Ikan Lele berbentuk seperti belut, memiliki tubuh silinder memanjang dengan sirip punggung dan anal yang sangat panjang dengan kedua siripnya lunak. Bentuk kepala rata, sangat kaku, tulang tengkorak sebagai pelindung. Kulit umumnya mempunyai pigmen gelap pada daerah punggung dan lateral tubuh. Apabila warna kulit terkena paparan cahaya maka warnaya menjadi lebih terang. Ikan lele mempunyai empat pasang sungut bercabang, satu hidung, satu maxillar, dan mandibulla pada cabang. Fungsi utama sungut adalah untuk mendeteksi mangasa (FAO, 2009). Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belkang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga kesimbangan tubuh sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh angin (Burhnuddin, 2015).
KLASIFIKASI IKAN LELE
Klasifikasi
ikan lele menurut Amri (2006), sebagai berikut:
Filum
|
: Chordata
|
Kelas
|
: Pisces
|
Ordo
|
:
Ostariophysi
|
Sub ordo
|
: Siluroidae
|
Famili
|
:
Clariidae
|
Genus
|
: Clarias
|
Spesies
|
:
Clarias batrachus
|
Menurut
Mahyuddin (2008), klasifikasi ikan lele adalah
Fillum
|
: Chordata
|
Kelas
|
: Pisces
|
Sub kelas
|
:
Teleostei
|
Ordo
|
: Ostariophysi
|
Sub ordo
|
:
Siluroidea
|
Family
|
: Clariidae
|
Genus
|
:
Clarias
|
Species
|
: Clarias sp.
|
MORFOLOGI IKAN LELE
Ikan
lele secara umum memiliki tubuh yang lain, berlendir, tidak bersisik, dan lele
juga memiliki empat pasang sungut yang terletak disekitar mulut. Sepasang
sungut hidung, sepasang sungut diluar, sepasang sungut didalam, dan sepasang
sungut maxillar. Ikan ini memiliki alat olfaktori disekat sungut yang berfungsi
untuk perabaan dan penciuman serta penglihatan lele yang kurang berfungsi baik (Mahyuddin,2008).
Ikan
lele merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh memanjang yang makin
kebelakang makin pipih. Kepalanya besar dan gepeng. Ikan senang hidup dalam air
yang alirannya tidak deras. Ikan lele tidak bersisik, tubunya licin, mempunyai
4 pasang sungut disekitar mulutnya. Dan pada kedua sirip dadanya terdapat tagi
yang runcing (Murtidjo,2010).
SISTEM PENCERNAAN
IKAN LELE
Menurut
Mahyuddin (2008), sistem pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus,
lambung, usus, dan dubur. Usus yang dimiliki ikan lele lebih pendek dari
panjang tubuhnya. Hal ini merupakan ciri khas ikan karnivora. Sementara itu,
lambungnya relatif besar dan panjang.
Pencernaan
bahan makanan secara fisik/mekanik dimulai dari bagian rongga mulut, yaitu
dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan.
Selanjutnya, bahan makanan dicerna di lambung dan usus dengan adanya gerakan/kontraksi
otot. Pencernaan secara fisik/mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif
karena adanya aktifitas cairan digestif (Mahyuddin,2008).
Kelenjar
pencernaan berfungsi untuk menghasilkan enzim pencerna yang berguna untuk
proses penghancuran pakan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas
(karnivora) berbeda dengan enzim pencernaan yang dihasilkan hewan herbivora.
Kelenjar pencernaan hewan herbivora memiliki enzim-enzim pemecah protein.
Sebaliknya kelenjar pencernaan hewan herbivora menghasilkan enzim pemecah
karbohidrat (Djarijah, 2012).
SISTEM PERNAFASAN
IKAN LELE
Proses
pernafasan terdiri dari empat tahap, yakni pertukaran udara melalui alat
pernafasan, difusi oksigen dan karbondioksida anatar insang dan darah,
transport oksigen dan karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh ked an
dari sel, dan pengaturan pernafasan (Burhanuddin, 2015).
Ikan
lele mempunyai alat pernafasan berupa insang beserta labirin sebagai alat
pernafasan tambahan. Alat pernafasan pada ikan lele terletak di belakang
kepala. Insang pada ikan merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Alat
pernafasan tambahan pada lele berbentuk. Seperti dedaunan, berwarna kemerahan.
Fungsi labirin adalah untuk mengambil oksigen darin permukaan air sehingga
dapat mengambil oksigen secara lansung dari udara (Mahyuddin, 2008).
