PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Budidaya
ikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting saat ini dan masa yang akan
datang. Hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu jenis pangan yang sangat
dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual relatif murah dan mempunyai
kandungan gizi yang lengkap. Dengan mengkonsumsi ikan maka kebutuhan gizi
manusia akan terpenuhi. Oleh karena itu kemampuan sumberdaya manusia untuk
memproduksi ikan budidaya sangat dibutuhkan.
Dalam
usaha budidaya ikan pembudidaya harus memperhatikan parameter kualitas air yang
mempengaruhi kehidupan ikan. Parameter kualitas air ini meliputi parameter
fisika (suhu, kecerahan, kedalaman air, substrat, warna perairan), kimia (pH,
DO, alkalinitas, kesadahan, TAN, TOM, nitrat, BOD, karbondioksida), dan
biologi. Parameter-parameter tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesensitifan
ikan yang berakibat pada stress.
Ikan
sangat sensitif terhadap perubahan apapun baik itu bersifat eksternal maupun
internal. Mahkluk ini sangat cepat merespon segala macam bentuk faktor tersebut
untuk tetap mempertahankan homeostasis tubuh sehingga ia tetap bisa bertahan
hidup. Perubahan eksternal yang dapat menimbulkan respon stres diantaranya bisa
terjadi akibat perubahan lingkungan, kualitas air, penanganan, dan lain
sebagainya yang berasal dari luar tubuh ikan. Sedangkan yang termasuk faktor
internal adalah yang terkait langsung pada proses yang terjadi di dalam tubuh
ikan. Misalnya pada ikan yang terserang penyakit dan ketidaksenimbungan nutrien
yang berujung pada kematian.
Salah
satu parameter kualitas air yang perlu diperhatikan dalam budidaya adalah
kesadahan. Kesadahan dapat berperan baik dalam budidaya ikan karena dapat
menstabilkan pH air. Tetapi tingkat kesadahan yang terlalu tinggi juga bisa
menyebabkan kematian pada ikan. Oleh karena itu pengendalian terhadap tingkat
kesadahan perlu diperhatikan.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana
pengaruh kesadahan dalam budidaya ikan?
Bagaimana
cara menganalisa kesadahan pada suatu perairan?
TUJUAN
Mengetahui
pengaruh kesadahan dalam budidaya ikan.
Mengetahui
cara menganalisa kesadahan pada suatu perairan.
MANFAAT PENULISAN
MAKALAH
Hasil
penulisan makalah ini diharapakna bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang
pengaruh kesadahan terhadap budidaya ikan serta menganalisa kesadahan pada
suatu perairan.
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN KESADAHAN
Kesadahan
adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung kation penyebab
kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logam- logam atau
kation-kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab
utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kalsium dalam air
mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat, khlorida dan
nitrat, sementara itu magnesium dalam air kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat dan khlorida. Kesadahan dibagi atas dua jenis kesadahan,
yaitu kesadahan sementara (temporer) dan kesadahan tetap (permanen). Kesadahan
sementara disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-2) dan bikarbonat (HCO3-)
dari kalsium dan magnesium, kesadahan ini dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan atau dengan pembubuhan kapur tohor. Kesadahan tetap disebabkan oleh
adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO4-2) dari kalsium dan
magnesium, kesadahan ini disebut juga kesadahan non karbonat yang tidak dapat
dihilangkan dengan cara pemanasan, tetapi dapat dengan cara lain dan salah
satunya adalah proses penukar ion. Tingkat kesadahan di berbagai tempat
perairan berbeda-beda, pada umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang
tinggi, hal ini terjadi, karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur
yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air. Air permukaan tingkat
kesadahan-nya rendah (air lunak), kesadahan non karbonat dalam air permukaan
bersumber dari industri sulfat yang terdapat dalam tanah liat dan endapan
lainnya (Said dan Ruliasih, 2012 dalam Sagala, 2014).
Salah
satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan
unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air, yang keberadaannya biasa disebut dengan
kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan
rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Bagi air rumah tangga tingkat
kesadahan yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena sabun
menjadi kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat oleh
unsur Ca/Mg. Bagi air industri unsur Ca dapat menyebabkan kerak pada dinding
peralatan system pemanasan sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
industri, disamping itu dapat menghambat proses pemanasan. Masalah ini dapat
mengakibatkan penurunan kinerja alat yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kerugian. Oleh karena itu persyaratan kesasadahan pada air industri sangat
diperhatikan. Pada umumnya jumlah kesadahan dalam air industri harus nol,
berarti unsur Ca dan Mg harus dihilangkan sama sekali (Marsidi, 2001 dalam Sagala,
2014).
