Dalam tugas paper ini
akan dijelaskan mengenai hubungan makan da dimakan antar organisme rawa dan
ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai subjek utamanya.
Jaring
makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui
seri organisme atau melalui jenjang makan. Jaring makanan merupakan sekumpulan
dari rantai makanan yang saling berhubungan, di mana jaring makanan bergerak
secara paralel dari produsen ke konsumen teratas. Panjang jaring makanan ditentukan dari seberapa
banyak titik yang menghubungkan antar tingkatan trofik semakin pendek rantai
penghubung semakin besar pula energi yang tersedia.
Dalam
siklus jaring makanan di perairan rawa tempat alami hidup ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Fitoplankton sebagai sumber energi utama/produsen yang mengolah
makanan melalui proses fotosintesis, Selanjutnya dimakan Zooplankton yang
merupakan konsumen kedua, dan dimakan ikan kecil yang merupakan konsumen
ketiga, ikan kecil dimakan ikan besar,
dan ikan besar diurai oleh pengurai.
1. Fitoplankton
Fitoplankton
merupakan tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran yang sangat kecil dan hidup
melayang di dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting dalam
ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peranan tumbuh-tumbuhan hijau yang
lebih tingkatannya di ekosistem daratan. Fitoplankton juga merupakan produsen
utama (Primary producer) zat-zat organik dalam ekosistem perairan, seperti
tumbuh-tumbuhan hijau yang lain. Fitoplankton membuat ikatan-ikatan organik
sederhana melalui fotosintesa (Hutabarat dan Evans, 1986).
Fitoplakton
dikelompokkan dalam 5 divisi yaitu: Cyanophyta, Crysophyta, Pyrrophyta,
Chlorophyta dan Euglenophyta (hanya hidup di air tawar), semua kelompok fitoplankton
ini dapat hidup di air laut dan air tawar kecuali Euglenophyta (Sachlan, 1982).
2. Zooplankton
Zooplankton
merupakan produsen sekunder sehingga penting dalam jaring-jaring makanan di
suatu perairan. Zooplankton memangsa fitoplankton dimana fitoplankton itu
sendiri memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Kaswadji et al.,
1993). Pada proses selanjutnya zooplankton merupakan makanan alami bagi larva
ikan dan mampu mengantarkan energi ke jenjang tropik yang lebih tinggi. Dalam
hubungan dengan rantai makanan zooplankton berperan sebagai penghubung produsen
primer dengan tingkat pakan yang lebih tinggi, sehinnga kelimpahan zooplankton
sering dikaitkan dengan kesuburan peraiaran (Arinardi et. al., 1994).
Arinardi
et al., (1994) mengatakan bahwa beberapa filum hewan terwakili di dalam
kelompok zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara lain
:filum Protozoa, Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crustacea, Mollusca,
Echinodermata, dan Chordata.
Pada
proses selanjutnya zooplankton merupakan makanan alami bagi larva ikan dan
mampu mengantarkan energi ke jenjang tropik yang lebih tinggi. Dalam hubungan
dengan rantai makanan zooplankton berperan sebagai penghubung produsen primer
dengan tingkat pakan yang lebih tinggi, sehinnga kelimpahan zooplankton sering
dikaitkan dengan kesuburan peraiaran (Arinardi et. al., 1994).
3. Eceng Gondok
Eceng
gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya
sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk
oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung.
Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk,
berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan
berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut
4. Ikan Nila
Ikan
nila merupakan ikan baru di negeri kita. Ikan ini sesugguhny blm lama masuk ke
indonesia yaitu dalam bulan Juni 1969 dan berasal dari taiwan. Nama latinny
adlh Oreochromis niloticus dari nama indonesia Ikan Nila. Nama ini diambil dari
kata nilotica. Sedangkn kata nilotica sendiri berasal dr kt Nile atau Nil,
yaitu nama sungai besar di Afrika, yg bermuara di pantai utara Mesir.
(Mudjiman, 2010).
Menurut
Amri (2008) bahwa ikn nila (Oreochromis sp) secara sistematis tergolong dalam:
Filum:
Chordata
Sub
filum: Vertebrata
Kelas:
Pisces
Sub
kelas:Acanthopterigi
Ordo:
Perciformes
Famili:
Cichlidae
Genus:
Oreochromis
Spesies:
Oreochromis sp.
Awalnya
ikan nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica atau ikan dari golongan
tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di mulut induknya. Dalam
perkembangannya, para pakar perikanan menggolongkan ikan nila ke dalam jenis
Sarotheredon niloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengerami telur dan
larvanya di dalam mulut induk jantan dan betinanya. Akhirnya diketahui bahwa
yang mengerami telur dan larva di dalam mulut ikan nila hanya induk betinanya.
Para pakar perikanan kemudian memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk
ikan nila adalah Oreochromis niloticus
atau Oreochromis sp. Nama nilotica menunjukan tempat ikan ini berasal, yakni
sungai Nil di Benua Afrika (Amri dan Khairul, 2008).
5. Ikan Gabus
Ikan
Gabus termasuk kedalam hewan karnivora yang hidup didasar perairan, cenderung
hidup dirawa, sungai dan perairan keruh. Saanin (1976) mengklasifikasikan ikan
Gabus sebagai berikut: Kelas Pisces, Ordo Teleostei, Famili Ophiochephalidae,
Spesies (Channa striata).
6. Pengurai
Bakteri
pengurai merupakan kelompok bakteri yang mampu mendekomposisi organisme lain
yang telah mati menjadi unsur-unsur penyusunnya yang akan kembali ke
lingkungan. Bakteri pengurai ini termasuk ke dalam organisme saprofit karena
kemampuannya untuk menguraikan senyawa organik yang ada di alam. Bakteri
saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau
kotoran organisme. Contoh dari bakteri pengurai: Proteus mirabilis
PENULIS
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Uiversitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Amri
K., Khairul. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta: AgroMedia
Pustaka
Arinardi,
O.H, Trimaningsih, S.H. Riyono, E. Asnaryanti. 1994. Pengantar Tentang Plankton
Serta kisaran Kelimpahan dan Plankton Predominan disekitar Pulau Jawa dan Bali.
LP3O- LIPI. Jakarta : 113 hlm.
Eceng
Gondok, tumbuhan pengganggu yang bermanfaat". e-smartschool.com: [diakses
pada 22 April 2016].
Hutabarat,
S & Evans, S. M. (1986). KunciIdentifikasi Zooplankton.Jakarta: UI-Press.
Kaswadji,R.F,
Widjaja dan Y. Wardianto. 1993. Produktifitas Primer dan Laju
Meadows,
P.S., and J.I. Campbell.1993. An Introduction to Marine Science. 2 nd Edition,
Halsted Press, USA. pp: 68 – 85; 165 – 175
Mudjiman,
Ahmad. 2010. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Yasaguna
Pertumbuhan
Fitoplankton di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia.
Saanin,
H. 1976. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Bagian 1. Bina Cipta. Bandung.
520 hal.
Sachlan,
M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas
Diponegoro. Semarang. 177 hlm.
Todar
K. 2008. Online Textbook of Bacteriology. http://www.textbookofbacteriology.net/index.html
[diakses pada 22 April 2016].
Post a Comment for "Jaring Makanan Ikan Nila (Dasar Akuakultur Atau Aquaculture)"