1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Penggunaan
wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektifitas organisasi. Wewenang
formal tersebut harus didukung juga dengan dasar – dasar kekuasaan dan pengaruh
informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk
mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada
kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kepemimpinan mereka. Kedua akan
diuraikan struktur lini dan staf melalui mana wewenang dijalankan. Kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan tentang pendelegasian wewenang serta sentralisasi
dan desentralisasi. Wewenang hanya dapat dimiliki oleh unsur manusia. Hal ini
disebabkan karena manusia harus selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. Tanpa
peran serta tenaga kerja manusia, alat – alat andal dan canggih yang dimilki
perusahaan tidak ada gunanya. Manusia merupakan unsure terpenting dalam
manajemen, karena tujuan manajemen dan proses manajemen ditetapkan oleh manusia.
Wewenang (Authority) adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimilki seseorang
untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu; authority merupakan
dasar hokum yang sah dan legal untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan. Pendelegasian
wewenang sangat penting untuk keberhasilan jalannya manajemen perusahaan.
1.2 Tujuan
Penguasaan
materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan dasar wewenang,
delegasi wewenang, dan desentralisasi memiliki beberapa tujuan sebagai berikut
: Untuk menjelaskan pengertian dan sumber dari wewenang. Untuk menjelaskan
pengertian kekuasaan dan sumber kekuasaan. Untuk menjelaskan mengenai tanggung
jawab dan persamaannya dengan wewenang. Menjelaskan mengenai pendelegasian
wewenang dan pentingnya pendelegasian wewenang tersebut. Menjelaskan mengenai
faktor penyebab kegagalan pendelegasian wewenang baik dari manajer maupun
bawahan. Serta menjelaskan mengenai desentralisasi dan sentralisasi
2. WEWENANG
2.1 Pengertian
Wewenang
Wewenang
adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada
suatu jabatan (Louis A. Allen). Wewenang merupakan kekuasaan resmi dan
kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain, supaya bertindak dan taat kepada
pihak yang memiliki wewenang itu (G. R. Terry). Wewenang (authority) merupakan
dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu
perusahaan. Tanpa wewenang o8rang – orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat
apa – apa. Dalam authority selalu terdapat power dan right, tetapi dalam power
belum tentu terdapat authority and right. Line Authority adalah kekuasaan, hak
, dan tanggung jawab lansung berada pada seseorang atas tercapainya suatu
tujuan.ia berwenang mengambil keputusan dan berkuasa, berhak serta bertanggung
jawab langsung untuk merealisasikan keputusan tersebut. Wewenang jenis ini
biasa disimbolkan dengan garis (
). Staff authority adalah kekuasaan dan hak, “hanya” untuk memberikan
data, informasi dan saran – saran saja untuk membantu lini, supaya bekerja
efektif dalam mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai staff authority, tidak
berhak mengambil keputusan dan merealisasikan keputusan serta tidak bertanggung
jawab langsung dalam pencapaian tujuan. Simbol dari staff authority adalah
garis putus – putus (--------------). Functional Authority adalah kekuasaan
manajer karena proses – proses, praktek – praktek, kebijakan – kebijakan
tertentu atau soal – soal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan –
kegiatan oleh pegawai – pegawai lain dalam bagian – bagian lain pula.
Functional authority dalam struktur organisasi digambarkan dengan garis putus –
putus dan titik – titik (-•-•-•-•-•-). Personality authority adalah kewibawaan
seseorang karena kecakapan, perilaku, ketegasan, ketangkasan dan kemampuan,
sehingga ia disegani oleh kawan maupun lawan.
2.2 Sumber Wewenang
Ada
dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang yaitu : teori
formal (pandangan klasik) dan teori penerimaan. Pandangan wewenang formal
menyebutkan bahwa wewenang adalah dianugerahkan; wewenang ada karena seseorang
diberi atau dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini menganggap
bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian
secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat Pandangan teori penerimaan
(acceptance theory of authority) menyanggah pendapat wewenang dapat
dianugerahkan. Teori penerimaan atau aliran pelaku berpendapat bahwa wewenang
seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau tingkat
individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci
dasar wewenang ada dalam yang dipengaruhi (influence) bukan yang mempengaruhi
(influencer), jadi wewenang itu ada atau tidaknya tergantung pada si penerima
(receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak. Menurut pendapat
Chester Barnard suatu wewenang dapat berhasil apabila empat kondisi berikut
dipenuhi secara simultan yaitu : (a) dia dapat memahami komunikasi tersebut (b)
pada saat keputusannya dibuat dia percaya bahwa hal itu tidak menyimpang dari
tujuan organisasi (c) dia yakin bahwa hal itu tidak bertentangan dengan
kepentingan pribadinya sebagai suatu keseluruhan (d) dia mampu secara mental
dan fisik untuk mengikutinya.
