Udang Rebon (Mysis
relicta, Acetes Indicus) adalah salah satu hasil laut dari jenis udang-udangan
namun dengan ukuran yang sangat kecil dibandingkan dengan jenis udang-udangan
lainnya. Karena ukurannya yang kecil inilah, udang ini disebut dengan udang
“rebon”. Di mancanegara, udang ini lebih dikenal dengan terasi shrimp karena
memang udang ini merupakan bahan baku utama pembuatan terasi. Di pasaranpun,
udang ini lebih mudah ditemukan sebagai bahan seperti terasi, atau telah
dikeringkan dan sangat jarang dijual dalam keadaan segar (Astawan, 2009).
Udang
rebon merupakan salah satu hasil laut dari jenis udang-udangan dengan ukuran
kecil yang mana bila dibandingkan dengan udang jenis lain. Ukuran yang kecil
membuat jenis udang ini disebut “rebon”. Mancanegara lebih terkenal dengan
namashrimp paste. Udang rebon merupakan zooplankton dengan ukuran panjang
1-1,5cm yang terdiri dari kelompok Crustacea yaitu Mysidocea acetes dan larva
peraedae yang ditemukan disekitar muara (Nontji, 1986). Udang ini adalah salah
satu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan terasi. Udang jenis ini lebih
mudah ditemukan dalam bentuk terasi ataupun dikeringkan dibandingkan dalam
bentuk segar.
Udang
rebon popular disebut jambret dan nama internasionalnya ialah mysids.
Dalam taksonomi, udang rebon termasuk keluarga (famili) Mysidacae, terbanyak
dari marga Mesopodopsis. Pada musim tertentu, populasinya sangat banyak di
tambak dan tampak bergerombol di permukaan air tambak. Memang udang renik ini
hidup planktonis (seperti plankton) sehingga mudah ditangkap dengan serok
halus. Benih udang rebon bisa juga masuk dari laut. Ukurannya kecil, hanya
sekitar 0,5-1cm (Suyanto dan Takarina, 2009).
Udang
rebon adalah salah satu hasil laut dari jenis udang-udangan namun dengan ukuran
yang sangat kecil dibandingkan dengan jenis udang-udangan lainnya. Karena
ukurannya yang kecil inilah, udang ini disebut dengan udang “rebon”. Di
mancanegara, udang ini lebih dikenal sebagai terasi shrimpkarena memang udang
ini merupakan bahan baku utama pembuatan terasi. Di pasaranpun, udang ini lebih
mudah ditemukan sebagai bahan seperti terasi, atau telah dikeringkan dan sangat
jarang dijual dalam keadaan segar (Astawan, 2009).
KLASIFIKASI UDANG
REBON ATAU TERASI SHRIMP
Klasifikasi
udang rebon yaitu:
kingdom
: Animalia
filum
: Crustaceae
class
: Arthropoda
ordo
: Malacostraca
famili
: Penaeidae
genus
: Penaeus
species
: Mysis relicta
Menurut
Edwards (1830), udang rebon diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Crustaceae
Sub
Kelas : Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Family
: Sergestidae
Genus
: Acetes
Spesies
: Acetes Indicus
MORFOLOGI UDANG REBON
ATAU TERASI SHRIMP
Udang
rebon merupakan zooplankton dengan ukuran panjang 1 - 1,5 cm yang terdiri dari
kelompok Crustacea yaitu Mysidocea acetes dan larva peraedae yang ditemukan
disekitar muara (Nontji, 1986). Ciri-ciri udang rebon adalah mempunyai tiga
pasang kaki yang sempurna, restum dan telsonnya pendek, mempunyai kaki renang
yang sempurna dan tampak berbulu dan panjang antena sekitar 2-3 kali panjang
tubuhnya (Hutabarat dan Evans, 1986).
Mysis
relicta adalah jenis udang yang berukuran kecil. Udang ini merupakan hewan air
yang tidak bertulang belakang. Udang cukup berbeda dengan hewan air lainnya.
Peredaran darah dan pencernaannya cukup khas sehingga sangat menarik untuk
dipelajari. Udang ini bisa melakukan molting seperti udang lainnya. Hal ini
terjadikarena kulit udang tidak elastis. Saat fase udang mudah, molting sering
sekali terjadi. Sementara saat beranjak dewasa sudah mulai jarang melakukan
molting.
