Ikan Nilem
(Osteochilus hasselti) merupakan salah satu ikan air tawar. Ikan ini termasuk
hewan herbivora, yang diketahui hidup dan menyebar di bagian perairan Asia
Tenggara, seperti Siam-Thailand, Tonkin, Semenanjung Malaya, Sumatera,
Kalimantan, dan Jawa.
Nilem merupakan
ikan budidaya yang memang diternakkan untuk konsumsi, terutama di Pulau Jawa.
Namun kini, ikan nilem juga diintroduksi ke beberapa danau yang ada di daerah
Sulawesi.
Ikan ini
memiliki tubuh yang berukuran sedang, dan memiliki panjang total sampai 260 mm.
Tinggi badannya yang pada awal sirip dorsal berukuran 3—3,7 cm, dan berbanding
lurus dengan panjang standarnya yang tanpa sirip dan ekor.
Panjang
kepalanya berukuran 4,1—4,5 cm yang berbanding dengan panjang standar.
Moncongnya berbentuk agak membulat tumpul dengan bibir yang agak berlipat dan
dapat disembulkan keluar.
Sungut ikan ini
berbentuk maksilar-dua tulang yang membentuk rahang, yang kurang lebih
ukurannya sepanjang diameter mata, serta ditambah dengan sungut rostralnya
lebih pendek.
Ikan nilem
biasanya dibudidayakan oleh masyarakat sekitar yang ada di Pulau Jawa, terutama
yang bertempat di daerah Jawa Barat. Telur ikan ini sangat digemari karena
rasanya yang lezat.
KLASIFIKASI IKAN
NILEM
Menurut Saanin (1968), klasifikasi
ikan nilem sebagai berikut:
Kingdom
|
: Animalia
|
Phylum
|
: Chordata
|
Subphylum
|
: Craniata
|
Class
|
: Pisces
|
Subclass
|
: Actinopterygi
|
Ordo
|
: Ostariophysi
|
Subordo
|
: Cyprinoidae
|
Famili
|
: Cyprinidae
|
Genus
|
: Osteochilus
|
Species
|
: Osteochilus hasselti
|
MORFOLOGI IKAN
NILEM
Ikan
nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup
di sungai dan rawa-rawa. Ciri-ciri ikan nilem
hampir serupa dengan ikan mas. Ciri-cirinya yaitu pada sudut-sudut mulutnya
terdapat dua pasang sungut-sungut peraba. Sirip punggung disokong
oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor
berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari
keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras
dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik gurat sisi ada 33-36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung
mulut runcingdengan moncong (rostral) terlipat, serta bintim hitam besar
pada ekornya merupakan ciri utamaikan nilem.
Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempelyang
disebut epifition dan perifition (Djuhanda, 1985).
HABITAT IKAN
NILEM
Ikan
Nilem merupakan ikan sungai yang lincah umumnya ditemukan diperairan mengalir
atau agak tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan Nile mini banyak
tersebar luas di wilayah Asia seperti Indonesia, Malaysia, serta Thailand dan
secara umum dibudidayakan (Effendie, 2002).
Ikan
Nile mini umumnya dipelihara di daerah tropis dengan ketinggian 150 sampai 1000
meter dari permukaan laut. Tetapi ketinggian optimum ialah 800 meter, sedang
suhu optimum pertumbuhannya adalah 18C sampai 28C (Saanin, 1984).
REPRODUKSI IKAN
NILEM
Ikan
melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan ke dalam
air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi di luar tubuh. Fertilisasi ini
merupakan fertilisasi yang primitive (Villee et al, 1988).
Ikan
jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak ventral dari ren.
Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenital.
Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga
yang ke caudal melanjutkan diri ke oviduk, yang bermuara ke dalamsinus
urogenitalis (Radiopoetro, 1977).
Organ
reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar
asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin
betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin
jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981),
reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitary yaitu
kelenjarhipotalamus, hipofisis-gonad, hal tersebut di pengaruhi oleh adanya
pengaruh dari lingkungan yaitu temperature, cahaya, cuaca yang diterima oleh
reseptor dan kemudian diteruskan ke system saraf kemudian hipotalamus
melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol
perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium terdapat dalam hewan
betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding tubuh (mesovarium).
Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon estrogen dan progesterone. Testis terdapat pada hewan jantan. Letak
testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan ditambatkan
ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada vertebrata
tingkat tingga terletak di luar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus
yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormone testosterone. Menurut Storer (1957), pada
system reproduksi ikan nilem ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa
sebagai membrane basalis yang di sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang
telur yang berisi jaringan sel gamet primordial (oogoria atau oosit) dan
dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya setiap individu
mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi kanan dan kiri
tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-masing
terbungkus oleh selapis sel granulose disebut sel folikel. Testis sebagai organ
kelamin jantan berupa organ jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran
spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan
rendah berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi
gamet berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan
terkumpul di dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran
dari tubulus atau testis yang kemudian bergabung menjadi epididimis. Ikan nilem
jantan dan ikan nilem betinadapat dibedakan setelah ikan ikan masak kelamin.
