Ikan Nila merupakan ikan baru di negeri kita. Ikan ini sesugguhnya belum lama masuk ke indonesia yaitu dalam bulan Juni 1969 dan berasal dari taiwan. Nama latinnya adalah Tilapia nilotica dari nama indonesia Ikan Nila. Nama ini diambil dari kata nilotica. Sedangkan kata nilotica sendiri berasal dari kata Nile atau Nil, yaitu nama sungai besar di Afrika, yg bermuara di pantai utara Mesir. Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan warna nila (Mudjiman, 2010).
Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang pergerakkan dan keseimbangan tubuhny teruama menggunakan sirirp dan umumnya bernapas dengan insangserta hidp dalam lingkungan air. Dlm klasifikasi taksonomi, ikan disatukan dalam kelas Pisces; bahkan beberapa ahli memasukan dalam superkelas (Rahardjo et al., 2011).
Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang pergerakkan dan keseimbangan tubuhny teruama menggunakan sirirp dan umumnya bernapas dengan insangserta hidp dalam lingkungan air. Dlm klasifikasi taksonomi, ikan disatukan dalam kelas Pisces; bahkan beberapa ahli memasukan dalam superkelas (Rahardjo et al., 2011).
KLASIFIKASI IKAN NILA
Mnurut
Amri (2008) bahwa ikn nila (Oreochromis sp) scr sistematis tergolong dlm:
Filum
|
:
Chordata
|
Sub filum
|
:
Vertebrata
|
Kelas
|
: Pisces
|
Sub kelas
|
: Acanthopterigi
|
Ordo
|
: Perciformes
|
Famili
|
: Cichlidae
|
Genus
|
: Oreochromis
|
Spesies
|
: Oreochromis
sp.
|
Awalnya
ikan nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica atau ikan dari golongan
tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di mulut induknya. Dalam
perkembangannya, para pakar perikanan menggolongkan ikan nila ke dalam jenis
Sarotheredon niloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengerami telur dan
larvanya di dalam mulut induk jantan dan betinanya. Akhirnya diketahui bahwa
yang mengerami telur dan larva di dalam mulut ikan nila hanya induk betinanya.
Para pakar perikanan kemudian memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk
ikan nila adalah Oreochromis niloticus
atau Oreochromis sp. Nama nilotica menunjukan tempat ikan ini berasal, yakni
sungai Nil di Benua Afrika (Amri dan Khairul, 2008).
MORFOLOGI IKAN NILA
Ikan
nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik,
letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang
dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan.
Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak
kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan tersusun
rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki
garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea
lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip
punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan mulut
berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Kottelat et al., 2006).
Bentuk
badan ikan nila (Oreochromis niloticus) ialah pipih ke samping memanjang.
Mempunyai garis vertikal pada badan sebanyak 9–11 buah, sedangkan garis-garis
pada sirip berwarna merah berjumlah 6–12 buah. Pada sirip punggung terdapat
juga garis-garis miring. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar dengan
bagian tepi mata berwarna putih. Badan relatif lebih tebal dan kekar
dibandingkan ikan mujair. Garis lateralis (gurat sisi di tengah tubuh) terputus
dan dilanjutkan dengan garis yang terletak lebih bawah (Susanto, 2007).
Menurut
(Rukmana, 2007). Ikan nila memiliki sirip punggung dengan rumus D XV, 10; sirip
ekor C II,15, dan sirip perut C I,6. Rumus tersebut menunjukan perincian
sebagai berikut:
a.
D XV, 10 artinya D = Dorsalis (sirip punggung), XV = 15 duri, dan 10 = 10
jari-jari lemah. C II,15; artinya C = Caudalis (sirip ekor) terdiri dari 2
duri, dan 15 jari-jari lemah.
b.
V I,6; artinya V = Ventral (sirip perut) terdiri dari 1 duri, dan 6 jari-jari
lemah
Menurut
Lytle dan Meyer (2006) bahwa tubuh ikan dibagi atas tiga bagian yaitu:
a.
Caput (kepala)
Pada
bagian caput (kepala) terdapat tulangoperculum yang menutupi insang dan saluran
besar. Bagiankepala terdiri dari 2 lubang hidung, 2 buah mata, mulut dan gigi.
Tulang operculum menutupi insang pada setiap sisikepala. Setiap operculum
memiliki 4 insang. Operculummelekat di bagian dorsal kepala. Namun terbuka
padabagian belakang (bagian lebih ventral)
b.
