KLASIFIKASI IKAN
LELE PHYTON ATAU PAITON
Kingdom
|
: Animalia
|
Sub-kingdom
|
: Metazoa
|
Phyllum
|
: Chordata
|
Sub-phyllum
|
: Vertebrata
|
Klas
|
: Pisces
|
Sub-klas
|
: Teleostei
|
Ordo
|
: Ostariophysi
|
Sub-ordo
|
: Siluroidea
|
Familia
|
: Clariidae
|
Genus
|
: Clarias
|
Spesies
|
: Clarias sp
|
MORFOLOGI IKAN
LELE PHYTON ATAU PAITON
Ikan Lele Phyton mempunyai kulit berlendir dan tidak
bersisik, mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat apabila terkena
cahaya matahari. Mulutnya lebar, mampu memakan berbagai
makanan, dari zooplankton renik sampai ikan dan pemakan
bangkai. Sekitar mulut ada delapan kumis, yaitu nasal, maksila,
mandibula luar dan mandibula dalam. Sirip tunggal terdapat pada
punggung, ekor dan dubur sedangkan sirip-sirip yang berpasangan terdapat pada dada
dan perut. Mempunyai alat pernafasan tambahan berupa arborescent
organ (Arifin, 1991).
Bahtiar (2006), juga menjelaskan bahwa ikan Lele Phyton dikenali
dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, sirip punggung dan sirip anus
yang panjang menyatu dengan sirip ekor, sehingga nampak seperti sidat yang
pendek. Kepalanya keras menulang
di bagian atas, mata kecil dan mulut lebar terletak di ujung moncong,
dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang berguna
untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan
berupa modifikasi dari busur insangnya dan sepasang patil, yakni duri tulang
yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
CIRI-CIRI IKAN LELE PHYTON ATAU PAITON
Lele Phyton memiliki ciri morfologi yang identik dengan Lele Dumbo
sehingga sulit dibedakan, Lele Phyton memiliki tubuh yang licin dan hanya
bagian kepalanya saja yang terlihat agak lonjong. Jika ikan ini terkejut, warna
tubuhnya berubah menjadi loreng seperti mozaik hitam-putih layaknya Lele Dumbo
pada umumnya. Mulutnya lebar dan dilengkapi kumis sebanyak 4 pasang yang
berfungsi sebagai alat peraba pada saat mencari makan atau bergerak, yakni
nasal, maksila, mandibula luar dan mandibula dalam (Arifin, 1991).
Untuk memudahkan berenang, Lele Phyton dilengkapi sirip tunggal
dan sirip berpasangan. Sirip tunggal yang dimiliki adalah sirip punggung, sirip
ekor, dan sirip dubur, sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan sirip
dada. Sirip dada yang runcing dan keras disebut patil, berguna sebagai senjata
dan alat bantu untuk bergerak, patil Lele Phyton tidak beracun (Suyanto,
1986).
HABITAT IKAN
LELE PHYTON ATAU PAITON
Habitat Lele Phyton adalah perairan air tawar seperti sungai
dengan arus tidak deras, kolam, danau atau rawa. Dengan organ pernafasan
tambahan didepan insangnya, Lele dapat memperoleh oksigen langsung dari udara.
Karena itulah Lele mampu hidup di perairan yang beroksigen rendah. Lele tidak
cocok dengan daerah tinggi (700 m dpl) dan tumbuh lambat pada suhu dibawah 200
C. (Suyanto et al, 2007).
Ikan Lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah
yang tingginya maksimal 700 m dpl. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan
kolam adalah 5-10 %. Tanah yang baik untuk kolam pembesaran adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan
untuk budidaya Lele dapat berupa sawah, pecomberan, kolam pekarangan, kolam
kebun, dan blumbang. Selain itu sebaiknya lokasi pembuatan kolam berhubungan
langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
(Arifin, 1991)
REPRODUKSI IKAN
LELE PHYTON ATAU PAITON
Untuk
melestarikan jenis atau kelompoknya, ikan lele bereproduksi agar menghasilkan
keturunan. Adapun ciri-ciri spesifik alat reproduksi lele jantan, yaitu alat
kelamin lele jantan yang berbentuk runcing dan memanjang. Kantong spermanya
(testis) berjumlah 2 buah yang berbentuk pipih memanjang serta berwarna putih.
