BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pengembangann
usaha perikanan budidaya sangat tergantung kepada ketersediaan induk unggul dan
benih berkualitas serta ketersedian pakan. Potensi sumberdaya perikanan
budidaya cukup besar dengan aneka jenis ikan dan biota air laut yang bernilai
ekonomis memungkinkan untuk dibudidayakan. Pakan merupakan kunci keberhasilan
dalam budidaya perikanan, karena berpengaruh terhadap ketahanan dan
perkembangan larva.
Pakan
alami mempunyai kandungan gizi yang lengkap, mudah dicerna dalam saluran
pencernaan, tidak menyebabkan penurunan kualitas air dan dapat meningkatkan
daya tahan benih ikan terhadap penyakit maupun perubahan kualitas air dan
ukuran dari pakan alami yang diperlukan untuk benih ikan harus lebih kecil dari
ukuran lebar mulutnya.
Jenis
pakan yang dapat diberikan pada ikan ada dua jenis, yaitu pakan alami dan pakan
buatan. Pakan alami adalah sejenis pakan ikan yang berupa organisme air renik
atau plankton seperti fitoplankton dan zooplankton. Dalam suatu perairan
plankton memegang peranan yang sangat penting. Fungsi ekologisnya sebagai
produser primer dan awal mata rantai dalam jaringan makanan menyebabkan
plankton sering dijadikan skala ukuran kesuburan suatu ekosistim (Umar, 2002
dalam Alamanda et al., 2012).
RUMUSAN MASALAH
Apa
yang dimaksud dengan zooplankton?
Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi zooplankton?
Bagaimana
pengaruh zooplankton terhadap budidaya ikan?
Apa
saja klasifikasi dari zooplankton?
TUJUAN
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh zooplankton dalam
budidaya ikan, mengetahui pengertian zooplankton, mengetahui klasifikasi zooplankton dan faktor-faktor yang
mempengaruhi zooplankton.
MANFAAT
Manfaat
pembuatan makalah ini adalah dapat memahami dan mengetahui pengertian zooplankton,
faktor-faktor yang mempengaruhi zooplankton, klasifikasi zooplankton, serta
pengaruh zooplankton dalam budidaya ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
ZOOPLANKTON
Menurut
Prasetyaningtyas et al. (2012), Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat
hewani, zooplankton memegang peranan sebagai konsumen primer di dalam perairan.
Zooplankton
merupakan organisme air yang memainkan peran yang sangat penting dalam menopang
rantai makanan di perairan. Walaupun daya geraknya terbatas dan distribusinya
ditentukan oleh keberadaan makanannya, zooplankton berperan pada tingkat energi
yang kedua yang menghubungkan produsen (fitoplankton) dengan konsumen dalam
tingkat makanan yang lebih tinggi (Handayani dan Patria, 2005).
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ZOOPLANKTON
Menurut
Indarawati dan Muhsin (2008), faktor yang mempengaruhi tingkat kelimpahan
zooplankton adalah sebagai berikut:
SALINITAS
Salinitas
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan zooplankton, pada kisaran
salinitas yang tidak sesuai berpengaruh terhadpa tingkat kelangsungan hidupnya
dan pada tingkat pertumbuhannya. Salinitas yang ekstrim dapat menghambat
pertumbuhan dan meningkatkan kematian pada zooplankton. Pada salinitas 0-10 ppt
hidup plankton air tawar, pada salinitas 10-20 ppt hidup plankton air payau,
sedangkan pada salinitas yang lebih besar dari 20 ppt hidup plankton air laut.
SUHU
Secara
fisiologis perbedaan suhu perairan sangat berpengaruh terhadap fekunditas, lama
hidup, dan ukuran dewasa zooplankton. Secara ekologis perubahan suhu
menyebabkan perbedaan komposisi dan kemelimpahan zooplankton. Suhu mempengaruhi
daur hidup organisme dan merupakan faktor pembatas penyebaran suatu jenis dalam
hal ini mempertahankan kelangsungan hidup, reproduksi, perkembangan dan
kompetisi suhu yang baik untuk kemelimpahan zooplankton di daerah tropika
secara umum berkisar antara 24-30 ̊C.
DERAJAT KEASAMAN (PH)
Derajat
keasaman (pH) mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan organisme perairan,
sehingga sering dipakai untuk menyatakan baik
buruknya suatu perairan. pH dapat mempengaruhi plankton dalam proses
perubahan dalam reaksi fisiologis dari berbagai jaringan maupun pada reaksi
enzim. Kisaran pH optimum bagi pertumbuhan plankton adalah 5,6-9,4.