Truncus (badan)
Pada
bagian ventral terdapat anus dan lubangurogenital.Oreochromis niloticus betina
memiliki satu lubangurogenital, namun pada jantan lubangnya terpisah
antaralubang genital dengan lubang urinnya. Siripnya mengkilapdan dilapisi
membran yang licin. Sirip berfungsi menjagakestabilan ikan dan mengatur
pergerakannya dalam air.Pada setiap ikan, operkulumnya timbul lateral line
yangmerupakan sistem organ sensori khusus yang dapatmendeteksi getaran dan arus
dalam air yang terdapatdisepanjang belakang mata sampai ekor. Organ ini
dapatmembantu ikan dalam menghindari predator dan melewatirintangan dalam air
c.
Caudal (ekor)
Bagian
ini merupakan perpanjangan dari anus kebagian posterior. Bentuk ekor tidak
simetris, dengan bagiandorsal yang panjang dan cuping ventral kecil.
Bentukekornya homocercal, memiliki rongga yang sama danmuncul secara simetris
Menurut
Omar (2011) bahwa tipe ekor ikan terbagi menjadi empat macam berdasarkan
perkembangan arah yg belakang vertebrate,yaitu:
a.
Protocercal, ujung blakang vertebrae berakhir lurus pada ujung ekor
b.
Heterocercal, ujung blakang vertebrae pada bagan ekor agak membelok ke arah
dorsal sehingga caudal terbagi tdk simetris
c.
Homocercal, ujung vertebrae pada bagian ekor agak membelok ke arah dorsal
sehingga bila dilihat dari dlm tampak tidak simetris tp bila dilihat dari arah
luar terlihat simetris
d.
Dyphycercal, ujung nototchord luas ke arah caudal sehingga siri ekor terbagi
secara simetris.
Bentuk
sirip ekor, yaitu:
a.
Rounded (membulat)
b.
Truncate (berpinggirin tegak)
c.
Wedge shape (bentuk baji)
d.
Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal)
e.
Double Emarginate (berpinggiran berlekuk ganda)
f.
Forked (bercagak)
g.
Lunate (bentuk sabit)
h.
Ephicercal (bagian daun sirip atas lebih bsr)
i.
Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar)
Menurut
Burhanuddin (2008) bahwa bentuk sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe:
a.
Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yg telah punah
b.
Plakoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yg termasuk
kelas chondrichtyes
c.
Ganoid, merupakan sisik yg terdiri atas garam-garam ganoid, banyak terdapat
pada ikan dan golongan actinopterygii
d.
Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang
berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii)
e.
Stenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yg berjari-jari sirip
keras (Acanthopterygii)
Pada
ikan nila terdapat sisik yang melingkupi tubuhnya. Sisik pada ikan ini termasuk
tipe teleostei, yang tidak memiliki enamel, dentin dan lapisan pembuluh
tulang,hanya memiliki berkas lamelarnya saja. Terdapat duamacam sisik teleost
yang dikenali, yaitu cycloid dan ctenoid
.Cycloid tersusun dari cincin konsentris atau circuli. Sedangkan sisik ctenoid
dengan pinggiran yang kerassepanjang tepi posterior. Circuli yang baru,
terletak dibawah, seperti lingkaran tahun pada pohon yang dapat dijadikan suatu
bukti untuk melihat umur dari ikan yang akan diamati (Kardong, 2015).
Otot
tubuh pada Oreochromis niloticus mengalami segmentasi (myotome). Kontraksi
myotome dihasilkan akibat kelenturan bagian tubuh yang membantu berenang. Antar
myotome dorsal dan ventral dipisahkan oleh septum-septum transversum disebut otot
epaksial dan segmen otot ventral ke septum transversum disebut otot hepaksial
(Lytle dan Meyer,2014).
Menurut
Djuanda (2011) bahwa ada beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan
antara jenis ikan satu dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada
jenis makanan yang dimakannya. Secara umum ada empat jenis mulut ikan yaitu:
1.
Bentuk seperti tabung (tube like)
2.
Bentuk seperti paruh (beak like)
3.
Bentuk seperti gergaji (saw like)
4.
Bentuk seperti terompet Mulut Dapat Disembul dan Tidak.
Menurut
Omar (2011) bahwa tipe mulut pada ikan dapat dibedakan atas:
a.
