Gambar Cacing Kremi Sumber repository.unimus.ac.id
Cacing Kremi (Enterobius
vermicularis) adalah cacing yang dapat masuk ke tubuh melalui makanan, pakaian,
bantal, sprai serta inhalasi debu yang mengandung telur yang kemudian akan
bersarang di usus dan akan dihancurkan oleh enzim usus, telur yang lolos akan
berkembang menjadi larva dewasa. Nama umum yang dipakai untuk cacing ini ada
banyak, seperti Enterobius vermicularis, Pinworm, Buttworm, Seatworm,
Threadworm, dan dalam bahasa indonesia disebut Cacing Kremi. Kemudian penyakit
yang ditimbulkannya disebut Oxyuriasis atau Enterobiasis
KLASIFIKASI CACING
KREMI
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Nematoda
Kelas
: Secernentea
Upakelas
: Spiruria
Ordo
: Oxyurida
Famili
: Oxyuridae
Genus
: Enterobius
Species
: Enterobius vermicularis
Nama
Lokal : Cacing kremi
MORFOLOGI CACING
KREMI
Nemathelminthes
memiliki tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung-ujung yang
meruncing. Cacing ini memiliki rongga tubuh semu, sehingga disebut sebagai
hewan pseudoselomata. Nemathelminthes umumnya memiliki ukuran tubuh yang
mikroskopis, namun ada pula yang mencapai panjang 1 meter. Individu betina
berukuran lebih besar daripada individu jantan.
Ukuran
jantan : 2-5 mm x 0,1-0,2 mm, betina : 8-13 mm x 0,3-0,5 mm, Mulut simple 3
bibir yang mengelilinginya, Ujung anterior dan posterior runcing, Pada ujung
posterior jantan : melingkar tajam ke ventral, Pada betina ujung posteriornya
berbentuk sebagai ekor, lurus, dan runcing.
Permukaan
tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari enzim
pencernaan yang berasal dari inangnya. Kutikula ini akan semakin menguat
apabila cacing ini hidup parasit pada usus inang daripada hidup bebas. Sistem
pencernaan cacing ini telah lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus, dan
anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung
posterior. Beberapa jenis ada yang memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes
tidak memiliki pembuluh darah dan sistem respirasi. Cairan pseudoselom yang
akan mengalirkan makanan ke seluruh tubuh dan pernapasan akan berlangsung
secara difusi melalui permukaan tubuh.
Cacing
ini terdapat di seluruh dunia, tetapi paling prevalen di daerah iklim sedang
dan tropis. Namun, dengan makin banyaknya dijual bebas obat cacing, maka
prevalensinya mulai menurun. Di negara yang berkembang seperti di Amerika dan
Eropa, cacing ini dianggap paling prevalen dibandingkan dengan prevalensi
cacing-cacing lain, sebab pada musim dingin kebanyakan orang berpakaian tebal
yang menyebabkan suhu dalam pakaian sangat ideal bagi kehidupan cacing ini.
Cacing
ini sebagian besar menginfeksi anak-anak, meski tak sedikit orang dewasa
terinfeksi cacing tersebut. Meskipun penyakit ini banyak ditemukan pada
golongan ekonomi lemah, pasien rumah sakit jiwa, anak panti asuhan, tak jarang
mereka dari golongan ekonomi yang lebih mapan juga terinfeksi.
CIRI-CIRI CACING
KREMI
Cacing
betina berukuran panjang 8 – 13 mm, lebar 0,3 – 0,5 mm dan
mempunyai
ekor yang meruncing. Bentuk jantan lebih kecil dan berukuran panjang 2-5 mm,
lebar 0,1 – 0,2 mm dan mempunyai ujung kaudal yang melengkung.
MANFAAT CACING KREMI
Cacing
kremi bersifat parasit pada manusia sehingga tidak memiliki manfaat berikut
merupakan penyebab cacing kremi; Rasa gatal hebat di sekitar anus, Rewel
(karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu), Kurang tidur
(biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina
dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya di sana), Nafsu makan
berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada
infeksi yang berat), Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika
cacing dewasa masuk ke dalam vagina), Kulit di sekitar anus menjadi lecet,
kasar, atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).
HABITAT CACING KREMI
Cacing
ini terdapat di seluruh dunia, tetapi paling prevalen di daerah iklim sedang
dan tropis. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan
tawar atau laut Hidupnya ada yang bebas dan ada pula yang bersifat parasit pada
manusia, hewan, dan tumbuhan lain. Nemathelminthes yang hidup secara bebas
berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang hidup secara parasit
memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya. Nematoda banyak hidup bebas di alam dan
memiliki daerah penyebaran yang sangat luas, mulai dari daerah kutub yang
dingin hingga daerah tropis yang panas, dari padang pasir hingga laut yang
dalam. Nematoda dapat ditemukan di laut, air payau, air tawar, maupun tanah.
Nematoda yang hidup bebas memakan sampah organik, kotoran hewan, bangkai,
tanaman yang membusuk, jamur, ganggang, dan hewan kecil lainnya. Namun banyak
pula yang hidup parasit pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Nematoda yang
hidup parasit pada manusia dapat ditemukan di berbagai organ, misalnya usus
halus, anus, pembuluh limfa, pembuluh darah, paru-paru, jantung, dan mata.
