Indonesia merupakan
negara kepulauan yang 2/3 dari wilayahnya tertutup air. Untuk itu, Indonesia
memiliki peluang yang sangat besar dalam sektor perikanan. Penambahan jumlah
penduduk berpengaruh juga diberbagai segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah
penduduk tidak hanya menuntut peningkatan penyediaan bahan pangan, tapi juga
peningkatan dibidang gizi. Salah satu cara memenuhi kebutuhan gizi adalah
melalui pengembangan usaha budidaya ikan.
Akuakultur
adalah kegiatan membudidayakan organisme air didalam kondisi yang terkontrol
atau semi terkontrol. Budidaya pada umumnya dikelompokkan menjadi budidaya air
tawar, air payau dan budidaya air laut. Dari segi tekniknya budidaya
dikelompokkan menjadi budidaya intensif, budidaya semi intensif dan budidaya
ekstensif. Sedangkan menurut Handajani et al. (2002), budidaya perairan atau
akuakultur merupakan usaha pengolahan sumber-sumber perikanan yang paling
nasional dilakukan secara buatan atau artificial dan tidak bergantung pada
metode tradisional.
Budidaya
merupakan salah satu bidang perikanan yang sangat penting dalam penyediaan
benih dan bibit ikan. Dalam dunia perikanan memegang peranan yang sangat
penting karena bergerak dalam sektor melestarikan hasil-hasil perikanan yang
sangat kaya akan kandungan protein dan sangat bermanfaat bagi masyarakat.
PENGERTIAN AKUAKULTUR
Budidaya
air (Aquaculture) adalah kegiatan
mengembang-biakkan organisme air dalam keadaan terkontrol maupun
semi-terkontrol. Budidaya organisme air meliputi:
1.
Pengadaan penyediaan benih (Breeding)
2.
Penebaran (Stocking)
3.
Peningkatan produksi makanan alami
4.
Pemberian makanan (Artifical Breeding)
5.
Mengontrol parasit dan penyakit
6.
Pemberantasan hama
7.
Pemanenan (Harvesting)
8.
Pemasaran (Marketing)
Ada
dua macam budidaya dalam dunia perikanan yaitu monokultur dan polikultur.
Monokultur adalah budidaya yang dilakukan dengan memelihara (Stocking) satu
spesies ikan di dalam sebuah kolam. Sistem ini biasa digunakan dalam budidaya
intensif, karena padat penebarannya sangat tinggi serta tergantung pada pakan
tambahan. Selain itu perlu adanya aerasi tambahan dan pergantian serta
sirkulasi air yang teratur.
Polikultur
merupakan salah satu jenis budidaya dengan cara memelihara lebih dari satu
jenis ikan dalam satu kolam yang sama, dengan penebaran ikan yang mempunyai
kebiasaan makan yang berbeda serta menempati ruang hidup yang berbeda.
Polikultur ditujukan untuk meningkatkan produksi dengan cara pemanfaatan
makanan alami yang lebih baik.
PERSIAPAN KOLAM
Pengolahan
tanah dasar terdiri dari pencangkulan dan perataan. Setelah itu dinding kolam
diperkeras untuk mencegah kebocoran serta memperbaiki tanggul yang mengalami
kerusakan. Pembuatan kamalir sebagai tempat berlindung ikan atau benih
sekaligus mempermudah pemanenan.
Persiapan
kolam merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memulai kegiatan budidaya.
Persiapan kolam dalam budidaya perikanan meliputi berbagai macam kegiatan
diantaranya pengeringan kolam, pembalikan tanah, pengapuran, pemupukan,
pengisian air, dan perbaikan pematang sebelum dilakukan penebaran benih. Dalam
sistem budidaya, pengolahan tanah merupakan suatu hal yang penting. Pengolahan
tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah agar lebih gembur sehingga
memudahkan untuk ditembus oleh akar tanaman dan menambah unsur hara melalui
pemupukan. Proses budidaya terus menerus akan mempengaruhi komposisi bahan
organik dan bahan mineral.
