Protein
molecules are vital components of life.
Together with functional RNA, they are primarily responsible for the
manybiological activities of the cell. Proteins define the enzymatic
chemistries and transport processes characteristic of metabolic pathways,
regulate gene expression and many other molecularfunctions, are involved in
signal transduction, and make up the actual molecular and cellular machinery
that fuels life. They are highly diverse and embed hierarchically many layers
of molecular organization (Gustavo et al, 2009).
Molekul
protein adalah komponen vital kehidupan. Bersama-sama dengan RNA fungsional,
mereka terutama bertanggung jawab untuk banyak aktivitas biologis sel. Protein
menentukan kimiawi enzimatik dan proses transportasi yang merupakan
karakteristik jalur metabolisme, mengatur ekspresi gen dan banyak fungsi
molekuler lainnya, terlibat dalam transduksi sinyal, dan membentuk mesin
molekuler dan seluler yang sebenarnya yang mendorong kehidupan. Mereka sangat
beragam dan menanamkan secara hierarkis banyak lapisan organisasi molekuler
(Gustavo et al, 2009).
Pertumbuhan
ikan sangat bergantung kepada energi yang tersedia dalam pakan dan pembelanjaan
energi tersebut. Kebutuhan energi untuk maintenance harus dipenuhi terlebih
dahulu, dan apabila berlebih maka kelebihannya akan digunakan untuk pertumbuhan
( Lovell, 1988 ). Ini berarti apabila energi dalam pakan jumlahnya terbatas
maka energi tersebut hanya digunakan untuk metabolisme saja dan tidak untuk
pertumbuhan.
Pertumbuhan
atau pembentukan jaringan tubuh paling besar dipengaruhi oleh keseimbangan protein dan energi dalam pakan.
Pakan yang mempunyai kadar protein tinggi belum tentu dapat mempercepat
pertumbuhan apabila total energi pakan rendah. Karena energi pakan telebih
dahulu dipakai untuk kegiatan metabolisme standar (maintenance) seperti untuk
respirasi, transport ion/metabolit, dan pengaturan suhu tubuh serta untuk
aktivitas fisik lainnya. Energi untuk seluruh aktivitas tersebut diharapkan
sebagian besar berasal dari nutrien non-protein (lemak dan karbohidrat). Apabia
sumbangan energi dari bahan non-protein tersebut rendah, maka protein akan
didegradasi untuk menghasilkan energi, sehingga fungsi protein sebagai nutrien
non-protein sebagai penghasil energi dapat menurunkan penggunaan protein
sebagai sumber energi (protein sparing effect) sehinga dapat meningkatkan
fungsi protein dalam menunjang pertumbuhan ikan (Furuichi, 1988).
PENGERTIAN PROTEIN
Proteins
are nitrogen-containing substances that are formed by amino acids. They serve
as the major structural component of muscle and other tissues in the body. In
addition, they are used to produce hormones, enzymes and hemoglobin. Proteins
can also be used as energy; however, they are not the primary choice as an
energy source. For proteins to be used by the body they need to be metabolized
into their simplest form, amino acids. There have been 20 amino acids
identified that are needed for growth and metabolism.(Jay R.M and Michael J.F,
2004).
Protein
adalah zat yang mengandung nitrogen yang dibentuk oleh asam amino. Mereka
berfungsi sebagai komponen struktural utama otot dan jaringan lain dalam tubuh.
Selain itu, mereka digunakan untuk memproduksi hormon, enzim, dan hemoglobin.
Protein juga dapat digunakan sebagai energi; Namun, mereka bukan pilihan utama
sebagai sumber energi. Agar protein dapat digunakan oleh tubuh, mereka perlu
dimetabolisme menjadi bentuk paling sederhana, asam amino. Ada 20 asam amino
yang diidentifikasi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan metabolisme (Jay R.M
dan Michael J.F, 2004).
Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat kimia lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein merupakan zat
gizi yang paling penting. Karena yang paling erat hubungannya dengan proses
kehidupan. Didalam sel protein terdapat protein struktural maupun protein
metabolik. Molekul protein mengandung unsur-unsur C,H,O dan unsur khusus yang terdapat didalam
protein dan tidak terdapat didalam molekul karbohidrat maupun lemak yaitu
nitrogen (N).
Protein
adalah senyawa kompleks yang tersusun atas unsur-unsur C,H,O dan N. Namun demikian
ada pula protein yang mengandung unsur S dan P.
Protein
yang telah di ubah kedalam bentuk asam amino mempunyai sifat larut dalam air.
Seperti halnya hidrat arang, asam amino yang mudah larut dalam air ini juga
dapat diserap secara pasif dan langsung memasuki pembuluh darah. Ketika protein
mengalami hidrolisis total, akan dihasilkan sejumlah 20-24 jenis asam amino,
tergantung dari cara menghidrolisisnya. Ada 3 cara yang dapat ditempuh untuk
menghidrolisis protein yaitu hidrolisis asam, hidrolisis alkalis, dan
hidrolisis enzimatik.
Struktur
umum asam amino terdiri atas beberapa bagian:
1.
Gugusan amino
2.
Gugusan karboksil
3.
Gugusan sisa molekul (molecular rest)
SUMBER PROTEIN
Bahan
makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu,
seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati
adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta
kacang-kacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang
mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya
akan protein adalah kacang-kacangan.
PERANAN PROTEIN DALAM
KEBUTUHAN NUTRISI IKAN
Protein
merupakan nutrien yang paling penting karena merupakan bagian terbesar dari
daging ikan yaitu sekitar 65 – 75% dan berfungsi sebagai bahan pembentuk
jaringan tubuh dalam proses pertumbuhan (Halver, 1988). Jumlah dan kualitas
protein akan mempengaruhi pertumbuhan. Apabila protein dalam pakan kurang, maka
protein di dalam jaringan tubuh akan dimanfaatkan untuk mempertahankan fungsi
jaringan yang lebih penting. Sebaliknya apabila ketersediaan protein berlebih
dan tidak digunakan dalam sintesis protein akan dikatabolisme dan sisa buangan
nitrogen terutama dalam bentuk amonia diekskresikan ke perairan dan ini tentu
saja berbahaya bagi kehidupan ikan. Oleh karena itu pemberian protein yang
cukup dalam pakan secara terus menerus perlu dilakukan, agar pakan tersebut
dapat diubah menjadi protein tubuh secara efisien (NRC, 1983).
Dalam
penyusunan ransum ikan perlu diperhatikan keseimbangan antara protein dan
energi. Pakan yang kandungan energinya kurang/rendah akan menyebabkan ikan
menggunakan sebagian protein sebagai sumber energi untuk keperluan metabolisme,
sehingga bagian protein untuk pertumbuhan menjadi berkurang. Sebaliknya jika
kandungan energi pakan terlalu tinggi akan membatasi jumlah pakan yang akan
dimakan oleh ikan. Keadaan ini juga akan membatas jumlah protein yan dimakan
ikan, akibatnya pertumbuhan ikan menjadi relatif rendah (Lovell, 1988).
Demikian
pula dengan ketersediaan protein dalam pakan harus optimal. Apabila
ketersediaan protein dalam pakan tidak mencukupi maka pertumbuhan ikan akan
berkurang atau terjadi penurunan bobot tubuh,
karena protein dalam jaringan tubuh akan dimanfaatkan kembali untuk
mempertahankan fungsi jaringan yang lebih penting. Sebaliknya apabila kadar
protein dalam pakan terlalu tinggi dan melebihi kebutuhan ikan, maka kelebihan
protein yang digunakan untuk membangun protein tubuh hanya sedikit (NRC, 1983).
Oleh karena itu agar pertumbuhan ikan dapat maksimal maka dalam penyusunan
ransum perlu diperhatikan keseimbangan antara protein dan energinya.
