PENGAWETAN
Menurut Irianto
(2005), pengawetan ikan adalah usaha mengawetkan ikan dengan tujuan untuk
mempertahankan mutu serta mencegah terjadinya pembusukan ikan.
pengawetan ikan
adalah proses yang bertujuan untuk mempertahankan mutu kesegaran ikan selama
mungkin dengan cara menghambat atau menghentikan sama sekali penyebab
kemunduran mutu (pembusukan), maupun penyebab kerusakan ikan (misalnya
aktivitas enzim, mikroorganisme, atau oksidasi oksigen), agar ikan tetap baik
sampai ke tangan konsumen.
Konsep dasarnya adalah bagaimana
membuat olahan ikan dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau tahan
lama atau awet.
Pendinginan
Salah satu proses
yang umum digunakan untuk mengatasi masalah pembusukan ikan, baik selama
penangkapan, pengangkutan, maupun penyimpanan sementara sebelum diolah menjadi
produk lain.
Prinsip pendinginan
adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu serendah mungkin tetapi tidak
sampai menjadi beku.
Umumnya pendinginan
tidak dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan,
semakin besar penurunan aktivitas bakteri dan enzim.
Suhu pengesan yaitu 00C sampai 50C
Ikan dapat segar
selama 12-18 hari
Bahan
pendingin memiliki suhu rendah dari produk terjadi perbedaan
suhu antara bahan pendingin dan produk Terjadi perpindahan panas dari produk
dengan cara konduksi yaitu ikan bersentuhan langsung dengan permukaan
produk pendinginan berlanjut pada jaringan daging ikan berlanjut pada air di ruang antar sel berlanjut
di dalam sel yaitu sarkoplasma sel
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut tidak ikut berpindah ataupun bergerak.
Kelebihan
dari perpindahan panas dengan konduksi adalah:
1.
Dapat bersifat thermostatic, yaitu selalu menjaga suhu sekitar 00C
2.
Relative mudah dalam penanganannya.
3. Ekonomis
4.
sifat asli ikan tidak berubah
Kekurangan dari perpindahan panas dengan
konduksi adalah:
1.
Pendinginan menggunakan es mempunyai kelemahan yaitu tidak mampu mendinginkan benda kurang dari
32oF.
2.
Tidak mudah untuk mengatur laju perpindahan panas agar tetap sama atau stabil.
Perlu penambahan jumlah es terus-menerus agar proses pendinginan terus
berlangsung
3.
Apabila terjadi kenaikan suhu, es akan meleleh menjadi air. Air tersebut dapat
mempercepat proses pembusukan ikan.
4.
Cairan dalam tubuh ikan masih cair dan tidak membeku
5.
Kerusakan fisik pada bahan baku ketika pengesan
Pembekuan
Pembekuan merupakan
suatu cara pengawetan bahan pangan dengan cara membekukan bahan pada suhu di
bawah titik beku pangan tersebut
Prinsip dari proses
pembekuan suatu bahan adalah penurunan suhu bahan tersebut sampai dibawah titik
bekunya, sehingga air dalam bahan akan membeku.
Pembekuan dibagi
menjadi 2:
1. Pemekuan cepat, thermal arrest
time tidak lebih dari dua jam.
2. Pembekuan lambat, thermal arrest
time lebih dari dua jam
Pembekuan yang
baik biasanya dilakukan pada suhu antara – 12 0C sampai – 24 0C.
Secara umum mekanisme pembekuan dibagi
menjadi 3 tahap.
1.
panas sensible bahan pangan diambil sehingga suhu menjadi turun sampai titik
beku.
2. pada
proses pembekuan dilepaskan sejumlah energi panas sehingga bahan pangan dan air
yang terkandung didalamnya membeku.
3.
setelah terjadi pembekuan energi panas tetap dilepaskan sehingga suhu menurun
sampai suhu tertentu.