KEGIATAN BUDIDAYA
Ada
5 langkah yang penting dalam melakukan kegiatan budidaya perikanan, yaitu:
1.
Pengeringan, bertujuan untuk menguapkan gas beracun dalam tanah, mengembalikan
unsur hara, tanah, memperbaiki struktur tanah, dasar kolam dan membunuh hama
dan penyakit.
2.
Pemupukan, bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami yang berupa plankton, klekap
dan lumut.
3.
Pengapuran, bertujuan untuk meningkatkan derajat keasaman (pH).
4.
Aerasi, suatu usaha untuk mensuplai oksigen didalam air dengan menggunakan
suatu alat aerator.
5.
Resirkulasi, suatu usaha untuk menjaga dan memperbaiki kualitas air yaitu
dengan sistem mendaur ulang air buangan.
Kegiatan-kegiatan
dalam budidaya meliputi :
1.
Pembenihan
2.
Pendederan
3.
Pembesaran
4.
Pemasaran.
TANAH YANG BAIK UNTUK
BUDIDAYA
Tanah
yang baik untuk budidaya adalah tanah liat sebab tanah yang demikian ini dapat
menahan air lebih lama dan mudah untuk dibuat pematang yang kokoh. Apabila
tanahnya liat dan pematangnya kokoh, itu akan menahan genangan air setidaknya
selama 5 hingga 6 bulan. Selama waktu tersebut kita mempunyai kesempatan yang
cukup untuk memelihara ikan.
Dalam
sistem budidaya, pengolahan tanah merupakan suatu hal yang penting. Pengolahan
tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah agar lebih gembur sehingga
mudah untuk ditembus oleh akar tanaman dan menambah unsur hara melalui pemupukan.
Proses budidaya terus menerus akan mempengaruhi komposisi bahan organic dan
bahan mineral.
PENGAPURAN
Kolam
pemeliharaan ikan idealnya memiliki pH netral, yakni antara 6.5 - 7.5. untuk
menentukan besarnya pH dapat digunakan kertas lakmus atau pH meter.
Menentukan pH agar tidak asam dilakukan
dengan penambahan kapur (CaCO3). Ketika menambahkan bahan-bahan tersebut harus
dilakukan tidak lebih dari 0.3 unit perhari. Setiap kali penambahan bahan
dilakukan, pengukuran pH juga harus dilakukan.
Apabila
pH suatu perairan di bawah 6,5 perairan dikatakan terlalu asam. Untuk menaikkan
pH dapat dilakukan pengapuran dengan CaCO3. Kebutuhan kapur untuk setiap kolam
berbeda-beda tergantung dengan letak dan keasaman kolam.
Jenis
kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam, yaitu:
a.
Kapur pertanian yaitu kapur karbonat : CaCO3 atau (CaMg (CO3)2). Kapur karbonat
yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tanpa
langsung digiling
b.
Kapur perikanan (Tohor: CaO), yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur yang
melalui proses pembakaran
c.
Kapur Mati Ca(OH)2
d.
Dolomite CaMg(CO3)2
PEMUPUKAN
Pupuk
adalah suatu bahan yang mengandung suatu lebih unsur hara bagi tanah. Bahan
tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah
oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang diperlukan oleh tanah adalah C.H.O
(ketersediaan di alam masih melimpah) N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar
dalam tanaman <100 ppm). Pembagian pupuk:
PUPUK KANDANG
-
Pupuk panas: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat cepat sehingga terbentuk
panas. Kelemahan dari pupuk panas ialah mudah menguap karena bahan organiknya
tidak terurai secara sempurna sehingga banyak yang berubah menjadi gas. Contoh:
kotoran ayam
-
Pupuk dingin: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat lambat sehingga tidak
terbentuk panas. Contoh: kotoran sapi
PUPUK BUATAN
Pemupukan
mempunyai dua tujuan utama, yaitu mengisi perbekalan zat makanan tanaman yang
cukup dan memperbaiki atau memelihara keutuhan kondisi tanah, dalam hal
struktur, kondisi pH, potensi pengikat terhadap zat makanan tanaman dan
sebagainya. Guna mencapai tujuan diatas pemupukan harus mengikuti prinsip enam
tepat, yaitu: tepat jumlah, jenis, cara, tempat, waktu dan disesuaikan dengan
sifat atau jenis tanah.