Terminal: mulut yg terletak di ujung hidung atau membuka tepat di ujung hidung
b.
Subterminal: mulut yg terletak dekat ujung hidung
c.
Inferior: mulut yg terletak di bawah hidung
d.
Superior: mulut yg terletak di atas hidung
Pada
bagian tengah badan ikan sebelah kanan dan kiri mulai dari kepala sampai ke
pangkal ekor terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis memanjang
yang disebut garis rusuk atau garis sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat
ditemukan baik pada ikan yg mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yg
bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yg memiliki pori-pori. Garis
rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada ikan yaitu, untuk mengetahui
perubahan tekanan air yg terjadi sehubungan dengan aliran arus air untuk
mengetahui jika ikan mendekati atau menjauhi benda-benda keras dan osmoregulasi
(Omar, 2011).
Bentuk
gigi rahang dapat digolongkan menjadi bentuk Cardiform, Villiform, Canine, dan Molariform.
Gigi Cardiform berbentuk pendek, tajam, dan runcing, didapatkan pada Famili
Serranidae. Gigi Villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan
memberikan gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Plerois. Gigi Canine
seringkali menyerupai bentuk taring, yang bentuknya panjang dan mengerucut,
lurus atau melengkung, dan disesuaikan untuk mencengkeram. Bentuk gigi ini
ditemukan pada ikan cucut. Gigi Incisor yang mempunyai pinggiran tajam
digunakan untuk memotong, misalnya pada ikan Blennius sp. Gigi yang
permukaannya rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus makanan, termasuk
jenis molariform; bentuk ini dipunyai oleh Raja., Holochepali, dan Sciaenidae
(Lagler et al., 2007)
SISTEM PENCERNAAN
IKAN NILA
Menurut
Rahardjo (2011) bahwa bila dirunut secara berurutan dari awal makanan masuk ke
mulut sampai ke prses pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak
dicerna dibuang dalam bentuk feses melalui anus, maka organ yang termasuk
saluran pencernaan terdiri atas:
a.
Mulut, merupakan organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan.
b.
Rongga mulut, berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomi, organ
yang terdapat di rongga mulut adalah gigi, lidah,dan organ pelatin. Permukaan
rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis.
c.
Tekak, letaknya di antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang
d. Insang, terletak tepat dibelakang rongga mulut yang berfungsi dalam pernapasan
ikan
e. Kerongkongan, merupakan saluran pendek dengan penampang membundar. Organ ini
sangat elastis sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembung.
f.
Lambung, berfungsi sebagai penerima dan penampung makanan serta sebagai tempat
pencernaan.
g.
Pilorik, berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus.
h.
Usus, letaknya di antara pilorik dan rektum. Fungsinya sebagai organ untuk
mencerna makanan dan tempat penyerapan makanan.
i.
Rektum, letaknya di belakang usus yang berfungsi menyerap air dan mineral, dan
memproduksi lendir untuk mempermudah makanan tak tercerna (feses).
j.
Anus, berfungsi mengeluarkan feses yang letaknya di belakang sirip ventral dan
tepat di sirip anal.
Insang
terletak tepat di belakang rongga mulut. Umumnya terdapat empat pasang lengkung
insang pada ikan bertulang sejati, dan lima sampai tujuh pasang engkung insang
pada Chondricthyes. Pada lengkung insang bagian depan terdapat tapis insang dan
di bagian belakang terdapat filamen insang. Tapis insang melindungi filamen
insang yang lembut dari kikisan material yang masuk, dan menghalangi material
yang dmakan keluar melalui insang. Ikan yang memangsa makanan yang besar
mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit, seperti pada
ikan Epinephelus areolatus dan Lethrinus mahsena (Salman et al., 2012).
Pada
proses pencernaan, makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan dan
selanjutnya ke lambung. Dari lambung, makanan masuk ke usus. Di usus bermuara
cairan empedu yang membantu proses pencernaan. Di usus halus, sari-sari makanan
diserap dan selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh bagian tubuh (Abdullah
et al., 2007)
Di
samping alat-alat yang terdapat di dalam rongga peritonium dan perikardium
terdapat juga alat tubuh yang terletak di luar selaput peritonium dan
perikardium, yaitu gelembung renang, ginjal dan alat reproduksi. Dinsing
gelembung renang dari luar ke dalam terdiri atas selaput yang serupa, jaringan
ikat elastis, otot polos, dan otot seran lintang, dan epitel pipih. Gelembung
renang berisi gas oksigen, hidrogen dan karbondioksida yang berfungsi sebagai
alat hidrostatis dan alat untuk membantu pernafasan, terutama pada beberapa
jenis ikan yang dapat hidup di tempat-tempat yang airnya sedikit (Murtidjo,
2011).
