BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Akuakultur
berasal dari bahasa Inggris yaitu aquaculture, yang memiliki arti aqua:
perairan dan culture: budidaya. Akuakultur merupakan kegiatan untuk memproduksi
biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan
keuntungan (profit). Yang dimaksud budidaya adalah kegiatan pemeliharaan untuk
memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan (growth) dan meningkatkan mutu biota
akuatik sehingga memperoleh keuntungan.
Dalam
beberapa evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa, perikanan budidaya Indonesia
menciptakan manfaat yang signifikan bagi ekonomi Indonesia melalui gabungan
produksi untuk domestik dan ekspor. Kelayakan ekonomi dan nilai sistem budidaya
dievaluasi menurut nilai moneter yang dihasilkannya pada tingkat negara dan
juga keuntungan yang diterima oleh usaha budidaya perikanan dan kepala keluarga
yang terkait.
Prakteknya,
dalam budidaya perairan diperlukan adanya manajemen dalam kualitas air untuk
menstabilkan parameter kualitas air, baik parameter fisika maupun parameter
kimia. Manajemen kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
fitoremediasi maupun bioremediasi. Fitoremediasi adalah suatu teknologi
pemanfaatan tumbuhan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kehadiran bahan
pencemar (polutan) didalam tanah air. Contohnya dengan menggunakan eceng gondok
dan rumput lau (Gracilaria sp.) Sedangkan Bioremediasi adalah suatu teknologi
pemanfaatan mikroorganisme (jamur bakteri) untuk membersihkan senyawa pencemar
(polutan) dari lingkungan. Contohnya dengan menggunakan probiotik dalam
perairan kolam.
Rumusan
Masalah
|
Apa
pengertian budidaya perairan ?
|
Apa
klasifikasi dan morfologi rumput laut (Gracilaria sp) ?
|
Bagaimana
pengaruh rumput laut (Gracilaria sp.) terhadap budidaya ikan ?
|
Bagaimana
pengaruh rumput laut (Gracilaria sp.) terhadap lingkungan budidaya ?
|
Tujuan
Makalah
|
Untuk
mengetahui pengertian budidaya perairan.
|
Untuk
mengetahui klasifikasi dan morfolgi rumput lau (Gracilaria sp.)
|
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh rumput laut (Gracilaria sp.) terhadap budidaya
ikan.
|
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh (Gracilaria sp.) terhadap lingkungan budidaya.
|
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN BUDIDAYA
PERAIRAN
Budidaya
perairan atau yang sering disebut akuakultur merupakan kegiatan untuk
memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka
mendapatkan keuntungan (profit). Terdapat tiga jenis budidaya yaitu budidaya
budidaya ekstensif, budidaya intensif dan budidaya semi intensif. Dan budidaya
perairan ada dua macam yaitu monokultur dan polikultur.
KLASIFIKASI RUMPUT
LAUT (GRACILARIA SP)
GRACILARIA SP.
Gracilaria
sp. Merupakan salah satu alga laut yang merupakan jenis alga yang berasal dari
kelas alga merah. Alga ini memiliki ciri-ciri umum antara lain tumbuh bercabang
membentuk rumpun dengan tipe percabangan tidak teratur, bentuk thalus pipih
atau silindris, ujung thalus umumnya meruncing, permukaan thallus halus dan
memiiliki garis tengah berkisa 0.5-4mm serta panjang yang dapat mencapai 30cm
(Taylor,1960).
Menurut
Prahastha (2010), Gracilaria sp. Hidup sebagai phytobenthic, melekat dan
menancapkan thallus dengan bantuan cairan perekat pada substrat padat seperti
karang mati, batuan, kayu, kulit kerang dan juga pada substrat yang berlumpur
dan berpasir. Alga jenis ini juga membentuk suatu rumpun yang lebat atau rimbun
yang berbelit-belit dan berkembang biak dengan seksual dan aseksual.
Klasifikasi
Gracilaria sp. Menurut Dawson (1946) sebagai berikut :
Divisio
|
:
Thallophyta
|
Kelas
|
:
Rhodophyceae
|
Ordo
|
: Gigantinales
|
Famili
|
:
Gracilariaceae
|
Genus
|
: Gracilaria
|
Spesies
|
:
Gracilaria sp.
|
PENGARUH RUMPUT LAUT
(GRACILARIA SP.) TERHADAP BUDIDAYA IKAN
Ada
dua macam budidaya perairan yakni budidaya monokultur dan polikutur. Monokultur
merupakan sebuah budidaya dengan memelihara saju jenis ikan pada wadah atau
kolam yang sama, sedangkan polikultur adalah budidaya dengan memelihara dua
jenis atau lebih organismepada wadah yang sama dengan tujuan efiseiensi
penggunaan lahan.