Setelah
dikeringkan, pematang kolam diperbaiki. Tanah dasar dicangkul dan dibiarkan
kering 2 hingga 3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik lalu ditebarkan
secara merata dan kolam digenangi air 30 hingga 40 cm. Kolam dibiarkan 5 hari
hingga pakan alami tumbuh.
KUALITAS AIR
Akuakultur
tidak akan pernah terlepas dari peranan air sebagai media hidup ikan. Air
merupakan media hidup ikan yang memiliki kapasitas besar dalam menjaga tingkat
kelulusan hidup ikan. Akan tetapi, pada hakikatnya air bersifat universal
solventsehingga, air memiliki peluang untuk tercemar dalam jangka waktu yang
cepat. Sehingga, hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas air dalam kegiatan
budidaya.
Parameter
kualitas air dibedakan menjadi 3 diantaranya parameter kualitas air fisika,
kimia dan biologi. Ketiga parameter kualitas air tersebut saling berhubungan
dan mempengaruhi satu sama lain.
Kualitas
air untuk budidaya sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain suhu,
kandungan O2 terlarut, CO2 bebas, pH, NH3, alkalinitas dan NO2. Setiap faktor
kualitas air tersebut dapat saling berinteraksi dengan parameter lain, sehingga
dapat menyebabkan adanya perubahan terhadap kondisi air. Oleh karena itu perlu
dilakukan tindakan monitoring terhadap kualitas air secara berkesinambungan
karena tidak hanya sekedar berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan (reproduksi) tetapi juga kelangsungan hidup ikan.
Penurunan
kualitas air seperti oksigen terlarut, suhu dan peningkatan ammonia dapat
menyebabkan kematian pada ikan. Seperti pH, alkalinitas, kekerasan dan
kecerahan mempengaruhi ikan, tetapi biasanya ikan tidak sampai mengalami
kematian. Setiap faktor kualitas air berinteraksi dengan dan pengaruh parameter
menyebabkan racun pada air dan dapat mematikan. Sehingga sangat penting adanya
monitoring kualitas air secara intensif selama masa pemeliharaan dari sistem
budidaya perikanan dan metode untuk monitoring kualitas air secara intensif
selama masa pemeliharaan dari sistem budidaya perikanan dan metode untuk
monitoring kualitas air akan dijelaskan dalam tulisan ini. Kualitas air tidak
hanya menentukan seberapa baik ikan akan tumbuh dalam sistem budidaya, tapi
apakah mereka mampu bertahan hidup. Kualitas air akan mempengaruhi ikan melalui
proses seperti respirasi dan metabolisme nitrogen.
PARAMETER KUALITAS
AIR
PENGERTIAN SUHU
Suhu
merupakan derajat panas dinginnya suatu perairan. Suhu adalah salah satu faktor
penting untuk kelangsungan kehidupan ikan di suatu perairan. Suhu di perairan
indonesia untuk sekarang ini semakin tinggi fluktuasinya sehingga kelangsungan
kehidupan makhluk hidup diperairan (ikan) akan semakin terancam karena tidak
mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungan yang terkadang tiba-tiba berubah
dengan drastis misal pada musim pancaroba. Setiap ikan memiliki batas optimal
dan minimal batas toleransi terhadap suhu di perairan. Ikan sebagian besar
merupakan hewan poikiloterm yaitu suhu tubuh yang selalu
menyesuaikan dengan suhu lingkungan.
Suhu
selama proses pengeringan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan,
karena perlakuan dalam suhu tinggi secara tiba-tiba tanpa penaikan suhu yang
bertahap dapat mengakibatkan terjadi pengeringan yang terlalu cepat dipermukaan
ikan.
