Ikan Neon Tetra
Paracheirodon innesi (famili Characidae) merupakan spesies ikan hias dengan
potensi ekonomi tinggi dan mengalami peningkatan nilai ekspor relatif pesat
pada beberapa tahun terakhir (Budiardi et al., 2007). Ikan ini berasal dari Rio
Putumayo, Peru Timur (Alderton, 2005) dan menjadi salah satu ikan peliharaan
paling dikenal di kalangan penghobi ikan hias (Saxby et al., 2010).
Permintaan
ikan neon tetra di Amerika Serikat sebagai salah satu pangsa pasar ikan hias
terbesar, mencapai 22,7 juta ekor pada tahun 1992 dan diproyeksikan akan terus
meningkat (Saputro et al., 2007). Tingkat permintaan yang tinggi menyebabkan
harga ikan neon tetra di pasar internasional dapat mencapai US$ 1 atau setara
dengan Rp 9.000 untuk setiap ekornya. Meskipun demikian, budidaya ikan neon
tetra masih terhambat oleh keterbatasan teknologi untuk menghasilkan benih
secara massal, seragam, dan kontinu. Hal tersebut disebabkan fekunditas yang
relatif rendah sekitar 180 telur/ induk, belum bisa dipijahkan secara buatan, dan
memiliki persyaratan kondisi lingkungan pemijahan yang relatif sulit dipenuhi.
Ikan
neon tetra Paracheirodon innesi merupakan salah satu ikan hias paling populer
di dunia. Produktivitas ikan ini rendah karena memiliki fekunditas yang relatif
sedikit dan kondisi pemijahan yang sulit dipenuhi. Transplantasi sel testikular
ikan neon tetra kepada ikan mas sebagai induk semang merupakan terobosan
potensial untuk produksi benih secara massal. Pada penelitian ini,
transplantasi sel testikular dikembangkan melalui optimasi ukuran donor yang
memiliki proporsi spermatogonia dan kolonisasi sel testikular tertinggi. Ikan
neon tetra dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan panjang total badan (PT),
yaitu small (PT23,00 mm). Selanjutnya, ditentukan karakteristik histomorfologi
dari sel testikular ikan neon tetra yang meliputi diameter dan volume sel.
Indeks kematangan gonad (IKG) dan proporsi spermatogonia dari setiap kelompok
juga diukur untuk menentukan kelompok dengan proporsi spermatogonia tertinggi.
Sel testikular ikan neon tetra dari setiap kelompok ukuran yang mengandung sel
spermatogonia selanjutnya diinjeksikan kepada larva ikan mas untuk mengevaluasi
tingkat kolonisasinya. Hasil dari analisis karakteristik histomorfologi sel
testikular menunjukkan bahwa rerata diameter dan rerata volume sel
spermatogonia berturut–turut adalah 6,75±1,30 µm dan 1.420,50±768,20 µm3 .
Kelompok ikan ukuran medium memperlihatkan proporsi spermatogonia (20,95±1,29%)
dan sekaligus tingkat kolonisasi sel testikular (85,00±7,07%) tertinggi. Dapat
disimpulkan bahwa sebagai donor untuk transplantasi sel testikular, kelompok
ikan neon tetra ukuran medium lebih baik dibandingkan dengan ukuran large dan
small.
KLASIFIKASI IKAN NEON
TETRA (PARACHEIRODON
INNESI)
Klasifikasi
ikan Neon Tetra menurut (Pinus Lingga dan Heru Susanto 1989)sebagai berikut:
Ordo
|
:
Ostariophysoidei
|
Sub ordo
|
:
Characioidea
|
Famili
|
: Characidae
|
Sub Famili
|
:
Cheirodontinae
|
Genus
|
: Hyphessobrycon
|
Spesies
|
: (Paracheirodon
inessi)
|
HABITAT IKAN NEON
TETRA (PARACHEIRODON INNESI)
Menurut
Alderton (2005), pakan ikan neon jenis ini tergolong mudah, hanya cacing beku
dan pelet kecil. Pakan buatan yang bisa ditambahkan misalnya daphnia, artemia,
tubifex, atau micropellet. Temperatur wadah yang paling cocok bagi ikan ini
adalah sekitar 25-27 C dengan kadar keasaman (pH) 5,5 hingga 7,5. Di
penangkaran, ikan ini telah dilatih untuk bisa hidup di dalam kondisi air yang
bermacam-macam, sedangkan di habitat aslinya, mereka lebih suka tinggal di air
yang lembut dengan suhu 25 C atau 77 F. Jika di habitat asli mereka mampu hidup
sampai sepuluh tahun, di akuarium, hanya bertahan lima tahun.
