Karang jamur (Fungia danai) merupakan salah satu spesies karang yang hidup soliter (free-living) dan mampu hidup
di berbagai macam substrat. Sebagian besar spesies ini dapat ditemukan pada
lereng terumbu yang memiliki substrat patahan karang. Spesies ini juga dapat
ditemukan di rataan terumbu maupun dasar perairan yang berpasir. Pada fase
juvenil (anthocaulus), karang jamur hidup dengan cara menempel pada substrat
yang keras, tetapi akan melepaskan diri dari substrat tersebut saat berukuran 1
cm (anthocyanthus). Pada awal fase anthocyantus, tingkat kematian karang jamur
sangat tinggi dan hanya sebagian kecil yang dapat bertahan hidup hingga dewasa.
Beberapa spesies dari genus karang jamur (Podabacia dan Lithophyllon) tidak
memiliki fase anthocyantus dan tetap menempel pada substrat keras selama masa
hidupnya. Karang jamur merupakan salah satu spesies karang yang memiliki
karakter yang unik. Spesies ini memiliki kemampuan untuk menghindari interaksi
dengan organisme kompetitor yang dapat membahayakan hidupnya (Hermanto, 2017).
KLASIFIKASI KARANG JAMUR
Filum
|
: Cnidaria
|
Sub filum
|
: Anthozoa
|
Kelas
|
: Anthozoa
|
Subkelas
|
: Zoantharia
|
Ordo
|
: Scleractinia
|
Sub ordo
|
: Fungiina
|
Famili
|
: Fungiidae
|
Genus
|
: Fungia
|
Species
|
: Fungia danai
|
Nama umum
|
: Karang jamur
|
Karang
jamur digolongkan kedalam famili Fungiidae. Famili ini merupakan salah satu
dari 18 famili karang batu yang menyusun gugusan terumbu karang di wilayah
Indo-Pasifik, dengan jumlah spesies kurang lebih 41 spesies. Perairan
Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan, memiliki keanekaragaman karang jamur cukup
tinggi, yaitu terdiri dari 34 spesies karang jamur yang berasal dari 11 genus.
Di perairan Pulau Gangga, Sulawesi Utara, ditemukan 16 spesies karang jamur
yang terdiri dari tujuh genus (Hermanto, 2017).
CIRI-CIRI KARANG JAMUR
1. Dalam daur hidupnya hanya mempunyai polip
2. Reproduksi secara seksual dan aseksual.
3. Hidup secara soliter, memiliki tentakel
beragam warna.
4. Terdapat lingkar tahun.
MORFOLOGI KARANG JAMUR
Karang
jamur memiliki tubuh berbentuk lingkaran, ditengah-tengah tubuhnya terdapat
lekukan, hidupnya menempel dan warnanya bermacam-macam. Karang jamur memiliki
diameter kurang lebih 6 inchi tumbuh melingkar atau berbentuk oval seperti
lempengan yang lepas di dasar dan nampak seperti jamur, memiliki tonjolan di
punggungnya dari tepi hingga ke bagian tengah mulutnya. Karang ini memiliki
keterbatasan untuk bergerak. mereka mampu bergerak di berbagai jenis substrat.
Karang ini hanya bergerak sekitar 30 cm per hari. Fungia mendapatkan makananya
dengan cara mengambil dari plankton. Hidupnya menempel dan memiliki berbagai
warna yang sangat bervariasi. spesies ini bebas atau melekat pada substrat ,
dimana semua mempunyai septa pada permukaannya (oral side) yang membentuk jalur
radial dari mulut yang terletak di tengah.
REPRODUKSI KARANG JAMUR
Reproduksi
karang jamur berlangsung dengan cara spermatozoa pada jantung dipancarkan kedalam
air lalu berenangmen cari tubuh betina. Bisa juga dilakukan dengan cara
bertunas (aseksual). Sedangkan system pernapasan berlangsung secara difusi
osmosis langsung dari permukaan tubuhnya .Hewan ini tidak memiliki alat
ekskresi khusus, dan memiliki habitat di perairan laut hangat dan jernih dengan
menempelkan diri pada substrat menggunakan aboral yang terletak pada bagian
ventral tubuhnya.
HABITAT KARANG JAMUR
Karang
jamur (Fungiidae) merupakan salah satu famili dari karang keras (scleractinian)
yang hidupnya lepas dari substrat (free-living) dan umumnya ditemukan di
perairan Indo Pasific. menyebutkan karang Fungiidae mempunyai ciri khas yaitu
hidup soliter atau membentuk koloni, bebas atau melekat pada substrat. Bahkan bahwa
karang jamur merupakan karang yang unik diantara jenis scleractinian lainnya,
karena sebagian
besar individu karang ini mampu berpindah dari satu habitat ke habitat lain
selama fase bentik. Karang jamur ditemukan di perairan Indonesia sebanyak 29
spesies dan merupakan 70% dari yang ada di perairan
Indo-Pasifik (tropis) sebanyak 41 spesies (Souhoka, 2016).
