BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Budidaya
perairan adalah kegiatan pemeliharaan hewan air pada air tawar, payau dan air
laut untuk diambil manfaatnya. Di dalam budidaya perairan kita dapat
membudidayakan baik binatang meliputi crustacea, moluska dan ikan bersirip,
serta tanaman air contohnya rumput laut. Dalam hal budidaya kita harus
memperhatikan beberapa faktor, yaitu faktor fisika, kimia, dan biologi.
Menurut
Tatangindatu (2013), masalah yang selalu timbul dalam sistem budidaya karamba
jaring apung dan jaring tancap adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh berbagai kegiatan disekitar perairan maupun usaha budidaya itu sendiri.
Pencemaran ini dapat berupa pencemaran fisika – kimia. Berdasarkan uraian di
atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan data kualitas air
khususnya parameter fisika – kimia agar dapat diketahui sejauh mana daya dukung
kualitas air untuk kegiatan budidaya jaring apung dan jaring tancap saat ini.
Tujuannya adalah untuk menganalisis parameter fisika – kimia yang meliputi
suhu, kecerahan, pH, oksigen terlarut, nitrat, fosfat, amoniak dan BOD pada
lokasi budidaya karamba jaring apung dan jaring tancap untuk menunjang
pertumbuhan yang optimal.
RUMUSAN MASALAH
|
Apa yang dimaksud dengan faktor fisika?
|
Apa macam-macam faktor fisika?
|
Apa pengaruh faktor fisika dalam kegiatan budidaya?
|
TUJUAN
|
Untuk mengetahui apa itu faktor fisika perairan
|
Untuk mengetahui pengaruh faktor fisika dalam kegiatan budidaya
|
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Limnologi
|
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR FISIKA
Faktor
fisika dalam kualitas air merupakan faktor yang bersifat fisik. Dalam arti
faktor fisika dapat dideteksi oleh panca indera manusia yaitu melalui visual,
penciuman, peraba dan perasa. Perubahan warna dan peningkatan kekeruhan air
dapat diketahui secara visual, sedangkan perubahan bau pada air dapat dideteksi
dengan penciuman, peraba pada kulit dapat membedakan suhu air, serta rasa
tawar, asin dan lain sebagainya dapat dideteksi oleh lidah (indera perasa).
Untuk mengukur faktor fisika kita tidak perlu melakukan uji laboratorium, kita
dapat mengukurnya langsung di lapang.
FAKTOR FISIKA DAN
PENGARUH TERHADAP BUDIDAYA IKAN
PENGERTIAN SUHU
Suhu
adalah derajat panas dinginnya suatu perairan. Suhu merupakan salah satu faktor
penting untuk kelangsungan kehidupan ikan di suatu perairan. Faktor yang
mempengaruhi suhu adalah intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan dan
kedalaman perairan. Tiap kenaikan suhu 10OC metabolisme ikan akan meningkat dua
kali lipat.
Menurut
Tatangindatu (2013), suhu mempunyai peranan penting dalam menentukan
pertumbuhan ikan yang dibudidaya, kisaran yang baik untuk menunjang pertumbuhan
optimal adalah 28 0C – 32 0C. Kisaran untuk kegiatan budidaya air tawar adalah
deviasi 3 sedangkan toleransi suhu perairan yang baik untuk menunjang
pertumbuhan optimal dari beberapa ikan budidaya air tawar seperti mas dan nila
adalah 28OC.
PENGERTIAN KECERAHAN
Kecerahan
perairan adalah kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman
tertentu. Kecerahan sangat penting karena berhubungan dengan proses
fotosintesis. Hasil dari proses fotosintesis berupa oksigen sendiri dapat
digunakan langsung oleh organisme yang ada pada kolam. Kecerahan suatu perairan
dapat diukur menggunakan secchi disk.
Kecerahan
merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan secchi. Kecerahan digunakan untuk menyatakan derajat kegelapan di
dalam air yang disebabkanoleh bahan-bahan yang melayang. Kecerahan merupakan
indikator penetrasi cahaya matahari yang masuk ke badan perairan, sehingga
dapat mengalami proses fotosintesis dan produksi primer perairan. Kecerahan
dapat untuk mengetahui sampai dimana proses asimilasi dapat berlangsung di
dalam air. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak terlampau jernih baik untuk
kehidupan ikan. Kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad
renik atau plankton. Nilai kecerahan yang baik untuk pemeliharaan ikan adalah
antara 98,2 – 102 cm (Pujiastuti et al., 2013)..
PENGERTIAN KEKERUHAN
Kekeruhan
suatu perairan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut serta berupa plankton dan mikroorganisme lain.
Kekruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi dan daya
lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalam air.
Menurut
Wijaya dan Hariyati (2011), kekeruhan adalah suatu ukuran biasan cahaya di
dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan suspensi yang
terkandung dalam air. Kekeruhan air disebabkan oleh lumpur, partikel tanah,
potongan tanaman atau fitoplankton. Kekeruhan pada air memang disebabkan adanya
zat-zat tersuspensi yang ada dalam air tersebut.