Bentuk
alat pernafasan (labirin) ikan lele seperti rimbunan dedaunan. Labirin berwarna
kemerahan yang terletak di bagian atas lengkung insang kedua dan keempat.
Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat
mengambil lansung oksigen dari udara. Dengan alat pernafasan ini ikan lele
mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen 〖(O〗_2)
yang minimum (Mahyuddin, 2008).
SISTEM SYARAF IKAN
LELE
Sistem
saraf berperan dalam memperoleh impuls (informasi) dari lingkungan dan
memberikan respon balik. Respon diberikan dengan cara melepaskan impuls ke
jaringan otot atau kelenjar. Pada ikan respon otot seringkali menhasilkan
gerakan seluruh ubuh (Rahardjo, 2011).
Ikan
menerima ransang dari lingkungannya melalui perasa. Ransangan tersebut
selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh
otak dimanfestasikan dalam bentuk tingkah laku (Omar, 2011)
Menurut
Omar (2011), sisem saraf pada vertebrata dapat dibedakan atas:
1.
Sistem saraf pusat (system nervorum centracle) disusun oleh otak (encephalon)
dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
2.
Sistem saraf tepi (system nervorum periperichum), disusun oleh saraf otak
(nervi celebralis) dan saraf spinal (nervi pinalis).
3.
Sistem saraf otonom, disusun oleh system saraf parasymphatic dan system saraf
symphatic.
4.
Organ perasa khusu (special sense organ) terdiri atas organ gurat sisi (linea
laterolis), hidung, telinga, dan mata.
SISTEM PEREDARAN
DARAH IKAN LELE
Sistem
peredaran darah pada ikan lele bersifat tunggal. Sistem ini hanya terdapat satu
jalur sirkulasi peredaran darah, yakni darah dari jantung dipompa ke insang
untuk melakukan pertukaran gas kemudian ke berbagai organ tubuh. Setelah itu
darah kembali ke jantung (Mahyuddin, 2008).
Sistem
peredaran darah organ utamanya adalah jantung yang bertindak sebagai pompa
tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui
pembuluh arteri seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui
pembuluh vena dan kembali ke jantung. Sistem peredaran darah adalah peredaran
tunggal (Burhanuddin, 2008).
SISTEM UROGENITAL IKAN LELE
Sistem
urogenitalia dibangun oleh dua sistem yaitu,
sistem urinaria (sistem uropecfica) dan sistem genetalia. Sistem
urinaria bisa disebut dengan sistem ekskresi. Fungsiny untuk membuahkan bahan
yang tidak diperlukan atau membahayakan kesehatan tubuh jika keluar dari tubuh
sebagai larutan dalam air dengan perantara ginjal atau salurannya. Sistem
ginial disebut sistem reproduksi berfungsi untuk berkembang biak. Organ utama
sistem ini adalah gonad (kelenjar kelamin) sepasang terletak antara usus dan
gelembung renang. Kelenjar kelamin betina disebut ovarium , sedangkan kelenjar
kelamin jantan disebut testis (Burhanuddin, 2008).
Menurut
Omar (2011), organ-organ yang termasuk ke dalam sistem urogenetalia adalah:
GINJAL IKAN LELE
Ginjal
berwarna merah kehitaman, sepasang, terletak di luar punggung, memanjang dari
dekat anus ke arah depan hingga ujung rongga peru. Bentuknya tidak jelas.
Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan amoniak dan senyawa-senyawa nontoksin.
URETER IKAN LELE
Ureter
merupakan tempat mengalirnya urine yang berasal dan ginjal terdapat di
pinggiran dorsal rongga badan dan menuju ke belakang. Pada ikan jantan, kedua
saluran ini terikat merupakan tabung (tubulus) yang pendek, terentang, dan
ujung belakang ginjal sampai kantong urine, sedangkan pada ikan betina menuju
ke sinus urogenital.
KANTONG URINE (VESICA
URINARIA) IKAN LELE
Merupakan
lanjutan dan ureter kiri dan kanan serta merupakan tempat penampungan urine
sementara sebelum dikeluarkan. Pada beberapa jenis ikan, kantong urine dapat
dilihat dengan jelas terletak dekat anus dan bentuknya menyerupai kantong
kecil.
URETRA IKAN LELE
Merupakan
saluran yang pendek, berasal dari kantong urine dan menuju ke poros
urogenetalia dan merupakan jalan keluar urine dari dalam tubuh.