Bahan pendingin menurunkan
suhu pada ruang Penurunan suhu pada ikan dilakukan dengan cara konveksi
yaitu menurunkan suhu dengan udara di ruang pembekuan penarikan panas pada produk
mengakibatkan terbentuknya kristal es pada permukaan tubuh ikan berlanjut terbentuknya kristal es pada jaringan daging ikan berlanjut terbentuknya kristal es pada air di ruang antar sel berlanjut terbentuknya kristal di dalam sel yaitu sarkoplasma sel
Pengalengan
Pengalengan
merupakan salah satu bentuk pengolahan dan pengawetan ikan secara modern yang
dikemas secara hermatis (rapat) dan kemudian disterilkan.
Tujuan pengalengan ikan
yaitu melindungi ikan dari pembusukan dan kerusakan atau memperpanjang daya
awet dan mendiversifikasikan hasil perikanan.
Prinsip pengalengan yaitu mengemas bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat secara hermitis sehingga udara dan zat-zat maupun organisme yang merusak atau membusukkan tidak dapat masuk, kemudian wadah dipanaskan (sterilisasi komersial) sampai suhu tertentu untuk mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang ada.
Pengalengan adalah
salah satu cara pengawetan dengan menggunakan suhu tinggi (110º-120ºC). Suhu
tinggi tersebut digunakan untuk mematikan semua mikroorganisme (bakteri
pembusuk dan bakteri patogen seperti Clostridium botulinum,
termasuk spora yang ada) agar produk menjadi lebih steril.
Pengeringan
Pengeringan merupakan
cara pengawetan ikan dengan mengurangi kadar air pada tubuh ikan sebanyak
mungkin.
Prinsip pengeringan
adalah menguapnya air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara
dengan bahan yang dikeringkan.
Tujuan : untuk
mengurangi kadar air bahan sampai batas perkembangan m.o. Dan kegiatan enzim
berhenti sama sekali.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi yaitu,
a.
Eksternal : suhu, kecepatan aliran udara pengering, dan RH
b.
Internal: ukuran bahan, kadar air awal, tekanan parsial dalam bahan
peristiwa
yang terjadi selama pengeringan:
a. Proses
perpidahan panas, menguapkan air dari dalam bahan atau proses perubahan cair ke
gas
b.
Proses perpindahan massa, perpindahan massa uap air dari permukaan bahan ke
udara
Penggaraman
Penggaraman merupakan
proses pengawetan yang menngunakan garam sebagai media pengawet.
Prinsip Penggaraman
penyerapan kandungan air dalam tubuh ikan akibat adanya Garam yang dicampurkan
sehingga kegiatan metabolisme bakteri didalam tubuh ikan akan dapat dihambat
atau dihentikan.
Faktor yang
mempengaruhi penetrasi garam, kadar lemak ikan, ketebalan, kesegaran, dan
temperatur.
Selama proses
penggaraman terjadi Penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan
dari dalam tubuh ikan karena perbedaan konsentrasi.
Pemindangan
Pemindangan adalah
upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknik penggaraman
dan pemanasan.
Prinsip pemindangan :
merebus dan memasakkan ikan dalam suasana bergaram selama waktu tertentu di
dalam suatu wadah
Garam berperan
sebagai pengawet dan memperbaikai cita rasa, pemanasan mematikan sebagian besar
bakteri. Pemanasan dengan kadar garam tinggi menyebabkan tekstur ikan berubah
menjadi lebih kompak.
Pengasapan
Pengasapan adalah
cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan
pengerinagan dan pemberian senyawa kimia.
Melalui pembakaran
akan terbentuk senyawa asap dalam bentuk uap serta dihasilkan panas. Senyawa
asap menempel pada ikan dan terlarut aroma dan rasa yang khas pada produk dan
warnanya keemasan atau kecoklatan.
Tujuan : mendapatkan
daya awet (asap) dan memberikan aroma yang khas
Jenis-jenis pengasapan
1.
pengasapan dingin, pengasapan dengan suhu rendah yaitu 15-330C
dengan waktu pengasapan 4-6minggu
2.
pengasapan panas, suhu cukup tinggi 80-900C waktu 3-8 jam
3.
pengasapan elektrik, asap berasal dari pembakaran serbuk gergaji yang
dilewatkan medan listrik dengan tegangan tinggi
4.
pengasapan cairr, asap berasal dari asam cukanya kayu yang diperoleh dari
destilasi kering terhadap kayu
Publisher
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
Post a Comment for "Pengawetan Ikan (Penanganan Hasil Perikanan)"