Payang
adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari bagian
kantong (bag), badan/ perut (body/belly) dan kaki/ sayap (leg/wing).
Ayodhya
(1981) menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri dari tali, kaki,
badan dan kantong. Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) alat tangkap payang
terbuat dari bahan serat sintetis jenis nylon multifilament. Panjang jaring keseluruhan bervariasi dari
puluhan meter sampai ratusan meter.
Berdasarkan klasifikasi dari FAO, alat tangkap ini digolongkan sebagai
jaring lingkar.
Besar
mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-beda, bervariasi
mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai ± 40 cm. Bagian atas mulut jaring
(upperlip) payang yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang
tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang
biasanya hidup dibagian lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan
mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring.
Alat Tangkap Payang Atau Lampara
1.
“Pukat
Kantong Lingkar” yang secara garis besar terdiri atas bagian kantong
(bag/belly). badan/perut (body). dan kaki/sayap
(leg/wing).
2.
Pada
bagian bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat. sedang pada bagian
atas pada jarak tertentu diberi pelampung.
3.
Besar mata mulai
bagian ujung kantong sampai ujung kaki berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1 cm
sampai ± 40 cm. Berbeda dengan jaring trawl dimana
bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke belakang, maka payang justru bagian atas mulut jaring yang menonjol ke belakang
Prospektif Alat
Tangkap
1.
Alat tangkap tradisional, keberadaannya untuk perikanan
laut di Indonesia sampai saat ini tetap dianggap penting baik dilihat dari
produktifitasnya maupun penyerapan tenaga kerja. Hal ini terlihat dalam
statistik perikanan (1986) dimana payang tercatat 14.617 unit, sedangkan Pukat
Cincin yang dianggap produktif jumlahnya hanya 5.762 unit. Jumlah seluruh alat
penangkap ikan laut Indonesia tercatat 425.845 unit
2.
Melihat dari perkembangannya saat sekarang banyak bersaing dengan alat tangkap
pure saine
3.
Alat tangkap ini efektif menangkap ikan permukaan yang bergerombol
Teknik
Pengoperasian
1.
Penangkapan dengan
Payang dapat dilakukan dengan kapal layar maupun dengan kapal motor.
2.
Tenaga berkisar antara 6 orang untuk Payang berukuran kecil, dan 16 orang
untuk Payang berukuran besar.
3.
Prinsip pengoperasian
alat tangkap Payang denganmelingkari gerombolan ikan.
4.
Pada saat terdapat
gerombolan ikan yang terlihat, kapal mendekati gerombolan ikan tersebut lalu
menurunkan jaring pada jarak dan waktu yang tepat.
5.
Pada waktu jaring melewati gerombolan ikan, jaring dapat membuka dengan
maksimal sehingga kemungkinan ikan untuk lolos kecil.
6.
Pada saat setelah jaring diturunkan, tali selambar / tali hela ditarik
sehingga jaring tertarik kearah gerombolan ikan.
Hasil Tangkapan
1.
Hasil tangkap dari jaring Payang adalah ikan-ikan permukaan.
2.
Terutama ikan-ikan pelagis kecil. yaitu ikan Layang, Selar , Kembung, Lemuru,
Teri, Tembang, Japuh, Ubur-ubur dan
lain-lain.
3.
Khusus payang yang ada di Sedang Biru juga bisa menangkap tongkol, tengiri,
cakalang dan tuna dengan alat bantu rumpon dan umpan hidup
Konstruksi
Menurut
Diktat Manajemen Penangkapan Ikan (2004), alat tangkap payang terbuat dari
berbagai bahan, jaring berbahan PVC (Polyvinileclorine), pelampungnya adalah
plastik berbentuk bola dan pemberatnya adalah batu.
Struktur
alat tangkap ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagian Kantong. Kantong (cod end) adalah merupakan tempat berkumpulnya ikan
yang terjaring. Dengan :
Panjang : 5-6 meter
Mesh size : 0,3-0,6 cm
Bahan : PVC ( Polyvinileclorine )
Warna : Hijau
2.