Sistem
genetalia meliputi sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin
betina dan sistem kelamin jantan. Sistem kelamin jantan disusun oleh:
Testis,
terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk testis
umumnya berwarna putih dan agak kompak.
Di dalam testis menghasilkan spermatozoa. Bentuk spermatozoa bermacam-macam,
tergantung testis disebut mesordhium.
Vas
Differensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada bagan
belakangny, membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah luar, terletak
di antara ureter atau papila urinaria dan anus.
Pada
ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh:
1.
Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang jernih,
terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur. Alat penggantung ovarium
disebut mesovarium.
2.
Saluran Telur (Oviduct), merupakan saluran tempat lewatnya sel telur, sangat
pendek dan bersatu pada bagian belakangnya untuk selanjutnya bermuara pada
porus urogenetalia.
HABITAT IKAN LELE
Hidup
di perairan air tawar dan di dataran rendah hingga air payau. Di alam, lele
hidup di air yang arusnya lambat. Lele dapat hidup di kondisi yang minim akan
oksigen dan lele termasuk hewan nokturnal yaitu hewan yang pada siang hari
berdiam diri tetapi pada malam hari mencari makan atau beraktifitas (Mahyuddin,
2008).
Habitat
atau lingkungan hidup ikan lele adalah semua perairan tawar, meliputi sungai
dengan aliran yang tidak terlalu deras atau perairan yang tenang seperti waduk,
danau, telaga, rawa, dan genangan air seperti kolam. Ikan lele tahan hidup
diperairan yang mengandung sedikit oksigen dan relatif tahan terhadap
pencemaran bahan-bahan organik (Iqbal, 2011).
RANGKA IKAN LELE
Menurut
David (2011), rangka atau tulang adalah tempat melekatnya otot, perlindungan
organ-organ dalam dan penegak tubuh. Adapun sistem rangka pada tubuh adalah
untuk menegakkan tubuh, menyokong organ-organ tubuh, membantu butir darah
merah. Sistem rangka pada ikan terdiri dari tulang rawan, jaringan pengikat,
sisik, komponen gigi, jari-jari sirip dan penyokong sel pada sistem saraf.
Sistem
rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur struktur keras dari
tubuh yang bersifat menyokong dan melindungi, rangka ikan seperti halnya
vertebrata. Pada beberapa ikan modifikasi tulang penyokong sirip menjadi
penyakit sperma kedalam saluran reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung
rangka untuk menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Rangka yang
menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan sejati (Burhanuddin,
2011).
CIRI KHUSUS IKAN LELE
Menurut
Mahyuddin (2008), ikan lele memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuhnya yang
licin, berlendir, tidak bersisik, dan memiliki empat pasang sungut yang
terletak disekitar mulut.
Ikan
lele tergolong ikan karnivora yang memiliki alat bantu pernafasan atau labirin,
sehingga sanggup hidup dalam kondisi oksigen terbatas dan tahan terhadap
kondisi limbah (Murtidjo, 2010).
Ikan
lele termasuk dalam kelas teleostei. Volume darah ikan secara umum relatif
kecil dari total massa. Teleostei memiliki total volume darah hanya 1,5-4% dari
total berat tubuh (Guyer dan Lane, 2008)
TIPE MULUT IKAN LELE
Menurut
Omar (2011), tipe mulut pada ikan dapat dibedakan atas:
1.
Terminal : mulut yang terletak di ujung
hidung atau membuka tepat diujung hidung.
2.
Subterminal : mulut yang terletak
dekat ujung hidung
3.
Inferior : mulut yang terletak di bawah
hidung
4.
Superior : mulut yang terletak di atas
hidung
BENTUK EKOR DAN TIPE
EKOR IKAN LELE
Menurut
Omar (2011), tipe ekor ikan terbagi menjadi empat macam berdasarkan
perkembangan arah ujung belakang vertebrata , yaitu:
- Protocercal,
ujung belakang vertebrata berakhir lurus pada ujung ekor
- Heterocercal,
ujung belakang vertebrata pada bagian ekor agak membelok ke arah dorsal
sehingga caudal terbagi tidak simetris.
- Homocercal,
ujung belakang vertebrata pada bagian ekor agak membelok ke arah dorsal
sehingga bila dilihat dari dalam tampak tidak simetris tapi bila dilihat dari
arah luar tampak simetris
- Diphicercal,
ujung notochord luas ke arah caudal sehingga sirip ekor terbagi secara
simetris.