Sistem
budidaya polikultur dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan
pendapatan petani budidaya. Perkembangan budidaya menunjukkan bahwa rumput laut
dapat dibudidayakan bersama udang dan bandeng di tambak. Pengembangan budidaya
rumput laut secara polikultur dengan bandeng maupun udang dimaksudkan untuk
meningkatkan produksi udang dan rumput laut serta mengefektifkan penggunaan tambak
dengan harapan dapat memperbaiki kualitas lingkungan budidaya.
Polikultur
udang vanname dan rumput laut diharapkan dapat menghasilkan udang vanname
sebagai komuditas utama dan rumput laut (Gracilaria sp.) yang merupakan
komoditas sampingan untuk meningkatkan nilai tambah dan memberikan konstribusi
dalam meningkatkan produksi ekspor. Pada sistem monokultur petani budidaya
hanya bisa memanen satu produk dalam satu periode. Namun dengan sistem
polikultur hasil panen dalam satu periode akan bertambah dengan pemanfaatan
lahan luasan yang sama.
PENGARUH RUMPUT LAUT
(GRACILARIA SP). TERHADAP LINGKUNGAN BUDIDAYA
Fitoremediasi
dapat menjadi pilihan khususnya di perairan tambak, teknologi fitoremediasi
dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang memiliki kemampuan menyimpan atau
mengakumilasikan didalam selnya dan kemampuan memetabolisme bahan pencemar
untuk kebutuhan energi dan pertumbuhan. Salah satu tanaman yang digunakan dalam
teknologi fitoremediasi adalah rumput laut (Graciliaria sp.), selain daya
akumulasinya tinggi terhadap Nitrogen
sehingga disebut sebagai “Nitrogen Starved Gracilaria” juga mampu
memanfaatkan limbah bahan organik sebagai sumber nutrient tersebut untuk
kebutuhan energi dan pertumbuhan.
Secara
ekologi kawasan pertambakan termasuk kedalam ekosistem peralihan (pertemuan
antara perairan tawar dan payau) memiliki tekanan yang berat, karena kebutuhan
air tambak yang berkualitas amat tinggi, namun air tambak dipasok dari air laut
dan sungai yang sudah banyak mengalami penurunan kualitas, padahal tambak
sendiri secara internal menghasilkan limbah organik tinggi yang dapat berakibat
buruk terhadap lingkungan tambak budidaya.
Dalam
kegiatan budidaya perikanan, khususnya budidaya tambak udang akan menimbulkan
sejumlah besar limbah nitrogen (N) dan pospor (P). Dengan sifat fitoekstraksi,
dinding thalus Gracilaria mengasborbsi dan menyimpan bahan organik seperti
Nitrogen dan Pospor didalam sel-sel thalus. Selanjutnya, limbah bahan organik
yang tersimpan pada sel rumput laut, pada saatnya akan didegradasi dengan
bantuan fotosintesis sinar matahari akan diasimilasi sehingga terbentuk energi
dan sel sebagai refleksi dari pertumbuhan rumpun tanaman rumput laut tersebut.
Kebutuhan
pertumbuhan rumput laut (Gracilaria sp.) hampir sama dengan kondisi lingkungan
untuk kehidupan bandeng dan udang, sehingga pemanfaatan rumput laut (Gracilaria
sp.) Dengan demimkian, penaman rumput laut di perariran tambak budidaya dengan
kandungan nitrogen yang berlimpah kelebihan pakan, sangat menguntungkan, dimana
rumput laut butuh nitrogen yang cukup untuk pertumbuhan dan disisi lain juga
damapt mengurangi pencemaran N-organik yang terjadi di ekosistem perairan.
Melimpahnya nutrien di perairan tambak budidaya terjadi karena adanya akumulasi
dekomposisi tanaman, limbah domestik, limbah perairan dan industri.