Pemeliharaan
ikan neon tetra tidak memerlukan akuarium besar karena ukuran ikan ini mini.
Tapi, akuarium minimal berukuran panjang 60 cm dan pH air 6-7,8 serta KH-nya
1-2. Pemeliharaan ikan dalam wadah bisa ditambahi dengan tanaman hidup sehingga
mirip dengan habitat aslinya di Amazon, lengkap dengan moss menempel pada
dindingnya.
FISIOLOGI IKAN NEON
TETRA (PARACHEIRODON INNESI)
Menurut
Budiardi (2007), neon tetra memiliki cahaya biru di atas perut perak-putih.
Ikan ini ditandai dengan garis warna-warni biru horisontal di sepanjang setiap
sisi ikan dari hidung hingga pangkal sirip adiposa, dan garis merah warna-warni
yang dimulai di tengah tubuh dan meluas posterior ke dasar sirip ekor .
Kebanyakan, jika tidak semua, akan mengembangkan kemilau hijau zaitun melapisi
punggung mereka. (termasuk sirip) kecuali untuk tanda-tanda ini. Selama malam,
biru dan merah menjadi perak sebagai ikan bersandar-it kembali aktif setelah
menjadi aktif di pagi hari. Tumbuh menjadi sekitar 3 cm panjang keseluruhan.
Dimorfisme seksual adalah sedikit, dengan perempuan yang memiliki perut yang
sedikit lebih besar, dan garis warna-warni membungkuk daripada garis lurus
pria. Mereka baru-baru ini menjadi tersedia dalam berbagai sirip panjang.
Pejantan
adalah ramping, dan garis biru tegak. Perempuan adalah bulat, menghasilkan
garis biru membungkuk. Beberapa aquarists mengatakan betina terlihat gemuk bila
dilihat dari atas. Namun, kelurusan garis dan kebayakan perempuan mungkin
kadang-kadang disebabkan oleh telur yang dikandungnya. Sebuah tetra neon dapat
terlihat sedikit gemuk di perut karena memiliki overeaten.
MORFOLOGI IKAN NEON
TETRA (PARACHEIRODON INNESI)
Menurut
Saryani (2001), bentuk badannya pipih ke samping, sangat tipis. Punggung
berwarna kuning kecoklatan dengan perut putih kekuningan. Garis neon berwarna
biru hijau mewarnai sisi badannya, mulai dari depan mata, memanjang hingga
samping sirip adipose. Di bawah warna neon ini terdapat warna merah mencolok,
dimulai dari sebelah tengah berbatasan dengan sirip punggung hingga kesebelah
belakang. Batang ekor dan sirip ekor bagian tengah juga ternoda oleh warna
merah darah ini.
Sirip-sirip
berwarna bening, transparan, kecuali sirip ekor yang mendapat warna merah dari
badannya. Sebelah depan sirip anal dan sirip punggung berwarna putih susu.
Pupil mata berwarna biru hijau pelangi dengan sebelah alas bintik-bintik
kekilauan.
Ikan
betina akan selalu mempunyai postur lebih gemuk dibandingkan ikan jantan,
disertai bentuk perut yang membulat. Sedangkan ikan jantan mempunyai bentuk
tubuh yang langsing dengan perut pipih.
CIRI-CIRI IKAN NEON
TETRA (PARACHEIRODON INNESI)
Menurut
Saputro (2007), ikan neon tetra sangat mudah untuk dipelihara di akuarium
dengan air yang memiliki pH sekitar 5,0 - 7,0 dengan suhu menyerupai suhu di
alamnya yaitu antara 20 - 26 derajat celcius. Karena ukurannya yang kecil
sebaiknya apabila memelihara neon tetra di dalam akuarium tidak dipelihara
bersama ikan yang berukuran besar atau ikan yang agresif. Neon tetra bersifat
omnivora pemakan segalanya baik dari bahan hewani maupun nabati diantaranya
seperti makanan berupa flake food, udang-udang kecil, daphnia, bloodworms atau
cacng darah beku dan kering, cacing tubifek serta dapat diberi makan pellet
berukuran kecil. Ikan neon tetra jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas
melalui ciri-ciri dari bentuk dan warna pada tubuhnya. Pada ikan jantan garis
berwarna biru pada tubuhnya berbentuk lurus horizontal serta betuk tubuhnya
lebih ramping, sedangkan pada ikan betina garis birunya agak melengkung serta
bentuk tubuh lebih pendek, perutnya cenderung lebih besar dari jantan.
