Sipuncula, Komoco, Kariong, Sia-Sia atau biota laut
yang biasa dinamakan cacing kacang (peanut worm) adalah biota laut yang sedikit
” kontrovertif”. Dari penampilan luarnya, sipuncula mirip sekali dengan cacing
(worm-like-looking). Dalam bahasa inggris, Sipuncula disebut dengan istilah
peanut worm karena bentuk tubuhnya yang menyerupai cacing tanah (Anonim, 2009).
Selain itu beberapa literatur juga menyebut hewan ini dengan sebutan ”
usegmented marine worm” atau cacing laut tak bersegmen (Barnes, 1987; Hutching
dan Johnson, 2003).
Secara
taksonomi, sipuncula tidak termasuk di dalam Filum Annelida Kelas Polychaeta
tetapi Filum Sipuncula. Dengan demikian, meski kerap disebut ”cacing”
penggunaan istilah tersebut hingga kini masih menjadi perdebatan di kalangan
ilmuwan. Kehadiran Sipuncula pada ekosistem laut dan estuaria memang relatif
kurang dikenal jika dibandingkan dengan cacing laut Polychaeta. Sebab jika
Polychaeta telah diketahui kegunaan dan nilai ekonomisnya, yakni sebagai
bioindikator pencemaran dan pakan alami tinggi protein bagi ikan atau udang-udangan
(Fauchald, 1977; Ager, 2004). Sipuncula tidaklah demikian, hanya jenis tertentu
dari biota ini yang dimanfaatkan.
Sipuncula
yang lebih dikenal dengan nama lokal ’sia-sia’ oleh penduduk Pulau
Ambon, oleh Pulau Morotai dikenal dengan ”komoco” dan di Pulau Rhun (Kepulauan
Banda) dikenal dengan sebutan ”kariong”, dijadikan sebagai bahan makanan,
selain itu juga dikumpulkan untuk pakan umpan. Di Pulau Nusalaut, Maluku
Tengah, misalnya Sipuncula dari jenis Sipunculus. sp menjadi salah satu bahan
pangan alternatif yang cukup disukai dan kerap diburu di sepanjang daerah padang
lamun manakala air laut sedang surut. Bagi masyarakat, sipuncula merupakan
makanan laut yang lezat termasuk bila dimakan dalam keadaan segar. Secara tidak
langsung cacing kacang ini telah memberikan sumbangan yang besar bagi
masyarakat setempat karena bukan merupakan makanan musiman. Dilain sisi ada
sebagian masyarakat yang belum mengenal dan memanfaatkannya, sehingga hewan ini
juga agaknya kurang dilirik. Belum ada litetatur yang jelas dan catalog yang
lengkap tentang profil nutrisi menjadi kendala. Profil nutrisi Sipuncula harus diteliti
karena sipuncula diduga mengandung sejumlah nutrisi yang dapat berguna bagi
kesehatan. Silahooy, (2008) menjelaskan bahwa Sipuncula di Pulau Saparua Maluku
Tengah mengandung 3 asam lemak esensial yaitu linoleat, linolenat, dan arakidonat;
dan asam lemak non esensial yaitu asam miristat, palmitat, pentadekanoat dan
asam stearat. Dengan demikian perlu dilakukan suatu penelitian. Penelitian ini
bertujuan untuk 1). Mengkaji cara pemanfaatan sipuncula (Cacing kacang) oleh masyarakat
pesisir Negeri Nalahia dan Ameth Pulau Nusalaut, Maluku Tengah. 2). Mengetahui
profil nutrisi sipuncula (Cacing kacang) di perairan pantai Negeri Nalahia dan
Ameth Pulau Nusalaut, Maluku Tengah. Dengan diperolehnya profil nutrisi
diharapkan dapat dapat meningkatkan nilai tambah pemanfaatannya sehingga sipuncula
lebih dikenal dan dipakai sebagai acuan atau referensi apabila mengadakan
penelitian lanjutan.