Bagian Badan. Badan terdiri atas 6 bagian Dengan :
Panjang : 25 meter
Mesh size : 1,6-8 cm
Bahan : PE (Polyethilene)
Warna : Coklat
3.
Bagian Sayap. Payang mempunyai dua bagian sayap yaitu bagian sayap kiri dan
bagian sayap kanan. Konstruksi bagian
atas dan bawah dari sayap berbeda ukuran dan bahan dari sayap .
Panjang :
bisa mencapai 90 meter
Mesh size : 10-30 cm
Bahan : PE (Polyethilene) atau PA
Nomor
benang : 400 D/15
4.
Tali ris atas (Head Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap
jaring, badan jaring (bagian bibir atas) dan pelampung.
5.
Tali ris bawah (Ground Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap
jaring, bagian badan jaring (bagian bibir bawah) jaring dan pemberat.
6.
Tari penarik (selambar) Berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan.
7.
Pelampung (float): tujuan umum penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya
apung pada alat tangkap yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas
jaring) sehingga mulut jaring dapat terbuka.
Berat : 2 ons
Diameter : 15 cm
Bahan : Plastik berbentuk bola
Jumlah : 12 buah per sayap
Jarak antar pelampung : 1,5 meter
8.
Pemberat (Sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar
bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap berada pada
posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari arus.
Bahan : Batu
Berat : 2 kg
Jumlah : 10 buah per sayap
Jarak antar pemberat : 8 meter
Secara
umum payang yang paling banyak digunakan adalah payang Tegal yang terdiri dari
sebuah kantong panjang dan dua buah sayap kiri dan kanan. Selanjutnya bagian-bagian tersebut dirinci
lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan ukuran.
Metode Penangkapan
payang
Ayodhya
(1981) menyatakan bahwa Prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap ikan
disekitar rumpon dengan menggunakan jaring yang memiliki kantong.
Menurut
Hakim (2008), prinsip pengoperasian payang dengan melingkarkan sayap-sayap
jaring pada gerombolan ikan (misalnya disekitar rumpon) yang sudah dipasang
sebelumnya, kemudian jaring ditarik ke arah perahu.
Teknik Dan Operasi
Penangkapan
Penangkapan
dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari. Untuk malam hari dengan menggunakan alat
bantu lampu petromaks. Penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan
alat bantu rumpon/payaos (fish aggregating device) atau tanpa menggunakan alat bantu rumpon, yaitu dengan cara
menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
Setelah
melakukan kegiatan survey dan mengikuti dalam operasi pengkapan di kapal
payang, pada umumnya nelayan jaring payang mulai berangkat melaut pada pagi
hari pukul 06.00.
Dengan
alat tangkap yang telah tersusun dengan baik di atas kapal maka tiba di
fishing ground ada perbedan dari proses melingkari gerombolan ikan
dengan tanpa rumpon disini tali sayap
yang menghubungkan dengan badan jaring diturunkan ke laut dengan di bawa oleh
seorang ABK (Anak Buah Kapal)
1) Penurunan jaring (setting)
Kapal
mengelilingi gerombolan ikan sambil menurunkan jaring setelah melingkari
gerombolan ikan selesai.
2) Penarikan dan pengangkatan jaring
(hauling)
Penarikan
dan pengangkatan jaring dilakukan dari sisi lambung kapal atau buritan kapal
tanpa menggunakan mesin bantu penangkapan dan kedudukan kapal berlabuh jangkar
atau kedudukan kapal terapung, agar supaya tidak terjadi gerakan mundur kapal
yang berlebihan, diupayakan kapal bergerak maju dengan kecepatan kapal lambat,
sesuai beban/kecepatan penarikan payang.