Perkembangbiakan
ikan neon tetra dilakukan secara alami yaitu betina mengeluarkan telur dan
diikuti jantan yang mengeluarkan sperma dan pembuahan telurpun terjadi di luar
tubuh betina. Pemijahan Neon tetra berlangsung dengan suasana gelap yang
umumnya kan terjadi pada malam hari.
REPRODUKSI IKAN NEON
TETRA (PARACHEIRODON INNESI)
Menurut
Saryani (2001), untuk berkembang biak tetras neon, menempatkan sepasang spesies
dalam penangkaran pembibitan tanpa cahaya apapun, dan secara bertahap
meningkatkan pencahayaan sampai pemijahan terjadi. Induser lainnya termasuk
larva nyamuk dan kekerasan kurang dari 4 Bina Marga. Beberapa juga menyarankan
membiarkan tingkat nitrat meningkat, kemudian melakukan setidaknya perubahan
air 50% untuk mensimulasikan hujan segar tetras dapatkan di habitat alami
mereka di Amazon. Semuanya ditempatkan di akuarium disterilkan, seperti bagian
atas akuarium.
Karena
ikan dewasa, dan ikan lain jika tangki peternakan tidak digunakan, akan sering
makan yang baru menetas, itu adalah umum untuk menghilangkan telur segera
setelah mereka telah diletakkan. Telur sangat sensitif terhadap cahaya, dan
menetas dalam waktu 24 jam penumpangan. bisa diberi makan infusoria, terutama
rotifera dan kuning telur selama satu sampai empat minggu, diikuti oleh nauplii
udang laut, mencapai warna dewasa mereka di sekitar satu bulan usia.ikan dewasa
dapat bertelur setiap dua minggu.
PERAN IKAN NEON TETRA (PARACHEIRODON INNESI) DI PERAIRAN
Menurut
Saryani (2001), neon tetra dan red nose merupakan ikan pilihan teman saya, neon
tetra terlihat unik karena memiliki garis biru menyala pada tubuhnya sedangkan
red nose memiliki warna merah di atas mulutnya . Saya setuju untuk membelinya
karena orbit berenang ikan ini berbeda dengan orbit berenang ikan pink zebra
dan guppy. Sebagai bahan pengetahuan, orbit berenang ikan neon tetra dan red
nose biasanya berada di bagian bawah mendekati dasar akuarium dan kedua ikan
ini adalah ikan tipe perenang lambat. Untuk ikan pink zebra dan guppi merupakan
ikan tipe perenang cepat,dengan orbit berenang mendekati batas atas air. Dengan
demikian kedua kelompok ikan ini tidak.
TINGKAH LAKU IKAN
NEON TETRA (PARACHEIRODON INNESI)
Menurut
Saputro (2007), tetras neon dianggap mudah untuk tetap dalam akuarium komunitas
minimal 60 cm panjang, Dengan pH 6,0-7,8 dan KH dari 1,0-2,0. Namun, mereka
akan mati jika trauma dengan perubahan dramatis untuk lingkungan mereka. Mereka
cenderung pemalu dan, karena ukurannya yang kecil, tidak harus disimpan dengan
ikan besar atau agresif yang dapat menggertak atau hanya makan mereka. Ikan
yang aduk di akuarium adalah guppies, jenis lain dari tetras, seperti
remi-hidung tetra, cardinal tetra, dan glowlight tetra, dan ikan kelompok
lainnya yang hidup dengan baik dalam kondisi air tetra yang ideal.
Tingkat
menengah pengumpan, mereka terbaik disimpan di sekolah-sekolah dari enam atau
lebih, untuk efek shoaling ketika mereka bergerak di sekitar tangki. Mereka
Shoal alami di alam liar dan dengan demikian berwarna lebih terang dan lebih
aktif ketika disimpan sebagai kawanan sebagai lawan tunggal. Warna dan stripe
warna-warni ikan ini bisa menjadi redup di malam hari, dan dapat dilakukan
tanpa terlihat setelah masa kegelapan. Warnanya juga dapat memudar selama
periode stres, seperti intervensi manusia ke dalam tangki. Neons yang terbaik
disimpan dalam tangki padat ditanam dengan cahaya tenang dan suhu ideal 21-27 °
C (70-81 ° F) menyerupai Amazon lingkungan asli mereka.