2.3 Kekuasaan
Kekuasaan
sering dicampuradukkan dengan wewenang. Meskipun wewenang dan kekuasaan sering
ditemui bersama, namun keduanya berbeda. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk
melakukan hak yang disebut wewenang Kekuasaan juga biasa disebut kemampuan
untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa
kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam
organisasi. Menurut Amitai Etzioni kekuasaan terdapat dua macam yaitu kekuasaan
posisi dan kekuasaan pribadi. Kekuasaan posisi didapat dari wewenang formal
sutau organisasi. Besarnya kekuasaan ini tergantung seberapa besar wewenang
yang didelegasikan kepada individu yang menduduki posisi tersebut. Kekuasaan
posisi akan semakin besar apabila atasan telah mempercayai individu itu. Kekuasaan
Pribadi didapatkan dari para pengikut dan didasarkan atas seberapa besar pengikut
mengagumi, respek, dan merasa terikat pada seorang pemimpin.
2.4 Sumber Kekuasaan
Ada
banyak sumber kekuasaan yang terdapat dalam suatu organisasi yaitu : Kekuasaan
Balas Jasa. berasal dari sejumlah balas jasa positif (uang, perlindungan,
perkembangan karier, dan sebagainya) yang diberikan pada pihak penerima untuk
melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya. Kekuasaan Paksaan merupakan
kekuasaan yang berasal dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa hukuman
(dipecat, ditegur, dan sebagainya) akan diterima bila mereka tidak melaksanakan
perintah pimpinan. Kekuasaan Sah berkembang dari nilai – nilai intern yang
mengemukakan bahwa seseorang pimpinan mempunyai hak sah untuk mempengaruhi
bawahan. Kekuasaan pengendalian Informasi berasal dari pengetahuan dimana orang
lain tidak mempunyainya. Cara ini digunakan dengan pemberian atau penahanan
informasi yang dibutuhkan. Kekuasaan Panutan berasal dari identifikasi orang –
orang dengan seorang pimpinan dan menjadikan pemimpin itu sebagai panutan atau
contoh. Karisma pribadi, keberanian, simpatik, dan sifat – sifat lain adalah
faktor penting dalam panutan. Kekuasaan Ahli merupakan hasil dari keahlian atau
ilmu pengetahun seorang pemimpin dalam bidangnya dimana pemimpin tersebut ingin
mempengaruhi orang lain.
2.5 Tanggung Jawab
Tanggung
jawag (responsibility) adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban atau
tugas – tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang
diterima atau dimilikinya. Setiap wewenang akan menimbulkan hak (right),
tanggung jawab (responsibility), tanggung jawab (resposiblity), kewajiban –
kewajiban untuk melaksanakan dan mempertanggungjawabkan (accountability). Tanggung
jawab ini timbul karena adanya hubungan antara atasan (delegator) dan bawahan
(delegate), diamana atasan mendelegasikan sebagian wewenang
(pekerjaan)-nya kepada bawahan untuk
dikerjakan. Delegate harus benar – benar mempertanggungjawabkan wewenang yang
diterimanya kepada delegator. Wewenang sebenarnya mengalir dari atasan ke
bawahan, jika diadakan penyerahan (perintah) tugas, sedangkan tanggung jawab
merupakan kewajiban bawahan untuk melakukannya. Dalam melakukan kewajiban
setiap perusahaan selalu terkait dengan perusahaan – perusahaan lainnya yang
berada dalam lingkungan sistem sosial. Berikut merupakan aliran tanggung jawab
yang dilakukan oleh top manager : Pemerintah dan konsumen Pemilik Perusahaan
Karyawan Perusahaan. Dengan demikian manajer puncak dalam mencapai tujuannya
bertanggung jawab dan mengkoordinasikan kepentingan dari pemilik perusahaan,
karyawan perusahaan, serta pemerintah dan konsumen. Berikut merupakan keinginan
atau kepentingan dari pemerintah dan konsumen : 1. Menginginkan
tersedianya barang dan jasa dengan
kualitas baik, harganya layak dan selalu ada di pasar. 2. Adanya hubungan yang
harmonis antara pemilik, karyawan, dan manajer sehingga produksi barang dan
jasa tetap tersedia. 3. Pemerintah mewajibkan agar perusahaan dikelola sesuai
dengan izinnya (SIUP)-nya. 4. Pemerintah mengharuskan perusahaan untuk membayar
kewajiban – kewajibannya, misalnya pajak dan lain –lain. 5. Pemerintah
mengharapkan hendaknya perusahaan memproduksi barang dan menjamin konsumennya.