SISTEM PERNAPASAN
IKAN NILA
Organ
respirasi pada ikan adalah insang (gils). Insang sebenarnya adalah kelanjutan
dari dinding tubuh ikan dengan bentuk berlipat-lipat dan bercabang-cabang
membentuk suatu kompleks insang. Insang pada ikan terdapat di sisi kanan dan
kirir kepala ikan. Kompleks insang pada ikan ditutupi oleh operkulum. Insang
pada ikan terdiri atas empat lengkung insang. Setiap lengkung insang tersebut
mengandung filamen.Insang mengandung banyak pembuluh darah kapiler. Pertukaran
gas antara karbon dioksida dan oksigen berlangsung di pembuluh darah kapiler ini (Abdurahman,2008).
Mekanisme
pernapasan ikan yang memiliki tutup insang adalah sebagai berikut. Pada fase
inspirasi, air dimasukkan ke dalam rongga mulut. Rongga mulut akan membesar.
Membesarnya rongga mulut disebabkan oleh adanya gerakkan ke samping sehingga
celah insang terbuka. Terbukanya celah insang menyebabkan air keluar. Air yang
keluar melalui celah-celah insang akan menyentuh lembaran-lembaran insang.
Lembaran insang banyak mengandung kapiler darah, sehingga dibagian inilah
terjadi pertukaran gas, yaitu darah mengikat oksigen dan melepaskan karbon
dioksida (Abdullah et al., 2007)
SISTEM SYARAF IKAN
NILA
Menurut
Halim (2014), sistem saraf yang terdapat pada ikan meliputi sistem cerebro
spnal, sistem saraf pusat menyangkut otak dan tulang punggung, sistem saraf
tepi, sistem otnomi menyangkut simpati dan parasimpati, serta organ-organ
khusus menyangkut hidung, telinga, dan mata.
Sistem
syaraf dibagi menjadi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf perifer. Sistem
syaraf pusat terdiri dari syaraf cranial dan spinal, beserta cabang-cabangnya.
Sistem syaraf otonom merupakan dari sistem perifer, mempengaruhi otot polos dan
kelenjar. Bagian otak ikan yaitu medula spinalis (sum-sum tulang belakang),
medula oblongata, cerebellum, esechepalen (lobus opticus) sebagai tonjolan yang
bulat , epiphyre (kelenjar). Cerebrum di depannya terdapat factories yang
memberi syaraf ke hidung yaitu olfaktorius (Renata, 2008).
SISTEM UROGENITAL
IKAN NILA
Sistem
urogenitalia dibangun oleh dua sistem yaitu,
sistem urinaria (sistem uropecfica) dan sistem genetalia. Sistem
urinaria bisa disebut dengan sistem ekskresi. Fungsiny untuk membuahkan bahan
yang tidak diperlukan atau membahayakan kesehatan tubuh jika keluar dari tubuh
sebagai larutan dalam air dengan perantara ginjal atau salurannya. Sistem
ginial disebut sistem reproduksi berfungsi untuk berkembang biak. Organ utama
sistem ini adalah gonad (kelenjar kelamin) sepasang terletak antara usus dan
gelembung renang. Kelenjar kelamin betina disebut ovarium , sedangkan kelenjar
kelamin jantan disebut testis (Burhanuddin, 2008).
Mnurut
Omar (2011), organ-organ yang termasuk ke dalam sistem urogenetalia adalah:
A. GINJAL IKAN NILA
Ginjal
berwarna merah kehitaman, sepasang, erletak di luar punggung, memanjang dari
dekat anus ke arah depan hingga ujung rongga peru. Bentuknya tidak jelas.
Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan amoniak dan senyawa-senyawa nontoksin.
B. URETER IKAN NILA
Ureter
merupakan tempat mengalirnya urine yang berasal dan ginjal terdapat di
pinggiran dorsal rongga badan dan menuju ke belakang. Pada ikan jantan, kedua
saluran ini terikat merupakan tabung (tubulus) yang pendek, terentang, dan
ujung belakang ginjal sampai kantong urine, sedangkan pada ikan betina menuju
ke sinus urogenital.