CIRI-CIRI UDANG REBON
ATAU TERASI SHRIMP
Ciri-ciri
dari udang rebon adalah mempunyai tiga pasang kaki jalan yang sempurna, restum
dan telsonnya pendek, mempunyai kaki renang yang sempurna dan tampak berbulu
dan panjang antena sekitar 2-3 kali panjang tubuhnya. Dengan kulit agak keras,
tetapi tidak kaku.Mempunyaitanda istimewa pada badan terdapat ban ungu hitam
dan pada masing-masing ruas terdapat 2 ban Warna tersebut jelas sekali pada
udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya berwarna merah (Hutabarat dan
Evans, 1986).
1.
Kulit agak keras tapi tidak kaku
2.
Mempunyai tanda istimewa pada badan terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing
ruas terdapat 2 ban
3.
Warna kaki pada umumnya berwarna merah
4.
Seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar
5.
Hidup berkoloni
6.
Kepala sampai dada terdiri dari ruas ruas
7.
Kepala terdiri dari 5 ruas dan dada 8 ruas
REPRODUKSI UDANG
REBON ATAU TERASI SHRIMP
Udang
ini berkembang biak setelah menjadi dewasa. Setelah dewasa mereka akan bertelur
mereka akan berkembang biak di laut. Setelah telur telur udang ini menetas akan
menjadi berayak. Dalam beberapa jam mereka akan menjadi nocuplus yang berasal
dari udang. Dan bermetamorfosis menjadi udang rebon.
FISIOLOGI UDANG REBON
ATAU TERASI SHRIMP
Sisem
pencernaan pada hewan ini terdapat atas mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus. Lambung dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian besar (anterior) tersebut
kamar kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Udang rebon ini bernafas
menggunakan insang. Sistem pernafasan udang ini diantara bagian lateral karopak
(branchionstegit). Dan dinding badan terdapat ronnga rongga atau kamar insang
dibagian ventral.
TINGKAH LAKU UDANG
REBON ATAU TERASI SHRIMP
Udang
ini hidup bergerombol atau berkoloni yang menempati suatu ekosistem perairan
yang ada di laut. Hewan ini hidup di dasar perairan namun ada waktu tertentu
saat udang ini menempati permukaan. Hal ini biasanya dimanfaatkan oleh para
nelayan untuk di tangkap.
HABITAT UDANG REBON ATAU
TERASI SHRIMP
Habitat
udang berbeda-beda tergantung dari jenis dan tingkatan dalam daur
hidupnya. Udang bersifat bentik (berhubungan dengan faktor-faktor dasar laut)
serta hidup pada permukaan dasar laut. Habitat yang disukai adalah dasar laut
yang lumer (soft), biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir. Selama hidupnya
udang mengalami beberapa pergantian kulit (moulting) yang dimulai pada masa
larva, dan diikuti perubahan struktur morphologinya hingga akhirnya bermethamorphosis
menjadi juvenil (juana). Menurut perkembangannya, larva dapat dibagi menjadi 7
stadium yaitu nauplius, zoea, mysis, post larva, juvenile, udang muda dan udang
dewasa (Buwono, 1993).
MANFAAT UDANG REBON ATAU
TERASI SHRIMP
Udang
Rebon merupakan sumber protein namun tidak terkenal seperti daging sapi, ikan, ataupun
ayam dan udang lainnya. Rebon kering 100g mengandung 59,4g protein. Berlawanan
dengan tingginya kandungan proteinnya, udang jenis ini memiliki kandungan lemak
yang rendah yaitu 3,6g lemak dalam 100g rebon kering. Keunggulan rebon terdapat
pada kalsium, fosfor dan zat besinya. Rebon kering 100g mengandung kalsium
sebesar 2.306mg setara dengan 16 kali kandungan kalsium 100g susu sapi.
Kandungan fosfor rebon kering sebesar 625g dan zat besi sebesar 21,4g atau setara dengan 8 kali
kandungan gizi 100g daging sapi (Persagi, 2009).
