Siput Laut adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas moluska Gastropoda. Dalam arti sempit, istilah ini diberikan bagi mereka yang memiliki cangkang bergelung pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga menjadi makna "Gastropoda", mencakup siput dan siput bugil (siput tanpa cangkang, dalam bahasa Jawa dikenal sebagai resrespo). Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah Insecta (serangga). Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun sangat bervariasi di antara anggota-anggotanya. Tubuh moluska diselimuti oleh suatu selubung membran yang disebut mantel. Mantel inilah yang mensekresi cangkang. Moluska tersebar luas hampir di setiap tempat, di darat dan di laut. Siput (gastropoda) hidup di atas tanah dan bernafas dengan semacam insang. Sungai dan kolam merupakan habitat yang disukai banyak jenis siput, baik yang bernafas dengan insang maupun paru-paru. Moluska biasanya memakan vegetasi atau tumbuhan dan binatang mikroskopis, tetapi ada beberapa jenis yang memangsa binatang besar.
KLASIFIKASI SIPUT LAUT
Kingdom : Animalia
Phylum :
Mollusca
Kelas :
Gastropoda
Ordo :
Ophistobranchia
Sub ordo : Nudibranchia
Family : Turritellidae
Sub
family : Cerithioidea
Genus :
Turritella
Spesies : T.
Banksii
MORFOLOGI SIPUT LAUT
Siput ini biasannya bewarna hijau cerah,
karena kandungan kloroplas di dalam sel- sel siput ini.
Namun warna tubuh mereka kadang- kadang berganti menjadi agak
kemerah-merahan atu abu-abu. Hal ini disebabkan karena jumlah klorofil dalam
sel-selnya tidak sama. Siput yang masih kecil bewarna coklat dengan bintik
kemerahan karena belum dapat makanan tumbuhan seperti siput dewasa, sehingga
tubuhnya belum mengandung zat kloraplas. Siput ini dapat hidup hingga
memiliki panjang 60mm, tapi yang ditemukan sebagian besar berukuran antra 20mm
sampai 30mm.
HABITAT SIPUT LAUT
Hewan ini umumnya hidup di laut meskipun ada juga yang hidup di darat. Tubuhnya lunak, berlendir, dan bermantel, biasanya dilindungi oleh cangkang zat kapur. Selain melindungi tubuh, cangkang ini juga berfungsi untuk melindungi organ yang ada di dalam isi perut. Cangkang yang melindungi merupakan rangka skeleton yang deisebut Body Case sehingga aman dilingkungan. memiliki mata yang unik (jika terkejut oleh rangsangan atau tersentuh maka akan melesat kedalam atau bersembunyi).
TINGKAH LAKU SIPUT LAUT
Siput memiliki pelindung
tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang. Hewan jenis ini melindungi
diri dari musuhnya dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam
cangkang berjalan secara lambat
CARA BERKEMBANG BIAK SIPUT LAUT
Siput laut berkembang biak
dengan kawin dan bersifat hemaprodit, tetapi tidak mempu melakukan
autofertilisasi. Alat reproduksinya disebut ovotestis, yaitu suatu badan
penghasil ovum dan sperma. Sperma yang dihasilkan akan diteruskan ke saluran
sperma., ditampung dalam kantung sperma dan dikeluarkan melalui alat kawin.
Sedangkan sel telur yang dihasilkan akan diteruskan ke saluran telur,
reseptakel seminal, dan akhirnya keluar melalui lubang kelamin. Walaupun
Gastropoda merupaka organisme hemaprodit, agar terjadi reproduksi tetap
diperlukan dua individu. Reproduksi dimulai ketika dua Gastropoda saling
mendekat dan saling memasukkanpenis masing-masing ke lubang kelamin pasangannya
untuk memindahkan sperma. Setelah itu keduanya berpisah dan masing-masing
Gastropoda meletakkan telur yang telah dibuahi dan dilindungi oleh zat gelatin
pada tempat yang gelap. Telur yang dibuahi akan terlindung oleh cangkang kapur,
diletakkan di atas bebatuan atau sampah. Karena pengaruh suhu lingkungan, telur
akan menetas. Ketika masih berbentuk larva, tubuh Gastropoda bersimetri
bilateral, tetapi setelah dewasa tubuhnya mengalami pembengkokan sehingga
menjadi tidak simetri (asimetri).