PENGERTIAN KEDALAMAN
PERAIRAN
Kedalaman
perairan adalah tinggi rendahnya perairan yang diukur dari dasar hingga
permukaan perairan. Kedalaman suatu perairan dipengaruhi oleh topografi dan
padatan tersuspensi. Semakin dalam perairan semakin rendah kecerahannya.
Menurut
Hasim et al. (2015), Kedalam merupakan parameter fisik yang menunjukan ukuran
ketinggian air dari dasar perairan. Kedalam sangat mempengaruhi suatu kegiatann
budidaya perikanan khususnya untuk kegiatan budidaya di karamba jaring apung.
Kedalaman minimum untuk kegiatan budidaya menggunakan karamba jaring apung
adalah 2 meter dari dasar perairan.
PENGERTIAN WARNA
PERAIRAN
Warna
perairan disebabkan oleh bahan-bahan terlarut seperti humus, plankton,
partikel-partikel tanah, dan partikel baha organik. Warna perairan tergantung
apa yang mendominasi pada perairan tersebut. seperti jika perairan berwarna
biru kehijauan maka perairan tersebut mengandung alga biru, bila berwarna
kecoklatan perairan mengandung humus, jika berwarna hijau kecoklatan perairan
mengandung diatom dan chlorophyceae, dan seterusnya. Warna yang baik untuk
budidaya ikan sendiri adalah warna hijau kecoklatan karena mengandung pakan
alami bagi organisme yang dibudidayakan.
Warna
air mempunyai hubungan dengan kualitas perairan. Warna perairan dipengaruhi
oleh adanya padatan terlarut dan padatan tersupensi. Nilai warna perairan
diduga ada kaitannya dengan masuknya limbah organik dan anorganik yang berasal
dari kegiatan keramba jaring apung dan permukiman penduduk di sekitar perairan
danau. Kondisi ini juga dapat meningkatkan blooming pertumbuhan fitoplankton
dari filum Cyanophyta (Pujiastuti et al., 2013).
PENGERTIAN KECEPATAN
ARUS
Kecepatan
arus adalah pergerakan masa air secara horizontal dan vertikal dengan membawa
nutrient. Kecepatan arus suatu perairan dapat diukur menggunakan alat current
meter konvensional. Pergerakan air memiliki peranan penting yaitu untuk
distribusi temperatur atau suhu, peredaraan zat-zat terlarut, dan untuk
distribusi organisme terutama plankton.
Menurut
Mudeng et al. (2015), gerakan air yang cukup akan membawa nutrien yang cukup
pula dan sekaligus mencuci kotoran yang menempel pada thallus, membantu
pengudaraan dan mencegah adanya fluktuasi suhu air yang besar. Besarnya
kecepatan arus yang ideal antara 20-40 cm/det. Arus yang kuat dapat menyebabkan
kekeruhan hingga menghalangi fotosintesis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Faktor
fisika dalam kualitas air merupakan faktor yang bersifat fisik. Dalam arti
faktor fisika dapat dideteksi oleh panca indera manusia yaitu melalui visual,
penciuman, peraba dan perasa. Macam-macam faktor fisika adalah suhu, kecerahan,
kekeruhan, kedalaman, warna perairan, dan kecepatan arus. Suhu yang optimal
untuk budidaya adalah 28-32OC. Kecerahan yang optimal untuk budidaya adalah
98,2-102 cm. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel koloid dan zat
tersuspensi yang terkandung dalam air. Kedalaman yang optimal untuk budidaya
minimal 2 meter dari dasar. Warna perairan yang baik untuk budidaya adalah
coklat kehijauan. Kecepatan arus yang ideal adalah 20-40 cm/s.
SARAN
Dalam
mengerjakan makalah sebaiknya penulis lebih banyak mencari referensi agar ilmu
yang didapat lebih banyak.
PENULIS
Ramanda
Ahmad Rizal Rifa’i
Yuri Aulia Pangestu
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Hasim.,
Y.Koniyo. dan F. Kasim. 2015. Parameter Fisik-Kimia Perairan Danau Limboto
sebagai dasar Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan. 3(4): 130-136
Mudeng,
J. D., M. E. F. Kolopita. Dan A. Rahman. 2015. Kondisi Lingkungan Perairan Pada
Lahan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Di Desa Jayakarsa Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Budidaya Perairan. 3(1):172-186
Pujiastuti,
P., Bagus, I., Pranoto. 2013. Kualitas Dan Beban Pencemaran Perairan Waduk
Gajah Mungkur. JurnalEkosainsvol 5 (1)
Tatangindatu,
F., O. Kalesaran. Dan R. Rompas. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada
Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Jurnal
Budidaya Perairan. 1(2):8-19
Wijaya,
T. S dan R. Hariyati. 2011. Struktur Komunitas Fitoplankton sebagai Bio
Indikator Kualitas Perairan Danau Rawapening Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
19(1):55-61
Post a Comment for "Pengaruh Faktor Fisika Dalam Budidaya Ikan (Limnologi Atau Limnology)"