BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Menurut
Fuskhah (2000) dalam Waney et al. (2014). Eceng gondok (Eichornia crassipes),
merupakan tumbuhan air yang pada umumnya diketahui sebagai gulma atau tumbuhan
pengganggu perairan. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain yang
terkait dengan kegiatan budidaya perikanan salah satunya adalah dibuat sebagai
pupuk pakan alami seperti nannochloropsis oculate.
Menurut
Muchtaromah et al. (2009) dalam Fitrihidajati et al. (2014), Eceng gondok merupakan gulma liar yang banyak
terdapat di badan-badan perairan yang keberadaannya dapat menimbulkan efek
negatif yang serius pada ekosistem perairan. Telah banyak usaha dilakukan untuk
memanfaatkan gulma perairan ini, antara lain adalah usaha menggunakan eceng
gondok sebagai pakan ternak unggas, seperti itik serta sebagai pakan ikan nila
merah.
Budidaya
perikanan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Namun
keterbatasan ketersediaan sumber air yang memadai baik secara kuantitas maupun
kualitasnya memerlukan upaya untuk mengatasinya.. Teknik resirkulasi air dengan
memanfaatkan pengolahan biologis setelah melalui biological treatment dan atau
filtrasi diharapkan menjadi salah satu pemecahannya. Pada penggunaan eceng
gondok sebagai medium filtrasi tersebut, diduga terdapat kepadatan optimum yang
memberikan penyisihan maksimum nutrien nitrogenik-fosforik dan penyusun
pencemar lainnya (Satya et al., 2014).
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana
pengaruh eceng gondok dalam budidaya ikan?
|
Apakah
dampak negative dan positive dari eceng gondok?
|
Bagaimana
memanfaatkan eceng gondok untuk budidaya ikan ?
|
TUJUAN PENULISAN
Untuk
mengetahui pengaruh eceng gondok dalam budidaya ikan
|
Untuk
mengetahui dampak negative dan positive dari eceng gondok
|
Untuk
mengetahui bagaimana memanfaatkan eceng gondok untuk budidaya ikan
|
MANFAAT PENULISAN
Untuk
membantu mahasiswa memahami pengaruh
eceng gondok dalam budidaya ikan
|
Sebagai
salah satu syarat dalam memperoleh nilai mata kuliah Limnologi
|
Sebagai
bahan informasi bagi pembaca terkait dengan pengaruh eceng gondok dalam
budidaya ikan
|
METODE PENULISAN
Pada
makalah ini kami menggunakan metode perpustakaan yang berasal dari Jurnal yang
didapat melalui media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
ECENG GONDOK
Eceng
gondok (Eichornia crassipes) adalah jenis tumbuhan air yang umumnya dianggap
sebagai gulma. Sebagai gulma, Eceng gondok mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, cepat berkembang biak, dan mampu bersaing dengan kuat, sehingga
dalam waktu yang singkat akan melimpah dan memenuhi perairan. Melimpahnya eceng
gondok dapat menghambat suplai oksigen ke dasar dan menghalangi penetrasi
cahaya matahari yang sangat diperlukan bagi kehidupan (Muchtaromah et al.,
2012).
Menururt
Gerbono (2005) dalam Ratnani (2012), eceng gondok yang berkembang di Indonesia
berasal dari Amerika Selatan (Brazil). Tanaman ini didatangkan tahun 1894
sebagai koleksi di Kebun Raya Bogor. Pada umumnya eceng gondok tumbuh mengapung
di atas permukaan air dan lahan basah atau di antara tanaman pertanian yang
dibudidayakan di lahan basah. Tanaman ini banyak dijumpai di daerah rendah di
pinggiran sawah, danau, waduk, rawa, dan di kawasan industri di pinggir sungai
dari hulu sampai hilir.
Menurut
Ratnani (2012), eceng gondok memiliki keunggulan dalam kegiatan fotosintesis,
penyediaan oksigen dan penyerapan sinar matahari. Bagian dinding permukaan
akar, batang dan daunnya memiliki lapisan yang sangat peka sehingga pada
kedalaman yang ekstrem sampai 8 meter di bawah permukaan air masih mampu
menyerap sinar matahari serta zat-zat yang larut di bawah permukaan air. Akar,
batang, dan daunnya juga memiliki kantung-kantung udara sehingga mampu
mengapung di air.
