Keong Bakau merupakan deposit feeder yang memanfaatkan bahan organik yang mengendap di substrat dasar perairan sebagai makanannya. Ketersediaan bahan organik akan memberikan variasi kelimpahan terhadap organism perairan yang ada yang ada (Hamsiah,2000).
KLASIFIKASI KEONG BAKAU
Kindom : Animalia
Phylum :
Molusca
Class : Gastropoda
Subcelass : Probobranchia
Ordo : Mesogastropoda
Superfamily : Cerithioidea
Famili : Potamididae
Genus : Telescopium
Spesies : Telescopium telescopium
MORFOLOGI KEONG
BAKAU
Cangkang hewan ini berbentuk kerucut, panjang, ramping dan agak mendatar pada bagian dasarnya. Warna cangkang coklat keruh, coklat keunguan dan coklat kehitaman, lapisan luar cangkang dilengkapi dengan garis-garis spiral yang sangat rapat dan mempunyai jalur-jalur yang melengkung ke dalam. Panjang cangkang berkisar antara 7.5-11 cm (Barnes,1974).
Ukuran panjang cangkang yang ditemukan di daerah hutan manggrove mencapai 9,3 cm dan pada tambak ikan hanya berukuran 8,8 cm. Perbedaan ukuran yang di temukan pada tiap-tiap habitat di sebabkan karena ketersediaan pakan di daerah hutan manggrove lebih baik dari pada di tambak-tambak ikan, juga karena faktor lingkungan. (Ardani,1997).
Cangkang hewan ini berbentuk kerucut, panjang, ramping dan agak mendatar pada bagian dasarnya. Warna cangkang coklat keruh, coklat keunguan dan coklat kehitaman, lapisan luar cangkang dilengkapi dengan garis-garis spiral yang sangat rapat dan mempunyai jalur-jalur yang melengkung ke dalam. Panjang cangkang berkisar antara 7.5-11 cm (Barnes,1974).
Ukuran panjang cangkang yang ditemukan di daerah hutan manggrove mencapai 9,3 cm dan pada tambak ikan hanya berukuran 8,8 cm. Perbedaan ukuran yang di temukan pada tiap-tiap habitat di sebabkan karena ketersediaan pakan di daerah hutan manggrove lebih baik dari pada di tambak-tambak ikan, juga karena faktor lingkungan. (Ardani,1997).
HABITAT KEONG BAKAU
Hewan ini mempunyai habitat didaerah mangrove dan kebanyakan bersifat pemakan detritus. Pada umumnya, makan biota dari family potamidae ini terdiri atas : bahan organik halus, partikulat ditritus dan diatom yang menyedap dsi dasar perairan secara berbagai jenis alga ( Carino, Casway dan Rifero (1993).
Hewan ini mempunyai habitat didaerah mangrove dan kebanyakan bersifat pemakan detritus. Pada umumnya, makan biota dari family potamidae ini terdiri atas : bahan organik halus, partikulat ditritus dan diatom yang menyedap dsi dasar perairan secara berbagai jenis alga ( Carino, Casway dan Rifero (1993).
REPRODUKSI KEONG
BAKAU
Bahwa Sistem reproduksi hewan ini bersifat dioecious (terpisah), fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Aktivitas sexual dimulai ketika keong jantan dengan kakinya memegang cangkang keong betina lalu membalikkan sehingga posisi aperatur betina berhadapan aperatur jantan dan selanjutnya jantan memasukan kepala dan kakinya kedalam aperatur betina yang terbuka (Budiman, 1988).
Bahwa Sistem reproduksi hewan ini bersifat dioecious (terpisah), fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Aktivitas sexual dimulai ketika keong jantan dengan kakinya memegang cangkang keong betina lalu membalikkan sehingga posisi aperatur betina berhadapan aperatur jantan dan selanjutnya jantan memasukan kepala dan kakinya kedalam aperatur betina yang terbuka (Budiman, 1988).
