Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar yang
biasanya hidup di rawa-rawa. Ikan ini bertubuh sedang, panjang total mencapai
25 cm dengan lebar pipih, dan mulut agak meruncing. Sirip-sirip punggung
(dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap. Sepasang jari-jari
terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk
atau pecut yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan
2-3 jumbai pendek. Ikan ini berwarna perak kusam kehitaman sampai agak
kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh bagian belakang
nampak agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar kehitaman,
yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi tubuh mulai
dari belakang mata hingga ke pangkal ekor (Irpan, 2014).
KLASIFIKASI
IKAN SEPAT SIAM
Menurut Robison (1971), klasifikasi
ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)
sebagai berikut :
Kingdom
|
: Animalia
|
Phylum
|
: Chordata
|
Class
|
:
Actinopterygii
|
Ordo
|
: Perciformes
|
Famili
|
:
Osphronemidae
|
Genus
|
: Trichogaster
|
Species
|
: Trichogaster pectoralis
|
HABITAT
IKAN SEPAT SIAM
Menurut Aziz et al., (2005), Ikan Sepat
Siam di habitat aslinya, ikan ini hidup di rawa - rawa yang banyak ditumbuhi
tanaman airnya, karena ikan ini butuh substrat sebagai tempat melatakkan busa
untuk telur - telurnya. Ikan Sepat Siam
tumbuh pada 23-27◦C dan pada suhu sekitar 6,5-7.Meskipun ikan ini tidak
begitu populer dikalangan masyarakat luas, namun ikan ini cukup dikenal di
Indonesia. Meskipun ikan ini adalah ikan untuk konsumsi, tapi pada ukuran kecil
ikan ini bisa dijadikan sebagai ikan hias, karena bentuk tubuh dan warnanya
sangat menarik.
FISIOLOGI
IKAN SEPAT SIAM
Menurut Froese et al., (2007),
fisiologi ikan Sepat Siam menyukai air yang jernih untuk memijah dan
beraktifitas. Selain itu, ikan ini menyukai perairan yang tenang. Ikan ini
hidup di perairan air tawar dimana insang mereka harus mampu mendifusikan air
sembari menjaga kadar garam dalam cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada
bagian sisik ikan juga memainkan peran penting, ikan air tawar yang kehilangan
banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit, dan
dapat menyebabkan kematian pada ikan.
MORFOLOGI
IKAN SEPAT SIAM
Menurut Kottelat et al., (1993),
morfologi ikan Sepat Siam yaitu bentuk tubuh pipih (compressed), dan bermoncong
runcing sempit, panjang total hingga 120mm,bercorak batik.Warna tubuh ikan ini
amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun pola-pola warna
tubuhnya. Demikian pula bilangan jari-jari pada sirip-siripnya. Rumus sirip
dorsal, VI-VIII (jari-jari keras atau duri) dan 8–9 (jari-jari lunak); dan
sirip anal X-XII, 33–38. Gurat sisi 30–40 buah. Panjang standar (tanpa ekor)
2,3–2,5 kali tinggi badan. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah
menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke
ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.
CIRI-CIRI
IKAN SEPAT SIAM
Menurut Sugio (1996), ciri khusus ikan
Sepat Siam merupakan ikan sepat terbesar. ikan sepat seumumnya dapat tumbuh hanya dengan berukuran 12cm. Corak
pada tubuh ikan Sepat Siam adalah memiliki corak seperti batik yang sangat
menarik.
REPRODUKSI
IKAN SEPAT SIAM
Menurut Suyanto (1995), untuk
membiakan jenis ikan ini tidak diperlukan perlakuan khusus seperti pada halnya
ikan-ikan mas, tawes atau gurame. Ikan
sepat dapat berbiak di kolam pemeliharaan dengan sendirinya. Tumbuh-tumbuhan air seperti Hydrilla
persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan.
Kolam pemijahan hendaknya agak dalam
yaitu sekitar 70 - 100 cm, dan pada waktu pemijahan terjadi kolam hendaknya
berair diam sehingga pemasukan air cukup untuk mengganti air yang hilang karena
penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan air yang mengapung baik sekali
disediakan untuk menutup sebagian kecil permukaan saja. Pada waktu pemijahan maka ikan jantan akan
membuat sarang terlebih dahulu.