PENGERTIAN KECERAHAN
Kecerahan
perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus
lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami kecerahan sangat penting
karena erat kaitannya dengan aktifitas fotosintesa. Kecerahan merupakan faktor
penting bagi proses fotosintesa dan produksi primer dalam suatu perairan.
Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita
dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses
asimilasi di dalam air. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan lempengan atau kepingan Secchi disk.
TURBIDITAS
Kekeruhan
menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang
diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan
disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan
terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organic
yang berupa plankton dan mikro organism lain. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan
turbiditas, yang setara dengan 1mg/liter SiO2.
Kekeruhan
pada air yang tergenang (lentik), misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh
bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus. Sedangkan
kekeruhan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh
bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan permukaan
tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan. Kekeruhan yang tinggi dapat
mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya, pernafasan dan daya
lihat organism akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalaman air.
Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan dan
mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air.
Metode
yang biasa digunakan untuk mengukur turbiditas suatu larutan adalah
turbidimetri dengan alat turbidimeter. Dasar dari analisis turbidimetri adalah
pengukuran intensitas cahaya yang ditranmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi
fase terdispersi, bilamana cahaya dilewatkan melalui suspensi maka sebagian
dari energi radiasi yang jatuh dihamburkan dengan penyerapan, pemantulan, dan
sisanya akan ditranmisikan. Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar
yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang
dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran.
PENGERTIAN DERAJAT
KEASAMAN (PH)
pH
adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai
kologaritmaaktivitasion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Derajat
keasaman lebih dikenal dengan istilah pH. pH yaitu logaritma dari kepekaan
ion-ion H yang terlepas dalam suatu cairan. Derajat keasaman atau pH air
menunjukkan aktivitas ion Hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan
sebagai konsentrasi ion hidrogen dalam mol/liter pada suhu tertentu atau
dapat ditulis pH = -log (H)+.
PENGERTIAN OKSIGEN
TERLARUT (DO)
Oksigen
terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut di dalam air karena ikan tidak
dapat mengambil oksigen dalam perairan dan difusi dengan udara. Satuan
pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen
yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part
per million). Air mengandung oksigen dalam jumlah tertentu tergantung dari
kondisi air itu sendiri.
Oksigen
terlarut (Dissolved oxygen) digunakan untuk bernafas, proses metabolisme dan
pembiakan. Oksigen mengandung peranan penting sebagai indikator kualitas
perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik.
PENGERTIAN KARBONDIOKSIDA
(CO2)
Karbondioksida
adalah gas yang tersusun atas satu atom karbon dan dua atom oksigen. Di
perairan, sumber karbondioksida utama berasal dari hasil respirasi ikan dan
difusi dari atmosfer. Atmosfer bumi mengandung karbondioksida dengan persentase
yang relative kecil (0,033%), meskipun persentase karbondioksida di atmosfer
kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relative banyak,
karena karbondioksida memiliki sifat kelarutan yang tinggi.
Kadar
CO2 yang bebas didalam air tidak boleh mencapai batas yang mematikan. Pada
kadar 20 ppm sudah merupakan racun bagi ikan dan mematikan ikan jika kelarutan
oksigen didalam air kurang dari 5 ppm (5 mg/l).
PENGERTIAN AMMONIA
Ammonia
merupakan salah satu gas yang umum dijumpai dalam air. Ammonia mudah tertimbun
di dalam sistem perairan karena ia merupakan hasil samping alami metabolisme
ikan serta hasil penguraian sisa-sisa makanan dan bahan organik lainnya.
Ammonia merupakan hasil perombakan asam-asam amino oleh berbagai jenis bakteri
aerob dan anaerob, ammonia dalam perairan tidak terlalu berbahaya jika air itu
diberi klor. Peningkatan kadar amoniak NH3 dalam perairan dipicu oleh tingginya
proses perombakan protein yang dilakukan oleh bakteri dan akan menghasilkan
nitrat, kadar ammonia ini juga dipicu oleh tinggi rendahnya suhu dalam perairan
tersebut karena dengan adanya fluktuasi suhu dalam perairan akan menyaebabkan
perbedaan tingkat respirasi bakteri yang akan mengakibatkan perombakan protein
dalam perairan.