Armada
perikanan payang yang ada di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha
perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Kapal payang yang
dioperasikan kapal-kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan
mesin sebesar 16 HP. Operasi penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan
atau one day fishing. Menggunakan mesin tempel dan berbahan bakar solar, dengan
panjang kapal 10 m.
Daerah Penangkapan
Ikan
Departemen
Kelutan dan Perikanan (2006) menyatakan bahwa daerah pengkapan atau fishing
ground adalah suatu perairan laut dimana diharapkan ikan-ikan atau hasil laut
lainnya yang menjadi sasaran penangkapan dapat tertangkap dalam jumlah
maksimal.
Menurut
Sadhori (1985), ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan daerah
penangkapan yaitu :
1.
Adanya ikan yang akan ditangkap.
2.
Ikan-ikan tersebut dapat ditangkap.
3.
Penangkapan dapat dilakukan secara terus
menerus.
4. Hasil penangkapan tersebut dapat
menguntungkan.
Daerah
penangkapan untuk alat tangkap payang ini pada perairan yang tidak jauh dari
daerah pantai atau daerah yang subur yang tidak terdapat karang.
Pada
umumnya alat tangkap payang atau pukat pantai banyak dikenal dan dipergunakan
di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran, Labuhan,
Palabuhanratu, Marigge (Sumatra Selatan), dan banyak pula digunakan di daerah
Jawa serta hasil tangkapan didistribusikan ke wilayah setempat.
Biasanya
daerah penangkapan untuk alat tangkap payang ditentukan berdasarkan tanda-tanda
alamiah seperti terlihatnya buih-buih di permukaan perairan atau adanya burung
yang menyambar-nyambar, namun kebanyakan nelayan menggunakan cara dengan
mencoba menurunkan jaring pada daerah yang sudah biasa dijadikan daerah
penangkapan oleh nelayan payang di masing-masing daaerah.
Hasil Tangkapan
Payang
Hasil
tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap payang adalah ikan-ikan pelagis
yang berenang di dekat permukaan air dengan cara berkelompok (schooling)
seperti tuna, cakalang, tongkol, petek (Leiognathus spp), sebelah (Psettodidae),
dan jenis jenis udang (Shrimp).
(Ayodhyoa, 1981).
Hasil
tangkapan dari payang terdiri dari berbagai jenis ikan yang biasa digunakan
sebagai umpan, seperti : ikan layang (Decapterus sp), ikan kawalinya
(Rastrelliger sp), ikan sardin (Sardinella sp), ikan teri (Stelophorus sp), dan
ikan lolosi (Caesio sp) (Subani Barus, 1989).
Jenis-jenis
ikan yang tertangkap dengan alat tangkap payang adalah laying (decapterus sp),
kembung (rastralliger sp), sunglir (eeuthynnus sp), selar (caranx sp), sunglir
(elagatis sp), bawal hitam (formio sp). Jadi, umumnya yang tertangkap adalah
ikan-ikan yang senang berada di daerah rumpon. Ikan laying merupakan hasil
tangkapan yang dominan (Sudirman, 2004).
Publisher
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
Fpik
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
Daftar Pustaka
Anonim.
2006. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar Pengembangan
Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan
dan Perikanan. Jakarta.
Ayodhyoa
AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
http://journal.unair.ac.id/media_76.html
(diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.25)
http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/alat-tangkap-payang.html
(diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.12)
http://perpustakaandinaskelautandanperikanan.blogspot.com/2011/05/alat-tangkap-payang.html
(diakses pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.45)
http://yogibachtiarpenangkapanpayang-ganteng.blogspot.com/(diakses
pada tanggal 23 april 2014 pukul 18.20)
Mallawa,
A.,Sudirman.2004.Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta
Subani, W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indoensia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, BPPL, BPPP, Departemen Pertanian, Jakarta.
Post a Comment for "Alat Tangkap Payang Atau Lampara (Metode Penangkapan Ikan (MPI))"