Ikan Buntal
(tetraodontidae) adalah sebuah famili dari ikan muara dan laut yang berasal
dari ordo Tetraodontiformes. Secara morfologi, ikan-ikan serupa yang termasuk
dalam famili ini serupa dengan ikan landak yang memiliki tulang belakang luas
yang besar (tidak seperti tulang belakang Tetraodontidae yang lebih tipis,
tersembunyi, dan dapat terlihat ketika ikan ini menggembungkan diri). Nama
ilmiah ini merujuk pada empat gigi besar yang terpasang pada rahang atas dan
bawah yang digunakan untuk menghancurkan cangkang krustasea dan moluska, mangsa
alami mereka.
Tetraodontidae
terdiri dari sedikitnya 121 spesies ikan buntal yang terbagi dalam 20 genera.
Ikan ini banyak ragamnya di perairan tropis dan tidak umum dalam di perairan
zona sedang dan tidak ada di perairan dingin. Mereka memiliki ukuran kecil
hingga sedang, meski beberapa spesies memiliki panjang lebih dari 100
sentimeter (39 in).
KLASIFIKASI IKAN
BUNTAL
Kingdom
|
: Animalia
|
Phylum
|
: Chordata
|
Upaphylum
|
: Vertebrata
|
Kelas
|
: Actinopterygii
|
Upakelas
|
: Neopterygii
|
Ordo
|
: Tetraodontiformes
|
Famili
|
: Tetraodontidae
|
Genus
|
: Diodon Holoc
|
MORFOLOGI IKAN
BUNTAL
Tetraodontidae
adalah sebuah famili dari ikan muara dan laut yang berasal
dari ordo Tetraodontiformes. Secara morfologi, ikan-ikan
serupa yang termasuk dalam famili ini serupa dengan ikan landak yang
memiliki tulang belakang luas yang besar (tidak seperti tulang belakang
Tetraodontidae yang lebih tipis, tersembunyi, dan dapat terlihat ketika ikan
ini menggembungkan diri). Nama ilmiah ini merujuk pada empat gigi besar yang
terpasang pada rahang atas dan bawah yang digunakan untuk menghancurkan
cangkang krustasea dan moluska, mangsa alami mereka.
HABITAT IKAN
BUNTAL
Penyebaran
ikan ini adalah di perairan tropis seluruh dunia.Ikan Buntal ini adalah
predator malam hari, biasanya bersembunyi di celah-celah karang di siang hari
dan baru akan berakasi mencari makan pada malam hari. Gigi yang menyatu bersama
menjadi satu kesatuan, menciptakan mulut yang kuat dan dapat meretakan kulit
kerang siput, landak laut, dan kepiting yang merupakan makanan utama ikan
buntal.
REPRODUKSI IKAN BUNTAL
Reproduksi ikan buntal air tawar dilakukan melalui pemijahan. Proses pemijahan terjadi secara alamiah pada induk yang sudah matang gonad. Penampakan morofologi pada induk yang sudah matang terlihat dari bentuk tubuh yang sudah membulat. Calon induk diletakkan pada akuarium secara berpasangan. Pada akuarium di tempatkan substrat berupa batu pipih yangbertujuan untuk tempat peletakkan telur. Pemijahan yang dilakukan oleh buntal air tawar terjadi parsial. Dalam 1 periode, sepasang ikan dapat melakukan 4 kali proses pemijahan dengan selang waktu memijah berkisar 14 - 18 hari. Jumlah telur (fekunditas) yang dihasilkan lebih dari 1000 - 1900 butir. Derajat pembuahan tertinggi sebesar 96% dan derajat penetasan tertinggi sebesar 78,6%. Bentuk telur ikan buntal air tawar pipih pada bagian bawah dan cembung di bagian atas, dengan warna bening transparan. Pada telur juga terlihat adanya lapisan minyak dan umum terjadi pada telur yang berada pada substrat.
Ikan buntal memiliki kandungan metabolit primer yang cukup lengkap terutama asam aminonya, selain itu ikan buntal juga memiliki kandungan metabolit sekunder seperti racun tetrodotoksin (TTX). Racun ini biasanya digunakan sebagai alat pertahanan diri dari serangan predator. Beberapa kasus keracunan yang terjadi di Indonesia diantaranya pada tahun 2010 dan 2008 di Cirebon (Seo, 2010). Kasus keracunan ikan buntal juga terjadi di beberapa daerah seperti Tapanuli tengah,Bengkulu dan Maluku.