PENGARUH PADAT
PENEBARAN GRACILARIA SP. DALAM BUDIDAYA POLIKULTUR DENGAN IKAN BANDENG (CHANOS
CHANOS)
Terdapat
pengaruh antara padat tebar Gracilaria sp. terhadap kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan bandeng pada budidaya sistem polikultur. Untukini
mengefisiensikan relung ekologis yang kosong, dilakukan dengan menebar rumput
laut (gracilaria sp) bersama dengan ikan bandeng (chanos chanos). Pemanfaat ini
bertujuan untuk memberikan oksigen dan tempat berlindung bagi ikan bandeng dan
memberikan nutrient atau pupuk hasil sisa metabolism dari ikan bandeng. Ikan
bandeng dan rumput laut dapat hidup bersama. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan
produksi dengan meningkatkan padat tebar ikan dan melakukan polikultur untuk memanfaatkan
relung ekologis.
Penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan tiga perlakuan, yakni kolam tanpa gracilaria,
kolam dengan 250 kg gracilaria, dan kolam dengan 500 kg gracilaria. Pada hasil
penelitian tersebut menunjukan bahwa hasil kelangsungan hidup sebesar
99.85-100%. Hal ini karena ikan bandeng memiliki tingkat toleransi yang tinggi
terhadap perubahan suhu dan salinitas. Kebutuhan pakan dan kualitas air juga
mendukung tingginya kelangsungan hidup.
Perlakuan
500 kg gracilaria sp memberikan pengaruh besar dibandingkan dengan perlakuan
lainnya (tanpa gracilaria sp atau 250 kg gracilaria sp). Pertumbuhan pada
perlakuan 500 kg gracilaria sp ini disebabkan mendapat pakan tambahan selain
plankton dan klekap, yakni thallus gracilaria sp. Bahan organic hasil
metabolism dapat digunakan oleh gracilaria sp untuk pertumbuhannya. Air yang
kaya akan unsur hara, bebas suspense bahan organic, dan hama pengganggu
merupakan syarat bagi pertumbuhan rumput laut.
Hasil
penelitian tersebut menunjukan bahwa padat penebaran gracilaria sp. Memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan panjang ikan bandeng berkisar 5.5-6.9 cm. pada
perlakuan 500 kg gracilaria memberikan pengaruh yang lebih besar. Hal ini dapat
disebabkan karena tidak terjadi perebutan makanan dan ukuran tambang yang
sesuai. Sehingga, pakan tang ada dalam tambak sesuai dengan kebutuhan pakan
ikan bandeng.
Sedangkan
kualitas air pada kolam menunjukkan bahwa kolam memiliki nilai – nilai
parameter yang masih sesuai dengan kisaran optimum dan masih dapat di tolerir oleh
ikan bandeng. Kolam juga menunjukan tingkat kecerahan yang tinggi karena
gracilaria sp. dapat mengendalikan tingkat kecerahan tambak. Nilai salinitas
juga menunjukan nilai yang stabil pada kisaran 15-35 ppm yang masih berada pada
rentang nilai yang optimal. Kadar oksigen dalam peraiaran juga menunjukan nilai
yang baik dan berada dalam kisaran nilai optimum.
Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan padat tebar 500kg gracilaria pada
kolam dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Kelangsungan hidup
sebesar 100%. Pertumbuhan bobot sebesar 9.26 dan pertumbuhan panjang sebesar
6.892 cm.
GRACILARIA SP.
SEBAGAI PENYEIMBANG NITROGEN DAN FOSFAT DALAM BIOREMEDIASI PADA PERAIRAN
BUDIDAYA
Menurut
Brooker (2008), biormediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim – enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah
struktur kimia polutan. Peristiwa ini disebut biotransformasi. Pada banyak
kasus, biotrasnformasi berujung pada biodegradasi, saat polutan beracaun
terdegradasi, strukturnya akan menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Budidaya marikultur yang
dilakukan secara intensif pada spesies ikan, udang, kerang-keragan dan jenis
komoditas akuatik lainnya tidak hanya telah meningkatkan konsentrasi nutrient
pada perairan pantai saja, tetapi juga meningkatkan materi anorganik terlarut dan
meningkatkan sedimentasi pada lingkungan. Dengan menggunakan sistem akuakultur
multi-trofik terintegrasi (IMTA), Gracilaria sp. dapat melakukan fotosintesis
dengan bantuan sinar matahari untuk menyaring nutrient dan menghasilkan
oksigen.