Untuk
keinginan pemilik perusahaan adalah sebagai berikut :
1.
Perusahaan tetap liquid dan solvable
2.
Laba yang layak atas investasinya
3.
Sarana dan prasarana hendaknya dimanfaatkan seoptimal mungkin
4.
Informasi tentang keadaan perusahaan dan masa depan perusahaan.
5.
Perusahaan hendaknya dikelola sesuai dengan izin (SIUP)-nya.
6.
Adanya rencana jangka panjang bagi perusahaan
7.
Terbinanya hubungan baik antara pemilik, karyawan dan manajer
Untuk
karyawan perusahaan sendiri menginginkan :
1.
Kompensasi (gaji dan kesejahteraan) yang adil dan layak
2.
Jaminan adanya pekerjaan yang tetap dan kesempatan promosi
3.
Perlakuan yang baik dan manusiawi dari manajer
4.
Situasi dan lingkungan kerja yang menyenangkan
5.
Kepuasan dan penghargaan atas hasil kerja mereka
6.
Mendapatkan informasi seperlunya mengenai keadaan perusahaan.
Perlu
diingat bahwa responsibility tidak dapat dilimpahkan (didelegasikan) kepada
pihak atau orang lainnya. Authority diterima maka responsibilitynya harus juga
diterima dengan sebaik – baiknya pula. Inilah sebabnya top manger yang menjadi
penanggung jawab terakhir mengenai maju/mundurnya suatu perusahaan.
2.6 Persamaan
Wewenang dan Tanggung Jawab
Persamaan
wewenang dan tanggung jawab tersebut adalah baik dalam teori namun sukar untuk
dicapai. Salah satu prinsip organisasi penting adalah bahwa individu – individu
seharusnya diberi wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Sebagai contoh
apabila tanggung jawab manajer adalah mempertahankan kapasitas produksi
tertentu, maka dia harus diberi wewenang atau kebebasan secukupnya untuk
membuat keputusan – keputusan yang menyangkut kapsitas produksi tersebut.
3. DELEGASI WEWENANG
3.1 Pengertian
Delegasi Wewenang
Delegasi
dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah
proses dimana para manajer mendelegasikan wewenang ke bawah kepada orang –
orang yang melapor kepadanya
Empat
kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan : 1. Pendelegasi menetapkan dan
memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan, 2. Pendelegasi melimpahkan wewenang
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan tugas, 3. Penerimaan delegasi, baik
implicit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab, 4. Pendelegasi
menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil – hasil yang dicapai
3.2 Alasan Pentingnya
Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian
wewenang adalah dinamika manajemen. Pendelegasian wewenang adalah proses yang diikuti
oleh seorang manajer dalam pembagian kerja yang dipikulkan kepadanya, sehingga
ia melakukan bagian kerja itu hanya karena penempatan organisasi yang unik,
dapat mengerjakan dengan efektif sehingga ia dapat memperoleh orang – orang
lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan. Pendelagasian
wewenang dapat diartikan dalam beberapa pengertian sebagai berikut : 1. Pendelegasian
wewenang merupakan dinamika organisasi, kerna dengan pendelegasian wewenang ini
para bawahan mempunyai wewenang, sehingga mereka dapat mengerjakan sebagian pekerjaan
delegator (pimpinan), 2. Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap
dan yang menciptakan pembagian kerja, hubungan kerja, dan adanya kerjasama dalam
suatu organisasi/perusahaan, 3. Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang gerak
dan waktu seorang manajer, 4. Pendelegasian wewenang manajer tetap bertanggung
jawab terhadap tercapainya tujuan perusahaan, 5. Pendelegasian wewenang menjadi
ikatan formal dalam suatu organisasi
Pendelegasian
wewenang menjadi penting karena beberapa alasan, yaitu : 1. Pendelegasian
wewenang harus dilakukan oleh seorang manajer karena manajemen baru dikatakan
ada, jika ada pembagian wewenang dan pembagian pekerjaan, 2. Pendelegasian
wewenang harus dilakukan manajer, karena adanya keterbatasan (fisik, waktu,
perhatian dan pengetahuan) seorang manajer, 3. Pendelegasian wewenang dilakukan
supaya sebagian tugas dan pekerjaan manajer dapat dilakukan oleh bawahannya, 4.