KLASIFIKASI SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Kingdom
|
:
Animalia
|
Phylum
|
:
Sipuncula
|
Class
|
: Sipunculidea
|
Order
|
:
Sipunculiformes
|
Family
|
: Sipunculidae
|
Genus
|
:
Sipunculus
|
Species
|
: Sipunculus sp.
|
MORFOLOGI, CIRI-CIRI SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Bentuk
tubuh Sipuncula seperti buah labu, panjang dan langsing, serta sangat
retraktil. Bagian anterior yang lebih ramping disebut introvert, karena seluruh
bagian tersebut dapt ditarik masuk ke dalam badan yang lebih gemuk di bagian
posterior. Di ujung anterior introvert terdapat mulut yang dikelilingi
rumbai-rumbai, lobus atau tentakel, yang dilengkapi cilia, biasanya ditutupi
duri, reseptor menyebar di permukaan tubuh, dan memiliki titik mata. Jantan
berwarna putih betina lebih gelap .sistem saraf mirip annelida . otak terletak
diujung esofagus. cairan rongga tubuh berfungsi mengedarkan darah. Panjang
tubuh 2mm-72cm , umumnya 18-36cm .warna tubuh putih ,kelabu atau kecoklata .
kadang juga terdapat pigmen hitam atau coklat merah menutupi tubuhnya atau
membentuk variasi-ariasi ornamen.
Bentuk
tubuh Sipuncula seperti buah labu, panjang dan langsing,serta sangat retraktil.
Bagian anterior yang lebih ramping disebut introvert,karena seluruh bagian
tersebut dapt ditarik masuk ke dalam badan yanglebih gemuk di bagian posterior.
Di ujung anterior introvert terdapat mulutyang dikelilingi rumbai-rumbai, lobus
atau tentakel, yang dilengkapi cilia.
HABITAT SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Sipuncula
biasanya hidup di daerah pesisir terutama di sekitar area padang lamun, hutan
mangrove dan terumbu karang. Biota ini cenderung mendiami dasar perairan
terlebih khusus di dalam substrat sehingga dikategorikan sebagai organisme
bentik bersifat infauna. Sipuncula mampu menghuni daerah bersubstrat lunak
maupun keras. Pada substrat lunak, biota ini cenderung menguburkan diri di
daerah berpasir dan berlumpur. Sedangkan pada substrat keras, Sipuncula mampu
hidup di antara celah-celah karang dan juga menghuni cangkang gastropoda dan
tabung kosong bekas tempat hidup polychaeta (Cutler, 1994). Dari morfologinya
sia-sia tergolong Filum Sipuncula yang lebih dekat dengan genus Sipunculus.
Sipuncula dideskripsikan sepintas sebagai hewan laut mirip cacing tapi tanpa segmen,
tubuhnya terbagi menjadi badan utama (trunk) dan belalai (introvert) yang bisa
ditarik ke dalam atau belakang. Meskipun bentuk fisiknya mirip cacing, namun
hipotesis filogenik terbaru menunjukkan Sipuncula tidak ada jejak ciri penting
Annelida seperti adanya segmentasi dan chaetae (seta) (Fakhrurrozi, 2011).
Sipuncula
atau Sia-sia memiliki bentuk menyerupai cacing, merupakan organisme yang hidup
meliang di daerah pesisir terutama di sekitar area padang lamun, mangrove dan
terumbu karang serta cenderung mendiami dasar perairan terlebih khusus di dalam
substrat sehingga dikategorikan sebagai organisme bentik.
Sebagai
tanda kehadirannya, masyarakat lokal biasanya mengamati substrat dimana lamun
hidup serta adanya patahan karang. Jika terdapat semacam gundukan pasir dan
akar-akar lamun agak terangkat atau gundukan pasir disertai patahan karang,
maka sia-sia (Sipunculus nudus) biasanya ditemui bersembunyi di bawah daerah tersebut.
Semakin besar ukuran gundukan pasir dan adanya akar-akar lamun yang terangkat
atau gundukan pasir disertai patahan karang, semakin besar pula ukuran tubuh
organisme tersebut atau sebaliknya.
Sia-sia
(Sipunculus nudus) cenderung menyukai tinggal menetap di dalam pasir sedimen
yang bagian atasnya ditumbuhi oleh jenis lamun Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii yang tidak terlalu padat, hal ini untuk memudahkannya
menggali sedimen. Hal ini disebabkan karena kedua jenis lamun ini tergolong
jenis lamun yang memiliki daun yang lebar dan sistem perakaran yang tidak
terlalu rapat sehingga memungkinkan sia-sia (Sipunculus nudus) melubangi
substrat untuk meliang dan keluar-masuk dari liang tersebut. Kebiasaan meliang,
mempermudah terjadinya sirkulasi oksigen (O2) di dalam liang sehingga oksigen
cukup tersedia dalam substrat untuk proses pernapasan sewaktu berada di dalam
liang.
