Ikan Jenaha umumnya menghuni daerah perairan karang ke daerah pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus sampai ke perairan tawar. Jenis Jenaha berukuran besar umumnya membentuk gerombolan yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih dalam daripada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya ikan Jenaha tertangkap pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC.
Jenaha merupakan salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang cukup banyak tertangkap di perairan Indonesia. Jenis ikan tersebut biasanya tertangkap di perairan paparan (continental shelf). Beberapa Jenis diantaranya berada pada habitat perairan yang sedikit berkarang.
KLASIFIKASI IKAN
JENAHA
Nama
kakap diberikan kepada kelompok ikan yang termasuk dalam tiga genus yaitu Lutjanus, Latidae dan Labotidae.
Jenis-jenis yang termasuk Lutjanidae biasanya disebut jenaha,
dan jenis lainnya yaitu Lates calcarifer yang termasuk
suku Latidae umumnya disebut kakap putihdan Lobotossurinamensis.
Kingdom
|
: Animalia
|
Filum
|
: Chordata
|
Sub filum
|
: Vertebrata
|
Kelas
|
: Pisces
|
Sub Kelas
|
: Teleostei
|
Ordo
|
: Percomorphi
|
Sub Ordo
|
: Perciodea
|
Famili
|
: Lutjanidae
|
Genus
|
: Lutjanus
|
Spesies
|
: Lutjanus argentimaculatus forsscal
|
MORFOLOGI IKAN
JENAHA
Ciri-ciri
morfologi ikan jenaha (Lutjanus argentimaculatus forsskal) memiliki
bentuk tubuh yang memanjang dan agak pipih (depres), letak mulut berada
di tengah (terminal), jenis ikan ini mempunyai gigi kecil yang tajam
namun tersusun dengan jarang (villiform) umumnya gigi tersebut
tidak nampak jika dilihat hanya sekilas, sisik tersusun secara rapat dengan
operculum yang tajam. Warna tubuh ikan ini pada bagian dorsal/ punggung
berwarna merah gelap sedangkan warna tubuh pada bagian ventral/ perut
berwarna merah pudar, sirip ekor ikan ini berbentuk cagak, gambar ikan
jenaha dapat dilihat dibawah.
HABITAT IKAN
JENAHA
Ikan
jenaha termasuk salah satu jenis ikan yang hidup dan banyak dijumpai di
perairan pantai, perairan karang, dan muara-muara sungai di seluruh di dunia
terutama pada daerah subtropis. Habitat ikan merah (Lutjanus boutton)
ditemukan di habitat karang, sehingga disebut juga sebagai ikan demersal
(Manickchand, et al, 1996, McPherson, 1992).
Kelompok ikan dari famili Lutjanidae pada umumnya menempati wilayah perairan dengan substrat sedikit berkarang dan banyak tertangkap pada ke dalaman antara 40-70 m terutama untuk yang berukuran besar, ikan muda yang masih berukuran kecil biasa menempati daerah hutan bakau yang dangkal atau daerah-daerah yang banyak ditumbuhi oleh rumput laut (Widodo et al., 1991 dalam Herianti dan Djamal, 1993). Grimes (1987) menyatakan kelompok ikan jenaha umumnya hidup di perairan dengan substrat dasar sedikit berkarang, pada kedalaman antara 40-100 m, sedangkan ikan-ikan muda didapatkan di daerah hutan bakau, rumput laut, dan karang-karang dangkal.
REPRODUKSI IKAN
JENAHA
Reproduksi
merupakan mata rantai dalam siklus hidup ikan, yang berhubungan dengan mata
rantai yang lain untuk menjamin keberlangsungan hidupnya (Nikolsky, 1963).
Dalam biologi perikanan, analisis siklus hidup yang berhubungan dengan reproduksi
terutama difokuskan pada ikan betina karena produksi keturunan (telur) pada
ikan betina sangat terbatas dibandingkan produksi sperma pada ikan jantan
(Helfman et al., 1997 in Murua et al., 2003).
Parameter
lingkungan yang konstan sepanjang tahun, diharapkan membuat reproduksi
mengikuti suatu pola berkala.Rokop (1974) in Nybakken (1988) melaporkan
reproduksi berbagai peghuni dasar laut dalam berlangung konstn sepanjang tahun
tanpa adanya puncak musiman. Sedangkan di bagian mesopelagik (perairan tengah)
seperti habitat A.virescens, daur reproduksi ikan-ikan terjadi secara musiman
misalnya di musim semi dan musim panas.Dilaporkan, ikan jenaha memijah pada
waktu malam hari dekat perairan terbuka dan bersamaan dengan waktu pasang
purnama atau bulan penuh dan dilakukan dalam keadaan dimana kecepatan arus
angin minimum (Grimes, 1987 in Herianti dan Djamal, 1993).