Ammonia
sangat mudah larut dalam air dan bereaksi menjadi amonium dan ion hidroksil.
Oksidasi ammonia juga berjalan dengan cepat sehingga substansi ini menjadi NO2
dan NO3 pada air mengalir dengan bantuan-bantuan bakteri pengikat nitrogen.
PENGERTIAN NITRAT
NITROGEN
Nitrat
merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh dan
berkembang, sementara nitrit merupakan senyawa toksik yang dapat mematikan
organisma air. Secara alamiah kadar nitrat biasanya rendah namun kadar nitrat
dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah didaerah yang diberi pupuk
nitrat/nitrogen. nitrogen di perairan terdapat dalam bentuk gas N2, NO2-, NO3-,
NH3 dan NH4+ serta sejumlah N yang berikatan dalam organik kompleks. Sumber
nitrogen terbesar berasal dari udara, sekitar 80% dalam bentuk nitrogen bebas
yang masuk melalui sistem fiksasi biologis dalam kondisi aerobik.
Nitrat
merupakan produk akhir dari oksidasi ammonia, nitrat ini merupakan substansi
yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan ikan sehingga keberadaannya dapat
diabaikan. Namun, bagi hewan avertebrata seperti udang, nitrat ini tidak
tertoleransi. Pengguna nitrat adalah taman dan alga karena berfungsi sebagai
pupuk untuk pertumbuhannya.
PENGERTIAN ORTHOFOSFAT
Orthofosfat
merupakan kandungan fosfat yang terlarut dalam air. Orthofosfat juga merupakan
nutrisi yang paling penting dalam menentukan produktivitas perairan. Keberadaan
fosfat di perairan dengan segera dapat diserap oleh bakteri, fitoplankton dan
makrofita.
Diperairan
unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam
bentuk senyawa anorganik terlarut dan senyawa organik yang berupa partikular.
Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi dan kalsium pada kondisi aerob,
bersifat tidak terlarut dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat
dimanfaatkan oleh alga akuatik.
PENEBARAN BENIH
Padat
penebaran merupakan faktor penting karena terkait dengan sistem pengelolaan.
Semakin tinggi padat penebaran, semakin banyak pula kegiatan yang dilakukan
oleh pengelolaannya. Peningkatan padat penebaran dimaksudkan untuk meningkatkan
produksi dan pemanfaatan lahan secara optimal. Padat tebar merupakan jumlah
kepadatan ikan setiap meter persegi (m2).
Penebaran
benih hendaknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pada kedua kondisi ini
umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu
besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam tebar cukup
signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyamaan suhu air wadah benih secara
bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat ditebarkan. Kedalaman air
kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih. Sedapat
mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung.
Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung dari wadah ke kolam. Cara yang
sering dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus wadah dan benih ikan ke dalam
kolam tebar secara hatihati, perlahan dan bertahap. Benih ikan akan mendapat
kesempatan beradaptasi (walau sebentar) dengan lingkungan air kolam tebar
sedini mungkin meskipun masih berada dalam wadahnya. Kemudian benih ikan
dibiarkan keluar sendiri-sendiri dari wadahnya secara bertahap menuju
lingkungan air kolam tebar yang sesungguhnya.
KONVERSI PAKAN
Dalam
kegiatan budidaya, pakan merupakan salah satu faktor utama yang tidak bisa
diabaikan atau dimarjinalkan begitu saja. Karena pakan dalam budidaya ini akan
memberikan kontribusi terbesar pada production cost atau biaya produksi yang
terus melambung. Menurut Handajani dan Widodo (2010), dalam budidaya ikan secara
intensif, pakan buatan disediakan untuk memenuhi kebutuhan ikan, dimana biaya
pakan dapat mencapai 60% dari biaya produksi.