Permukaan luar operculum (tutup insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar
sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan jantan apabila diurut perutnya dari
operculum ke papilla gerital maka akan keluar cairan seperti santan (milk)
sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing sedangkan ikan betina
membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak dari pada ikan jantan.
CIRI-CIRI IKAN NILEM
Menurut
Djuhanda (1982), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang rawan yang
sedikit membulat dan merupakan tempat melekatnya filament-filamen insang.
Arteri branchialis dan arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang
dibagian basal pada kedua filamen insang pada bagian basalnya. Tapis insang
berupa sepasang deretan batang-batang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi,
melekat pada bagian depan dari lengkung insang. Ikan nilem memiliki gelembung
renang untuk menjaga keseimbangan di dalam air.
PERAN IKAN
NILEM DI PERAIRAN
Menghilangkan Sel
Kulit Mati
Ketika anda
memasukkan kaki pada media terapi, ikan nilem akan menggigiti permukaan kulit
anda. Tidak sembarang menggigit tetapi ikan nilem memiliki sungut yang mampu
mendeteksi sel kulit anda, ia akan menggigit sel- sel kulit mati di kaki anda.
Membersihkan
Kulit
Dengan
kemampuannya mampu memilih sel kulit mati, maka kulit anda akan lebih bersih
dari sel- sel kulit mati. Selain itu ikan nilem juga akan memakan kotoran yang
ada pada kulit anda sehingga kulit jadi lebih bersih.
Menghaluskan Kulit
Terapi ikan
nilem juga mampu menghaluskan kulit terutama jika kulit anda memiliki banyak
sekali daki ataupun sangat kering. Selain memakan sel kulit mati ataupun daki
dan kotoran berbeda dengan manfaat labu siam, tetapi juga menstimulasi kulit
anda agar lebih lembab serta menjaga kelembapannya.
Melancarkan
Peredaran Darah
Jika anda rutin
melakukan terapi ikan nilem, anda akan mendapatkan manfaat ini yaitu peredaran
darah jadi lebih lancar sehingga anda tidak akan merasa kram ataupun kesemutan.
Meningkatkan
kepekaan Saraf
Dengan terapi
ikan nilem, ada salah satu manfaat terpenting yang anda rasakan yaitu saraf-
saraf di tubuh anda akan lebih peka daris sebelumnya. Hal ini karena gigitan
ikan nilem mampu menekan titik- titik saraf tertentu yang mampu menstimulasinya.
Menghilangkan
Kulit pecah- Pecah
Selain mampu
melembabkan kulit, bagi anda yang ingin menghilangkan kulit pecah- pecah
terutama di bagian tumit, anda bisa terapi ikan nilem secara teratur.
Mencegak
Kerusakan Sel
Tidak hanya
mampu membersihkan ataupun menghaluskan kulit saja, ikan nilem juga akan
memperbaiki kerusakan sel yang ada pada bagian kulit anda.
Menghilangkan
Stress
Bagi anda yang
sedang stress dan ingin mengatasinya berbeda dengan manfaat tea lawah, anda
bisa terapi ikan nilem. Hal ini karena ikan nilem akan menekan titik- titik
syaraf dan menenangkannya sehingga stress anda akan hilang dan pikiran menjadi
lebih tenang.
Menghilangkan
Lelah
Selain dapat
menghilangkan stress, dengan terapi ikan nilem juga mampu menghilangkan lelah.
Terutama bagi anda pekerja kantoran, ini akan sangat berguna bagi anda.
Itulah berbagai
manfaat dari terapi ikan nilem yang dapat kami sampaikan semoga informasi di
atas dapat bermanfaat serta menambah wawasan anda.
PENULIS
Dzulfikar Yudistira
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Daelami,D. A. S. 2001. ’Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar’. Penebar
swadaya (Anggota IKAPI). Jakarta. 166 hal.
Fahmi.
2001. Tingkah Laku Reproduksi pada Ikan. Jurnal Oseana, Volume XXVI, Nomor 1:
17 – 24. LIPI, Jakarta.
Febriyantoro, D. 2014. Pengamatan Sirip-Sirip Ikan dan Mekanisme Ikan
Mengambil Makanan dan Laju Menghancurkan Makanan di Dalam Lambung. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Hasanuddin, Makasar.
https://manfaat.co.id/manfaat-terapi-ikan-nilem
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/mengenal-lebih-dekat-dengan-ikan-nilem-21
Lingga, P. 2003. Ikan Hias Air Tawar’. Penebar
swadaya. Jakarta.
Nelson, J.S. 2001. ’Fisher Of The World’. New York 524 p: John WileyAnd
Sons.
Nugroho ,S. 2008. Analisis Finansial Usaha Ikan Hias Air
Tawar Heru Fish Farm di Desa Kota Batu Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ridwan et al. 2009. ’Penuntun Praktikum Biologi Perikanan’. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Susanto. 2003. ’Ikan Hias Air Tawar’. Penebar swadaya. Jakarta. 237
hal.
Terimakasih banyak atas ilmunya
ReplyDeleteAlhamdulillah, sama"
Delete