C. KANTONG URINE
(VESICA URINARIA) IKAN NILA
Merupakan
lanjutan dan ureter kiri dan kanan serta merupakan tempat penampungan urine
sementara sebelum dikeluarkan. Pada beberapa jenis ikan, kantong urine dapat
dilihat dengan jelas terletak dekat anus dan bentuknya menyerupai kantong
kecil.
D. URETRA IKAN NILA
Merupakan
saluran yang pendek, berasal dari kantong urine dan menuju ke poros
urogenetalia dan merupakan jalan keluar urine dari dalam tubuh.
Sistem
genetalia meliputi sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin
betina dan sistem kelamin jantan. Sistem kelamin jantan disusun oleh:
a.
Testis, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk
testis umumnya berwarna putih dan agak
kompak. Di dalam testis menghasilkan spermatozoa. Bentuk spermatozoa
bermacam-macam, tergantung testis disebut mesordhium.
b.
Vas Differensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada bagan
belakangny, membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah luar, terletak
di antara ureter atau papila urinaria dan anus.
Pada
ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh:
a.
Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang jernih,
terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur. Alat penggantung ovarium disebut
mesovarium.
b.
Saluran Telur (Oviduct), merupakan saluran tempat lewatnya sel telur, sangat
pendek dan bersatu pada bagian belakangnya untuk selanjutnya bermuara pada
porus urogenetalia.
PEREDARAN DARAH IKAN
NILA
Alat
peredaran darah ikan terdiri dari jantung, pembuluh nadi ventral, pembuluh nadi
dorsal, dan kapiler. Jantung ikan terdiri dari dua ruang yaitu, serambi dan
bilik. Jantung ikan memilki sinus venosus. Fungsinya untuk menerima darah kaya
karbon dioksida dari seluruh tubuh. Darah ikan berfungsi mengangkut sari-sari
makanan, oksigen, dan karbon dioksida. Sistem peredaran darah ikan merupakan
sistem peredaran darah tunggal tertutup. Disebut demikian karena darah hanya
satu kali masuk ke jantung dalam satu kali peredaran dan darah selalu berada di
dalam pembuluh darah (Saktiyono, 2006).
Oreochromis
niloticus memiliki dua ruang padajantungnya, yang tersusun dari dinding tipis
padaatrium dan yang tebal pada vetrikel otot. Darahmengalir dari sinus venosum
ke atrium dan dari atrium ke ventrikel otot. Kontaksi ventrikel otot
memaksadarah masuk ke dalam conus arteriosus yang kecil dankeluar melaui
ventral aorta pendek dan menuju keinsang melalui empat pasang brachial arteries
yangberbeda (Lytle dan Meyer, 2006).
RANGKA IKAN NILA
Menurut
(Ridho et al., 2012) Rangka adalah struktur yang menyokong trgaknya tubuh,
kombinasi antara system rangka dan system urat daging memberikan bentuk pada
tubuh. Tulang sebagai penyusun rangka banyak mengandung garam kalsium, selain
itu juga mengandung fosfor, magnesium dan sebagainya. Pada tulang bertulang
sejati, tulang yang keadaannya keras sebenarnya berasal dari tulang rawan.
Rangka pada ikan mempunyai fungsi antara lain:
-
Melindungi bagian tubuh yang lemah seperti jantung, hati, alat pencernaan dll.
-
Penunjang tubuh
-
Sebagai alat penggerak pasif
-
Dapat berfungsi sebagai alat penyalur sperma
Sedangkan
berdasaerkan letak dan fungsinya, rangka dapat dibagi tiga, yaiitu:
1)
Rangka aksial, terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk;
2)
Rangka visceral, terdiri dari tulang lengkung insang dan turunan-turunannya;
3)
Rangka apendikular, yaitu rangka anggota badan seperti jari-jari sirip dan
pelekat-pelekat lainnya. (Ridho et al., 2012)
Bentuk
tulang belakang pada Oreochromisniloticus adalah silinder, pada bagian dorsal
terdapatlengkung syaraf. Sisik, sirip dan tulang dari tengkorakmerupakan
anggota dari dermal eksoskeleton, namunstruktur pendukung utama tubuh terdiri
dari tulang-tulang eksoskeleton. Axial eksoskeleton terdiri daritengkorak,
tulang belakang, tulang rusuk, dan siripbagian tenga. Bagian caudal dari tulang
belakangmemiliki lengkung darah sentral yang dilewati arteridan mensupport
darah pada tulang punggung. Viseralskeleton dibentuk dari tulang rawan /
kartilago dankemudian berubah menjadi tulang keras yangmendukung sirip (Lytle
dan Meyer, 2006).