REPRODUKSI CACING
KREMI
Nemathelminthes
umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem reproduksinya bersifat
gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang
berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Hasil fertilisasi dapat
mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat berada di lingkungan yang
tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk perlindungan
dirinya. Cacing betina yang gravid mengandung 11.000 – 15.000 butir telur,
bermigrasi kedaerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan
vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan diusus, sehingga jarang ditemukan di
dalam tinja. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah
dikeluarkan, pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara
dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin
terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati
setelah bertelur. Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau
bila larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali keusus
besar.
TINGKAH LAKU CACING
KREMI
Gambar Cacing Kremi Sumber repository.unimus.ac.id
Cacing
betina dewasa yang telah dibuahi akan mulai bermigrasi ke anus untuk bertelur.
Telur yang dihasilkan oleh cacing betina desawa per hari sekitar 11.000 butir
yang diletakkan di daerah perianal. Telur tersebut akan menjadi infeksius
setelah berumur 6 jam. Telur yang infeksius ini biasanya mengandung protein
yang mudah mengiritasi dan mudah lengket baik pada rambut, kulit atau pakaian.
Telur akan tinggal disitu sampai 2-6 minggu. Telur yang tertelan dan masuk
kedalam tubuh manusia akan menetas didalam usus (daerah sekum) dan kemudian
akan berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing betina mungkin memerlukan waktu
kira-kira 1 bulan untuk menjadi matur dan mulai dengan produksi telurnya.
Setelah membuahi cacing betina, cacing jantan biasanya mati dan mungkin akan
keluar bersama tinja. Didalam cacing betina yang gravid, hampir seluruh
tubuhnya dipenuhi oleh telur. Pada saat ini cacing betina akan turun kebagian
bawah kolon dan keluar dari anus untuk meletakkan telurnya didaerah perianal,
dan siklus kembali berputar lagi. Telur cacing Enterobius vermicularis yang
diletakkan di perianal akan menjadi infek
menetas di dalam usus (daerah sekum) dan kemudian akan berkembang
menjadi dewasa. Cacing betina mungkin memerlukan waktu kira-kira 1 bulan untuk
menjadi matur dan mulai dengan produksi telurnya. Setelah membuahi cacing
betina, cacing jantan akan mati dan mungkin akan keluar bersama tinja. Di dalam
cacing betina yang gravid, hampir seluruh tubuhnya dipenuhi oleh telur. Pada
saat ini cacing betina akan turun ke bagian kolon dan keluar melalui anus,
telur-telur akan diletakkan di perianal dan di kulit perineum.
Manusia
terinfeksi bila menelan telur infektif, telur akan menetas di dalam usus (daerah
Sekam), dan kemudian akan berkembang menjadi dewasa. Cacing betina mungkin
memerlukan waktu kira-kira satu bulan untuk menjadi matang dan mulai untuk
produksi telurnya. setelah membuahi cacing betina, cacing jantan biasanya mati dan
mungkin akan keluar bersama tinja. Didalam cacing betina yang gravid, hampir seluruh
tubuhnya dipenuhi oleh telur. Pada saat ini bentuk betina akan turun ke bagian
bawah kolon dan keluar melalui anus, telur-telur akan diletakkan diperianal di kulit
perinium.
Kadang-kadang
cacing betina dapat bemigrasi ke vagina. Diperkirakan juga bahaya setelah
meletakkan telur-telurnya, cacing betina kembali masuk ke dalam usus; tetapi
hal ini belum terbukti. Kadang-kadang apabila bolus tinja keluar dari anus,
cacing dewasa dapat melekat pada tinja dan dapat ditemukan dipermukaannya. Untuk
diagnosis infeksi ini, cacing dewasa dapat di ambil dengan pita perekat. Meskipun
telur biasanya tidak diletakkan di dalam usus, beberapa telur dapat ditemukan
di dalam tinja. Telur tersebut menjadi matang dan infektif dalam waktu beberapa
jam.15 Telur cacing kremi tampak seperti bola tangan (American Football) dengan
satu sisi mendatar. Bentuknya lonjong, bagian lateral tertekan, datar di satu sisi
dan berukuran panjang 50-60µm, lebar 20-30µm.
PERAN CACING KREMI DI
PERAIRAN
Cacing
kremi merupakan makanan bagi organisme yang hidup diperairan. Hal ini
dikarenakan tubuhnya yang kecil. Cacing kremi hidup pada dasar laut, ada juga
yang hidup dipermukaan. Biasanya, cacing ini hidup di perairan yang berlumpur.
Oleh karena itu, cacing ini dapat dijadikan sebagai indicator baik atau
buruknya suatu perairan.
PENULIS
Bella
Marzalika Savira
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo,
M. Djambitu. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
http://repository.unimus.ac.id/1091/3/BAB%20II.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Enterobiasis
Nontji,
Anugerah. 2007. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
Rusyana,
Adun. 2013. Zoologi Invertebrata. Jakarta: Alfabeta
Ulfah,Maria.2012.http://adelaidearsenal.blogspot.co.id/2012/12/gurita.html
diakses pada 2 November 2015
Wikipedia.
2015. http://www.wikipedia.co.id/ diakses pada tanggal 2 November 2015
Zipcodezoo.
2015. http://www.zipcodezoo.com/ diakses pada tanggal 2 November 2015
Post a Comment for "Cacing Kremi; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"