KLASIFIKASI IKAN
TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
Phylum
|
: Chordata
|
Subphylum
|
: Vertebrata
|
Superclass
|
: Gnathostomata
|
Class
|
: Osteichthyes
|
Subclass
|
: Actinopterygii
|
Order
|
: Percomorphii
|
Suborder
|
: Scombroidei
|
Family
|
: Scombridae
|
Subfamily
|
: Scombrinae
|
Genus
|
: Thunnus
|
Species
|
: Thunnus obesus
|
MORFOLOGI IKAN
TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
Bentuk tubuhnya memanjang langsing seperti
torpedo. Sirip dada cukup panjang pada individu yang besar dan menjadi sangat
panjang pada individu yang kecil. Tapisan insang 20-30 pada busur insang
pertama. Dua sirip punggung, sirip punggung kedua diikuti 8-10 jari-jari sirip
tambahan. Dua buah lidah (cuping) di antara kedua sirip perutnya. Jari-jari
sirip tambahan berjumlah 7-10 di belakang sirip dubur. Sisik-sisiknya halus dan
kecil. Pada korselet tumbuh sisik-sisik agak besar dan tebal tetapi tidak
begitu nyata. Pangkal ekornya langsing, lunas kuat diapit dua lunas kecil pada
ujung belakangnya.
Tuna mata besar memiliki warna bagian atas tubuh hitam keabu-abuan, sedangkan bagian bawah perut berwarna putih. Garis sisinya seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan. Sirip punggung pertama berwarna kuning terang, sirip punggung kedua dan sirip dubur berwarna kuning muda. Ikan Tuna Mata Besar memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet) berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya.
Tuna mata besar memiliki warna bagian atas tubuh hitam keabu-abuan, sedangkan bagian bawah perut berwarna putih. Garis sisinya seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan. Sirip punggung pertama berwarna kuning terang, sirip punggung kedua dan sirip dubur berwarna kuning muda. Ikan Tuna Mata Besar memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet) berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya.
Spesies ini mencapai panjang total maksimum
250 cm dengan panjang cagak rata-rata per individunya lebih dari 180 cm. Berat
maksimumnya 210 kg (pada usia yang pernah dilaporkan 11 tahun). Pada tahun 1957
pernah dilaporkan di Cabo Blanco, Peru sepanjang 263 cm dengan berat 197,3 kg.
Sedangkan pada tahun 1977 di Samudera Atlantik, tepatnya Maryland, USA seberat
170,3 kg dengan panjang cagak 206 cm. Ukuran panjang cagak normal tertangkap
antara 40 cm dan 170 cm. Kematangan tampaknya dicapai pada 100 sampai 130 cm di
Pasifik Timur dan di Samuder Hindia, dan di sekitar 130 cm di Pasifik Tengah.
HABITAT IKAN
TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
Dilansir dari situs www.fishbase.org,
lingkungan hidup atau habitat ikan tuna mata besar berada pada kedalaman 0 –
250 m, biasanya 0 – 50 m. Ikan ini juga termasuk ikan pelagis oseanik yang
melakukan migrasi ke berbagai perairan samudera. Hidupnya terutama di perairan
subtropis, yakni pada lintang 45° LU - 43° LS, serta 180° BB – 180° BT, yang
berada pada kisaran suhu 13° - 29° C.
Sedangkan suhu perairan yang optimum bagi
ikan tuna mata besar adalah berada pada rentang 17° - 22° C. Hal ini berkaitan
dengan kisaran suhu termoklin yang tetap. Bahkan, di perairan Pasifik tropis
bagian barat dan tengah, konsentrasi utama Thunnus obesus berkaitan erat dengan
perubahan musim dan iklim pada suhu permukaan dan termoklin. Kelompok juvenil
dan dewasa kecil dari tuna ini membetuk schooling di permukaan dalam kelompok
yang sejenis atau bersama-sama dengan tuna sirip kuning dan/atau cakalang.
Gerombolan tersebut dapat berasosiasi dengan benda-benda yang mengambang.
Pembentukan gerombolan (schooling) ini biasanya terjadi saat tuna mata besar
melakukan migrasi.