PENGARUH ECENG GONDOK
TERHADAP BUDIDAYA IKAN
Menurut
Muchtaromah et al. (2012), usaha untuk
membasmi maupun menekan pertumbuhan eceng gondok telah dilakukan dan menelan
biaya yang cukup tinggi, tapi belum dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Pengendalian sekaligus pemanfaatan gulma air yang telah dilakukan antara lain
untuk kompos, penjernih air, biogas, kertas, media pertumbuhan jamur merang dan
sebagai pakan unggas. Eceng gondok (Eichornia crassipes) dapat dimanfaatkan
untuk pakan ikan yang bersifat herbivora atau omnivora. Salah satu jenis ikan
yang bersifat omnivora dan memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan nila
merah (Oreochromis Sp.).
Eceng
gondok memang sangat potensial untuk pakan hewan, karena kandungan proteinnya
yang tinggi (11,2%). Namun satu kelemahan eceng gondok adalah merupakan bahan
pakan yang ketercernaannya rendah karena banyak mengandung serat kasar (16,79%)
(Fitrihidajati et al., 2014).
Menurut
Sriyana, 2006 dalam Ratnani (2012), eceng gondok dapat menyerap zat organik
melalui ujung akar. Zat–zat organik yang terserap akan masuk ke dalam batang
melalui pembuluh pengangkut kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman eceng
gondok. Pada proses ini zat organik akan mengalami reaksi biologi dan
terakumulasi di dalam batang tanaman, kemudian diteruskan ke daun.
Menurut
Sooknah & Wilkie (2004) dalam Satya et al. (2014), Sistem pengolahan limbah dengan menggunakan
tanaman air yang mengapung (FAMTS; floating aquatic macrophytebased treatment
system) diantaranya adalah dengan menggunakan tumbuhan eceng gondok (Eichornia
crassipes). Teknik ini sudah dikenal luas untuk mengolah limbah cair dan menjadi
alternatif yang prospektif diterapkan dalam mengatasi masalah limbah cair yang
mengandung kotoran hewan/limbah ternak sapi maupun aktifitas agrikultur
lainnya. Namun demikian penelitian terkait penggunaan tumbuhan eceng gondok
untuk mengolah limbah budidaya perikanan masih jarang dilakukan di Indonesia.
CARA MEMANFATKAN ECENG
GONDOK DALAM BUDIDAYA IKAN
Tanaman
eceng gondok memiliki potensi untuk dimanfaatkan. Tanaman ini dapat digunakan
untuk mengurangi beban pencemaran lingkungan perairan karena kemampuan menyerap
logam berat seperti merkuri. Selain itu daun eceng gondok pernah pula dicoba
untuk pembuatan pupuk karena bahannya mengandung organik yang cukup tinggi. Dan
juga Karena tingginya kandungan serat kasar di dalam tumbuhan ini, nilai gizi
yang terkandung dalam eceng gondok, Protein kasar meningkat sebesar 61,81%
(6,31 ke 10,21%) dan serat kasar turun 18% (dari 26,61 ke 21,82%) (Mahmilia,
2005 dalam Waney et al., 2014).
Menurut
Fitrihidajati et al. (2014), untuk mengubah eceng gondok menjadi bahan pakan
yang bernilai gizi baik dan mudah dicerna, maka salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah menggunakan teknologi fermentasi. Bahan – bahan yang digunakan
ialah:
eceng
gondok yang diambil bagian batang dan daunnya dengan berat 800 kg
|
tetes
tebu (molase) konsentrasi 100% 4 liter
|
serbuk
tongkol jagung 200 Kg
|
ragi
tempe 15,4 Kg
|
Air
untuk mengukus
|
daun
pisang
|
Sebelum
dilakukan proses fermentasi, eceng gondok dicacah terlebih dahulu. Setelah
dicacah, eceng gondok dikering-anginkan selama 7 hari, kemudian dicampur dengan
bahan tambahan (10 Kg Eceng gondok + 2,5 Kg Serbuk tongkol jagung + 50 cc
molase). Kemudian dikukus selama 20 menit. Setelah dikukus, bahan campuran
didinginkan sampai suhu ruangan (± 27°C). Kemudian ditambahkan ragi tempe
sesuai dengan perlakuan. Eceng gondok siap fermentasi dimasukkan kedalam
keranjang kotak yang telah dilapisi daun pisang pada bagian samping dan
bawahnya, serta menutup bagian atasnya. Fermentasi dilakukan selama 5 hari
dengan dilakukan pengecekan setiap hari terhadap suhu untuk memaksimalkan
pertumbuhan ragi tempe. Setelah fermentasi bahan kembali dikering-anginkan sampai
menjadi remah.