Pendelegasian wewenang merupakan kunci dinamika organisasi. Menurut Koontz:
“delegation of authority is the key of organization”, 5. Pendelegasian wewenang
menciptakan adanya ikatan, hubungan formal, dan kerjasama antara atasan dan
bawahan, 6. Pendelegasian wewenang menciptakan terjadinya proses manajemen, 7. Pendelegasian
wewenang akan memperluas ruang gerak dan waktu seorang manajer, 8. Pendelegasian
wewenang membuktikan adanya pimpinan dan bawahan dalam suatu organisasi, 9. Tanpa
pendelagasian wewenang berarti tidak ada atasan dan bawahan dalam suatu
organisasi
3.3 Kegagalan Dalam
Pendelegasian Wewenang
3.3.1 Kegagalan
Manajer
Manajer
merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuat keputusan. Manajer
tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan melaksanakan wewenangnya dengan
salah atau gagal. Manajer tidak atau kurang mempunyai kepercayaan akan
kemampuan bawahannya. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai
hak pembuatan keputusan yang luas. Manajer takut bahwa bawahan akan
melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga posisinya akan terancam. Manajer
tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan tugasnya
3.3.2 Kegagalan
Bawahan
Hambatan
proses pendelegasian tidak semuanya berasal dari para manajer, bawahan mungkin
juga menolak adanya delegasi wewenang. Delegasi berarti bawahan menerima
tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas. Kadang – kadang lebih mudah pergi ke
manajer untuk memecahkan masalah daripada membuat keputusan sendiri. Banyak
bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri
dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang membuat keputusan yang lebih
besar. Selalu ada perasaan bahwa bawahan akan melaksanakan wewenang barunya
dengan salah dan menerima kritik.
3.4 Penanggulan
Hambatan Delegasi
Agar
proses pendelegasian berjalan dengan efektif diperlukan berbagai cara untuk
mengatasi atau menanggulangi hambatan – hambatan tersebut diatas. Persyaratan
utama untuk delegasi efektif adalah kesediaan manajemen untuk memberikan kepada
bawahan kebebasan yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan
kepadanya. Manajer harus menerima perbedaan cara pemecahan suatu masalah dan
kemungkinan bawahan untuk membuat kesalahan dalam pelaksanaan tugasnya.
Kesalahan bawahan seharusnya membuat manajer semakin memberikan pelatihan untuk
bawahannya bukan malah mengurangi pendelegasian. Pengembangan komunikasi antara
manajer dan bawahan akan meningkatkan saling pengertian dan membuat pendelegasian
berjalan dengan lancer. Louis Allen telah mengemukakan beberapa teknik khusus
untuk membantu manajer melakukan delegasi yang efektif. Yaitu: tetapkan tujuan,
tegaskan tanggung jawab dan wewenang, berikan motivasi kepada bawahan, meminta
penyelesaian kerja, berikan latihan, adakan pengawasan yang memadai.
4. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
4.1 Sentralisasi
Sentralisasi
adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi. Sentralisasi
juga dapat diartikan sebagian besar wewenang atau kekuasaan masih tetap
dipegang oleh manager puncak atau hanya sebagian kecil wewenang yang
didelegasikan ke seluruh struktur organisasi. Contohnya adalah ketika manajer
puncak masih memegang kekuasaan sebanyak 75% maka sebanyak 75% tugas yang ada
pada perusahaan masih dikerjakan oleh manajer puncak sedangkan sebanyak 25%
tugas perusahaan dikerjakan oleh bawahannya.
