dengan situasi karyawan, apabila karyawan tidak terdidik
(unskilled), kesempatan latihan dan sumberdaya terbatas maka penyelesaian masalah
tersebut dengan penyederhanaan kerja. Apabila karyawan mempunyai kemampuan/
terlatih dan kepuasan kerja maka penyelesaian masalah tersebut dengan perluasan
kerja yang lebih efektif. Selain itu pada situasi tertentu dapat
mengkombinasikan keduannya.
•
Perkembangan manajemen di masa mendatang, meliputi :
1)
Dominan, salah satu dari aliran utama menghasilkan manfaat dalam suatu
manajemen
2)
Divergence, setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri
3)
Covergence, semua aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan yang kurang jelas
4)
Sintesa, masing-masing aliran beritegrasi
5)
Proliferation, kemungkinan akan muncul banyak aliran. Contoh : Harold Koontz
“The Manajemen Theory Jungle” menjelaskan enam aliran utama manajemen, setelah
merevisi artikelnya menjadi sebelas aliran. Waren Haynes dan Joseph L. Massie
“Manajemen Analysis : Concept and Cases” membedakan enam aliran. Jhon G.
Hutchinson “Management Strategy and Tactics” membagi enam aliran. Namun
pendekatan atau aliran yang baru hanya merupakan pembicaraan khusus dari
serangkaian masalah belum menjadi aliran baru.
PENULIS
Dr.
Ir. Pudji Purwanti, MP
Mochammad
Fattah, S.Pi, M.Si
Dosen
Fpik Universitas Brawijaya
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
Fpik
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
REFERENSI
Handoko
T.H. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE. Yogyakarta
Stoner,
Freeman, dan Gilbert. 1996. Manajemen. PT. Prenhallindo. Jakarta
PROPAGASI
A.
Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1.
Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan teori manajemen?
2.
Apa yang membedakan teori aliran manajemen ilmiah, aliran teori organisasi
klasik, aliran hubungan manusiawi dan aliran modern?
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1. Mengapa mempelajari teori itu penting?
2. Prinsip manajemen Fayol yang mana, menurut
Pengamatan anda dipergunakan dalam organisasi sekarang?
3. Apa tugas utama dari manajer menurut
pendekatan kotegensi?
C. QUIZ -mutiple choice (Evaluasi)
D. PROYEK (Eksplorasi entrepreneurship, penerapan topic bahasan pada dunia nyata)
Post a Comment for "Dasar Manajemen Sejarah Teori Manajemen"