Betutu (Oxyeleotris
marmorata) adalah nama sejenis ikan air tawar. Meskipun agak jarang yang
berukuran besar, ikan yang menyebar di Asia Tenggara hingga Kepulauan Nusantara
ini digemari pemancing karena betotan (tarikan)nya yang kuat dan tiba-tiba.
Nama-nama
lainnya di berbagai daerah di Indonesia adalah bakut, bakutut, belosoh (nama
umum), boso, boboso, bodobodo, ikan bodoh, gabus bodoh, ketutuk, ikan malas,
ikan hantu dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut marble goby atau marble
sleeper, merujuk pada pola-pola warna di tubuhnya yang serupa batu pualam
kemerahan.
KLASIFIKASI IKAN BETUTU
Kingdom
|
: Animalia
|
Filum
|
: Chordata
|
Superkelas
|
: Pisces
|
Kelas
|
: Actinopterygii
|
Ordo
|
: Perciformes
|
Subordo
|
: Gobiodea
|
Family
|
: Eleotridae
|
Species
|
: Oxyeleotris
marmorata
|
MORFOLOGI DAN
FISIOLOGI
Tubuh
betutu terdiri dari kepala, badan dan ekor dengan perbandingan ketiganya 1 : 4
: 1. Tubuh besar pada bagian kepala kemudian mengecil ke bagian ekor. Kepala
bisa dibilang besar bila dibandingkan dengan ukuran tubuh. Tutup insang, mata,
hidung, mulut menghiasi bagian itu. Tutup insang berupa lempengan yang menutup
bagian belakang kepala yang bisa membuka dan menutup. Mata kecil dengan bagian
tengah berwarna coklat muda dan bagian tepi berwarna coklat agak tua yang
melingkar seperti cincin. Hidung juga kecil dan terletak di bagian atas kepala
sedangkan mulut berada di depan kepala yang membelah hampir sebagian kepala.
Seluruh
tubuhnya ditutup dengan sisik-sisk kecil, mulai dari belakang kepala sampai
perbatasan pangkal ekor dengan warna dasar coklat muda. Pada bagian tertentu
adan bercak-bercak hitam dan coklat tua, yang divariasi dengan titik-titik
dengan warna yang sama. Pada bagian itu pula, sirip-siripnya menempel. Betutu
memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
dubuh dan sirip ekor. Kelima sirip nampak besar.
HABITAT DAN CIRI-CIRI IKAN BETUTU
Ikan
ini banyak ditemukan di perairan yang tenang seperti danau, rawa, waduk dan
perairan tenang lainnya terutama di Pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Hidup
bukan di daerah yang dalam tetapi lebih suka di daerah yang dangkal. Ikan
betutu tidak senang pada perairan yang deras karena ikan ini sangat fasif atau
lebih banyak diam. Ikan betutu juga banyak ditemukan di negara tetangga seperti
Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Penyebarannya tidak seluas ikan sidat
yang mendunia. Ikan betutu hanya tersebar di Asia Tenggara saja.
Ciri
– ciri ikan betutu sebagai berikut ; tubuh memanjang bagian depan silindris dan
bagian belakang pipih; panjang total 5 – 6 kali tinggi badan; kepala gepeng,
panjang ¼ - 1/3 dari panjang total;moncong meruncing; rahang bawah lebih
kedepan daripada rahang atas; gigi terdiri dari beberapab deret, pada deret
terluar ukurannya lebih besar; beberapa gigi menyerupai taring (tidak Memiliki
taring yang jelas. Sisiknya kecil – kecil dan teratur rapi. Sebagian besar
tubuhnya diselimuti sisik ctenoid, sedangkan bagian kepala, tengkuk, dan dada
ditutupi sisik cycloid. Sisik kepala terdapat di atas moncong, pipi dan tutup insang.
Ukuran sisik pada tutup insang sedikit lebaih lebar dibandingkan sisi pada
bagian lainnya. Betutu memiliki du buah sirip punggung yang bentuknya melebar.
Sirip punggung kedua sedikit lebih tinggi atau lebih panjang dari yang depan.
Jari – jari kedua dan ketiga pada sirip punggung pertama lebih panjang dari
yang alinnya.
Sirip
anal lebih pendek dan ukurannya paling kecil di bandingkan sirip lainnya,
sementara sirip dada bentuknya membundar, menandakan ikan ini bisa bergerak
secara tiba – tiba. Sirip ekor demikian juga merupakan ciri ikan buas, suka
memangsa hewan lain. Warna betutu berwarna kecoklatan sampai gelap dengan
bercak – bercak hitam menyebar. Bagian atas tubuh lebih gelap, sementara bagian
bawahnya terang. Pada bagian bawah kepala terdapat tanda berwarana merah muda.