HABITAT IKAN NILA
Nila
pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
Bogor pada tahun 1969. Setahun kemudian, ikan ini mulai disebarkan ke beberapa
daerah di Indonesia setelah melalui masa penelitian dan adaptasi. Secara alami,
ikan ini melakukan migrasi dari habitat aslinya di Sungai Nil di Uganda (bagian
hulu Sungai Nil). Nila juga terdapat di Afrika bagian tengah dan barat.
Populasi terbanyak ditemukan di kolam-kolam ikan Chad dan Nigeria. Dengan
campur tangan manusia, saat ini nila telah menyebar ke seluruh dunia (Amri,
2008).
Menurut
Djarijah (2012), nila hidup di tempat-tempat yang airnya agak dangkal dan
berarus lemah. Di perairan alami, danau, atau sungai, nila lebih suka menempati
daerah tepi yang dangkal dan tenang. Meskipun tergolong ikan yang bersisik,
nila kurang suka menantang arus.
CIRI KHUSUS IKAN NILA
Btk
dan rupa ikn nila sgt mirip dgn ikn mujair, sehingga bnr2 serupa, nmn tdk sm.
Utk membedakanny jg agak sulit. Perbedaan yg mudah kita lihat terletak pada
grs2 di sirip ekor dan sirip punggung. Pd ikn nila, sirip ekorny bergaris2
hitam tegak lururs, dan pd sirip punggungny grs2 hitam tsb melintang.tgk lurus
pd sirirp. Sdgkn d ikn mujair tdk terdpt grs2 pd sirip ekor dan sirip
punggungny (Mudjiman,2010).
Nila
(Oreochromis mossambicus) yang terkenal karena kemampuan mereka
mentolerir
berbagai jenis stres lingkungan, mungkin yang terbaik
belajar
dari yang stres salinitas. Nila mampu menyesuaikan diri dengan
salinitas
setinggi 3 kali air laut (SW) (Stickney, 2006).
Menurut
Rukmana (2007) bahwa di habitat alami, ikan nila bersifat pemangsa segala jenis
tumbuh-tumbuhan ataupun hancuran sampah yang ada di dalam air, dan rakus makan
sia-sia dapur. Oleh karena itu, ikan nila, termasuk ikan yang bersifat
omnivora. Perbedaan sifat pertumbuhan ikan nila jantan dan nila betina diduga
karena faktor tingkah laku dalam pengembangbiakan. Ikan nila jantan lebih cepat
dewasa (matang kelamin) daripada ikan nila betina. Oleh karena itu, ikan nila
jantan memiliki kecepatan tumbuh dan lebih tinggi daripada ikan nila betina
LETAK MULUT IKAN NILA
Menurut
Omar (2011) bahwa tipe mulut pada ikan dapat dibedakan atas:
1.
Terminal: mulut yg terletak di ujung hidung atau membuka tepat di ujung hidung
2.
Subterminal: mulut yg terletak dekat ujung hidung
3.
Inferior: mulut yg terletak di bawah hidung
4.
Superior: mulut yg terletak di atas hidung
SISIK IKAN NILA
Menurut
Burhanuddin (2008) bahwa bentuk sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe:
-
Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yg telah punah
-
Plakoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yg termasuk
kelas chondrichtyes
-
Ganoid, merupakan sisik yg terdiri atas garam-garam ganoid, banyak terdapat
pada ikan dan golongan actinopterygii
-
Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang
berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii)
-
Stenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yg berjari-jari sirip
keras (Acanthopterygii)
Pada
ikan nila terdapat sisik yang melingkupitubuhnya. Sisik pada ikan ini termasuk
tipe teleost, yangtidak memiliki enamel, dentin dan lapisan pembuluh
tulang,hanya memiliki berkas lamelarnya saja. Terdapat duamacam sisik teleost
yang dikenali, yaitu cycloid dan ctenoid
.Cycloid tersusun dari cincin konsentris atau circuli.Sedangkan sisik ctenoid
dengan pinggiran yang kerassepanjang tepi posterior. Circuli yang baru,
terletak dibawah,seperti lingkaran tahun pada pohon yang dapat dijadikansuatu
bukti untuk melihat umur dari ikan yang akan diamati (Kardong, 2006).