OKSIGEN TERLARUT (DO)
Oksigen
terlarut adalah gas untuk respirasi yang sering menjadi faktor pembatas dalam
lingkungan perairan. Ditinjau dari segi ekosistem, kadar oksigen terlarut
menentukan kecepatan metabolisme dan respirasi serta sangat penting bagi
kelangsungan dan pertumbuhan organisme air.
PERAN ZOOPLANKTON
PADA BUDIDAYA IKAN
Zooplankton
menempati posisi penting dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan di
perairan. Kelimpahan zooplankton akan menentukan kesuburan suatu perairan oleh
karena itu, dengan mengetahui keadaan plankton (zooplankton termasuk di
dalamnya) di suatu daerah perairan, maka akan diketahui kualitas perairan
tersebut.
Zooplankton
menempati posisi penting dalam rantai makanan dan jarring-jaring kehidupan di
perairan. Kemelimpahan zooplankton akan menentukan kesuburan suatu perairan
oleh karena itu, dengan mengetahui keadaan plankton (zooplankton termasuk di
dalamnya) di suatu daerah perairan, maka akan diketahui kualitas perairan
tersebut (Prasetyaningtyas et al., 2012).
Menurut
Kaswandi (2011) dalam Arief Rachman and Elly Asniariati (2012), mengatakan
bahwa Zooplankton memegang peranan penting dalam jaring-jaring makanan di
perairan yaitu dengan memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis. Dalam
hubungannya dengan rantai makanan, terbukti zooplankton merupakan sumber pangan
bagi semua ikan pelagis, oleh karena itu kelimpahan zooplankton sering
dikaitkan dengan kesuburan perairan.
KLASIFIKASI
ZOOPLANKTON
Arinardi
et al., (1994) dalam Arief Rachman and Elly Asniariati (2012), mengatakan bahwa
beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton. Zooplankton
terdiri dari beberapa filum hewan antara lain: filum Protozoa, Cnidaria,
Ctenophora, Annelida, Crustacea, Mollusca, Echinodermata, dan Chordata.
PROTOZOA
Protozoa
dibagi dalam 4 kelas yaitu: Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Kelas
Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semuanya merupakan
plankton seperti Plasmodium dan Nyzobulus yang hidup dalam tubuh manusia dan
ikan. Mengenai Flagellata, dalam hal ini ”Zooflagellata” yang hidup sebagai
plankton (freeliving) sebetulnya semuanya merupakan tipe holozoik dari alga
yang berflagel seperti Pyrrophyta.
Beberapa
flagelata diklasifikasikan sebagai fitoflagelata, akan tetapi karena memiliki
sedikit pigmen fotosintesis dan makan dengan cara memangsa maka dimasukkan ke
dalam golongan zooplankton. Jenis ini paling banyak terdapat dalam peridinia
dan paling banyak diketahui adalah Nocticula miliaris dengan ciri–ciri memiliki diameter 200–1200 µm dan
ditandai dengan flagelum yang panjangnya sama dengan tubuhnya, jenis ini dapat
melakukan bioluminisense.
CNIDARIA
Cnidaria
terdiri dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya pada kelas Hydrozoa,
dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari spesies-spesies berupa ubur-ubur kecil
yang hidup sebagai plankton.
Bentuk
morfologi Cnidaria terkadang sangat rumit walaupun memiliki struktur yang
sederhana. Cnidaria memiliki 2 lapisan sel, yaitu external dan lapisan internal
yang dipisahkan oleh lapisan gelatin non selular yang disebut mesoglea.
Karakteristik penting Cnidaria adalah adanya sel penyengat (nematocysts) yang
menyuntikkan venum yang dapat melumpuhkan mangsanya.
CTENOPHORA
Filum
Ctenophora yang secara taksonomi masih dekat dengan Cnidaria sebagian besar
bersifat planktonik. Semua Ctenophora adalah karnivora rakus, yang menangkap
mangsanya dengan tentakel-tentakel yang lengket atau dengan mulutnya yang
sangat lebar. Untuk bergerak dalam air menggunakan deretan-deretan silia yang
besar yang disebut stenes. Perbedaan Ctenophora dengan Cnidaria adalah tidak
adanya sel penyengat (nematocysts) pada Ctebophora tetapi memiliki sel
pelengket yang disebut coloblast dimana sel ini dapat melekatkan mangsanya.
ANNELIDA
Annelida
ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan air tawar
jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi
parasit pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari
Annelida ini terdapat di pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankton
dari Crustacea. Larva-larva Annelida bernama trochophore larva, jika baru
keluar dari telur, berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus
digesvitus agar di lautan bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang
halus.