Pembuatan sarang dilakukan selama 1 -
2 hari. Gelembung - gelembung udara
(buih) yang membentuk sarang tersebut bergaris tengah 1,5 - 3 mm. Pada waktu pembuatan sarang tersebut ikan -
ikan lain tidak diperkenankan mendekat.
Jika ada ikan yang mendekat maka akan dikejarnya sehingga keluar dari
daerah territorial tempat sarang dibuat. Sarang biasa dibuat dari bagian
tepi atau di sudut - sudut. Setelah
sarang siap maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan terjadi di bawah
sarang. Telur yang telah dibuahi tadi
mengapung sampai mencapai sarang tersebut.
Telur menetas setelah 2 - 3 hari.
Telur kemudian dijaga oleh jantan, terutama dari gangguan-gangguan lain
yang mendekat.
PERAN
IKAN SEPAT SIAM DI PERAIRAN
Ikan ini hidup di rawa-rawa, danau,
aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di dataran rendah
termasuk sawah-sawah serta saluran irigasi. Di saat musim banjir, penyebarannya
meluas mengikuti aliran banjir ini. Sepat Siam memangsa zooplankton, krustasea
kecil dan aneka larva serangga. Pada musim berbiak, ikan jantan membangun
sebuah sarang busa untuk menampung dan memelihara telur-telur sepat betina,
yang dijagainya dengan agresif (Sudarsono,2010).
TINGKAH
LAKU IKAN SEPAT SIAM
Menurut Odum (1971), tingkah laku ikan
Sepat Siam merupakan fototaksis positif. Dikarenakan ikan sepat apabila
diberikan cahaya akan mendekati cahaya. Itu disebabkan karena ikan sepat hidup
di permukaan perairan yang dimana langsung dekat oleh cahaya. Fototaksis adalah
gerak taksis yang menyebabkan oleh adanya rangsangan berupa cahaya. Ikan
tertarik cahaya melalui otak (pineal rigean pada otak). Peristiwa tertariknya
ikan pada cahaya disebut fototaksis.Dengan demikian ikan tertarik oleh cahaya
hanyalah ikan-ikan fototaksis,yang umumnya adalah ikan-ikan pelagis dan
sebagian kecil ikan demersal,sedangkan ikan-ikan yang tidak tertarik oleh
cahaya akan menjauhi cahaya biasa disebut fotophobi (Sudarsono, 2010).
MANFAAT
IKAN SEPAT SIAM
Sepat siam merupakan ikan konsumsi
yang penting, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual
dalam keadaan segar di pasar, sepat siam kerap juga diawetkan dalam bentuk ikan
asin dan diperdagangkan antar pulau di Indonesia (Huda, 2015).
PENULIS
Nabila Az Zahra
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
DAFTAR
PUSTAKA
Azis D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri
Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Froese E. R and Pauly. D. 2007 version. N.p.:
FishBase, 2007. " Cidochaichtyes Anoples ". FishBase.
Huda, I. 2015. Penharuh Kuantitas Garam
Terhadap Kualitas Bekasam Serta Sumbangsihnya Pada Materi Bioteknologi Di Kelas
IX SMP/MTS. SKRIPSI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universsitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang. 115 Halaman.
Irpan, 2014. Gambar Ikan Sepat Siam
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari,
S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi.
Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta.
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. 3rd
Edition. W.B. Sounders Company, Philadelpia. pp. 368-381.
Sudarsono dan Moyoginta. 2010. Pengaruh
Kromanium dalam Pakan Terhadap Kadar Glukosa Darah, Koesien Respirator,
Ekstkresi NH3-N dan Pertumbuhan Ikan Gurami; Vol. 10 No. 1 hal. 25-29.
Sugio. 1996. Preferensi Pakan Sepat Siam(Cidochaichtyes
Anoples) Melalui Teknis Analisis Lambung dan Pengajarannya di Sekolah Menengah
Umum. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya
Suyanto, S. Rachmatun. 1995. “Parasit Ikan dan Cara-cara
Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.
Post a Comment for "Ikan Sepat Siam; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"