Distribusi tuna mata besar di dunia sendiri
tersebar di Atlantik, Indian dan Pasifik terutama di perairan tropis dan
subtropis, kecuali di daerah Mediterania. Di Indonesia, daerah penyebaran tuna,
termasuk tna mata besar, secara horisontal meliputi perairan barat dan selatan
Sumatera, selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Laut Banda dan sekitarnya,
Laut Sulawesi dan perairan barat Papua. Ikan betina dewasa lebih banyak
ditemukan di perairan tropis. Sementara itu, ikan tuna dewasa ditemukan setiap
tahun di daerah sekitar barat dan tengah Samudera Hindia, meskipun juga jarang
di bagian timur pada April hingga Desember. Laju tangkap di Samudera Hindia ini
sangat rendah pada kedalaman kurang dari 100 m dan meningkat pada kedalaman
lebih dari 200 m.
Distribusi ikan tuna di laut sangat
ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal meliputi jenis (genetis), umur dan ukuran, serta tingkah laku
(behaviour). Perbedaan genetis ini menyebabkan perbedaan dalam struktur
morfologis, respon fisiologis dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Faktor
eksternal yang merupakan faktor lingkungan, di antaranya adalah parameter
oseanografis seperti suhu, salinitas, densitas dan kedalaman lapisan termoklin,
arus dan sirkulasi massa air, oksigen dan kelimpahan makanan. Suhu dan
kedalaman termoklin menjadi faktor utama distribusi vertikal dan horisontal
dari tuna mata besar.
Selain itu, salah satu faktor yang
menyebabkan penyebaran ikan ini dapat meliputi wilayah geografis yang cukup
luas adalah kecepatan renangnya yang mencapai 50 km/jam, serta kemampuannya
dalam penyebaran dan migrasi lintas samudera. Ikan tuna mata besar juga
memiliki pola tingkah laku renang yang khas berdasarkan kedalaman. Pada malam
hari, ikan ini berenang pada lapisan permukaan hingga kedalaman kira-kira 50 m,
sedangkan pada siang hari tuna mata besar mampu menyelam hingga kedalaman 500
m.
REPRODUKSI IKAN TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
REPRODUKSI IKAN TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
Dilansir dari situs resmi FAO (Food and
Agriculture Organization) A.S, di Pasifik timur beberapa pemijahan telah
dicatat pada lintang 10° LU dan 10° LS sepanjang tahun, dengan puncak dari
April hingga September di belahan bumi utara dan antara Januari dan Maret di
belahan bumi selatan. Disebutkan bahwa Kume (1967) menemukan korelasi antara
terjadinya ketidakaktifan tuna mata besar secara seksual dengan penurunan suhu
permukaan di bawah 23° atau 24° C. Tuna ini bertelur setidaknya dua kali
setahun, jumlah telur per pemijahan diperkirakan 2,9 juta hingga 6,3 juta.
Di Samudera Pasifik, ukuran minimum tuna mata
besar pertama kali matang seksual sekitar 100 cm. Sedangkan di Pasifik bagian
barat ikan betina 50% bereproduksi dengan ukuran pertama matang seksual adalah
135 cm dan ukuran minimum matang seksual adalah 102 cm. Sedangkan di Samudera
Hindia, panjang tubuh (Fork Length) saat matang 50% betina maupun jantan
diperkirakan 88,08 dan 86, 85 cm. Dimana rasio kelamin bervariasi setiap bulan
dengan selang kelas ikan tuna ukuran kecil (81-115 cm) lebih banyak ikan
betina, dan pada ukuran besar (125-155 cm) terdiri dari ikan jantan.
Adapun kebiasaan tuna mata besar dalam
mencari makanan adalah dengan cara bergerombol (schooling) yang terdiri dari
ikan-ikan dengan ukuran tubuh relatif sama. Pencarian makan tersebut dilakukan
baik di siang hari maupun di malam hari, namun lebih aktif di siang hari,
sehingga penangkapan di siang hari lebih berhasil dibanding saat penangkapan di
malam hari. Pada malam hari, tuna mata besar juga berenang di lapisan tengah
untuk menghindari kompetisi makanan. Dalam upaya penangkapan mangsa, ikan ini
menggunakan gerakan hebat dalam kolom air. Pergerakan ikan tuna naik turun di
kolom air tersebut juga disesuaikan dengan ketersediaan makanan. Tuna mata
besar sendiri tergolong karnivora yang makanannya mencakup berbagai jenis ikan,
cumi dan udang-udangan. Sedangkan predator utamanya adalah billfish besar dan
paus bergigi.
