Gurita adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di
kepala), ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama.
Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies
kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahasa Inggris disebut Octopus
(Yunani: Ὀκτάπους, delapan kaki) yang sering hanya mengacu pada hewan dari
genus Octopus.Octopus vulgaris memiliki 8 lengan dengan alat penghisap berupa
bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut
dan menangkap mangsa. O. vulgaris tidak memiliki cangkang
sebagai pelindung di bagian luar, hanya paruh yang merupakan bagian terkeras
dari tubuh O. vulgaris yang digunakan sebagai rahang untuk
membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil. Selubung bagian
perut tubuh O. vulgaris disebut mantel yang terbuat dari otot
dan terlihat seperti kantung. O. vulgaris memiliki tiga buah
jantung yang terdiri dari dua buah jantung untuk memompa darah ke dua buah
insang dan sebuah jantung untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. O.
vulgaris bernafas dengan menyedot air ke dalam rongga mantel melalui
kedua buah insang dan disemburkan keluar melalui tabung siphon. O. vulgaris memiliki
insang dengan pembagian yang sangat halus, berasal dari pertumbuhan tubuh
bagian luar atau bagian dalam yang mengalami vaskulerisasi.
KLASIFIKASI GURITA
Klasifikasi Gurita (Octopus sp.) menurut Saanin (2001).
Kingdom
|
: Animalia
|
Filum
|
: Moluska
|
Kelas
|
: Cephalopoda
|
Subkelas
|
: Coleoidea
|
Ordo
|
: Octopoda
|
Sub Ordo
|
: Incirrata
|
Famili
|
: Octopodidae
|
Genus
|
: Octopus
|
Spesies
|
: Octopus sp.
|
MORFOLOGI GURITA
Secara umum tubuh gurita dibedakan menurut bagian kepala, leher dan tubuh.
Pada daerah kepala terdapat delapan lengan yang berfungsi untuk menangkap
mangsa dan bergerak. Mulut gurita terdapat dalam cincin lengan. Pada bagian
dalam mulut terdapat sepasang rahang yang saling tumpang tindih berbentuk
seperti paruh kakatua terbalik dan juga gigi parut atau radula. Gurita memiliki
dua mata yang besar dan menonjol di sekitar pinggiran kepala. Gurita punya
medan penglihatan hampir 3600 sehingga mampu mendeteksi mangsa dan musuh. Mata
gurita memiliki kelopak mata, kornea, lensa dan retina yang mirip dengan mata
hewan vertebrata. Mata dapat digerakkan, menutup, membuka, dikedipkan serta
dapat memfokuskan dengan baik bayangan obyek yang terlihat (Wood, et.al.,
1997).
Batang tubuh gurita menyerupai kantong tanpa sirip lateral dan dibungkus
oleh mantel yang akan membentuk leher pada batas kepala dan pangkal tubuh. Air
dapat masuk lewat bagian tepi leher dengan jalan membesarkan mantel dan
selanjutnya air disemprotkan keluar melalui sifon dengan cara mengkontraksi
(Brusca dan Brusca 1990).
REPRODUKSI GURITA
Gurita jantan meletakkan sperma ke dalam mantel gurita betina
menggunakan lengan khusus yang disebut hectocotylus. Beberapa bulan setelah
masa kawin, gurita jantan akan mati. Setelah dibuahi, 2 bulan kemudian gurita
betina akan bertelur (dapat mencapai 200.000 butir) dan menggantung kumpulan
telur berbentuk kapsul membentuk untaian di langit-langit sarang. Induk gurita
sangat peduli terhadap telurnya. Mereka akan menjaga sarang dari predator dan
dengan lembut mengipaskan arus air agar telur-telurnya tidak kekurangan
oksigen. Gurita betina tidak makan selama merawat telurnya (hingga 6 bulan).
Tidak lama setelah telur-telur menetas, induk gurita akan mati.
Setelah telur menetas, larva gurita akan melayang bersama kawanan plankton
sambil memangsa copepod, larva kepiting & larva bintang laut sampai cukup
besar dan berat untuk berada di dasar laut. Gurita muda meningkatkan berat
badan sebesar 5 persen setiap hari. Gurita remaja tumbuh dengan kecepatan yang
cepat, karena rentang hidup gurita yang singkat. Sebagian besar spesies gurita
hidup antara 12-18 bulan dan berkembang biak sekali seumur hidup. Gurita
raksasa Pasifik Utara (beratnya bisa mencapai 40 kg) mampu hidup hingga 5 tahun
dalam kondisi lingkungan ideal. Setelah berumur antara 1-2 tahun, gurita dewasa
siap untuk kawin. Siklus pun berulang.
CIRI-CIRI GURITA
Gurita memiliki 8 tentakel, lebih besar dari cumi-cumi, mempunyai
tinta, kepalanya besar, letak mulut berada di tengah-tengah kepala bagian
bawah, termasuk hewan invertebrata, kebanyakan bisa merubah warnanya, gurita
juga tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar.
