Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus)
termasuk kedalam kelas ikan air tawar yang hidup endemik di Danau Sentani
Papua. Di luar negeri ikan ini dikenal dengan nama Red rainbowfish, Irian Jaya
rainbowfish ataupun Salmon redrainbowfish. Ikan ini sudah terkenal di Eropa
untuk ikan hias akuarium, Ikan ini pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber
yang melakukan ekspedisi Papua Barat antara tahun 1890 sampai 1900. (Weber,
1908 dalam Mustahal).
Ikan pelangi merah (Glossolepis
incisus) adalah ikan hias air tawar yang memiliki daya tarik pada warnanya.
Ikan ini tersusun dari tulang keras, memiliki rahang, memiliki paru-paru,
memiliki jantung beruang 2, serta sisik berupa sikloid, tersusun tidak teratur,
30-36 sisik didepan sirip punggung, 26-38 sisik pada pipi, 50-60 sisik mulai
dari tutup insang sampai pangkal ekor, 16-20 sisik melintang antara awal sirip
dubur dan pangkal sirip punggung, 26-32 gerigi insang. (Weber, 1908 dalam Irsyah
Afini)
Ciri khas dari ikan ini adalah
tubuhnya berwarna merah pada ikan jantan dewasa dan kuning zaitun dengan warna
dasar perak pada betina. Bentuk tubuh pipih dan lebih lebar pada individu
jantan, bentuk kepala relatif kecil dengan mata yang besar, warna mulai muncul
pada ukuran 4 cm-5cm. Sirip punggung terpisah menjadi dua bagian dan sirip
punggung kedua memanjang ke belakang mendekati sirip ekor pada individu jantan.
Sirip punggung, siirp ekor, dan sirip anal berwarna merah pada individu jantan
dan warna hijau keperakan pada individu betina. (Weber, 1908 dalam BSN)
Anakan pada ikan pelangi merah bentuk
tubuhnya sudah menyerupai induknya dengan ukuran maksimum 2,5 cm, sedangkan larva
anakan ikan ini bentuk tubuhnya belum menyerupai induknya dengan ukuran
maksimal 1 cm atau berumur kurang lebih 1,5 bulan (Weber, 1908 dalam BSN)
Perbedaan ikan jantan dan betina bisa terlihat dari tabel dibawah ini:
Parameter
|
Jantan
|
Betina
|
Warna Tubuh
|
Didominnasi oleh warna oranye kemerahan dengan bintik
putih menghiasi bagian tengah linea literalisnya.
|
Berwarna perak kehijauan gelap yang lebih pudar, dan
ada pula berwarna kecoklatan pudar dengan bintik putih menghiasi bagian
tengah sepanjang linea lateralisnya
|
Sirip
|
Sirip
berwarna oranye kemerahan. Sirip punggung memanjang dan mencapai pangkal
sirip ekor.
|
Sirip
berwarna perak kehijauan. Sirip punggung ke dua lebih pendek dibandingkan
induk jantan.
|
Bentuk Tubuh
|
Lebar dan lebih besar, Bentuk perut proporsional
|
Ramping dan relative lebih kecil. Bagian perut lebih
besar (buncit) dan membulat.
|
KLASIFIKASI
IKAN PELANGI MERAH
Menurut Nelson (1994) dalam Nugraha
(2004), klasifikasi ikan pelangi merah adalah sebagai berikut :
Kingdom
|
: Animalia
|
Filum
|
: Chordata
|
Kelas
|
:
Actinopterygii
|
Divisi
|
: Teleostei
|
Superordo
|
:
Acanthopterygii
|
Ordo
|
: Atheriniformes
|
Sub ordo
|
:
Melanotaetaenioidei
|
Famili
|
: Melanotaeniidae
|
Genus
|
:
Glossolepis
|
Spesies
|
: Glossolepis incises
|
Nama Umum
|
:
Red Rainbowfish,Pelangi Merah Irian (Inggris, Indonesia)
|
Nama Daerah
|
: Ikan Kaskado, heuw (Papua, Sentani)
|
FISIOLOGI
IKAN PELANGI MERAH
Menurut Said et al (2005), Di
antarabetina dan pejantan Ikan Pelangi Merah terdapat perbedaan warna yang
terlihat, hal ini terjadi setelah ikan ini menjelang dewasa, betina memiliki
warna jauh lebih sedikit dan sirip transparan lebih memanjang dan memiliki
warna kuning zaitun. Sedangkan pejantan akan berubah menjadi warna merah terang
setelah mencapai ukuran 5 cm. Panjang ikan ini masksimal dapat mencapai 15 cm
meski ukuran tadi jarang ditemui di alam bebas, ukuran yang paling sering
ditemui adalah sekitar 10 cm.
MORFOLOGI
IKAN PELANGI MERAH
Menurut Said, Supyawati dan
Noortiningsih (2005), induk jantan ikan pelangi merah berukuran relatif besar,
tubuh pipih dan berwarna merah menyala disekujur tubuhnya, sedangkan pada induk
betina berwarna berwarna hijau kekuningan (olive) kecoklatan, bentuk tubuh
memanjang dan ukuran relatif kecil. Ikan pelangi merah memiliki panjang tubuh
pada ikan jantan 12 cm sedangkan betina 10 cm.
