Sirip-sirip
punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap.
Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang
menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya,
dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Rumus sirip punggungnya:
VII (jari-jari keras atau duri) dan 10–11 (jari-jari lunak); dan sirip anal IX-XI,
36–38.
Ikan yang liar biasanya berwarna perak kusam kehitaman
sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh bagian
belakang tampak agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar
kehitaman, yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi
tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
KLASIFIKASI IKAN
SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM
Klasifikasi
menurut (Adawyah, 2007) adalah sebagai berikut :
Kingdom
|
: Animalia
|
Fillum
|
: Chordata
|
Kelas
|
: Actinopterygii
|
Ordo
|
: Perciformes
|
Familia
|
: Osphronemidae
|
Genus
|
: Trichogaster
|
Spesies
|
: Trichogaster Pectoralis
|
HABITAT IKAN
SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM
Seperti
umumnya sepat, ikan ini menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang
berair tenang, terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa
oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah.
Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat yang kelindungan oleh vegetasi atau
sampah-sampah yang menyangkut di tepi air (Arikunto, 2002).
MORFOLOGI IKAN
SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM
Ikan sepat
rawa yang bertubuh sedang, panjang total mencapai 25 cm, namun umumnya kurang
dari 20 cm. Lebar pipih, dengan mulut agak meruncing. Warna ikan yang liar
biasanya kehitaman sampai agak kehijauan pada hamper seluruh tubuhnya (Afrianto
dan Liviawaty, 1989).
CIRI-CIRI IKAN SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM
Sepat rawa
memiliki warna kehijauan sampai kebiruan dengan beberapa pita warna kuning berwarna
gelap dan sebuah bercak ditengah sisi pada pangkal sirip ekor ekor, termasuk
kedalam subordo Anabantoidei yang memiliki labirin pada insang sebagai ciri
khususnya, adanya organ ini memungkinkan ikan menghirup oksigen dari udara.
Ciri-cirinya pada sirip perut mempunyai jari-jari seperti filament yang
panjangnya hamper dengan panjang badan, sirip ekor berbentuk sabit sedikit
cekung (Anggraini, 2009).
TINGKAH
LAKU IKAN SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM
Seperti umumnya sepat, ikan ini
menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama
yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke
kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Sebagian besar makanan sepat siam adalah tumbuh-tumbuhan
air dan lumut. Namun ikan ini juga mau memangsa hewan-hewan kecil di
air, termasuk ikan-ikan kecil yang dapat termuat di mulutnya. Ikan ini sering
ditemui di tempat-tempat yang kelindungan oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air.
Ikan
sepat siam menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh
si jantan. Setelah menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga
dapat mencari makanan sendiri. Sebagaimana kerabat dekatnya yakni tambakan,
gurami, betok dan cupang, sepat siam tergolong ke dalam anak bangsa
Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di
ruang insangnya, yang amat berguna untuk membantu menghirup oksigen langsung
dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup di
tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain. Akan
tetapi, tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa (lihat misalnya
ikan gabus, betok, atau lele), ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air.
Ikan ini justru dikenal amat mudah mabuk dan lekas mati jika ditangkap.
Penyebaran asli ikan ini adalah di wilayah Asia Tenggara,
terutama di lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga
dari lembah Sungai Chao Phraya. Ikan ini diintroduksi ke Filipina, Malaysia,
Indonesia, Singapura, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Kaledonia Baru. Sepat siam
dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1934, untuk dikembangkan pembudidayaannya di
kolam-kolam dan sawah. Tahun 1937, sepat ini dimasukkan ke Danau Tempe di
Sulawesi dan sedemikian berhasil, sehingga dua tahun kemudian ikan ini
mendominasi 70% hasil ikan Danau Tempe. Saat ini sepat siam telah meliar dan
berbiak di berbagai tempat di alam bebas, termasuk di Jawa.
REPRODUKSI IKAN
SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM
Kebanyakan
hidup di air yang tenang dan kadang-kadang hidup diperairan dengan konsentrasi
oksigen rendah diantara vegetasi yang lebat. Ikan sepat rawa menyimpan
telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijaga oleh si jantan. Setelah
menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga dapat mencari makanan
sendiri (Anggraini, 2009).
MANFAAT IKAN
SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM
Sepat siam merupakan ikan konsumsi yang
penting, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual
dalam keadaan segar di pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin
dan diperdagangkan antar pulau di Indonesia.
Tidak seperti jenis sepat yang lain, sepat
siam kurang populer sebagai ikan akuarium. Namun terdapat beberapa varian yang
berwarna cerah (putih, kuning atau merah) yang diperdagangkan sebagai ikan
hias. Di Thailand, sepat siam merupakan salah satu dari lima ikan air tawar
terpenting yang dibudidayakan untuk konsumsi maupun untuk akuarium.
PERAN IKAN
SEPAT RAWA ATAU SEPAT SIAM DI PERAIRAN
Dengan adanya ikan sepat rawa
maka hama yang sering menyerang terutama keong yang sering berkembang pada padi
bisa dimakan oleh ikan. Penggunaan atau perpaduan budidaya ikan dengan
pertanian memang menjadi salah satu metode budidaya menguntungkan yang nantinya
bisa memberikan keuntungan ganda bagi pembudidayaannya. Areal persawahan yang
digunakan untuk budidaya ikan bisa menjadi lebih subur (Anonim, 1983).
PENULIS
Anhar Ridwan
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah,
R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Afrianto,
E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Anggraini.
2009. Variasi Jenis Ikan Sepat Rawa (Trichogaster
Trichopterus) dengan Pemberian
Pakan Buatan yang Dipelihara didalam Hapa. Laporan Penelitian Skripsi Perikanan UNLAM. Departemen Pendidikan
& Kebudayaan, Fakultas Perikanan. Banjarbaru. 60 halaman.
Anonim.
1983. Laporan Survei dan Pengembangan Ikan Rawa. Pusat Penelitian UNLAM Banjarmasin.
241 halaman.
Arikunto,
s. 2002. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Effendie,
M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Hasan, I.
2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia.
Jakarta. 260 hal.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sepat_siam
Saanin, H.
1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. University of California :
Binacipta.
Post a Comment for "Ikan Sepat Rawa Atau Sepat Siam; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"