Kesadahan
disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari batuan dalam
tanah, baik dalam bentuk ion maupun ikatan molekul. Kesadahan juga berasal dari
kontak air dengan tanah dan bebatuan. Air hujan sebenarnya tidak memiliki kemampuan
untuk melarutkan ion-ion penyusun kesadahan yang banyak terikat di dalam tanah
dan batuan kapur, meskipun memiliki kadar karbondioksida yang relatif tinggi.
Larutnya ion-ion yang dapat meningkatkan nilai kesadahan tersebut lebih banyak
disebabkan oleh aktivitas bakteri di dalam tanah, yang banyak mengeluarkan
karbondioksida. Pada Tabel 1 berikut dapat dilihat klasifikasi perairan
berdasarkan nilai kesadahannya menurut Peavy et al. (1985) dalam Hastuti et al.
(2012).
Tabel
1. Klasifikasi Perairan Berdasarkan Nilai Kesadahan
Nilai Kesadahan
(mg/liter CaCO3)
|
Klasifikasi Perairan
|
< 50
|
Lunak (soft)
|
50 – 100
|
Menengah (moderately
hard)
|
150 –
300
|
Sadah (Hard)
|
> 300
|
Sangat Sadah (Very
Hard)
|
Air
permukaan biasanya memiliki nilai kesadahan yang lebih kecil dari pada air
tanah. Perairan dengan nilai kesadahan kurang dari 120 mg/liter CaCO3 dan lebih
dari 500 mg/liter CaCO3 dianggap kurang baik bagi peruntukan domestik,
pertanian, industri dan budidaya ikan. Namun, air sadah lebih disukai oleh ikan
dari pada air lunak (soft).
Nilai
kesadahan diperlukan dalam penilaian kelayakan perairan untuk kepentingan
domestik dan perikanan. Kesadahan yang tinggi dapat menghambat sifat toksik
dari logam berat, karena kation-kation penyusun kesadahan (kalsium dan
magnesium) membentuk senyawa kompleks dengan logam berat. Nilai kesadahan air
sungai tempat ikan Botia hidup berkisar 24,221-31,674 menunjukkan nilai
kesadahan rendah atau lunak. Tingkat kesadahan ini masih dalam toleransi ikan
Botia, terbukti masih adanya ikan yang tertangkap saat kondisi air tersebut
(Robin, 2007).
PENGARUH KESADAHAN
DALAM BUDIDAYA IKAN
Kesadahan
dan salinitas yang saling berinteraksi memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap laju pertumbuhan harian, berbeda dengan pengaruhnya terhadap
kelangsungan hidup ikan. Proses kerja osmoregulasi yang terjadi karena keadaan
hipertonik ikan terhadap lingkungan akan berkurang dengan adanya kondisi
salinitas 3 ppt dan cenderung menjadi lebih isotonik. Keadaan ini menyebabkan
energi untuk osmoregulasi berkurang dan memberikan dampak lain yaitu
peningkatan buangan amonia dan nitrit dalam air. Kesadahan yang mengandung ion
kalsium, magnesium dan karbonat serta salinitas yang mengandung unsur dominan
ion natrium dan klorida mengakibatkan terjadinya pertukaran ion pada epitelium
insang sebagai membran pemisah antara darah dan air. Pertukaran Na+/H+ dan
Cl-/HCO3- meningkatkan ekskresi amonia sehingga konsentrasinya dalam air
meningkat. Selain itu, ion kalsium dan klorida menyebabkan kitrit kalah
bersaing dalam penyerapannya oleh epitelium insang karena epitelium insang
cenderung mengikat ion kalsium dan klorida daripada nitrit (Wedemeyer, 1996
dalam Nirmala, 2005). Hal itu menyebabkan konsentrasi nitrit dalam air menjadi
tinggi. Semakin banyak kapur yang terkandung dalam air yang mempunyai kesadahan
lebih tinggi, kurang baik untuk pertumbuhan ikan seperti terjadi pada perlakuan
III sehingga pertumbuhan menurun tajam.