Sementara itu, ciri spesifik alat reporduksi induk lele betina, yaitu alat
kelaminnya berbentuk bulat (oval) dan mempunyai kantong telur (ovarium)
sebanyak 2 buah. Lele berkembang biak secara ovipar (eksternal), yaitu
pembuahan terjadi di luar tubuh. Artinya, spermatozoa membuah telur di luar
tubuh ikan. Untuk membuahi telur, spermatozoa harus bergerak. Spermatozoa pada
induk jantan tersebut bersifat immotile dalam cairan plasmanya dan akan
bergerak apabila bercampur dengan air. Pertemuan gamet jantan dan betina ini
akan membentuk zigot sebagai cikal bakal menjadi generasi baru. Perkembangan
gamet jantan (sperma) maupun betina (ovum) diatur oleh hormon sejenis
gonadotropin (Mahyuddin, 2011).
TINGKAH
LAKU IKAN LELE PHYTON ATAU PAITON
Ikan lele adalah ikan yang
hidup di air tawar. la bersifat noktumal, artinya ia aktif pada malam hari atau
lebih menyukai tempat yang gelap. Pada siang hari yang cerah, ikan lele lebih
suka berdiam di dalam lubang-lubang atau tempat yang tenang dan aliran air
tidak terlalu deras.
Ikan lele membuat sarang di
dalam lubang-lubang di tepian sungai, tepi-tepi rawa atau pematang sawah, dan
kolam yang teduh dan tenang. Berhubung sifat-sifat dan tingkah lakunya itu,
memancing ikan lele pada malam hari lebih berhasil daripada siang hari, karena
ikan lele aktif mencari makan pada waktu malam atau sesudah matahari terbenam.
Lele yang dipelihara di
kolam atau sawah, apabila hendak ditangkap pada siang hari, cara yang mudah
ialah meletakkan tabung-tabung dari bambu atau lainnya, di dasar kolam/sawah,
lalu menggiring ikan lele agar berkumpul di dalam tabung sehingga mudah
ditangkap dengan cara mengangkat tabung tadi.
MANFAAT IKAN
LELE PHYTON ATAU PAITON
1.
Sumber protein yang baik. Ikan lele adalah salah satu ikan tawar yang tinggi akan protein. ...
2. Mengandung
banyak Fosfor. Fosfor dalam ikan
lele mencapai 168 mg/100 gram. ...
3. Kesehatan
kardiovaskular. ...
4.
4. Rendah lemak dan kalori. ...
5.
Mengandung banyak Omega 3. ...
6.
Sebagai sumber protein pendek.
PERAN IKAN
LELE PHYTON ATAU PAITON DI PERAIRAN
Lele Phyton pada dasarnya tergolong hewan karnivora, dengan
makanan alami hewan kecil seperti Daphnia, Cladosera, Copepoda, cacing,
larva serangga, siput dan lain-lain. Namun pada kondisi disekitar
manusia, ikan Lele Phyton memakan sisa limbah rumah tangga
bahkan tinja. Mereka mencari makan didasar kolam, namun jika ada makanan
yang terapung akan diambil pula. (Suyanto, 2007).
PENULIS
Andrie Budi Setya Sasongko
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M.Z. 1991.
Budidaya Lele. Dohara prize. Semarang
Asmawi, S.
1986. Pemeliharaan Ikan dalam Keramba.Jakarta:Gramedia.
Bachtiar, Yusuf.
2006. Panduan Lengkap Budi Daya Lele Dumbo. Bogor : AgroMedia. Bandung; Penerbit ITB.
http://mbahbongkot.blogspot.com/2014/02/ikan-lele.html
https://id.theasianparent.com/manfaat-ikan-lele
Post a Comment for "Ikan Lele Phyton Atau Paiton; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"