PERTUMBUHAN KEONG
BAKAU
Daur Hidup atau Siklus Hidup Dari Telescopium telescopium Aspek-aspek utama dari siklus hidup gastropoda meliputi: (1) Bertelur dan telur, (2) Pengembangan embrio, (3) Stadia larva atau larva, (4) Estivation dan hibernasi (5) Pertumbuhan gastropoda untuk Kawin, (6) dari gastropoda dan perkawinan gastropoda: terjadi pembuahan internal atau eksternal sesuai dengan spesies. fertilisasi eksternal umum di gastropoda.
Daur Hidup atau Siklus Hidup Dari Telescopium telescopium Aspek-aspek utama dari siklus hidup gastropoda meliputi: (1) Bertelur dan telur, (2) Pengembangan embrio, (3) Stadia larva atau larva, (4) Estivation dan hibernasi (5) Pertumbuhan gastropoda untuk Kawin, (6) dari gastropoda dan perkawinan gastropoda: terjadi pembuahan internal atau eksternal sesuai dengan spesies. fertilisasi eksternal umum di gastropoda.
TINGKAH
LAKU KEONG BAKAU
T. telescopium mendiami tanah berluympur deket daerah pasang surut, mampu hidup beberapa lama diluar air, hidup berkelompok serta termasuk habifora (pemakan tumbu –tumbuhan) dan detritus feder (pemakan detritus) (Hadinafta,2009).
Telescopium telescopium mempunyai tingkah laku lebih aktif pada saat spring tide (pasang tinggi dan surut rendah) dari pada neap tide (pasang rendah dan surut tinggi). Hal tersebut dikarenakan pada saat neap tide, gastropoda tersebut cenderung untuk berlindung dari kekeringan dan bersembunyi di dalam lumpur atau di bawah perakaran mangrove. Tingkah laku tersebut merupakan salah satu pola adaptasi gastropoda terhadap adanya perubahan suhu (suhu tinggi) dan kondisi kering (zulkifli et al., 1986).
T. telescopium mendiami tanah berluympur deket daerah pasang surut, mampu hidup beberapa lama diluar air, hidup berkelompok serta termasuk habifora (pemakan tumbu –tumbuhan) dan detritus feder (pemakan detritus) (Hadinafta,2009).
Telescopium telescopium mempunyai tingkah laku lebih aktif pada saat spring tide (pasang tinggi dan surut rendah) dari pada neap tide (pasang rendah dan surut tinggi). Hal tersebut dikarenakan pada saat neap tide, gastropoda tersebut cenderung untuk berlindung dari kekeringan dan bersembunyi di dalam lumpur atau di bawah perakaran mangrove. Tingkah laku tersebut merupakan salah satu pola adaptasi gastropoda terhadap adanya perubahan suhu (suhu tinggi) dan kondisi kering (zulkifli et al., 1986).
PENULIS
Daniel
Niko
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan Tahun 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan Tahun 2015
DAFTAR
PUSTAKA
Ardani D.S. 1997. Analisa Kandungan Gizi Pada Gastropoda Asal
Muara Sungai Pompengan.
Barnes.Robert.1986.
Invertebrata zoology.USA:W.B.Saunders Company..
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya
dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Hadinafta, R. 2009. Analisis Kebutuhan Oksigen Untuk Dekomposisi
Bahan Organik Di
Hamsiah, 2000. Peranan Keong Bakau (Telescopium telescopium)
Sebagai Biofilter Limbah Budidaya Tambak Udang Intensif. Tesis.
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lapisan Dasar PerairanEstuari Sungai Cisadane, Tangerang. Skripsi Institut
Pertanian Bogor.Bogor.
Nontji,
A. 2002. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Zulkifli, H., Z. Hanafiah., D. A. Puspitawati. 2009. Struktur dan
Fungsi Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Sungai Musi Kota Palembang: Telaah
Indikator Pencemaran Air. Jurusan FMIPA. Universitas Sriwijaya.
Post a Comment for "Keong Bakau; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"