Peningkatan
kesadahan difungsikan sebagai penjaga kestabilan nilai pH agar tidak mengganggu
keseimbangan (homeostasi) di perairan. Sifat pH yang fluktuatif dapat
dikendalikan dengan penyangga (buffer), salah satunya melalui metode
pengapuran. Pengapuran akan meningkatkan konsentrasi kesadahan dan/atau
alkalinitas sebagai penyangga pH di perairan (Boyd, 1982 dalam Nirmala, 2005).
Selain itu kapur yang mengandung kalsium dapat mensuplai kebutuhan kalsium ikan
untuk keperluan metabolisme dan pertumbuhannya. Nilai kesadahan yang memberikan
pengaruh nyata pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan pada benih ikan patin
(Pangasius hypophthalmus) adalah 75 mg/L setara CaCO3 (Nurhidayati, 2000 dalam
Nirmala, 2005).
Menurut
Sutrisno (2004) dalam Irwanto (2011), kalsium yang konsentrasinya lebih rendah
dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh pada ikan, sedangkan
konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada
pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh
untuk 18 pertumbuhan tulang, akan tetapi konsentrasi yang lebih besar dari 150
mg/l dapat menyebabkan rasa mual pada ikan.
Kadar
optimum kesadahan yang baik untuk budidaya adalah berkisar 120-420 mg/l. Pada
umumnya kisaran ini cukup tinggi namun masih mampu ditolerir oleh ikan karena
selama proses pemeliharaan tidak menimbulkan efek tertentu pada pembesaran ikan
budidaya. Kesadahan pada kolam budidaya disebabkan karena perairan kolam
mengandung kalsium, magnesium, sulfat, dan karbonat yang tinggi (Nurhidayati,
2000 dalam Rahmawati, 2015).
CARA MENGANALISIS
KESADAHAN DALAM PERAIRAN
Untuk
menganalisis tingkat kesadahan dalam suatu perairan dilakukan dengan
menggunakan metode spektros-kopi serapan atom untuk mengukur serapan kalsium
dan magnesium dalam air sampel. Selanjutnya menggunakan metode kurva kalibrasi
dengan ditentukan konsentrasi kalsium dan magnesium di dalam air sampel.
Bahan-bahan
yang digunakan dalam penelitian antara lain kalsium karbonat, magnesium oksida,
lanthanum klorida, asam klorida, asam nitrat, kalium klorida dan akuades.
Menurut
Sulistyani et al. (2012), prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan untuk
menganalisis kesadahan suatu perairan dengan menggunakan menggunakan metode
spektros-kopi serapan atom dan kurva kalibrasi adalah sebagai berikut :
|
Larutan sampel dalam kondisi asam (pH ± 3) dihomogenkan, disaring,
kemudian dibagi menjadi 2.
|
Larutan sampel bagian pertama diambil 50 mL dimasukkan ke dalam gelas
beker 100 mL dan dipanaskan hingga
setengannya. Setelah dingin, larutan disaring dan dituangkan ke dalam gelas
ukur 50 mL. Kemudian larutan ditambahkan akuades hingga tanda batas. Setelah
itu, larutan diambil menggunakan pipet 10 mL dimasukkan ke dalam gelas ukur
50 mL, kemudian ditambahkan larutan buffer ionisasi 10 mL dan akuades hingga
tanda batas. Selanjutnya, larutan sampel tersebut siap dianalisis kandungan
Ca dan Mg-nya dengan menggunakan SSA.
|
Larutan sampel bagian kedua diambil 10 mL dimasukkan ke dalam labu ukur
50 mL. Kemudian, ditambahkan larutan buffer ionisasi 10 mL dan akuades hingga
tanda batas labu ukur. Setelah itu, larutan sampel diukur kandungan Ca dan
Mg-nya dengan menggunakan SSA. Serapan kalsium diukur pada daerah panjang
gelombang 422,7 nm, sedangkan serapan magnesium diukur pada daerah panjang
gelombang 285,2 nm.
|
Selanjutnya konsentrasi analit ditentukan dengan cara memplotkan nilai
absorbansi sampel pada masing-masing kurva kalibrasi, kemudian menarik garis
lurus ke bawah. Nilai konsentrasi analit juga dapat ditentukan dengan
memasukkan nilai absorbansi analit.