REPRODUKSI SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Sipuncula
dioecus, pembuahan diluar tubuh, telur & sperma dikeluarkan melalui
metanephridia. Perkembangan langsungatau melalui stadia trochophore yang
berenang bebas satu hari sd satu bulan (tergantung species ), kemudia
mengalami metamorfosa menjadi cacing muda dan turun ke dasar laut . Beberapa
jenis sipuncula melakukan reproduksi secara aseksual dengan membuat sekatan dan
membelah dua pada bagian poesterior badan. Betina yang sedang matang telur
berwarna jingga atau merah muda. Jantan kebanyakan berwarna putih. warna
sangat tergantung pada faktor lingkungannya. Tonjolan dan garis pigmen
terdapat pada bagian invrovert , Terutama pada genus Phascolosoma.
Sipuncula
dioecious, pembuahan diluar. Telur dan spermadikeluarkan melalui metanephridia.
Perkembangan langsung atau melaluistadia trochophore yang berenang bebas satu
hari sampai satu bulan,kemudian mengalami metamorfosa menjadi cacing muda dan
turun kedasar laut. Beberapa jenis Sipuncula melakukan reproduksiaseksual
dengan membuat sekatan dan membelah dua pada bagian posterior badan
FISIOLOGI SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Mulut
yang berhubungan dengan esofagus, usus yang panjang ( melipat di ujung
posterior ) dan menuju ke anterior dalam bentuk memili seperti pegas . Anus
terletak diujung anterior di bagian dorsal, kecuali pada onchnesoma, anus
terletak pada introvert. Hemerythrin adalah pigmen pernafasan dengan struktur
yang hampir sama dengan hemocyanin tetapi atom-atom metalik yang mengikat
molekul oksigen adalah Fe. Kalau hemocyanin Cu hemoglobin mengandung besi
porphyrin. Sistem syaraf mirip annelida, otak terletak di ujung anterior
esofagus. Alat indra banyak dijumpai pada ujung anterior introvrert , terutama
untuk mencermati keadaan lingkungan . Tidak mempunyai sistem pembuluh darah
maupun organ pernafasan. cairan rongga tubuh ( coeclomic fluid ) berfungsi
mengedarkan darah yang berisi butir-butir darah dan mengandung hemethrin.
PERAN SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM DI PERAIRAN
Bagi
sumber daya perairan, sangat penting karena membantu difusioksigen dalam
sedimen Sebagai deposit feeder,
Sipuncula tidak selektif dalam hal makanan. Memakan segala macam butir-butir
makanan yang mengendap di dasar perairan dengan menggunakan tentakelnya yang
bercilia. Beberapa jenis menelan substrat pada waktu membuat liang, dan
mencerna mikroorganisme yang terkandung di dalamnya.
PERTUMBUHAN SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Sipuncula
dioecious, pertumbuhan diluar . Telur dan sperma dikeluarkan melalui metanephridia. Perkembangan langsung melalui stadia trochopore yang berenang bebas satu hari
sampai satu bulan , kemudia mengalami metamorfosa menjadi cacing muda dan turun
kedasar laut . Beberapa jenis sipuncula melakukan reproduksi aseksual dengan
membuat sekatan dan membelah dua pada
bagian posterior badan.
TINGKAH LAKU SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Tingkah
laku hampir sama dengan pengertian peran bagi kehidupan karena hewan ini dalam
memakan segala macam butir-butir makanan yang mengendap di dasar perairan
dengan menggunakan tentakelnya yang bercilia. Beberapa jenis menelan substrat
pada waktu membuat liang, dan mencerna mikroorganisme yang terkandung di
dalamnya
MANFAAT SIPUNCULA, SIA-SIA, KOMOCO, KARIONG, CACING KACANG ATAU PEANUT WORM
Sipuncula
(sia-sia) oleh masyarakat yang telah terbiasa, dikonsumsi dalam keadaan segar mentah (setelah dibersihkan,
tanpa harus direbus terlebih dahulu), atau dicampur dengan asam jeruk dan
bumbu-bumbu, yang disebut “colo-colo” dan dimakan bersama nasi. Akan tetapi
pada umumnya, dikonsumsi dengan cara diolah dalam beberapa jenis olahan seperti
kare, kecap, goreng, dan dibuat bumbu kacang dengan cara ditumis dengan
bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, kunyit, jintan,
ketumbar, kemiri, jahe, kecap, kacang, santan, dan lain-lain. Karena tubuhnya mengandung
sejumlah besar pasir, sebelum dikonsumsi, harus dibersihkan terlebih dahulu.