HABITAT GURITA
Gurita dapat ditemukan di daerah tropis perairan
dangkal sampai perairan dalam di region Indo-Pasific, dari Hawaii sampai pantai
timur benua Afrika. Terdapat pula di daerah subtropis yaitu di bagian selatan
Jepang dan New South Wales, Australia. Alat tangkap yang digunakan untuk
menangkap gurita secara umum adalah alat tangkap bubu gurita, tombak, dan trap (perangkap). dan trap tidak banyak digunakan oleh nelayan di
Indonesia dikarenakan kompleksitas di dalam operasi penangkapan. Alat tangkap
tombak banyak digunakan. Namun kendala yang sering ditemukan adalah nelayan harus
menyelam dengan cara memasukan tombak/pengait ke lubang-lubang karang sehingga
tidak sedikit karang yang rusak (Edwards, 2001).
MANFAAT GURITA
Phylum molusca menguntungkan karena digunakan sebagai sumber
makanan yang mengandung protein hewani yang cukup tinggi, selain itu juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena mempunyai harga yang tinggi
contohnya cumi-cumi, gurita, kalandue, dan burungo selain itu cangkang juga
dapat dijadikan sebagai bahan industri dan hiasan karena memiliki warna yang
indah. Terutama jenis tiram yang menghasilkan mutiara yang merupakan komoditas
ekspor utama (Saktiono, 2005).
TINGKAH
LAKU GURITA
Gurita mengkamuflasekan dirinya menjadi mirip dengan lingkungannya sehingga
mangsanya tidak dapat mengenalinya. Kemudian dengan cepat tentakelnya akan
menangkap mangsa tersebut dan umunya hewan yang telah ditangkap oleh gurita
sulit untuk melarikan diri karenm tentakel yang menghisap kuat hewan tersebut.
Selain itu kemampuan gurita dalam menyamar tersebut juga dapat digunakan untuk
menghidarkan dirinya dari sang predator atau musuhnya. Namun, apabila dalam
keadaan mendesak, gurita tersebut akan menyemburkan tinta yang berwarna hitam
tebal sehingga gurita dapat melarikan diri. Berdasarkan penelitian, tinta
yang dihasilkan oleh gurita tersebut merupakan tinta yang memiliki pigmen
hampir sama dengan pigmen hitam rambut. Selain itu kemampuan gurita dalam
mengklamufasekan dirinya disebabkan oleh adanya sel- sel Kromatofora.
Gurita bergerak dengan cara merayap atau berenang.
Gurita cukup merayap ditambah sedikit berenang jika ingin bergerak secara
perlahan dan hanya berenang jika ingin bergerak cepat-cepat. Gurita bisa
bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar atau sewaktu dalam bahaya. Kadar
oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar 4% sehingga gurita mempunyai
stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan gurita di alam bebas (Leach
2001).
PERAN GURITA PUTIH DI PERAIRAN
Peran gurita di perairan adalah sebagai predator ikan-ikan kecil atau hewan
kecil lainnya. Gurita bertahan hidup di laut dengan memangsa ikan ataupun hewan
kecil lainnya. Cara hewan tersebut berburu tergolong unik. Gurita
mengkamuflasekan dirinya menjadi mirip dengan lingkungannya sehingga mangsanya
tidak dapat mengenalinya. Kemudian dengan cepat tentakelnya akan menangkap
mangsa tersebut dan umunya hewan yang telah ditangkap oleh gurita sulit untuk
melarikan diri karenm tentakel yang menghisap kuat hewan tersebut.
PENULIS
Ihda Khozainul Busyro
Mahasiswa FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
Mahasiswa FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Brusca, R. C. dan Brusca, G. J. 1990. Invertebrates. Sinaver Associates,
Inc.. Publisher Sunderland, Massachusetts.
Edwards MM, Haines A (2001) Evaluating smart growth: Implications for small
communities. Journal of Planning Education and Research 27:49-64
Leach, Maria. 2001. The new book of knowledge. New York: Glolier, Inc.
Matoa. 2010. “Paul” Si Cerdas dari Jenis Hewan Invertebrata. http://matoa.org/paul-si-cerdas-dari-jenis-hewan-invertebrata/ [23
Oktober 2010]
Nelson, J.S. 1994. Fishes Of The World, 3rd editions. John Wiley &
Sons, Inc., New York, xv+600 pp.
Rovara, O., I.E. Setiawan & M.H. Amarullah. 2007. Mengenal
Sumberdaya Belut Laut .BPPT- HSF, Jakarta.
Saanin, H. 2001. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan
1 dan 2. Bina Tjipta. Bogor.
Saktiono, 2005. Biologi I. PT. Intan Pariwara.Jakarta.
Stewart, Doug. 1997. Is the octopus really the
invertebrate intellect of the sea? National Wildlife. Feb/Mar 1997,
vol.35 no.2.
Wood, J. B., Kenchington, E. dan O’Dor, R.K. 1997. Reproduction and
embryonic development time of Bathipolypus articus, a deep-sea
octopod (Cephalopoda : Octpods). Malacologia Printed.
Post a Comment for "Gurita; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"