CIRI-CIRI
IKAN PELANGI MERAH
Ikan pelangi merah memiliki ciri
khusus yakni jika pada ikan jantan warna tubuhnya merah seperti darah sedangkan
pada ikan betina kuning keperakan, sirip anal yang panjang dan lineal lateralis
yang tidak beraturan (siby, 2009).
REPRODUKSI
IKAN PELANGI MERAH
Menurut Siby et al (2009), pemijahan
ikan pelangi merah terjadi pada musim hujan dengan puncak pemijahan. Pada musim
hujan memberi keuntungan sendiri dengan tersedianya makanan di alam bagi larva
ikan. Ikan pelangi merah tergolong ikan pemijahan bertahap (Partial spawner)
dan iteroparus.
PERAN
IKAN PELANGI MERAH DI PERAIRAN
Ikan pelangi merah termasuk ikan
omnivore yaitu ikan pemakan segala. Dihabitat aslinya ikan ini menkonsumsi
hampir 100% makanan hidup, seperti krustasea, larva serangga, fitoplangton,
zooplankton, tanaman air, denritus ikan lain yang lebih kecil dan cacing,
sehingga dapat dikatakan sebagai pengendali ekosisitem (Tappin, 2010).
HABITAT
IKAN PELANGI MERAH
Ikan pelangi merah ditemukan di Danau
Sentano Papua. Danau ini terletak di sekitar 10 kilometer sebelah barat
Jayapura, Papua Barat. Ikan pelangi merah ini ditemukan disekitar pinggiran
danau. Ikan ini bisa hidup di cabang-cabang pohon tumbang (Tappin, 2010).
TINGKAH
LAKU IKAN PELANGI MERAH
Ikan pelangi merah adalah ikan yang
bisa hidup di perairan yang deras maupun perairan yang tenang karena itu ikan
ini termasuk ikan reotaksisi positif, dan ikan ini juga beraktivitas di siang
hari dan bersifat fototaksis positif (Tappin, 2010).
MANFAAT
IKAN PELANGI MERAH
Ikan pelangi merah merupakan
jenis ikan hias
air tawar yang diminati
masyarakat, karena warnanya yang
menarik dan sedap dipandang mata. Ikan
tersebut merupakan ikan endemik
yang berasal dari
Irian Jaya dan
termasuk kelompok ikan
yang terancam punah. Tingginya minat
masyarakat terhadap ikan
pelangi menyebabkan breeder
melakukan usaha budidaya dengan
cara persilangan. Ikan
hasil persilangan memiliki
karakter fenotip yang
khas meliputi, warna, bentuk,
morfometrik dan meristik.
PENULIS
Lukman Hakim
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
DAFTAR
PUSTAKA
Afini, I., D. Elfidasari., T. Kadarini dan S.
Z. Musthofa. 2014. Analisis Morfometrik dan Meristik Hasil Persilangan Ikan
Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani) dan Ikan Pelangi Merah Abnormal
(Glossolepis incisus). Journal of Life Science. (2): 112-123.
Afini, Irsyah., Dewi Elfidasari, dkk. 2014.
Analisis Morfometrik Dan MeristikHasil Persilangan Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia
Boesemani) DanIkan Pelangi Merah Abnormal (Glossolepis Incisus). Jurusan
Biologi,Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Al Azhar, Indonesia.
BalaiPenelitian Dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BP2BIH). http://journal.
Unnes.Ac.Id.
Antony. J.W and K. Murice, 1993.Freshwater
Fishes of Westerm Indonesia and Sulawesi. HK : Periplus Edition. 377 pp.
BSN (Buku Standadisasi Nasional) : Produksi
Ikan Hias Rainbow Merah(Glossolepis incisus,Weber, 1908) tahun 2014 : Jakarta.
www.bsn.go.id
Evan, D. H. 1993. The Physiology of
Fishes. CCR Press. London.
Gambar Ikan Pelangi Merah: https://aquariumfish.ecwid.com/Premium-Irian-Red-Rainbowfish-Size-1-5-to-2-p40117398
Mustahal, Dodi Hermawan, Gugum Gumilar. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol.4 No. 4 : 243-250 : Produksi Larva Ikan Rainbow Merah Parrot (Glossolepis Incisus) dengan Jumlah Substrat Tali Rafia Yang Berbeda.
Mustahal, Dodi Hermawan, Gugum Gumilar. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Vol.4 No. 4 : 243-250 : Produksi Larva Ikan Rainbow Merah Parrot (Glossolepis Incisus) dengan Jumlah Substrat Tali Rafia Yang Berbeda.
Said, J.S.; Carman, O. & Tanjung, L.R.
2005. Keanekaragaman genetik beberapa spesies ikan pelangi irian melalui
mitokondria DNA (mt-DNA) dengan teknik PCR. Limnotek 12 (2) : 73-80
Siby LS. 2009. Biologi Reproduksi Ikan
Pelangi Merah (Glossolepis incisus, Weber 1907) di Danau Sentani [Tesis].
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tappin AR. 2010. Rainbowfishes: Their Care
and Keeping in Capativity. rainbowfishes@optusnet.com.au. Copyright. Art
Publications. Australia.
Post a Comment for "Ikan Pelangi Merah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"