PERAN SIPUT LAUT DI PERAIRAN
Peranan avertebrata air
secara langsung terkait.Adapun manfaat avertebrata air bagi manusia yaitu
sebagai bahan konsumsi, usaha budidaya, sebagai indikator biologis yaitu dapat
digunakan sebagai petunjuk tingkat pencemaran perairan misalnya cacing dari tubificiade
dan larva chironomus.Selain bermanfaat bagi manusia avertebrata air juga dapat
merugikan yaitu sebagai inang perantara beberapa penyakit seperti penyakit
demam keong (schitosomiasis) dimana siput sebagai inang perantara dan penyakit
kakai gajah (elphantiasis atau filariasis) dengan nyamuk sebagai inang
perantara.
MASA BERTELUR SIPUT LAUT
Siput
jantan dan betina yang sudah dewasa dan kelaminnya akan saling mencari, dan
ketika akan ketemu maka akan terjadi perkawinan. Siput jantan akan membuahi sel-sel
telur yang tedapat didalam tubuh induk betina. Kemudian induk betina akan
bertelur dan menepatkannya di tepi kolam, tonggak kayu, daun-daunan, atau
pempat lainnya. Telur-telurnya yang berwarna merah muda seperti buah murbei,
dan menggumpal. Ketika di keluarkan telur-telur tersebut masih lunak dan
bersaput lendir, akan tetapi dalam beberapa waktu kemudian telur-telur tersebut
mongering dan mengeras . setelah mengeras, telur-telur tersebut merekat erat
pada substratnya. Telur akan menetas dalam jangka waktu satu hingga dua minggu
sejak di keluarkan. Ketika menetas anak-anak siput yang masih kecil akan
langsung jatuh ke dalam air, pada fase ini sebenarnya kondisi siput dalam
keadaan lemah. Selai belum bisa mencari makanan, meraka juga belum dapat
berpindah tempat sendiri, dan juga sangat mudah untuk di mangsah oleh binatang
yang lain. Akan tetapi yang perlu di ingat, meskipun secara fisik mereka belum
bisa berpindah tempat sndiri, justru fase itulah siput bisa menyebar ke
berbagai wilayah dengan cepat dalm jumlah yang banyak.
MASA PERTUMBUHAN
AWAL SIPUT LAUT
Setelah menetas siput-siput muda akan menyebar terbawa
oleh air atau berjalan sendiri. Masa ini adalah masa yang paling sulit untuk
mengendalikannya. Meskipun kehadirannya di sawah belum begitu membahayakan,
namun wujudnya yang kecil dan sulit di temukan akan menimbulkan bahaya yang
besar ketika mereka sudah beranjak dewasa. Pengendalian pada masa pertumbuhan
awal biasanya hanya akan efektif dengan menggunakan bahan kimia, karena dengan
cara mekanis terlalu sulit. Tetapi bisa di pasang saringan pada pintu pemasukan
untuk menghambat laju penyebarannya. Masa pertumbuhan awal pada umumnya
berkisar antara 15-25 hari.
MASA PERTUMBUHAN
LANJUT SIPUT LAUT
Masa petumbuhan laju
adalah masa tahap berikutnya, yaitu proses pertumbuhan siput dasi muda manjadi
dewasa. Pada fase ini serangan siput di sawah sudah cukup meresahkan, kerena
selain sangat rakus, dalam waktu yang tidak begitu lama mereka akan melakukan perkawinan.
Pengendalian siput pada masa pertumbuhan lanjut biasanya cukup efektif dengan
menggunakan jebakan, atau secara mekanis. Persemian yang dipagar dengan plastic
juga mampu menahan mereka untuk tidak mnyusup ke areal pertanian. Pada umumnya
masa pertumbuhan lanjut berlangsung dalam waktu 26-59 hari.
PENULIS
Muhammad Gilang R
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Asdar.2011. Laporan Praktikum Avertebrata Air, http://tugas-tugasmatakuliah.
blogspot.com/2011/01/, diakses pada 26 oktober 2015.
Hidayat, Raja nurul.Biologi Laut, http://rajanurulhidayat.blogspot.co.id/2014/06/biologi-laut.html,
diakses pada 26 Oktober 2015.
Kurniasih,anggi.2012.Penanganan Hasil Perairan, http://anggikurniasih.blogspot.co.id/2012/11/makalah-komoditas-dan-penanganan-hasil.html diakses
pada tanggal 26 oktober 2015.
Post a Comment for "Siput Laut; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"