BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Menurut
Subekti (2009), pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi
dengan semakin merebaknya permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan
limbah cair yang ditimbulkan oleh aktifitas dalam rumah tangga. Kondisi
perairan di kota-kota besar mempunyai kondisi yang sangat memprihatinkan.
Pencemaran air sungai yang meningkat khususnya pada sungai-sungai yang
melintasi perkotaan dan permukiman yang padat, Hal itu disebabkan karena sampai
saat ini sistem pengolahan dan pembuangan limbah rumah tangga di kota-kota
besar masih menggunakan cara tradisional yaitu mengalirkan secara langsung
melalui saluran pembuangan menuju ke riol utama kota dan berakhir di pantai
atau laut sebagai saluran pembuangan akhir. Akibat yang dapat ditimbulkan yaitu
terjadinya kerusakan lingkungan pada tempat-tempat pembuangan limbah rumah
tangga seperti sungai, rawa-rawa dan perairan pantai. Demikian pula pencemaran
pada sumur-sumur penduduk beserta sumber air lainnya sebagai akibat rembesan
limbah rumah tangga baik dari saluran pembuangan maupun dari badan-badan air
yang telah tercemar. Oleh karena itu peran serta masyarakat serta industri atau
kegiatan yang menghasilkan limbah harus menerapkan pembangunan berwawasan
lingkungan.
Menurut
Efendy (2013), berdasarkan data survei Direktorat Pengembangan Air Minum
(2006), menyebutkan bahwa dalam satu hari tiap orang di Indonesia rata – rata
memakai air bersih sebesar 144 liter. Sebagian besar penggunaan air bersih
digunaan untuk proses mencuci pakaian dan mandi. Jika dalam satu hari setiap
dibutuhkan 100 liter air untuk mandi dan mencuci maka sejumlah itulah air
bersih terbuang ke lingkungan. Air bekas cucian dan kamar mandi sudah
terkontaminasi dengan senyawa basa yang didominasi dengan limbah sabun dan
deterjen. Sehingga pembuangan limbah deterjen secara langsung ke lingkungan
akan menurunkan kualitas tanah. Limbah detergen yang dibuah ke sungai akan
menurunkan kualitas air sungai dan membunuh mikroorganisme yang hidup di
sungai.
Air
limbah rumah tangga adalah salah satu bentuk pencemaran suatu perairan. Dan
semakin banyak pertumbuhan jumlah penduduk, maka akan semakin banyak pula air
limbah yang berasal dari limbah rumah tangga. Jika pembudidaya melakukan
budidaya dekat dengan pemukiman, tentunya dapat mengalami penurunan kualitas
air dikarenakan faktor limbah cair dari pemukiman yang memungkinkan masuk ke
dalam kolam budidaya. Dan nantinya akan menurunkan tingkatan produktivitas
kolam budidaya tersebut.
RUMUSAN MASALAH
|
Apakah penjelasan dari pengertian limbah rumah tangga?
|
Apa saja jenis-jenis limbah rumah tangga?
|
Bagaimana sifat limbah rumah tangga yang ada?
|
Apa pengaruh dari limbah rumah tangga dalam budidaya ikan?
|
Bagaimana cara menanggulangi limbah rumah tangga dalam budidaya ikan?
|
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
dari makalah ini adalah agar mahasiswa/i atau pembaca dapat mengetahui dan
mengerti tentang limbah rumah tangga, pengaruhnya dalam budidaya, dan bagaiman
cara penanganannya.
Tujuan
dari makalah ini adalah agar mahasiswa/i atau pembaca dapat mengaplikasikan
cara penanganan yang baik dan benar jika ada bahan limbah dari rumah tangga
yang mengganggu budidaya yang dimiliki.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN LIMBAH
DOMESTIK (RUMAH TANGGA)
Menurut
Efendy (2013), limbah merupakan buangan atau bekas yang berbentuk gas, cair,
dan padat. Menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa air limbah
domestik merupakan air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan,
apartemen, dan asrama. Air limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari
kamar mandi, cucian, dan air bekas industri rumah tangga. Jumlah air limbah
rumah tangga yang terbuang akan selalu bertambah sesuai dengan peningkatan
pertumbuhan penduduk.
Limbah
adalah buangan tidak diinginkan karena tidak menghasilkan nilai ekonomis yang
dihasilkan dari suatu proses produksi baik itu industri maupun dari rumah
tangga. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut di atas memberikan dampak
negative seperti timbulnya pencemaran pada air sehingga berpengaruh pula
terhadap kesehatan manusia. Limbah domestik adalah limbah cair yang berasal
dari masyarakat urban termasuk di dalamnya limbah kota dan aktifitas industri.