REPRODUKSI IKAN BUNTAL
Reproduksi ikan buntal air tawar dilakukan melalui pemijahan. Proses pemijahan terjadi secara alamiah pada induk yang sudah matang gonad. Penampakan morofologi pada induk yang sudah matang terlihat dari bentuk tubuh yang sudah membulat. Calon induk diletakkan pada akuarium secara berpasangan. Pada akuarium di tempatkan substrat berupa batu pipih yangbertujuan untuk tempat peletakkan telur. Pemijahan yang dilakukan oleh buntal air tawar terjadi parsial. Dalam 1 periode, sepasang ikan dapat melakukan 4 kali proses pemijahan dengan selang waktu memijah berkisar 14 - 18 hari. Jumlah telur (fekunditas) yang dihasilkan lebih dari 1000 - 1900 butir. Derajat pembuahan tertinggi sebesar 96% dan derajat penetasan tertinggi sebesar 78,6%. Bentuk telur ikan buntal air tawar pipih pada bagian bawah dan cembung di bagian atas, dengan warna bening transparan. Pada telur juga terlihat adanya lapisan minyak dan umum terjadi pada telur yang berada pada substrat.
CIRI-CIRI IKAN
BUNTAL
Ciri-ciri
ikan buntal adalah sebagai berikut :
1. Memiliki
gigi yang tajam.
2. Memiliki
racun yang terkandung dalam tubuhnya.
3. Dapat mengembang
seperti balon dan mengeluarkan duri tajam.
4. Memiliki
panjang 8-14 inci (20-35 cm), mencapai maksimum 20 inci (50 cm).
MANFAAT IKAN
BUNTAL
Ikan Buntal
merupakan hewan beracun kedua setelah katak emas. Oleh karena itu pada dasarnya
ikan buntal tidak memiliki manfaat bagi manusia, karena siapapun yang mamakan
ikan jenis ini akan terkena racun darinya.
Meskipun
berbahaya, tetrodotoxin ternyata dapat dimanfaatkan terutama pada bidang
farmasi. Tetrodotoksin dapat digunakan sebagai obat anastesi lokal (dapat
memblok syaraf). Tetrodotoksin yang dicampur dengan bupivacaine dan
dexamethasone dapat meningkatkan waktu anastesi. Obat berbahan dasar dari
tetrodotoksin yang pertama kali dipasarkan adalah Tectin, obat ini dikembangkan
oleh WEX Pharmaceutical Inc. Dalam dosis kecil, obat ini sangat mampu
mengurangi rasa sakit kronis yang dialami oleh pasien kanker.
TINGKAH
LAKU IKAN BUNTAL
Ikan buntal merupakan makanan yang umum disajikan di jepang dan korea.
Mengingat resiko yang tinggi jika ikan ini salah dalam pengolahannya, maka di
Jepang hanya koki-koki yang memiliki sertifikat dari Departemen Kesehatan lah
yang diizinkan untuk mengolah ikan buntal ini untuk dikonsumsi umum. Sehingga
di Jepang, menu masakan yang mengandung ikan buntal harganya cukup mahal.
PERAN IKAN BUNTAL DI PERAIRAN
Ikan buntal dapat tumbuh hingga 60 cm tapi panjang maksimum tergantung pada jenis ikan buntal. Ikan buntal dapat ditemukan dalam berbagai warna. Ikan ini biasanya memiliki penampilan seperti kecebong besar, dengan mata melotot dan moncong memanjang.
Ikan buntal adalah hewan omnivora dan makan berbagai tumbuhan dan hewan. Ikan ini memakan ganggang yang tumbuh di bebatuan dan karang, dan juga invertebrata yang menghuni daerah sekitarnya. Spesies besar ikan buntal juga akan makan kerang seperti udang dan kepiting dan moluska.
PERAN IKAN BUNTAL DI PERAIRAN
Ikan buntal dapat tumbuh hingga 60 cm tapi panjang maksimum tergantung pada jenis ikan buntal. Ikan buntal dapat ditemukan dalam berbagai warna. Ikan ini biasanya memiliki penampilan seperti kecebong besar, dengan mata melotot dan moncong memanjang.
Ikan buntal adalah hewan omnivora dan makan berbagai tumbuhan dan hewan. Ikan ini memakan ganggang yang tumbuh di bebatuan dan karang, dan juga invertebrata yang menghuni daerah sekitarnya. Spesies besar ikan buntal juga akan makan kerang seperti udang dan kepiting dan moluska.
Ikan buntal memiliki kandungan metabolit primer yang cukup lengkap terutama asam aminonya, selain itu ikan buntal juga memiliki kandungan metabolit sekunder seperti racun tetrodotoksin (TTX). Racun ini biasanya digunakan sebagai alat pertahanan diri dari serangan predator. Beberapa kasus keracunan yang terjadi di Indonesia diantaranya pada tahun 2010 dan 2008 di Cirebon (Seo, 2010). Kasus keracunan ikan buntal juga terjadi di beberapa daerah seperti Tapanuli tengah,Bengkulu dan Maluku.
PENULIS
Hunita
Khosyawati
FPIK
Universitas Brawijaya
EDITOR
Gery Purnomo
Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/makalah-ikan-buntal.html
http://www.kompasiana.com/fide/nyonya-puff-si-puffer-fish-yang-berbahaya_562671888423bd3410f90b1d
http://lalaukan.blogspot.co.id/2015/01/pembenihan-ikan-buntal-air-tawar.html
Post a Comment for "Ikan Buntal; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"