ARTHROPODA
Bagian
terbesar zooplankton adalah anggota filum arthropoda. Dari phylum Arthropoda
hanya Crustacea yang hidup sebagai plankton dan merupakan zooplankton
terpenting bagi ikan di perairan air tawar maupun air laut. Crustacea berarti
hewan-hewan yang mempunyai sel yang terdiri dari kitin atau kapur yang sukar
dicerna. Crustacea dapat dibagi menjadi 2 golongan: Entomostracea atau
udang-udangan tingkat rendah dan Malacostracea atau udang-udangan tingkat
tinggi. Sebagian besar dari larva Malacostracea merupakan meroplankton dan
sebagian besar mati sebagai plankton karena dimakan oleh spesies hewan yang
lebih besar atau mati karena kekurangan makanan. Entomostracea yang terdiri
dari ordo-ordo Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda dan Cirripedia, tidak
mempunyai stadium zoea seperti halnya Malocostracea. Entomostracea yang
merupakan zooplankton ialah Cladocera, Ostracoda dan Copepoda, sedangkan dari
Malacostracea hanya Mycidacea dan Euphausiacea yang merupakan zooplankton kasar
atau makrozooplankton.
MOLUSKA
Moluska
terdiri dari klas Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvea) dan Cephalopoda. Di
perairan air tawar, meroplankton dari Gastropoda dan Bivalvea tidak begitu
berperan penting. Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang
lambat. Namun, terdapat pula bermacam moluska yang telah mengalami adaptasi
khusus agar dapat hidup sebagai holoplankton. Moluska planktonik yang telah
mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan heteropoda. Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat dengan
siput dan termasuk kelas Gastropoda. Ada dua tipe pteropoda, yang bercangkang
(ordo Thecosomata) dan yang telanjang (ordo Gymnosomata).
ECHINODERMATA
Phylum
Echinodermata hanya larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton.
Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa
Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genus-genus Echinodermata yang
larva-larvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan
Auricularia, yang ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut
sebagai benthal-fauna. Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam
perkembangannya. Sama seperi hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagik
tergantung pada telurnya, kurang baik atau sudah bagus.
CHORDATA
Chordata
termasuk dalam ordo Mamalia, menurut evolusi merupakan keturunan dari
spesies-spesies yang hidup sebagai zooplankton dan bentuknya mirip dengan
larva-larva Echinodermata. Dari 4 subfilum dari Chordata hanya ada 2 yang hidup
sebagai zooplankton yaitu Enteropneusta dan Urochordata. Larva-larva dari Enteropneusta
inilah yang bentuknya seperti larva Echinodermata, seperti Tornaria-larva.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Zooplankton
merupakan organisme air yang memainkan peran yang sangat penting dalam menopang
rantai makanan di perairan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan
zooplankton antara lain yaitu salinitas, suhu, derajat keasaman (pH) dan
oksigen terlarut (DO). Peran zooplankton pada budidaya ikan yaitu sebagai
rantai makanan pada suatu ekosistem perairan dan sebagai pakan alami bagi ikan.
Jadi, keberadaan zooplankton sangat penting bagi budidaya ikan.
SARAN
Pada
makalah limnologi yang berjudul “Pengaruh Zooplankton Terhadap Budidaya Ikan”
diharapkan agar pembaca lebih memahami dengan jelas tentang pembahasan yang
sudah ada di makalah ini supaya bisa lebih bermanfaat kedepannya.
PENULIS
Devina
Putri Eka Pratiwi
Safira
Cynthia Ainindita
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Alamanda,
Shella., Sri Wiedarti, & Triastinurmiatiningsih. 2012. Kualitas Air Dan Keanekaragaman Jenis
Plankton Di Sungai Cisadane, Jawa Barat. Program Studi Biologi, FMIPA,
Universitas Pakuan, Bogor.
Handayani,
Sri., & Mufti P. Patria. 2005. Komunitas Zooplankton Di Perairan Waduk
Krenceng, Cilegon, Banten. Makara Sains. 9 (2): 75-80.
Indrawati
dan Muhsin. 2008. Keanekaragaman Tumbuhan Air Pada Perairan Sungai Dan Rawa Di
Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Warta Wiptek. 16 (2): 116-122.
Prasetyaningtyas,
Tia., Bambang Priyono, & Tyas Agung Pribadi. 2012. Keanekaragaman Plankton
Di Perairan Tambak Ikan Bandeng Di Tapak Tugurejo, Semarang. Unnes Journal of
life science. 1 (1): 55-61.
Rachman,
Arief. & Elly Asniariati. 2012. Zooplankton Spatial Distribution And
Community Structure In Banggai Sea. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.
4 (2): 247-258.
Post a Comment for "Pengaruh Zooplankton Terhadap Budidaya Ikan (Limnologi Atau Limnology)"