BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada
umumnya budidaya ikan di suatu kolam dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya factor kimia, factor fisika, dan factor biologi. Dalam makalah ini
akan dijelaskan salah satu factor yaitu factor biologi yang mana akan membahas
tentang pengaruh rumput laut Eucheuma cottonii dalam budidaya ikan. Eucheuma
cottonii bias mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan yang
dibudidayakan.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah:
|
Menginformasikan bahwa Eucheuma cottonii memiliki pengaruh bagi
budidaya ikan.
|
Agar pembaca tahu mengapa Eucheuma cottonii bisa mempengaruhi budidaya
ikan.
|
Manfaat
dari pembuatan makalah ini adalah:
|
Memberikan informasi bahwa Eucheuma cottonii memiliki pengaruh bagi
budidaya ikan.
|
Memberitahu mengapa Eucheuma cottonii bisa mempengaruhi budidaya ikan.
|
BAB II
PEMBAHASAN
RUMPUT LAUT
Rumput
laut adalah salah satu bagian dari kingdom Protista, yang mana rumput laut
termasuk dalam algae yang memiliki zat warna hijau atau klorofil. Rumput laut
merupakan bagian terbesar dari tumbuhan laut. Rumput laut dalam bahasa ilmiah
dikenal dengan istilah alga. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya rumput laut
terdiri atas tiga kelas yaitu Chlorophyceae (ganggang hijau), Phaeophyceae
(ganggang coklat), dan Rhodophyceae (ganggang merah). Ketiga kelas ganggang
tersebut merupakan sumber produk bahan
alam hayati lautan yang sangat potensial dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah maupun bahan hasil olahan.
Rumput
laut Eucheuma cottonii adalah salah satu komoditas perikanan yang dapat
meningkatkan usaha perikanan Indonesia. Eucheuma cottonii juga memiliki nilai
ekonomis yang tinggi (Susilowati et.al.,2012).
KLASIFIKASI RUMPUT LAUT EUCHEUMA
COTTONII
Menurut
Jana (2006) dalam Armita (2011), rumput laut jenis Eucheuma cottonii memiliki
klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Division
: Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Bangsa
: Gigartinales
Suku
: Solierisceae
Marga
: Eucheuma
Jenis
: Eucheuma cottonii (Eucheuma alvarezii, Kappaphycus alvarezii)
Menurut
Atmadja, et al (1996) dalam Armita (2011), menyatakan bahwa rumput laut jenis
Eucheuma cotonii memiliki cirri-ciri yaitu : thallus silidris, permukaan licin,
mempunyai tulang rawan (cartilageneus), serta berwarna hijau terang, hijau
olive dan coklat kemerahan. Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,
ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan) dan duri lunak/tumpul, percabangan
bersifat alternates (berseling), tidak teratur, serta dapat bersifat dichotomus
(percabangan dua-dua) atau trichotomus (atau system percabangan tiga-tiga).
PENGARUH EUCHEUMA
COTTONII DALAM BUDIDAYA IKAN
Perkembangan
budidaya laut sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan yang meliputi
faktor fisik, kimia, dan biologi (kesuburan perairan). Perairan yang subur
tentunya dapat mendukung keanekaragaman sumberdaya biota yang tersedia.
Kesuburan perairan dapat diindikasikan dengan kelimpahan fitoplankton yang
tersedia. Perubahan terhadap kualitas perairan dapat ditinjau dari kelimpahan
dan komposisi fitoplankton. Keberadaan fitoplankton di suatu perairan dapat
memberikan informasi mengenai kondisi perairan tersebut. Bahkan beberapa penelitian
menggunakan indek ekologi fitoplankton sebagai indicator pencemaran atau
tingkat tropic (Radiarta, 2013)
Menurut
Nybakken (1992) dalam Agustini (2014), bahwa sifat fisik-kimia suatu perairan
sangat penting dalam ekologi. Sehingga selain melakukan pengamatan terhadap
faktor biotik, perlu juga dilakukan pengamatan faktor abiotik perairan, aspek
saling ketergantungan antara organisme dengan faktor abiotik akan dapat
diperoleh gambaran tentang kualitas suatu perairan.
Selain
itu bentos juga efektif sebagai bioindikator dikarenakan memiliki respon yang
berbeda respon yang berbeda terhadap suatu bahan pencemar yang masuk dalam
perairan sungai dan bersifat immo-bile (Suwondo et al, 2005 dalam Indrowati et al 2012).
Keanekaragaman
dan kelimpahan plankton di suatu perairan dapat dipakai sebagai indikator
kondisi suatu perairan. Indakator fisika dan juga indicator kimia. Indikator
kimia diantaranya adalah keberadaan logam logam berat yang bersifat toksik
(Muslich,2013)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi
dapat disimpulkan bahwa rumput laut Eucheuma cottonni memiliki pengaruh yang
besar bagi budidaya ikan. Salah satunya memiliki nilai ekonomis yang berlebih
serta bisa mengakumulasi logam berat beracun dalam perairan untuk pertumbuhan
ikan budidaya yang bisa juga digunakan sebagai polikultur.
SARAN
Sebaiknya
rumput laut lebih banyak digunakan sebagai media hidup ikan budidaya karena
rumput laut memiliki pengaruh yang besar bagi perairan. Salah satunya bisa
mengakumulasi logam berat yang bersifat toksik bagi perairan sehingga
mengganggu pertumbuhan ikan dalam kegiatan budidaya.
PENULIS
Bramantiyo
Satriyo W
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Agustini,.
M, Sri Oetami .M.2014. Identifikasi Dan Kelimpahan Plankton Pada Budidaya Ikan
Air Tawar Ramah Lingkungan.Surabaya.Universitas Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal
Agroknow Vol. 2 No. 1 Februari 2014.
Armita,
dewi.2011. Analisis Perbandingan Kualitas Air Di Daerah Budidaya Rumput Laut
Dengan Daerah Tidak Ada Budidaya Rumput Laut, Di Dusun Malelaya, Desa Punaga,
Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.Makassar.FPIK UNHAS.
Hidayat,
Muslich.2013. Keanekaragaman Plankton Di Waduk Keuliling Kecamatan Kuta Cot
Glie Kabupaten Aceh Besar.Aceh.Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 1, No. 2,
Ed. September 2013, Hal. 67-136.
Indrowati,
Meti. Tjahjadi Purwoko, Estu Retnaningtyas, Raras Ika Yulianti, Siti Nurjanah,
Dwito Purnomo, Pandu Haryo Wibowo.2012. Identifikasi Jenis, Kerapatan Dan
Diversitas Plankton Bentos Sebagai Bioindikator Perairan Sungai Pepe
Surakarta.Semarang. FKIP UNS. BIOEDUKASI Volume 5, Nomor 2 Halaman 81-91.
Radiarta,
I Nyoman.2013. Hubungan Antara Distribusi Fitoplankton Dengan Kualitas Perairan
di Selat Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.Jakarta. Jurnal Bumi
Lestari, Volume 13 No. 2, Agustus 2013, hlm. 234-243.
Post a Comment for "Peranan Rumput Laut Eucheuma Cottonii (Limnologi Atau Limnology)"