4.2 Desentralisasi
Desentralisasi
adalah jika sebagian kecil wewenang atau kekuasaan dipegang oleh manajer puncak
maka sebagian besar wewenang manajer puncak didelegasikan kepada bawahannya.
Dalam hal ini contohnya manajer hanya memegang kekuasaan sebanyak 20 % maka
sebanyak 80% tugasnya telah didelegasikan kepada bawahannya.
Ciri – ciri
Desentralisai :
1.
Jika semakin banyak jumlah keputusan yang diambil manajer madya atau manajer
lini pertama maka semakin banyak wewenang yang didelegasikan kepada bawahan, 2.
Jika semakin penting keputusan yang diambil manajer madya atau manajer lini
pertama, 3. Jika semakin banyak fungsi yang terkena oleh keputusan yang diambil
manajer madya atau manajer lini pertama, 4. Jika semakin sedikit pengendalian
atas keputusan yang diambil manajer madya atau manajer lini pertama, 5. Jika
semakin besar tanggung jawab manajer madya/manajer lini pertama maka semakin
banyak wewenang yang akan diterimanya
6.
Jika semakin banyak pekerjaan atau tugas yang dapat dikerjakan manajer madya
atau manajer lini pertama, Desentralisasi juga biasa disebut penyebaran atau
pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusanke tingkatan –
tingkatan organisasi yang lebih rendah.
4.3 Keuntungan
Desentralisasi
Keuntungan
– keuntungan desentralisasi adalah sama dengan keuntungan pendelegasian yaitu :
mengurangi beban manajer puncak, memperbaikki pembuatan keputusan karena
dilakukan dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif
manajemen bawah dan membuat lebih fleksibel dan cepat dalam pembuatan
keputusan. Keuntungan ini tidak serta merta menyatakan bahwa sentralisasi
“jelek” dan desntralisasi “baik”, karena tidak ada organisasi yang sepenuhnya
dapat desentralisasi atau melakukan sentralisasi
4.4 Faktor Yang
Mempengaruhi Derajat Desentralsasi
Filsafat
manajemen. Banyak manajer puncak yang sangat otokratik dan menginginkan
pengawasan pusat yang kuat. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi. Organisasi
tidak mungkin efisien bila semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak
saja. Strategi dan lingkungan organisasi. Strategi organisasi akan mempengaruhi
tipe pasar, lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya. Penyebaran
geografis organisasi. Pada umumnya semakin menyebar satuan – satuan organisasi
secara geografis, organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi, karena
pembuatan keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi local masing – masing. Tersedianya
peralatan pengawasan yang efektif. Organisasi yang kekurangan peralatan efektif
untuk melakukan pengawasan satuan – satuan tingkat bawah akan cenderung
melakukan sentralisasi. Kualitas manajer. Desentralisasi harus memerlukan
manajer – manajer yang berkualitas, karena mereka akan membuat keputusan
sendiri. Keanekaragaman produk dan jasa. semakin beragam produk atau jasa yang
ditawarkan, organisasi cenderung melakukan desentralisasi. Karakteristik –
karakteristik organisasi lainnya, seperti biaya dan resiko yang berhubungan
dengan pembuatan keputusan, sejarah pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen
bawah dan sebagainya.
PENULIS
Dr.
Ir. Pudji Purwanti, MP
Mochammad
Fattah, S.Pi, M.Si
Dosen
Fpik Universitas Brawijaya
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
Fpik
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
REFERENSI
Handoko,
T. Hani. 2003. Manajemen. BPFE. Yogyakarta
Hasibuan,
Malayu S.P. 2009. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). Bumi Aksara.
Jakarta
PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical
dan Horizontal)
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1.
Apakah wewenang itu?
2.
Apa saja sumber – sumber wewenang?
3.
Apakah persamaan antara wewenang dan tanggung jawab?
4.
Apakah alas an pentingnya mendelegasikan wewenang?
5.
Bagaimana cara agar pendelegasian wewenang dapat berhasil?
C. QUIZ -mutiple choice (Evaluasi)
D. PROYEK (Eksplorasi entrepreneurship, penerapan topic bahasan pada dunia nyata)
Post a Comment for "Dasar Manajemen Wewenang, Delegasi Wewenang dan Desentralisasi"