BENTUK DAN TIPE EKOR
IKAN NILA
Bagian
ini merupakan perpanjangan dari anus kebagian posterior. Bentuk ekor tidak
simetris, dengan bagiandorsal yang panjang dan cuping ventral kecil.
Bentukekornya homocercal, memiliki rongga yang sama danmuncul secara simetris
(Kardong, 2006).
Menurut
Omar (2011) bahwa tipe ekor ikan terbagi menjadi empat macam berdasarkan
perkembangan arah yg belakang vertebrate,yaitu:
1.
Protocercal, ujung blakang vertebrae berakhir lurus pada ujung ekor
2.
Heterocercal, ujung blakang vertebrae pada bagan ekor agak membelok ke arah
dorsal sehingga caudal terbagi tdk simetris
3.
Homocercal, ujung vertebrae pada bagian ekor agak membelok ke arah dorsal
sehingga bila dilihat dari dlm tampak tidak simetris tp bila dilihat dari arah
luar terlihat simetris
4.
Dyphycercal, ujung nototchord luas ke arah caudal sehingga siri ekor terbagi
secara simetris.
Bentuk
sirip ekor, yaitu:
1.
Rounded (membulat)
2.
Truncate (berpinggirin tegak)
3.
Wedge shape (bentuk baji)
4.
Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal)
5.
Double Emarginate (berpinggiran berlekuk ganda)
6.
Forked (bercagak)
7.
Lunate (bentuk sabit)
8.
Ephicercal (bagian daun sirip atas lebih bsr)
9.
Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar)
SISIK IKAN NILA
Menurut
Burhanuddin (2008) bahwa bentuk sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe:
-
Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yg telah punah
-
Plakoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yg termasuk
kelas chondrichtyes
-
Ganoid, merupakan sisik yg terdiri atas garam-garam ganoid, banyak terdapat
pada ikan dan golongan actinopterygii
-
Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang
berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii)
-
Stenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yg berjari-jari sirip
keras (Acanthopterygii)
Pada
ikan nila terdapat sisik yang melingkupitubuhnya. Sisik pada ikan ini termasuk
tipe teleost, yangtidak memiliki enamel, dentin dan lapisan pembuluh
tulang,hanya memiliki berkas lamelarnya saja. Terdapat duamacam sisik teleost
yang dikenali, yaitu cycloid dan ctenoid
.Cycloid tersusun dari cincin konsentris atau circuli.Sedangkan sisik ctenoid
dengan pinggiran yang kerassepanjang tepi posterior. Circuli yang baru,
terletak dibawah,seperti lingkaran tahun pada pohon yang dapat dijadikansuatu
bukti untuk melihat umur dari ikan yang akan diamati(Kardong, 2006).
LINEA LATERALIS IKAN
NILA
Pada
bagian tengah badan ikan sebelah kanan dan kiri mulai dari kepala sampai ke
pangkal ekor terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis memanjang
yang disebut garis rusuk atau garis sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat
ditemukan baik pada ikan yg mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yg
bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yg memiliki pori-pori. Garis
rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada ikan yaitu, untuk mengetahui
perubahan tekanan air yg terjadi sehubungan dengan aliran arus air untuk
mengetahui jika ikan mendekati atau menjauhi benda-benda keras dan osmoregulasi
(Omar, 2011).
GIGI IKAN NILA
Bentuk
gigi rahang dapat digolongkan menjadi bentuk Cardiform, Villiform, Canine, dan
Molariform. Gigi Cardiform berbentuk pendek, tajam, dan runcing, didapatkan
pada Famili Serranidae. Gigi Villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih
panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Plerois.
Gigi Canine seringkali menyerupai bentuk taring, yang bentuknya panjang dan
mengerucut, lurus atau melengkung, dan disesuaikan untuk mencengkeram. Bentuk
gigi ini ditemukan pada ikan cucut. Gigi Incisor yang mempunyai pinggiran tajam
digunakan untuk memotong, misalnya pada ikan Blennius sp. Gigi yang permukaannya
rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus makanan, termasuk jenis molariform;
bentuk ini dipunyai oleh Raja., Holochepali, dan Sciaenidae (Lagler et al.,
2007)
INSANG IKAN NILA
Insang
terletak tepat di belakang rongga mulut.