Rebon
selain kaya zat gizi protein, kalsium dan zat besi ternyata terdapat satu manfaat
unik dari udang rebon yaitu memiliki kulit yang berbeda. Udang rebon secara
keseluruhan dapat dikonsumsi tidak seperti jenis udang lainnya yang hanya dimakan
dagingnya saja tanpa kulitnya. Kulit udang selain mengandung kalsium juga
memiliki zat unik yang sama ditemukan dalam cangkang serangga dan cangkang
kepiting, yaitu kitosan. Kulit udang menurut beberapa penelitian sangat bermanfaat
dalam mengikat kolesterol sehingga sangat bermanfaat mengingat memakan seafood
seringkali terdapat dampak negatif berupa kenaikan kolesterol darah. Kitosan
mulai bekerja saat bercampur dengan asam lambung. Pencampuran ini akan
menjadikan gel sehingga mengikat kolesterol dan lemak dari makanan.
Walaupun
tidak setenar seperti daging ayam, daging sapi atau ikan, seperti jenis udang
lainnya, udang rebon memiliki kandungan protein yang tinggi. Dari setiap 100 g
udang rebon kering, 59,4 g nya merupakan protein. Berlawanan dengan kandungan protein
udang rebon kering, kandungan lemak udang rebon termasuk rendah, hanya 3,6 g
dari setiap 100 g udang rebon kering (Persagi, 2009).
Selain
kaya akan sumber zat gizi protein, kalsium dan zat besi ternyata terdapat satu
manfaat unik dari udang rebon yang bisa jadi sulit didapatkan dari jenis udang-udangan
lain, yaitu kulitnya yang berbeda. Berbeda dengan jenis udang- udangan lain
yang biasanya hanya dimakan dagingnya saja tanpa kulitnya, seluruh bagian udang
rebon dapat dimakan. Hal ini terutama karena ukurannya yang sangat kecil
sehingga tidak memungkinkan untuk membuang kulit atau kepalanya seperti ketika
akan memakan udang-udangan lain. Hasilnya, justru inilah yang menjadi salah
satu keunggulan udang rebon dibandingkan udang-udangan lain, maupun makanan
sumber protein lainnya (Astawan, 2009).
Selain
kaya kalsium, kulit udang ternyata mengandung satu zat unik yang ditemukan
dalam cangkang serangga dan cangkang kepiting, yaitu kitosan (Nasir, 2008).
Menurut beberapa penelitian kulit udang sangat bermanfaat dalam mengikat
kolesterol dalam tubuh sehingga sangat bermanfaat jika dikonsumsi. Kitosan
mulai bekerja saat bercampur dengan asam lambung. Pencampuran ini akan merubah
kitosan menjadi semacam gel yang akan mengikat kolesterol dan lemak yang
berasal dari makanan. Hasilnya, terjadi penurunan LDL, sekaligus perubahan
perbandingan HDL terhadap LDL (Astawan, 2009).
Bahan
yang biasa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan terasi adalah ikan-ikan
kecil dan udang-udang kecil yang biasa disebut rebon. Rebon dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku terasi karena rebon tersebut memiliki kulit atau cangkang
yang lunak sehingga memungkinkan untuk dihancurkan secara sempurna. Udang
secara umum memiliki kandungan Yodium yang tertinggi dibandingkan dengan
jenis-jenis ikan yang lain. Disamping itu, dapat diketahui pula bahwa ikan-ikan
kecil dan rebon yang digunakan sebagai bahan baku terasi tersebut merupakan
sumber protein hewani yang baik disamping daging dan telur (Suprapti, 2002).
PERAN UDANG REBON ATAU
TERASI SHRIMP DI PERAIRAN
Udang
ini hidup di laut dan memiliki sifat euryhaline. Dia dapat hidup diperairan
yang memiliki kadar garam 5-45%. Udang ini menyukai air yang relatif jernih. Di
alam, Crustacea mempunyai peran yang cukup penting. Sebagian besar zooplankton
di laut dan samudra adalah Crustacea. Hewan ini terdapat di laut mulai dari
pantai sampai laut yang dalam. Crustacea
juga mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, karena beberapa jenis
tertentu merupakan bahan makanan yang baik bagi manusia, yaitu mengandung
banyak protein. Selain itu, juga banyak yang hidup sebagai zooplankton yang
menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis ikan.
CARA PEMBUATAN TERASI
UDANG REBON
1.
Pertama-tama, udang rebon dicuci dengan air bersih agar semua kotoran terbuang.
Selanjutnya udang rebon dimasukkan kedalam karung selama semalam agar bahan
baku tersebut menjadi setengah busuk.