Pada umumnya limbah domestik mengandung sampah padat yang berupa tinja dan
limbah cair yang berasal dari sampah rumah tangga (Subekti, 2009).
Jadi,
limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Yang mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah-limbah tersebut dalam
berbagai macam bentuk; ada sampah, air kakus (black water), dan air buangan
dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah domestik akan
merusak kualitas parameter perairan kolam budidaya didekatnya jika tidak di
tanggulangi dengan cepat dan terlanjur masuk ke dalam ekosistem kolam budidaya.
JENIS-JENIS LIMBAH
DOMESTIK (RUMAH TANGGA)
Menurut
Simanungkalit (2010), berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan
menjadi 4 macam, yaitu:
|
Limbah cair, contoh : air bekas cucian, air bekas memasak, air bekas
mandi, dan lain-lain.
|
Limbah padat, limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.
|
Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga,
limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta
dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain,
karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas atau kaca, organik, bakteri, kulit
telur, dan lain-lain.
|
Limbah gas dan partikel.
|
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
|
Menurut
Damanhari dan Padmi (2010), limbah yang dihasilkan dari kegiatan rutin
(sehari-hari) manusia, umumnya dalam bentuk:
|
Cair: dari kegiatan mencuci pakaian dan makanan, mandi, kakus (tinja
dan air seni), menyiram, dan kegiatan lain yang menggunakan air di rumah.
|
Padat: dikenal sebagai sampah (domestik).
|
Jenis-jenis
limbah domestik ada dalam berbagai macam dan bentuk. Ada yang cair, padat, gas
dan bahkan dalam bentuk bahan berbahaya dan beracun. Contoh pada umumnya untuk
limbah domestik cair adalah air detergen, contoh untuk limbah domestik padat
adalah botol-botol plastik dan kaleng-kalengan, contoh untuk limbah domestik
dalam bentuk gas yaitu asap kendaraan bermotor, dan contoh untuk limbah
domestik B3 adalah sisa bahan kimia seperti pestisida dan sebagainya langsung
ke lingkungan. Jadi, limbah domestik dalam jenis apapun akan mengganggu
kegiatan budidaya di sekitarnya yang masuk melalui pencemaran tanah maupun
pencemaran air yang mengalir (sungai) dan masuk ke dalam kolam budidaya.
SIFAT LIMBAH DOMESTIK
(RUMAH TANGGA)
Berdasarkan
sifatnya, limbah sendiri dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu limbah organik
(degradable) dan limbah anorganik (nondegradable). Menurut Widjajanti (2009),
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh organisme
detrivor atau diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Bahan yang
diuraikan berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi, seperti
mineral, minyak bumi dan berasal dari proses industri, seperti botol, plastik,
dan kaleng. Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secara langsung (contohnya
untuk makanan ternak) maupun secara tidak langsung melalui proses daur ulang
(contohnya pengomposan dan biogas). Limbah anorganik yang dapat di daur ulang,
antara lain adalah plastik, logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur
ulang tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill,
pembakaran (incineration), atau penghancuran (pulverisation).
Sedangkan
menurut Damanhari dan Padmi (2010), Sampah yang berasal dari pemukiman/tempat
tinggal dan daerah komersial, selain terdiri atas sampahorganik dan anorganik,
juga dapat berkategori B3. Sampah organik bersifat biodegradable sehingga mudah
terdekomposisi, sedangkan sampah anorganik bersifat non-biodegradable sehingga
sulit terdekomposisi. Bagian organik sebagian besar terdiri atas sisa makanan,
kertas, kardus, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu, dan sampah kebun. Bagian
anorganik sebagian besar terdiri dari kaca, tembikar, logam, dan debu. Sampah
yang mudah terdekomposisi, terutama dalam cuaca yang panas, biasanya dalam
proses dekomposisinya akan menimbulkan bau dan mendatangkan lalat.
Pada
umumnya, limbah domestik bersifat degradable atau dapat diurai dan nondegradable
atau tidak dapat diurai. Contoh limbah domestik yang dapat diurai seperti tinja
dan sisa bahan makanan yang dapat diurai menjadi pupuk kompos atau pupuk
organik. Sedangkan contoh limbah yang tidak dapat diurai yaitu kaleng, kaca,
logam, dan sebagainya. Limbah rumah tangga berisifat toksik terhadap budidaya
perairan. Karena limbah rumah tangga mengandung banyak bakteri, parasit, dan
virus yang berasal dari limbah organik seperti feses manusia, sisa makanan,
sisa sayuran, dan lain-lain. Limbah rumah tangga juga tidak hanya mencemari
dalam budidaya namun di sekitar
lingkungan. Pada sungai yang terdapat limbah akan mempengaruhi laju pertumbuhan
organisme didalamnya.