Pakan
eceng gondok yang difermentasi dengan penambahan ragi tempe pada berbagai
konsentrasi mempunyai nilai gizi yang relatif lebih baik jika dibandingkan
dengan pakan eceng gondok yang pada proses fermentasinya tidak menggunakan ragi
tempe. Hal ini disebabkan pada ragi tempe terkandung sejumlah mikroorganisme
dari kelompok selulolitik, amilolitik, proteolitik dan lipolitik. Kelompok
selulolitik akan mendegradasi selulosa menjadi komponen penyusunnya yaitu
glukosa (Isnawati, 2010 dalam Fitrihidajati et al., 2014).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) adalah adalah jenis tumbuhan air yang umumnya
dianggap sebagai gulma. Tanaman ini didatangkan tahun 1894 sebagai koleksi di
Kebun Raya Bogor. Eceng gondok memiliki keunggulan dalam kegiatan fotosintesis,
penyediaan oksigen dan penyerapan sinar matahari. Eceng gondok (Eichornia
crassipes) dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan yang bersifat herbivora atau
omnivora. Salah satu jenis ikan yang bersifat omnivora dan memiliki nilai
ekonomis penting adalah ikan nila merah (Oreochromis Sp.).
Tanaman
eceng gondok memiliki potensi untuk dimanfaatkan. Untuk mengubah eceng gondok
menjadi bahan pakan yang bernilai gizi baik dan mudah dicerna, maka salah satu
cara yang dapat ditempuh adalah menggunakan teknologi fermentasi.
Sistem
pengolahan limbah dengan menggunakan tanaman air yang mengapung (FAMTS;
floating aquatic macrophytebased treatment system) diantaranya adalah dengan
menggunakan tumbuhan eceng gondok (Eichornia crassipes). Namun demikian
penelitian terkait penggunaan tumbuhan eceng gondok untuk mengolah limbah
budidaya perikanan masih jarang dilakukan di Indonesia.
SARAN
Tidak
selamanya eceng gondok adalah tanaman gulma yang harus dibasmi. Tetapi eceng
gondok mempunyai manfaat yang dapat diambil dalam pembudidayaan ikan. Salah
satunya adalah dalam pakan ikan. Masih harus dipelajari lebih lanjut. Khususnya
untuk mahasiswa perikanan yang suatu saat ingin menjadi pengusaha atau
pembudidayaan perikanan.
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Fitrihidajati.
H., E. Ratnasari., Isnawati., G. Soeparno. 2014. Teknologi Fermentasi Pada Pembuatan Pakan Ternak
Ruminansia Berbahan Baku Eceng Gondok (Eichornia crassipes). Jurusan Biologi,
FMIPA, Universitas Negeri Surabaya. 21
(2) : 157 – 167.
Muchtaromah,
Bayyinatul., R. Susilowati., A. Kusumastuti. 2012. Pemanfaatan Tepung Hasil Fermentasi Eceng
Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai
Campuran Pakan Ikan untuk Meningkatan Berat Badan dan Daya Cerna Protein Ikan
Nila Merah (Oreochromis Sp). Staf Pengajar
Jur. Matematika F.Sainstek UIN Malang. Malang.
Ratnani
R. D. 2012. Kemampuan Kombinasi Eceng Gondok dan Lumpur Aktif untuk Menurunkan Pencemaran pada
Limbah Cair Industri Tahu. Program
Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang. Semarang.
Vol. 8, No. 1, April 2012 : 1 - 5.
Satya,
Awalina., T. Chrismadha., F. Sulawesty., G.P. Yoga., Yayah, M. 2014. Penyisihan Nutrien Dengan Kultur Eichornia
Crassipes Dalam Air Limbah Kolam Ikan Resirkulasi Semi Tertutup. Pusat
Penelitian Limnologi LIPI. 1 (2) : 157 – 167.
Waney,
Liyan., Y. Konio., A. Muharam. 2014. Pengaruh Penambahan Ekstrak Eceng Gondok
(Eichornia crassipes) Terhadap Laju Pertumbuhan Pakan Alami Chlorella sp.
Artikel Jurnal. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Post a Comment for "Eceng Gondok (Eichornia crassipes) (Limnologi Atau Limnology)"