CIRI-CIRI IKAN
JENAHA
Ciri-ciri
ikan jenaha (Lutjanus sp.) mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar,
gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya
bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya
tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi caninnya
yang berada pada bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran dengan bentuk
segitiga maupun bentuk V dengan atau tanpa penambahan pada bagian ujung maupun
penajaman. Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk
tonjolan yang tajam. Sirip punggung dan sirip duburnya terdiri dari jari-jari
keras dan jari-jari lunak.
Sirip
punggung umumnya ada yang berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang
berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung
dengan kedua ujung sedikit tumpul. Warna sangat bervariasi, mulai dari yang
kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Mempunyai garis-garis berwarna
gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh sebelah
atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Umumnya berukuran
panjang antara 25 – 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm (Gunarso, 1995)
MANFAAT IKAN
JENAHA
Sudah
tidak asing lagi tentunya bahwa mengkonsumsi ikan sangat di anjurkan oleh para
ahli gizi untuk memenuhi asupan nutrisi setiap harinya kandungan gizi dan
vitamin dalam ikan di ketahui cukup tinggi salah satunya adalah ikan jenaha,
Selain rasanya yang lezat ikan jenaha juga kaya akan manfaat bagi kesehatan. Ikan jenaha mengandung Vitamin dan Mineral yaitu:
Selenium
Selenium
adalah salah satu zat antioksidan yang berperan untuk menangkal senyawa radikal
bebas yang mengakibatkan kerusakan DNA yang dapat menyebabkan penyakit
rheumatoid arthritis, kanker dan penyakit jantung.
Vitamin A
Vitamin A
penting untuk sistem kekebalan tubuh, serta untuk produksi dan pemeliharaan
tulang dan kulit dan kesehatan mata, vitamin A juga berperan dalam sel
reproduksi dan diferensiasi.
Mengkonsumsi
Vitamin A dalam jumlah yang cukup setiap hari dapat mengurangi risiko masalah
mata seperti katarak atau degenerasi makula terkait usia. Vitamin A adalah
nutrisi yang larut dalam lemak dan membutuhkan sumber lemak makanan yang
diserap oleh usus.
Kalium
Hal ini
diperlukan oleh tubuh untuk memicu enzim yang dibutuhkan dalam metabolisme
energi dan untuk kesehatan jantung dan otot rangka berkontraksi dengan
baik.
Diet yang
tidak memiliki tingkat yang memadai kalium dapat meningkatkan risiko stroke,
tekanan darah tinggi, osteoporosis dan batu ginjal. Seseorang juga bisa menjadi
kekurangan kalium jika terlalu sering mengkonsumsi sejumlah besar
natrium.
Asam
Lemak Omega 3
American
Heart Association (AHA) melaporkan bahwa makan ikan yang banyak mengandung asam
lemak omega-3 secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung,
aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) dan kolesterol tinggi.
TINGKAH
LAKU IKAN JENAHA
Ikan
jenaha tergolong diecious yaitu ikan ini terpisah antara
jantan dan betinanya. Hampir tidak dijumpai seksual dimorfisme atau beda nyata
antara jenis jantan dan betina baik dalam hal struktur tubuh maupun dalam hal
warna. Pola reproduksinya gonokorisme, yaitu setelah terjadi
diferensiasi jenis kelamin, maka jenis seksnya akan berlangsung selama
hidupnya, jantan sebagai jantan dan betina sebagai betina. Jenis ikan ini
rata-rata mencapai tingkat pendewasaan pertama saat panjang tubuhnya telah
mencapai 41–51% dari panjang tubuh total atau panjang tubuh maksimum. Jantan
mengalami matang kelamin pada ukuran yang lebih kecil dari betinanya.
Kelompok
ikan yang siap memijah, biasanya terdiri dari sepuluh ekor atau lebih, akan
muncul ke permukaan pada waktu senja atau malam hari di bulan Agustus dengan
suhu air berkisar antara 22,2–25,2ºC. Ikan jenaha jantan yang mengambil
inisiatif berlangsungnya pemijahan yang diawali dengan menyentuh dan
menggesek-gesekkan tubuh mereka pada salah seekor betinanya. Setelah itu baru
ikan-ikan lain ikut bergabung, mereka berputarputar membentuk spiral sambil
melepas gamet sedikit di bawah permukaan air. Secara umum ikan jenaha yang
berukuran besar akan bertambah pula umur maksimumnya dibandingkan yang
berukuran kecil. Ikan jenaha yang berukuran besar akan mampu mencapai umur
maksimum berkisar antara 15–20 tahun, umumnya menghuni perairan mulai dangkal
hingga kedalaman 60–100 meter (Gunarso, 1995).