Umumnya terdapat empat pasang lengkung insang pada ikan bertulang
sejati, dan lima sampai tujuh pasang engkung insang pada Chondricthyes. Pada
lengkung insang bagian depan terdapat tapis insang dan di bagian belakang
terdapat filamen insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut
dari kikisan material yang masuk, dan menghalangi material yang dmakan keluar
melalui insang. Ikan yang memangsa makanan yang besar mempunyai tapis insang
yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit, seperti pada ikan Epinephelus
areolatus dan Lethrinus mahsena (Salman et al., 2015).
PUBLISHER
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
M., Saktiyono, Luthfi. 2007. IPA Terpadu. Jakarta: Erlangga
Abdurahman,
S. 2008. Suplementasi Yeast Culture Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila.
Skripsi. Malang: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Amri
K., Khairul. 2008. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta: AgroMedia
Pustaka
Burhanuddin,
A.L. 2008. Pengetahuan Konsepsi Sistematika. Pemahaman Sistem Organ Ikan yang
Berbasis SCL pada Matakuliah Ikhtiologi. UNHAS.
Burhanuddin,
Andi Iqbal. 2008. Pengetahuan Konsepsi Sistematika & Pemahaman Sistem Organ
Ikan yang Berbasis SCL pada Matakuliah Ikhtiologi. Makassar : UNHAS
Djarijah,
Abbas Siregar. 2012. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta
Djuanda.
2011. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo Media Pratama
Google
Image. 2016. http://www.googleimage.com/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2016
Halim.
2014. Pola Warna Genetik dan Ikan Nila. Skripsi. Malang: Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Kardong,
M. Ghufran. 2015. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Yogyakarta: Lily
Publisher
Kardong.
2006. Exotoxicology of Amphibians and Reptiles. Vertebrates. United States of
America: Setac
Kottelat,
Brittany D., Joseph J. Cech Jr., Dietmar Kultz. 2006. Vol. (260) No. 1. Rapid
Changes in Plasma Cortisol, Osmolality, and Respiration in Respone to Salinity
Stress in Tilapia. Jurnal.
Lagle,
Leven, Stickney, Meyer , 2007. Pengertian-ikan-secara-umum. Diakses pada 19
februari 2016, pada pukul 12.15 wib
Lagler, M.F., Djaja S. Sjafei, Ridwan Affandi,
Sulistiono, Johannes Hutabarat. 2007. Ikhtyologi. Bandung: Lubuk Agung
Lytle
dan meyer, W. 2006. Fishes An
Introduction to Ichthyology, fourth edition. Prentice-Hall, Inc: USA
Lytle
dan meyer, W. 2014. Vertebrate Biology.
United States of America: The Johns Hopkins University Press
Mudjiman,
Ahmad. 2010. Budidaya Ikan Nila. Jakarta: Yasaguna
Murtidjo,
Bambang. 2011. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius
Omar,
A. 2011. Ikhtiologi. Makasar: UNHAS.
Omar,
A. 2011. Iktiologi. Makassar: UNHAS
Rahadjo,
M.F. 2005. Ictiologi Sebagai Pedoman Kerja Praktikum. Bogor : IPB
Rahardjo,
M.F., Djaja S. Sjafei, Ridwan Affandi, Sulistiono, Johannes Hutabarat. 2011.
Ikhtyologi. Bandung: Lubuk Agung
Renata,
Iskandar, 2008., Sistem Saraf. Makassar: Unhas Press
Ridho,P
, Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang W. Winarni. 2012. Biologi SMA
dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Rukmana,
H. Rahmat. 2007. Ikan Nila, Budidaya dan prospek Agribisnis. Yogyakarta:
Kanisius
Saktiyono.
2006. IPA Biologi. Jakarta: Erlangga
Salman,
D, Burhanuddin, Omar, Amri. 2012. Efektifitas Ekstrak Kasar Steroid Testis Sapi
Terhadap Perubahan Kelamin Betina Menjadi Jantan Pada Larva Ikan Nila. Skripsi.
Malang: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Salman, Oman, Burhanuddin, iqbal. 2015.
Biologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama
Stickney.
2006. Panduan Budidaya Ikan Nila Sistem Karamba Jaring Apung. Jakarta:
WWF-Indonesia
Susanto,
Achmad. 2007. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Jakarta: Penebar
Swadaya
Post a Comment for "Ikan Nila; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"