Tujuan
pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan
yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang
minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang
berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuantujuan
produksi dan ekonomis budidaya ikan.Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan
ikan berperan penting dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture)
dalam mencapai tujuan.
PENGERTIAN FOOD CONVERTION RATIO (FCR)
FCR
(Food Convertion Ratio) adalah perbandingan jumlah pakan kumulatif yang telah
diberikan dengan biomass yang dihasilkan dalam waktu tertentu. Biasa disebut
rasio konversi pakan atau biasa disingkat RKP (Marindro, 2011).
FCR
merupakan kepanjangan dari Feed Convertion Ratio, artinya beberapa rasio pakan
atau definisi yang sangat mudah dipahami, FCR adalah beberapa banyak pakan (kg)
yang dialirkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan (Sunarma, 2008). Adapun
rumus dari perhitungan FCR yaitu:
FCR=∑Pakan
yang ditebar/Berat ikan yang dipanen
PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Pertumbuhan
adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran
panjang, umur, dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses
pematangan. Perkembangan menyangkut adanya hasil proses pematangan. Sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
PENGERTIAN SURVIVAL RATE (SR)
Istilah
ini menunjukkan tingkat kehidupan organisme dalam satu periode tertentu
dibandingkan dengan padat penebaran pada saat tebar, variabelnya diperoleh
melalui kegiatan populasi secara periodik (Marindro, 2011).
Survival
Rate atau biasa dikenal dengan SR dalam perikanan budidaya merupakan indeks
kelulushidupan suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya dari mulai awal
ikan ditebar hingga dipanen. Jika ikan yang hidup saat panen banyak, dan yang
mati hanya sedikit tentu nilai SR akan tinggi, namun sebaliknya jika jumlah
ikan yang hidup saat dipanen sedikit, tentu nilai SR akan rendah. Nilai SR ini
dihitung dalam bentuk angka presentase, mulai dari 0-100%, dengan rumus:
SR=(Jumlah
ikan yang dipanen/Jumlah ikan yang ditebar)X100%
PENGERTIAN GROWTH
RATE (GR)
Growth
rate adalah jumlah dari kenaikan maka sebuah spesifik variabel pertumbuhan diiringi dengan periodenya dan
koneksinya. Growth rate berpengaruh dalam bidang ekonomi untuk perindustrian
dan pemeliharaan ikan bagaimanapun yang tinggi dari pertumbuhan di masa
mendatang.
Growth
Rate (GR) adalah pertambahan bobot rata-rata tiap hari. Rumus dari Growth Rate
yaitu:
GR
= (Wt-Wo)/t
Dimana,
GR =
Pertumbuhan mutlak (gram/hari)
Wt =
Berat rata-rata ikan pada hari ke-t
(gram)
Wo = Berat rata-rata ikan pada hari ke-0 (gram)
t = waktu (hari)
PENGERTIAN PRODUKSI
Menurut
Az-zarnuji dan Mulyo (2009), produksi diartikan sebagai penggunaan atau
pemanfaatan sumberdaya yang mampu mengubah komoditi menjadi komoditi lainnya.
Pengertian fungsi produksi adalah suatu hubungan diantara faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakannya. Dalam proses produksi tentunya membutuhkan
faktor-faktor produksi dalam kegiatan budidaya diantaranya : tanah, modal dan
keahlian. Atau sitilah faktor produksi lebih sering dikenal dengan istilah
input , production factor dan biaya produksi.
Menurut
Jauhari, R. Z. dan Fadholi, M. R. (2010), Rumus perhitungan produksi dalam
kegiatan budidaya:
Produksi
(gr/Ha/hari) = GR x Density
Dimana,
Produksi
: Jumlah produksi (gr/Ha/hari)
GR : pertambahan bobot rata-rata tiap hari
(gram/hari)
Density : Kepadatan ikan dalam kolam (ikan/Ha)
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
Post a Comment for "Dasar-Dasar Akuakultur (Dasar Akuakultur Atau Aquaculture)"