Tubuh bagian belakang ditandai oleh tiga garis melintang tak beraturan berwarna
merah. Pola warna ini sering digunkan untuk membedakan jenis kelamin. Tubuh
ikan betina umumnya lebih gelap daripada yang jantan. Sejauh yang pernah
ditemukan, betutu dapat mencapai panjang total 70 cm dengan berat 5 kg. Namun,
ikan ini sudah mulai dewasa atau dapat mencapai matang gonad pada ukuran 200
grm, sementara ukuran konsumsi biasanya antara 300 – 1000 g/ekor.
TINGKAH LAKU IKAN BETUTU
Seperti
dicerminkan oleh namanya, ikan ini malas bergerak atau berpindah tempat. Ia
cenderung diam saja di dasar perairan, sekalipun diusik. Hanya di malam hari
betutu agak aktif, memburu udang, ikan-ikan kecil, yuyu, atau siput air. Ikan
betutu didapati di sungai-sungai di bagian yang terlindung, rawa, waduk,
saluran air atau parit.
MANFAAT IKAN BETUTU
Ikan
betutu disukai sebagai ikan pancing maupun ikan konsumsi. Dagingnya enak dan
lembut.
REPRODUKSI IKAN BETUTU
Ikan betutu yang hidup di alam bebas
memiliki periode pemijahan yang relatif pendek dengan frekuensi lebih dari satu
kali dalam setahun, yaitu pada awal dan pada akhir musim hujan. Ikan betutu
melakukan pemijahan tidak sendiri-sendiri, tetapi secara berkelompok. Ikan
betutu jantan dan ikan betutu betina yang sudah matang kelamin (matang gonad)
bersama-sama bermigrasi ke daerah-daerah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan
air yang berdaun atau yang berbatang halus sebagai persiapan untuk meletakkan
telur-telurnya. Di tempat-tempat tersebut, ikan betutu melakukan pemijahan dan
bertelur.
Telur ikan betutu umumnya menempelkan
telur-telumya pada substrat berupa tumbuhan air. Namun, ikan betutu
kadang-kadang juga menempelkan telur-telurnya pada benda-benda lain yang berada
di perairan, misalnya kayu, bebatuan, dan lain-lain. Pada suhu air 24°C,
telur-telur ikan betutu akan menetas dalam waktu 7 hari, pada suhu air 26,5°C
akan menetas dalam waktu 5 hari, dan pada suhu air 28°C telur tadi akan menetas
dalam waktu 2 - 3 hari.
Tan dan Lam pada tahun 1973 mengadakan
uji pemijahan ikan betutu dengan sistem hipofysasi dan didapatkan hasil telur
yang dibuahi (dalam akuarium) dapat menetas 90 % pada suhu 26°C - 28°C. Ikan
betutu melakukan pemijahan secara monogami, yakni satu jantan dengan satu
betina.
Menurut Tavarutmaneegul dan Lin (1988),
ikan betutu akan produktif pada saat ia mencapai ukuran 250 - 500 g/ekor dengan
fekunditas 24.000 butir telur. Widiyati dan kawan-kawannya (1992) melakukan uji
lapang pemijahan ikan betutu. Uji coba tersebut memperoleh hasil bahwa ikan
betutu betina ukuran 400 g yang diberi pakan buatan dengan kandungan protein 47
% selama 3 bulan akan memiliki fekunditas 40.000 butir telur.
Ikan betutu muda akan dibiarkan induknya
untuk mencari makan sendiri. Anak-anak ikan betutu ini akan dewasa pada umur ±
20 - 24 bulan. Setelah dewasa, ikan-ikan betutu ini akan mencari pasangannya
untuk mengadakan pemijahan.
PERAN IKAN BETUTU DI PERAIRAN
Ikan
betutu sangat menyukai jenis pakan hidup (carnivora) dan dapat memburu
mangsanya (predator) jika keadaan memaksanya. Dalam mencari pakan, ikan betutu
tidak peduli terhadap buruannya. Jenisnya sendiri yang masih kecil, bahkan
anaknya sendiri akan dilahap jika dalam keadaan lapar (kanibal). Ikan betutu
sebagai penyeimbang ekosistem di perairan aslinya.
PENULIS
Hanik
Cahyaningrum
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2012
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, M. I. 1997.
Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2013/02/mengenal-ikan-betutu.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Betutu
Lingga Pinus dan Heru
Susanto, 1989, Ikan Hias Air Tawar, Penebar Swadaya Jakarta.
Marshall,
N. B. 1982. Biology of Fishes. New York: Capaprinon and Hall.
Ommanney, F.D. 1987.
Ikan. Edisi Kedua. Diterjemahkan Para Editor Pustaka Time life. Tira Pustaka,
Jakarta.
Team Agro Media
Pustaka. Neon tetra. Jakarta : Agro media Pustaka, 2004.
Post a Comment for "Ikan Betutu; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"