Overfishing
dan polusi pada perairan menyebabkan panen menjadi buruk dan gagal memenuhi
jumlah pasar. Penelitian polikultur antara Gracilaria chouae dengan Sparus
microcephalus dilkakukan untuk mengetahui efisiensi rumput laut tersebut
sebagai bioremediasi. Hasil penelitian tersebut menunjukan pertumbuhan
Gracilaria chouae sebesar 8.47 gram/hari dan saat dipanen mencapai 23 kali dari
berat awal saat diletakkan dalam kolam. G. chouae yang digunakan sebagai
bioremediation mampu menurunkan kadar nitrogen fosfor sebesar 0.971ppm menjadi
0.570ppm dan 0.052 menjadi 0.028ppm. Hal ini menunjukan bahwa G. chouae dapat
digunakan sebagai penurun kadar nitrogen dan fosfat dalam perairan hingga 40%.
Pada penelitian lain menunjukan bahwa untuk genus Gracilaria memiliki fungsi
sebagai bioremediasi pada perairan karena mampu merubah senyawa organic dan
mengurangi jumlahnya dalam perairan sehingga mengurangi tingkat eutrofikasi.
Sedangkan,
untuk Gracilaria lemaneiformis dapat menurunkan sekitar 5% konsentrasi nitrogen
anorganik yang terlarut dan 27% konsentrasi fosfor anorganik yang terlarut
dalam perairan. Pada sistem budidaya polikultur komoditas Litopenaeus vannamei
dengan Gracilaria sp. ditemukan bahwa Gracilaria sp. dapat menurunkan Kebutuhan
oksigen kimia, nitrogen, dan fosfor.
Sebelum
dilakukannya penebaran Gracilaria sp. kolam mengalami eutrofikasi, namun
setelah dilakukannya kultivasi, kandungan bahan organic dalam perairan
mengalami penurunan dan cenderung kembali ke kondisi normal. Sedangkan untuk
pertumbuhan rumput laut sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil adalah bahwa Gracilaria sp. memiliki pengaruh pada budidaya
ikan, baik pada lingkungan budidaya maupun pada komoditas yang dibudidayakan.
Pada lingkungan budidaya, Gracilaria sp. dapat berperan sebagai fitoremedian,
bioremediasi, penyeimbang bahan anorganik yang terlarut dalam perairan.
Sedangkan pada komoditas yang dibudidayakan, Gracilaria sp. memiliki pengaruh
sebagai penyedia tempat berlindung dari sinar matahari, penyedia pakan alami,
dan memberi nutrisi tambahan pada ikan.
SARAN
Sebaiknya
dilakukan penelitan lebih mendalam terhadap pengaruh Gracilaria sp. pada air
perairan budidaya dan juga pengaruhnya terhadap komoditas yang sedang dibudidayakan
baik secara kandungan gizi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan.
PENULIS
Kiki
Nur Azam K.
Ema
Ladiana Farida
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Brooker,
R. 2008. Biology. New York : McGraw-Hill. 1392 hal.
Huo,
Y., H. Wu, Z. Chai, S. Xu, F. Han, L. Dong, dan P. He. 2012. Bioremediation
effieciency of Gracilaria verrucosa for an integrated multi-trophic aquaculture
system with Pseudosciaena crocea in Xiangshan Harbor, China. Aquaculture.
326-329 : 99-105.
Komarawidjaja,
W. 2005. Rumput Laut Gracilaria sp. sebagai Fitoremedian Bahan Organik Perairan
Tambak Budidaya. Jurnal Teknik Lingkungan 6(2) : 410-415.
Prahastha,
I. 2010. Produksi Etanol dari Rumput Laut ¬Sargassum sp. dan Limbah Agar
Gracilaria sp. [Skripsi]. Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Priono,
B., S. Andriyanto, dan I. Insan. 2012. Polikultur Rumput Laut (Gracilaria
verrucosa) dengan Bandeng di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Media Akuakultur.
7(1) : 26-31.
Reksono,
B., H. Hamdani, dan Yuniarti M.S. 2012. Pengaruh Padat Penebaran Gracilaria sp.
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos) pada
budidaya sistem polikultur. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(3) : 41-49.
Wu,
H., Y. Huo, F. Han, Y. Liu, dan P. He. 2015. Bioremediation using Gracilaria
chouae co-cultured with Sparus microcephalus to manage the nitrogen and
phosphorus balance in an IMTA system in Xiangshan Bay, China. Marine Pollution.
91 (2015). 272-279.
Post a Comment for "Rumput Laut (Gracilaria Sp) Pada Budidaya Ikan (Limnologi Atau Limnology)"