PENGARUH LIMBAH
DOMESTIK (RUMAH TANGGA) DALAM BUDIDAYA IKAN
Air
bekas cucian yang dibuang ke sungai dapat mengancam lingkungan. Zat yang ada di
dalam detergen memacu pertumbuhan enceng gondok dan gulma air. Ledakan jumlah
tanaman penggangu ini akan menghambat aliran sungai dan menimbulkan
pendangkalan. Tanaman yang menutup permukaan air menghambat masuknya sinar
matahari dan oksigen ke air. Akibatnya kualitas air menurun dan ikan akan makin
susah hidup. Pengaruh yang sama akan terjadi jika busa detergen yang menumpuk
di sungai-sungai menutup permukaan air. Adanya bahan buangan zat kimia yang
berupa sabun (detergen) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan timbulnya
buih-buih sabun pada permukaan air. Bahan antiseptik dalam sabun atau detergen
mengganggu kehidupan mikroorganisme, yang ada di dalam air bahkan dapat
mematikan. Salah satu organisme air yang akan terganggu diantaranya adalah ikan
(Kamiswari et al., 2013).
Zat
toksik dari detergen yang tidak dapat ditolerir oleh ikan sehingga merusak
sistem respirasi tubuh pada ikan. Ikan yang fisiologi tubuhnya dapat menolerir
zat toksik tersebut dapat bertahan hidup hingga akhir penelitian demikian
sebaliknya. Konsentrasi 0% dan 1% dapat ditolerir oleh semua populasi yang ada
pada setiap akuarium. Sehingga kematian konsentrasi tersebut tidak ada dan
paling rendah dari konsentrasi lainnya. Sedangkan konsentrasi 2-5% ikan tampak
ada yang tidak mampu menolerir lingkungan yang buruk akibat limbah detergen
sehingga terjadi kematian yang berbeda pada setiap konsentrasi tersebut
(Yuliani et al., 2015).
Limbah
rumah tangga sangat mempengaruhi kehidupan budidaya perairan dan lingkungan.
Limbah rumah tangga dapat membuat air tercemar yang menimbulkan bau tidak
sedap. Sehingga mengakibatkan bertambahnya populasi mikroorganisme atau bakteri
pathogen yang dapat menularkan penyakit pada organism air khususnya ikan.
Limbah organic juga dapat membuat kandungan oksigen rendah sehingga kualitas
air menjadi menurun.
CARA PENANGANAN
LIMBAH DOMESTIK (RUMAH TANGGA) DALAM BUDIDAYA IKAN
Biodegradasi
merupakan salah satu pengolahan limbah secara biologi yang sering dipilih
karena efektif untuk pengolahan limbah organik terlarut dan membutuhkan biaya
yang sedikit. Namun keberhasilan pengolahan limbah secara biologi sangat
tergantung pada aktivitas dan kemampuan mikroorganisme pendegradasi bahan
organik dalam limbah. Prinsip pengolahan
limbah secara biologi adalah pemanfaatan aktivitas mikroorganisme seperti
bakteri, fungi, dan protozoa. Mikroorganisme tersebut merombak limbah organik
menjadi senyawa organik sederhana dan mengkonversikannya menjadi gas
karbondioksida (CO2), air (H2O) dan energi untuk pertumbuhan dan reproduksinya (Doraja et al., 2012).
Menurut
(Fauzi et al . 2011), penanganan limbah dosmetik adalah dengan metode biology
irigation . Metode ini merupakan metode pengolahan limbah rumah tangga dengan
metode irigasi yang diberi tanaman air dengan model irigasi yang dibuat
sedemikian rupa sehingga waktu resisten air dalam irigasi tersebut lebih lama.
Hal ini bertujuan agar penyerapan limbah oleh tanaman air tersebut menjadi
efesien.