Gunarso
W. 1995. Mengenal ikan jenaha, Komoditi Ekspor Baru Indonesia. Diktat Kuliah
Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Ikan jenaha pada umumnya merupakan
jenis ikan karnivora, makanannya terdiri dari ikan-ikan kecil, krustasea,
invertebrate lainnya (FAO, 1974). Makanan utama ikan merah adalah ikan, tetapi
sering didapatkan makan udang, kepiting, stomatopoda, amphipoda dan
Gastropoda.
Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Allen, 1985) menyimpulkan bahwa kelompok
ikan Famili Lutjanidae merupakan ikan pemakan plankton (flankton feeder) yang
bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Biki (1988) yang menemukan
ikan-ikan Famili Lutjanidae merupakan ikan karnivor yang makanan utamanya
adalah krustase. Namun kebiasaan makan sangat dipengaruh oleh umur ikan (bukaan
mulut), sehingga dugaan kuat terhadap ikan yang mengkonsumsi planton merupakan
jenis ikan yang bukaan mulutnya masih kesil atau anakan ikan, sebelum merubah
makanan utamanya sabagai karnivor (Michelle R. Heupel et al, 2009, Monteiro, D.
P et al, 2009).
Perbedaan
kebiasaan makan pada umumnya dipengaruhi oleh umur dan panjang ikan, terutama
pada ikan-ikan akan mengalami perubahan diet umur dan ukuran tubuh, ukuran
kecil cenderung memakan alga renik dan pada saat ukuran besar maka kebiasaan
makan akan berubah ). Ikan jenaha (Lutjanus sp.) menerima berbagai
informasi mengenai keadaan sekelilingnya melalui beberapa inderanya, seperti
melalui indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba, linea
lateralis dan sebagainya (Michelle R. Heupel, et al, 2010).
PERAN IKAN
JENAHA DI PERAIRAN
Jenis
ikan jenaha termasuk ikan carnivor. Ikan ini merupakan predator
yang senantiasa aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal).
Aktivitas ikan nocturnal tidak seaktif ikan diurnal atau
ikan yang aktif pada waktu siang hari. Pergerakan ikan nocturnal
cenderung lambat ataupun pasif, adapun arah pergerakannya tidak seluas
ikan diurnal. Diduga ikan nocturnal lebih banyak
menggunakan indra perasa dan penciuman dibandingkan indra penglihatannya. Bola
mata yang besar menunjukkan ikan nocturnal menggunakan indra
penglihatannya untuk ambang batas intensitas cahaya tertentu, tetapi tidak
untuk intensitas cahaya yang kuat. Ikan jenaha lebih suka mencari makan pada
malam hari dari pada siang hari, sehingga kemungkinan terbesar tertangkap pada
malam hari lebih besar, karena pada umumnya ikan jenaha termasuk ikan nocturnal, yaitu
ikan jenaha lebih mengandalkan indra penciuman dalam memakan umpan atau
mangsanya.
PENULIS
Faizatus
Sholihah
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.HubunganOtakIkanDenganProsesPematanganGonad(TKG).http://singgih.jigsy.com/entries/general/hubungan-otak-ikan-dengan
proses-pematangan-gonad-tkg. 20 Oktober 2015.
Kurniawan,
B. A. 2001. Aplikasi Metode Schaefer Terhadap Hasil Tangkap dan Pola
Musim Penangkapan Ikan Kakap Merah (Lutjanus spp) yang Didapatkan di PPN
Pekalongan Jawa Tengah. Laporan Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Melianawati,
R dan Restiana Wisnu Aryati. 2012. Budidaya Kakap Merah
(Lutjanus sebae). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.
4, No. 1, Hal. 80-88.
Purba,
Resmayeti. 1994. Perkembangan Awal Ikan Kakap Merah, Lutjanus
argentimaculatus. Oseana, Volume XIX, No 3 : 11-20.
Supria
dan Ruswantoro. 2011. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva dan Benih Kakap
Merah Lutjanus argentimaculatus. Buletin Budidaya Laut No. 22. Pesawaran.
Lampung.
Wontek,
R. 2012. Makanan dan Kebiasaan Makan. http://dunia-budidaya.blogspot.com/2009/07/makanan-dan-kebiasaan-makan.html.
20 Oktober 2015.
saya sih hanya pemancing tapi senang saja baca artikel perikanan buat nambah wawasan
ReplyDeleteAlhamdulillah
Delete