Protein
merupakan unsur yang paling penting dalam penyusunan formulasi pakan karena
usaha budidaya mengharapkan pertumbuhan ikan yang cepat. Dalam hal ini
mempunyai fungsi bagi tubuh ikan yaitu :
1.Sebagai
zat pembangun yang membentuk jaringan baru untuk pertumbuhan, menganti jaringan
yang rusak maupun untuk reproduksi.
2.Sebagai
zat pengatur yang berperan untuk pembentukkan enzim dan hormon penjaga dan
pengatur berbagai proses metabolisme didalam tubuh.
3.sebagai
zat pembakar karena unsur karbon yang terkandung didalamnya dapat difungsikan
sebagai sumber energi pada saat kebutuhan energi tidak terpenuhi oleh karbohidrat
dan lemak. Molekul protein tesusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan
dasar. Mutu protein sangat ditentukan oleh komposisi asam amino penyususunnya
komposisi ini akan berbeda antara satu bahan dengan bahan lainnya.
Kebutuhan
protein sangat bervariasi tergantung pada umur, stadia ikan. Ikan pada stadia
yang muda membutuhkan tingkat protein yang tinggi untuk mendukung
pertumbuhannya daripada ikan yang dewasa. Pakan formula untuk larva, benih
umumnya mengandung 5 – 10% protein lebih
tinggi dibandingkan pada pakan formula untuk ikan-ikan yang lebih besar.
KESIMPULAN
Sekitar
50 % dari kebutuhan kalori ikan berasal dari protein. Protein adalah nutrien
yang dibutuhkan dalam jumlah besar pada formulasi pakan ikan. Nutrien
dibutuhkan sebagai: bahan-bahan pembentuk jaringan tubuh yang baru
(pertumbuhan) atau pengganti jaringan tubuh yang rusak, sebagai bahan baku
untuk pembentukan enzim, hormon,
antibodi dan bahan baku untuk penyusun protein plasma serta sebagai sumber energi. Kualitas protein
pakan, terutama ditentukan oleh
kandungan asam amino esensialnya, semakin rendah kandungan asam amino
esensialnya maka mutu protein semakin rendah pula. Secara kuantitatif kebutuhan
protein terkait dengan umur/ukuran, tingkat kematangan gonad, kondisi
lingkungan dan kondisi fisiologis.
SARAN
Melihat
pentingnya peranan protein di dalam tubuh ikan maka protein pakan perlu
diberikan secara terus menerus dengan kualitas dan kuantitas yang memadai.
Selain itu melihat sumber protein baik hewani atau nabati yang ada semakin
sulit didapatkan dan harganya yang relatif lebih mahal. Sehingga
diharapkan untuk memenuhi kebutuhun
energi pada ikan perlu adanya inovasi-inovasi baru pakan-pakan yang memiliki
kandungan protein yang relatif murah baik itu pakan alami atau pakan sintetik.
PENULIS
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Furuichi.
1988. Fish nutrition. In Fish nutrition mariculture. Watanabe, T (ed.). JICA
textbook. The General Aquaculture Course. Japan.
Gustavo.
C.A. 2009 “The origin, evolution and structure of the protein world”, Biochem.
J. (2009) 417, 621–637
Halver. J.E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press,
Inc. London. 798 p.
Jay.
R.H. and Michael J. F, June 2005 “International Society of Sports Nutrition
Symposium”, Las Vegas NV,USA Journal of Sports Science and Medicine (2004) 3,
118-130
Lovell,
R.T. 1988. Nutrition and feeding of fish. Van Nostrand Reinhold. New York. P.
11-91.
National
Research Council. 1983. Nutrient Requirements of Warm water Fishes and
Shellfish. National Academic of Science, Washington, D.C.
Post a Comment for "Protein Sebagai Sumber Energi Bagi Ikan (Dasar Akuakultur Atau Aquaculture)"