Jika
wadah mengalami gangguan atau berubah drasits, ikan ini bisa mengalami stress
bahkan bisa mati. Ukurannya yang mini membuat ikan ini sangat pemalu sehingga
jika akan dipelihara di dalam akuarium, usahakan tidak dicamput dengan ikan
dengan ukurang lebih besar, atau yang bersifat agresif. Ikan-ikan seperti ini
bisa membuat neon tetra merasa terancam dan kalah ketika berebut pakan. Spesies
ikan lain yang cocok dicampur dalam satu akuarium misalnya ikan guppy.
MANFAAT IKAN NEON
TETRA (PARACHEIRODON INNESI)
Bisnis
budidaya ikan hias memiliki prospek yang sangat bagus, dan lebih diminati
masyarakat karena memiliki daya tarik tersendiri untuk para pecinta ikan hias,
jenis dan corak ikannya bermacam-macam, bisa digunakan sebagai bisnis sampingan,
selain itu juga pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.
Salah
satu jenis ikan hias air tawar yang paling menarik dan menjadi favorit bagi
masyarakat Indonesia maupun dari mancanegara adalah ikan Neon Tetra
(Paracheirodon innesi). Ikan Neon Tetra merupakan ikan asli Amerika Latin yang
berasal dari sungai Amazon. Keunikan ikan ini terletak pada sisiknya yang
eksotis, setiap ikan ini bergerak secara bergerombol, sisiknya akan
mengeluarkan kilatan berwarna neon biru-merah yang memanjang dari pertengahan
tubuh hingga pangkal ekor, sehingga ikan terlihat cantik dan cemerlang bahkan
dalam keadaan gelap. Selain itu ikan Neon Tetra memiliki sifat pendamai
sehingga dapat dicampurkan dengan ikan jenis lain dalam satu akuarium.
Permintaan akan ikan hias Neon Tetra dari tahun ke tahun tidak pernah surut, baik
untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor. (Avianty., et al. 2017).
PENULIS
Nindi
Safitriani
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Alderton
D. 2005. Encyclopedia of Aquarium and Pond Fish. New York, USA: DK Publication
Inc.
Arhayu,
M. I. 2013. Fertilisasi. Jakarta
Avianty,
E., A. Nurhayati., dan A. A. H. Suryana. 2017. Analisis Pemasaran Ikan Neon
Tetra (Paracheirodon Innesi) Studi Kasus Di Kelompok Pembudidaya Ikan Curug
Jaya Ii (Kecamatan Bojongsari, Kota Depok Jawa Barat). Jurnal Perikanan dan
Kelautan. Vol 8 No 1 Hal 179-185
Budiardi
T, Gemawaty N, Wahjuningrum D. 2007. Produksi ikan neon tetra Paracheirodon
innesi ukuran L pada padat tebar 20, 40, dan 60 ekor/liter dalam sistem
resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia 6: 211–215.
Dardiani
dan I. R. Sary. 2010. Manajemen Pemeliharaan Induk. Diktat. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Gusrina.
2008. Budidaya ikan. Departemen pendidikan nasional:Jakarta. 355 hal.
Lingga
Pinus dan Heru Susanto, 1989, Ikan Hias Air Tawar, Penebar Swadaya Jakarta.
Saanin.
H., 1995., Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan., Bina Cipta., Bandung.
Saputro
A, Farmayanti N, Diatin I. 2007. Analisis strategi bisnis ikan hias air tawar
(kasus di PT NAE Jakarta). Buletin Ekonomi Perikanan 7: 50–63.
Saryani
Darti Lesmana dan Iwan Darmawan, 2001, Budidaya ikan Hias Air Tawar Populer,
Penebar Swadaya Jakarta
Saxby
A, Adams L, Snellgrove D, Wilson RW, Sloman KA. 2010. The effect of group size
on the behaviour and welfare of four fish species commonly kept in home
aquaria. Applied Animal Behaviour Science 125: 195–205.
Wemeyer.
1996. Physiology of fishin intensive Culture system. Chapman and hill
Post a Comment for "Ikan Neon Tetra (Paracheirodon Innesi); Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"