Caranya: sipuncula (siasia) yang sudah dibersihkan dari pantai, dibersihkan
kembali dengan air tawar sebanyak 5-6 kali, kemudian direndam dalam air panas
mendidih 20 menit, setelah itu kulit luar dan dalam yang membungkusi tubuh
dibersihkan dengan cara menarik bagian ujung pangkal tubuh sejajar kulit hingga
bersih. Hal ini dimaksudkan untuk mengeluarkan butir-butir pasir berukuran
kecil yang ada disekucur tubuhnya. Tubuh hewan ini kembali dibersihkan dari
butiran dengan cara menyapu lembut permukaan kulitnya. Lalu dicuci dengan air
tawar hingga bersih. Setelah dipastikan bersih, hewan ini dapat langsung
dimakan mentah. Jika akan diolah lanjut (dimasak), dapat dirajang kecil-kecil.
Berdasarkan
informasi yang diperoleh, Sipuncula (sia-sia) sudah dikenal sejak
lama, tetapi hingga sekarang belum bisa menjadi bahan pangan yang bernilai
ekonomis jika dibadingkan dengan hasil laut lainnya seperti bia/siput, teripang,
dan rumput laut (cincao) yang memiliki nilai jual yang tinggi yang kerap kali
diburu oleh kalangan infestor lokal (asal Surabaya). Diversifikasi atau penganekaragaman
pangan pun belum pernah dilakukan akan tetapi hewan ini menyimpan sejumlah
kandungan-kandungan nutrisi yang dapat diperlukan oleh tubuh.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Sipuncula atau sia-sia yang diperoleh dari
perairan pulau Nusalaut memiliki komposisi gizi yang cukup lengkap seperti protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (Tabel 1 dan 2). Dari hasil analisa
proksimat, rata- rata komposisi gizi sipuncula (sia-sia) di perairan pantai pulau
Nusalaut untuk kadar air berkisar antara 75,96-79,21%, protein 16,88-17,13%,
lemak 0,22-0,27%, karbohidrat 1,03-3,85%, abu 2,41-3,04%. Mineral seperti
Calsium berkisar antara 6,16-11,42%, Magnesium 2,70-2,82%, Posfor 0,98-1,09%,
Iodium 5,90-6,65%. Sedangkan Vitamin, yang diwakili dari perairan Negeri
Nalahia (Tabel 2) memperlihatkan bahwa daging sipuncula (sia-sia) juga mengandung
sejumlah vitamin antara lain vitamin A sebesar : 656,65 mcg, Vitamin B1: 0,26
mg, B6: 0,22 mg, B12: 0,31 mcg dan Vitamin E: 5,53 mg.
PENULIS
Qolbi
Putrawan Y
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Benny.
2014. http://www.academia.edu/Diakses pada 1 November 2015
Google
image. 2015. http://www.googleimage.com/diaskes
pada 1 November 2015
http://lalitaveronika.blogspot.com/2017/05/laporan-praktikum-avertebrata-sipuncula.html
Silaban,
B. Br dan E. E. E. M. Nanlohy. 2011. Profil Nutrisi Sipuncula (Cacing Kacang):
Biota Laut Yang Kontrovertif Di Pulau Nusalaut, Maluku Tengah Jurnal Triton. 7(2):32-4.
Silaban,
R. 2019. Studi Etnoteknologi Dan Pemanfaatan Sia-Sia (Sipunculus Nudus) Oleh
Mayarakat Di Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Kelautan. 12(1):
78-88.
The
Dreamer . 2013 .
http://newthedreamer.blogspot.co.id/
Dikses pada 1 November 2015
Wikipedia.2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Siipuncula
. Diakses pada1 November 2015
Post a Comment for "Sipuncula, Sia-Sia, Komoco, Kariong, Cacing Kacang Atau Peanut Worm; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"