CIRI-CIRI IKAN
TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
1.
Sirip ekor mempunyai lekukan yang dangkal
pada pusat celah sirip ekor
2.
Pada ikan dewasa, matanya relatif besar
dibandingkan dengan tuna-tuna yang lain
3.
Profil badan seluruh bagian dorsal dan ventral
melengkung secara merata
4.
Sirip dada pada ikan dewasa adalah ¼ - 1/3
kali fork length
5.
Sirip dada pada anak ikan tuna lebih panjang
dan selalu melewati belakang sebuah garis yang digambar di antara tepi-tepi
anterior sirip punggung kedua dan sirip anal
6.
Ikan-ikan tuna mata besar dengan ukuran lebih
dari 75 cm (10 kg) mempunyai sirip dada yang lebih panjang dari pada ikan tuna
sirip kuning dari ukuran-ukuran yang sebanding.
MANFAAT IKAN
TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
Ikan Tuna Mata Besar ( Thunnus obesus ) sangat bermanfaat untuk kesehatan. Diantaranya
dapat mencegah stroke, sebagai sumber protein bagi tubuh, mencegah tekanan
darah tinggi, menurunkan kadar trigliserida, mencegah obesitas, baik untuk
kesehatan jantung, meningkatkan imunitas tubuh, sebagai sumber vitamin B, dan
membantu mencegah kanker.
TINGKAH
LAKU IKAN TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA
Ikan tuna mata besar memiliki pola tingkah
laku renang yang khas berdasarkan kedalaman. Pada malam hari, ikan ini berenang
pada lapisan permukaan hingga kedalaman kira-kira 50 m, sedangkan pada siang
hari tuna mata besar mampu menyelam hingga kedalaman 500 m.
PERAN IKAN TUNA MATA BESAR ATAU BIGEYE TUNA DI PERAIRAN
Selain manfaat komersial, ikan tuna juga memiliki manfaat non komersial diantaranya yaitu manfaat ekologi. Ikan tuna memiliki peranan penting dalam rantai makanan, terutama karena ikan ini suka bermigrasi secara kelompok sehingga momen ini digunakan oleh pemangsa lain untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup.
Selain manfaat komersial, ikan tuna juga memiliki manfaat non komersial diantaranya yaitu manfaat ekologi. Ikan tuna memiliki peranan penting dalam rantai makanan, terutama karena ikan ini suka bermigrasi secara kelompok sehingga momen ini digunakan oleh pemangsa lain untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup.
PENULIS
Ahmad Subuki Lubis
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Yosep Heri.
2000. Studi tentang Laju Pancing dan
Pola Musim Penangkapan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) di Perairan
Selatan Jawa-Sumbawa, Samudera Hindia (Studi Kasus PT. Sari Segara Utama,
Benoa-Bali). Skripsi. Insitut Pertanian Bogor. Bogor
Faizah, Ria. 2010. Biologi Reproduksi Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus
obesus) di Perairan Samudera Hindia. Tesis. Insitut Pertanian Bogor.
Bogor
FAO.2013.Thunnus obesus (Lowe, 1839). http://www.fao.org/fishery/species/2498/en. Diakses pada tanggal
18 Oktober 2015, pukul 21:50 WIB
Fishbase. 2013. Thunnus obesus (Lowe, 1839). http://www.fishbase.org/summary/Thunnus-obesus.html. Diakses pada tanggal
18 Oktober 2015, pukul 22:15 WIB
Fishbase.2015.http://www.fishbase.org/physiology/MorphDataSummary.php?genusname=Petromyzon&speciesname=marinus&autoctr=1800.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015, pukul 20:24 WIB.
Murdaniel, Rama Putri
Sri. 2007. Pengendalian Kualitas Ikan
Tuna untuk Tujuan Ekspor di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zacham Jakarta.
Skripsi. Insitut Pertanian Bogor. Bogor
Nugraha, Budi. 2009. Studi tentang Genetika Populasi Ikan Tuna
Mata Besar (Thunnus obesus) Hasil Tangkapan Tuna Longline yang
Didaratkan di Benoa. Tesis. Insitut Pertanian Bogor. Bogor
Post a Comment for "Ikan Tuna Mata Besar Atau Bigeye Tuna; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"