|
Sedangkan
analisis kesadahan dengan itrimetri menurut SNI (06-6989.12-2004) dalam
Sagala (2014) adalah sebagai berikut :
|
Diambil 25 ml contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 250 mL, encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL.
|
Ditambahkan 1mL sampai dengan 2 ml larutan penyangga pH 10 + 0,1.
|
Ditambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator EBT.
|
Dilakukan titrasi dengan larutan baku Na2 EDTA 0,01 M secara perlahan
sampai terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru.
|
Dicatat volume larutan baku Na2 EDTA yang digunakan. Apabila larutan
Na2 EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 ml.
|
Diulangi titrasi tersebut 2 kali, kemudian rata-ratakan volume Na2 EDTA
yang digunakan.
|
Menurut
Hastuti et al. (2012), hasil kesadahan total yang diperoleh dapat dihitung
menggunakan rumus :
Kesadahan
total (mg/L)=(mL titran x N titran x 100,1 x 1000)/(mL air sampel)
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :
|
Kesadahan adalah keadaan air yang mengandung ion-ion logam terutama
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
|
Kesadahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu kesadahan sementara
(temporer) dan kesadahan tetap (permanen).
|
Tingkat kesadahan dalam budidaya berpengaruh pada ikan, kesadahan
tinggi yang disebabkan oleh banyaknya kandungan kapur dapat menyebabkan
dampak buruk bagi pertumbuhan ikan. Tetapi kapur yang mengandung kalsium
dapat mensuplai kebutuhan kalsium ikan untuk keperluan metabolisme dan
pertumbuhannya.
|
Metode analisis kesadahan bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu metode
spektros-kopi serapan atom, kurva kalibrasi, dan itrimetri.
|
SARAN
Dalam
pengelolaan kolam budidaya ikan perlu diperhatikan parameter fisika dan kimia
yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup ikan, salah satunya adalah kesadahan.
Oleh karena itu metode analisis tingkat kesadahan perlu disosialisasikan kepada
para pengelola budidaya.
PENULIS
Taufik Anshar Prayoga
Karahani L. Rahman
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
PENULIS
Taufik Anshar Prayoga
Karahani L. Rahman
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti,
Yuni Puji, D. Djokosetiyanto dan Ide Permatasari. 2012. Penambahan Kapur CaO
pada Media Bersalinitas untuk Pertumbuhan Benih Ikan Patin Pangasius
hypothalamus. Jurnal Akuakultur Indonesia. Departemen Budidaya Perairan. FPIK.
IPB. 11 (2) : 168-178.
Irwanto,
Robert. 2011. Pengaruh Pembuangan Limbah Cair Industri Tahu terhadap Kualitas
Air Sumur di Kelurahan Krobokan Kota Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang.
Nirmala,
K., R. Wulandari dan D. Djokosetiyanto. 2005. Pengaruh Kesadahan pada Media
Budidaya Bersalinitas 3 ppt terhadap Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Ikan Barbir (Barbus conchonius Hamilton-Buchanan). Jurnal Akuakultur Indonesia.
Jurusan Budidaya Perairan. FPIK. IPB. 4 (1): 17-24.
Rahmawati,
Novia. 2015. Manajemen Kualitas Air pada Pembesaran Ikan Patin Siam
(Pangasianodon hypopthalmus) Kolam Dalam di Balai Layanan Usaha Produksi
Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang. Artikel Ilmiah. Universitas Airlangga:
Surabaya.
Robin.
2007. Inventarisasi Parasit pada Ikan Hias Botia (Botia macracanthus) di Sungai
Kelekar, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Akuatik-Jurnal
Sumberdaya Perairan. Vol. 2 (1) : 1-7.
Sagala,
Hendri Trisno. 2014. Uji Penambahan Media Tanah pada Saringan Pasir Lambat Pipa
(SPL-P) terhadap Beberapa Parameter Kimia Air Hasil Penyaringan. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.
Sulistyani,
Sunarto dan Annisa Fillaeli. 2012. Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah Sekitar
Pantai Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Sains Dasar. Jurusan
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Vol. 1 No. 1 hlm 35-37.
Post a Comment for "Pengaruh Kesadahan Dalam Budidaya Ikan (Limnologi Atau Limnology)"