Bentuk
sirip ekor, yaitu:
- Rounded
(membulat)
- Truncate(berpinggiran
tegak)
- Wedge
shape (bentuk baji)
- Emerginate
(berpinggiran berlekuk tunggal)
- Double
emerginate (berpinggiran berlekuk ganda)
- Forked
(bercagak)
- Lunate
(bentuk sabit)
- Ephicercal
(bagian daun sirip atas lebih besar)
- Hypocercal
(bagian daun sirip bawah lebih besar)
BENTUK SISIK IKAN LELE
Menurut
Burhanuddin (2008), bentuk sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe:
1.
Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yang telah punah.
2. Plakoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yang
termasuk kelas Chondricthyes
3.
Ganoid, merupakan sisik yang terdiri atas garam-garam ganoid, banyak terdapat
pada ikan dari golongan Actinopterygii
4.
Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang
berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii)
5.
Stenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari sirip
keras (Acanthopterygii)
FUNGSI LINEA
LATERALIS IKAN LELE DAN PENGERTIANNYA
Pada
bagian tengah badan ikan sebelah kanan dan kiri mulai dari kepala sampai ke
pangkal ekor terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis memanjang
yang disebut garis rusuk atau garis sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat
ditemukan baik pada ikan yang mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan
yang bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori.
Garis rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada ikan, yaitu untuk mengetahui
perubahan tekanan air yang terjadi sehubungan dengan arus air, untuk mengetahui
jika ikan mendekati atau menjauhi benda-benda keras dan untuk osmoregulasi
(Omar, 2011)
LETAK DAN BENTUK GIGI
IKAN LELE
Menurut
Burhanuddin (2008) , letak gigi atau tipe gigi sebagai berikut:
1. Incisore: gigi incisore mempunyai pinggiran yang tajam digunakan untuk memotong
2. Canine: menyerupai bentuk taring, panjang dan mengerucut atau melengkung disesuaikan untuk mencengkram
3. Molar: gigi yang permukaannya rata digunakan untuk menumbuk dan menguras
makanan
4. Viliform: berbentuk panjang dan membentuk rumbai-rumbai, lebih pendek, tajam,
dan runcing
INSANG IKAN LELE
Meneurut
Fujaya (2008), insang berperan dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari
lekukan tulang rawan yang mengeras engan beberapa filamen insang di dalamnya.
Filamen insang terdiri atas operkulum, peudobranch, hemibranch, lengkung
insang, dan holobranch ppertama. Jumlah dan ukuran lamella sangat besar
variasinya, tergantung tingkah laku ikan.
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Amri,
Y. 2006. Fisiologi Ikan: Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Burhanuddin,
Andi Iqbal. 2008. Pengetahuan Konsepsi Sistematika & Pemahaman Sistem Organ
Ikan yang Berbasis SCL pada Matakuliah Ikhtiologi. Makassar : UNHAS
Burhanuddin,
Andi Iqbal. 2008. Pengetahuan Konsepsi Sistematika & Pemahaman Sistem Organ
Ikan yang Berbasis SCL pada Matakuliah Ikhtiologi. Makassar : UNHAS
Burhanuddin,
Andi Iqbal. 2011. Kerangka dan struktur ikan bandeng. Makassar. Universitas
Hasanudin
Burhanuddin,
Andi Iqbal. 2015. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Yogyakarta:
Deepublish
David. 2011. Sistem rangka pada ikan. http://konservasi.blogspot.com/2011/11/sistem-rangka-pada-ikan.
Diakses pada 19 Februari 2016. Pada pukul 14.28 wib
Djarijah,
Abbas Siregar. 2012. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta: Kanisius FAO. 2009.
Ciri-ciri Ikan Lele (Clarias bathracus)
Fujaya,
Y. 2008. Fisiologi Ikan: Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Google
Image. 2016. http://www.googleimage.com/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2016
Guyer,
M.F. dan Lane, C.E. 2008. Animal Geology Fifth Edition. Newyork: Harper
and Row
Iqbal,
Muhammad. 2011. Kelansungan Hidup Ikan Lele pada Budidaya Intensif Sistem
Heterotopik. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Mahyudin,
Kholis. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele.Jakarta: Niaga Swadaya
Murtidjo,
Bambang Agus. 2010. Metode Pembenihan Ikan Air Tawar.Yogyakarta: Kanisius
Omar,
A. 2011. Iktiologi. Makassar: UNHAS
Omar,
A. 2011. Iktiologi. Makassar: UNHAS Rahardjo, M.F. 2011. Iktiology. Bandung: Lubuk
Agung
Post a Comment for "Ikan Lele; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"