Penanganan
limbah rumah tangga terhadap budidaya dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan
aktivitas bakteri Eco Bast seperti Lactobacillus sp, Rhodopseudomonas sp, Actinomycetes sp,
Streptomyces sp, dan Yeast . Yang masing-masing memiliki peranan penting dalam
sistem penguraian dan pelepasan ion gas-gas beracun yang terjerambab dalam air
limbah. Yang dapat menimbulkan bau tak sedap dan menurunkan kadar BOD, COD,
TSS, H2S, NHx, Methylmercaptan dan lain-lain. Sehingga air limbah yang
dilepaskan ke sungai menjadi aman bagi makhluk hidup lainnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil yaitu
|
Limbah domestik atau rumah tangga merupakan hasil buangan dari
aktivitas pemukiman masyarakat, restauran, dan kegiatan masyarakat lainnya.
|
Jenis-jenis limbah domestik terbagi menjadi 4 (empat), yaitu: limbah
cair, limbah padat, limbah gas, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
|
Sifat limbah domestik sendiri dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu
biodegradable dan non-biodegradable. Biodegradable adalah limbah domestik
yang bersifat organik dan dapat diurai kembali menjadi sesuatu yang
bermanfaat. Sedangkan non-biodegradable adalah limbah domestik yang bersifat
anorganik dan tidak dapat diurai kembali.
Limbah domestik (rumah tangga) sangat berpengaruh dalam budidaya
perikanan. Limbah tersebut dapat menyebabkan bau dan penimbunan bakteri dan
virus penyakit yang dapat menjangkitkan ikan atau organisme akuatik lainnya
yang di budidayakan.
|
Penanggulangan masalah limbah dalam kolam budidaya dapat dilakukan
dengan cara biodegradasi, biology irigation, dan pemanfaatan bakteri Eco Bast
untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh limbah domestik ke dalam
ekosistem budidaya, baik kolam, tambak bahkan sungai sekalipun.
|
SARAN
Indonesia
sangat kaya akan organisme akuatik yang dapat dibudidayakan dan bermanfaat dalam
bidang ekonomis masyarakat sendiri. Namun akan sangat disayangkan apabila
aktivitas masyarakat itu sendiri yang merusak usaha budidaya. Selain akan
mematikan nilai produktivitas pada kolam budidaya, tentunya akan merugikan
pembudidaya. Maka dari itu diharapkan agar walaupun Indonesia adalah negara
keempat terpadat di dunia, Indonesia dapat mengatasi masalah limbah domestik
yang berlebihan agar tidak mengganggu ekosistem sekitar dan juga tidak
mengganggu kegiatan kolam atau tambak budidaya.
PENULIS
Silvia
Anggaita
Sasadhara
Putri Widura
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri,
Enri dan Padmi, Tri. 2010. Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah TL-3104. Program
Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung
Doraja,
P. H., Shovitri, Maya., dan Kuswytasari, N.D. 2012. Biodegradasi Limbah
Domestik dengan Menggunakan Inokulum Alami dari Tangki Septik. Jurnal Sains dan
Seni ITS. Jurusan Biologi FMIPA. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Vol 1 No 1. ISSN: 2301-928X
Efendy,
Ach. Haris. 2013. Pembuatan Air Bersih dari Air Limbah Rumah Tangga Berbasis
Filter Sedergana Sistem Terpusat di Kabupaten Jember. Karya Tulis Ilmiah.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jember: Universitas Jember
Fauzi,
Ahmad., Halawa, Christian., Herdiana, Lella. 2011. Pengolahan Air Limbah
Domestik dengan Metode Biology Irigation Memanfaatkan Eceng Gondok Eichhornia
crassipes (Mart) Solms. di Bak Penampungan sebagai Penyerap Polutan untuk
Mengurangi Limbah Organik dan An-Organik. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Kamiswari,
Rizky., Hidayat, M. Thamrin., Rahayu, Yuni Sri. 2013. Pengaruh Pemberian
Deterjen terhadap Mortalitas Ikan Platy sp. Jurnal Lentera Bio. Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya. ISSN: 2252-3979
Simanungkalit,
Elisabet. 2010. Penentuan Kadar COD (Chemichal Demand) pada Limbah Cair di PT. Industri Karet
Nusantara. USU Institutional Repository. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Medan: Universitas Sumatera Utara
Subekti,
Sri. 2009. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. Jurnal Dinamika Sains.
Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan. Semarang: Universitas Pandanaran. Vol 7 No
14
Widjajanti,
Endang. 2009. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA. Yogyakarta: UNY
Yuliani,
Rifky Luvia., Purwanti, Elly., Pantiwati, Yuni. 2015. Pengaruh Limbah Detergen
Industri Laundry terhadap Mortalitas dan Indeks Fisiologi Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Malang: FKIP UMM. Hlm 822-828
Post a Comment for "Pengaruh Limbah Rumah Tangga Dalam Budidaya Ikan (Limnologi Atau Limnology) "