Fungia
concinna menyebar dari Laut Merah bagian timur sampai Kepulauan Tuamotu, Great
barrier reef, Laut Coral bagian timur sampai pantai Barat Australia. Sebaliknya
spesies Herpolitha weberi, Polyphyllia talpina dan Fungia scabra frekuensi kehadirannya
rendah (50%) karena ditemukan dalam jumlah individu yang sedikit yaitu Fungia scabra
4 individu dan Herpolitha weberi serta Polyphyllia talpina masing-masing 2
individu. menyatakan karang jamur jenis Herpolitha weberi dan Fungia scabra
biasanya hidup pada daerah yang tenang dan teduh serta bersubstrat dasar pasir.
Kondisi seperti ini dapat dijumpai di Stasiun 2, Stasiun 3 dan Stasiun 4 yang
posisi stasiun pengamatan sedikit berteluk, sehingga air cukup tenang dan substrat
dasarnya didominasi oleh pasir. Walaupun jenis Herpolitha weberi dan Fungia scabra
mempunyai frekuensi kehadiran yang rendah tetapi kedua spesies ini dapat
ditemukan di perairan Philipina, Singapura, Indonesia dan Australia terutama di
Great barrier reef. Di samping itu kehadiran karang jamur pada suatu perairan
dipengaruhi oleh faktor fisik perairan seperti salinitas, suhu, kecerahan perairan
maupun beberapa parameter kimia air laut seperti fosfat dan nitrat (Souhoka,
2016).
Banyak
di temukan Indonesia yang beriklim sedang .Namun, ada beberapa juga yang di
temukan di daerah yang beriklim tropis. Karang ini melekat pada substrat yang
ada, karang ini memiliki tentakel yang berongga, digunakan untuk menempel pada
batuan yang ada. Hidup di perairan dengan suhu sedang.Hidupnya pun juga di
permukaan di tempat yang masih mendapatkan akses sinar dari matahari.
TINGKAH LAKU KARANG JAMUR
Karang
jamur Fungia concinna biasanya hidup berkelompok dan ditemukan di kedalaman antara
3 – 7m serta sebarannya hampir di seluruh perairan Indonesia (Suharsono, 2010).
Karang jamur memiliki tingkah laku bergerak hanya 30 cm per harinya, untuk
mendapatkan makanan karang jamur mengambil nutrisi dari plankton. Tempat hidupnya
menempel pada substrat dan warnanya sangat berfariasi.
PERAN KARANG JAMUR DI PERAIRAN
Salah
satu scleractinian yang berperan sebagai komponen utama pembentuk terumbu
karang adalah karang jamur. Spesies ini memiliki peranan yang cukup penting
sebagai mikrohabitat untuk biota laut lainnya seperti udang, ikan cryptobenthic,
teritip serta kepiting. Kemampuan berpindah dari satu habitat ke habitat lainnya
selama fase bentik merupakan salah satu karakter yang cukup unik pada spesies
ini.
Karang
jamur, karang secara tidak langsung memiliki peran dalam menjaga kualitas air.
Coelenterata dari kelas Anthozoa merupakan pembentuk ekosistem terumbu karang
yang menjadi habitat ikan dan hewan laut lainnya. Kerang kaluar beberapa jenis
Coelenterata dapat digunakan sebagai hiasan akuarium. Secara fisik hutan bakau
mempunyai fungsi sebagai penahan angin. Sebagai karang penghalang, karang ini
dapat melindungi pantai dari abrasi air laut.serta merupakan tempat
persembunyian dan perkembangbiakan ikan.
MANFAAT KARANG JAMUR
Karang
jamur memiliki manfaat sebagai habitat bagi organisme laut seperti zooxanthella,
ikan, udang, kepiting, barnakel, bivalvia dan cacing. Heliofungia actiniformis
merupakan salah satu spesies karang jamur yang diketahui pernah berasosiasi
dengan 23 spesies organisme laut yang lain. Selain itu Hoeksema dan Fransen mengungkapkan
bahwa tujuh spesies udang ditemukan pada spesies ini. Beberapa jenis ikan
cryptobenthic seperti Eviota pellucida dan E. Lachdeberei juga menggunakan tentakel
Heliofungia actiniformis sebagai mikro habitat (Hermanto, 2017).
PENULIS
Ulfa
Gita Anjeli
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Allan.1962.
HewanAir.London.Theyc.Y Mosby Company
Helm
and Bourn.2004.Avertebrate Water.. USA: W,B Sounders Company
Hermanto,
B. 2017. Biodiversitas dan Sebaran Karang Jamur (Fungiidae) di Perairan Teluk
Amurang, Minahasa Selatan. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 2(3): 13-23
Romimahtarto.2009.
Biologilaut. Malang. Alfabeta
Romimahtartodansrijuwana.
2007. BiologiLaut. Malang: Alfabeta
Souhoka,
J. 2016. Struktur Komunitas Karang Jamur (Fungiidae) di Perairan Pulau Haruku
Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Biota Vol. 1 (2): 51−61
Swenmen.2001.
AvertebratadanInvertebrata Air. USA: W,B Sounders Company
Wijarni.
1984. Avertebrata Air. Universitas Brawijaya
Zipcodezoo.
2015. http://www.zipcodezoo.com. diakses pada tanggal 4 November 2015
terimakasih, sangat membantu
ReplyDeleteAlhamdulillah
Delete