2.
Keesokan harinya udang rebon tersebut dicuci kembali dan langsung dijemur dibawah
sinar matahari sampai setengah kering (kurang lebih selama 1-2 hari). Selama
penjemuran, udang rebon harus sering dibalik-balik agar keringnya merata dan
kotoran yang mungkin masih melekat dapat dibersihkan.
3.
Setelah agak kering, daging udang rebon ditumbuk sampai halus dan
dibiarkan lagi selama
semalam agar protein yang terkandung didalamnya benar-benar terurai.
4.Selanjutnya
kedalam daging udang rebon ditambahkan garam secukupnya untuk membunuh bakteri
pembusuk. Jumlah garam yang ditambahkan tergantung selera, maksimal 30% dari
berat total udang rebon, agar terasi yang diproduksi tidak terlalu asin.
5.
Langkah selanjutnya adalah menggumpalkan dan membungkus bahan terasi tersebut
dengan daun pisang kering. Biarkan bahan terasi tersebut selama satu malam agar
bakteri pembusuk benar-benar mati. Setelah satu malam, gumpalan bahan terasi
tersebut dihancurkan kembali dan dijemur dibawah sinar matahari selama 3-4
hari.
6.
Terasi yang telah kering kemudian ditumbuk kembali sampai benar-benar halus dan
dibungkus kembali dengan tikar atau daun pisang kering. Selanjutnya terasi
tersebut dibiarkan kembali selama 1-4 minggu, agar proses fermentasi dapat
berlangsung secara sempurna. Proses fermentasi dapat dianggap selesai apabila
telah tercium aroma terasi yang khas.
7.
Daya tahan terasi diolah dengan cara seperti diatas dapat mencapai 12 bulan. (Afrianto
dan Liviawaty, 1991)
BERBAGAI JENIS OLAHAN
UDANG REBON
Ada
berbagai jenis olahan udang rebon yang ada dipasaran dan sebagaian masih
diproduksi dalam sekala kecil. Inilah beberapa contoh olahan yang menggunakan
udang rebon sebagai bahan bakunya:
1. Abon udang rebon
Abon
rebon memiliki rasa yang cukup gurih, sangat cocok digunakan sebagai pelengkap
makanan dengan berbagai macam sayuran. Abon rebon juga dapat menambah citarasa
berbagai menu makanan seperti nasi goreng, pangsit dan lain-lain.
2. Sosis udang rebon
Pada
umumnya sosis dibuat dari daging sapi dan ayam. Mengingat sumberdaya perikanan
Indonesia cukup besar maka pemanfaatan udang rebon dapat menjadi alternatif
penganti daging sapi dan ayam dalam pembuatan sosis.
3. Tepung udang rebon
Tepung
udang rebon merupakan tepung yang dihasilkan dari proses pengolahan seluruh
bagian tubuh udangrebon yang terdiri atas kepala, cangkang, dan daging yang
banyak mengandung kalsium dan fosfor. Tepung udang rebon yang banyak mengandung
kalsium dan fosfor diperoleh dengan melewati proses deproteinasi dan proses
defatting (Wirakusumah, 2007).
4. Terasi udang rebon
Terasi
merupakan bumbu tradisional yang banyak dikenal dan disukai oleh masyarakat
Indonesia. Banyak orang menyukai terasi karena rasa dan aromanya yang khas,
terutama untuk meningkatkan selera
makan(Salam, 2008).
5. Pakan ternak
Selain
diolah menjadi berbagai jenis makanan, udang rebon juga dijadikan sebagai
campuran pakan ternak oleh beberapa petani seperti pakan ikan, bebek, ayam dan
jenis ternak lainnya.
PENULIS
Dhana
Ferdian
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/12886/14/BAB%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/13965/15/15.%20BAB%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60618/Chapter
20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
https://docplayer.info/41754156-Tinjauan-pustaka-udang-rebon-adalah-salah-satu-hasil-laut-dari-jenis-udang-udangan-namun.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Mysis_relicta
Irwati.2012.Pertumbuhan
kepiting di kawasan mangrove.Undip:FPIK
Rohmimotarto.2005.Biologi
Laut Tropis.Jakarta:Djambatan
Wijarni.1984.Avertebrata
Air.Malang:Universitas Brawijaya
Post a Comment for "Udang Rebon Atau Terasi Shrimp; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"