BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Saat
ini di Indonesia sektor perikanan sangat berkembang. Permintaan dari para
konsumen sangatlah tinggi yang mengharuskan pembudidaya terus berinovasi untuk
menghasilkan produk yang unggul. Diperlukan peningkatan intensifikasi usaha
budidaya yang didukung oleh adanya ketersediaan benih yang memadai.
Intensifikasi budidaya dicirikan dengan peningkatan kepadatan ikan dan pakan
tambahan. Pada lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi, peningkatan
kepadatan akan disertai oleh peningkatan hasil. Selain itu untuk mendapatkan
produk yang unggul, para pembudidaya tidak mungkin menggunakan pakan buatan
saja. Karena apabila dalam suatu kolam terdapat sisa – sisa pakan buatan
tersebut dapat meningkatkan kadar ammonia dan ikan akan mati serta pembudidaya
rugi.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut, pembudidaya dapat mengganti kebiasaan menggunakan
pupuk anorganik menjadi pupuk organic yaitu pupuk kompos. Kompos dapat
memberikan keuntungan yakni menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang dapat
memenuhi kebutuhan pakan ikan dan keberadaan planton dapat meningkatkan kadar
oksigen dalam perairan.
RUMUSAN MASALAH
Apa
pengertian kompos organik?
Apa
pengaruh kompos organik untuk budidaya ikan?
MANFAAT
Untuk
mengetahui apa itu kompos organic
Untuk
mengetahui pengaruh kompos organic dalam budidaya ikan
MANFAAT
Manfaat
dari makalah pengaruh kompos organik terhadap budidaya ikan yaitu untuk
mengetahui dan memberikan informasi kepada masyarakat dan lembaga terkait
mengenai manfaat kompos untuk kolam budidaya yang akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk
organik atau disebut pula kompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan
organik seperti daun-daun, batang ranting yang melapuk atau kotoran ternak.
Kompos merupakan semua bahan oganik yang telah mengalami
degradasi/penguraian/pengomposan sehingga berubah bentuk dan sudah tidak
dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Kompos
mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap, tetapi dalam jumlah
sedikit. Selain harga kompos yang relatif murah, kompos berguna untuk
memperbaiki struktur (menggemburkan) tanah dan meningkatkan bahan organik
(Indriani, 2007).
Kompos
disebut juga sebagai bahan organik matang yang telah mengalami proses
perombakan oleh bakteri dan mikroorganisme sehungga mengandung humus. Kompos
dapat digunakan untuk menaikan pH air (Prasetyiono, 2013). Air dengan pH yang
rendah dapat dinaikkan dikarenakan banyaknya kandungan gugus fungsi negatif
yang terdapat pada kompos sehingga ion H+ sebagai penyebab keasaman dapat
diikat oleh kompos. Kompos dapat dipertimbangkan karena efektifitas yang cukup
tinggi, murah biaya, ketersediaan bahan yang berlimpah, kemudahan teknologi dan
penerapan, serta tidak membahayakan organisme budidaya. Selain digunakan untuk
menaikan kadar pH air, kompos juga bermanfaat untuk meminimalisasi kandungan
logam berat pada air sebagai media budidaya (Prasetyiono, 2015).
BAB III
PEMBAHASAN
Kompos
merupakan pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan
sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Pengelompokan
jenis-jenis pupuk kompos bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, dilihat dari
proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob. Kedua, dilihat dari
dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Ketiga, dilihat dari bentuknya ada yang
berbentuk padat dan ada juga yang cair.
Perlakuan
kompos terhadap media air pada kolam budidaya menyebabkan perubahan kualitas
air. Perubahan kualitas air setelah perlakuan kompos menunjukkan hasil yang
lebih baik terutama terhadap nilai pH air dan DO. pH awal saat sebelum
dikomposkan sangat rendah (asam). Setelah diberikan perlakuan kompos pH menjadi
meningkat. Bahkan terjadi kecenderungan dengan semakin banyaknya dosis kompos,
pH air semakin meningkat. Nilai DO dapat meningkat setelah diberikan perlakuan
kompos karena pada saat perlakuan diberikan aerasi secara maksimal. Aerasi
inilah yang memberikan pasokan oksigen di dalam air.
Ikan
yang dipelihara dengan menggunakan media air hasil perlakuan kompos menunjukkan
bahwa kandungan logam berat Pb yang intrusi kedalam tubuh ikan nilainya masih
berada dibawah ambang batas SNI (Standard Nasional Indonesia). Berdasarkan SNI
7387:2009, batas maksimum kandungan Pb pada ikan adalah 0,4 mg/Kg. Air yang
tercemar logam berat pada konsentrasi tertentu (lethal concentration) tidak
dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan. Pada konsentrasi yang masih dapat
ditoleransi oleh ikan, air yang mengandung logam berat memiliki potensi
berbahaya, karena logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh ikan sehingga
berbahaya jika dikonsumsi manusia. Pada air yang memiliki kandungan pH yang
sangat rendah (dibawah 5), air tidak dapat digunakan untuk proses budidaya
karena ikan akan terhambat pertumbuhannya dan mengalami kematian (Lekang, 2007
dalam Prasetiyono, 2015). Penggunaan kompos untuk meminimalisasi logam berat
dan menaikkan pH dalam kegiatan akuakultur memiliki banyak keunggulan. Semua
tumbuhan dan bahan organik pada dasarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
untuk pembuatan kompos. Namun yang harus dijadikan pertimbangan utama dalam
memanfaatkan tumbuhan tersebut adalah ketersediaan dan keberlimpahan bahan
serta tidak adanya kompetisi penggunaan bahan baku tersebut untuk kebutuhan
lain yang lebih penting.
Kompos
dapat digunakan untuk meminimalisasai logam berat timbal (Pb) dikarenakan
memiliki kandungan humus yang mampu mengadsorpsi dan mengikat logam berat
dengan cara pertukaran kation, pembentukan ikatan elektrostatik, pembentukan
ikatan kompleks dan chelate (Kocasoy dan Guvener, 2009 dalam Prasetiyono,
2015). Kandungan humus terdiri atas
substansi non humus dan substansi humus. Substansi humus memiliki karakteristik
penting yaitu mampu membentuk kompleks yang larut dan tidak larut dengan ion
logam. Selain itu, substansi humus juga mempunyai kontribusi dalam pertukaran
anion dan kation, kompleks atau chelate dan berperan sebagai pH buffer. Oleh
karena itu, pada proses adsorpsi logam berat dengan bahan kompos, substansi
humus paling berperan pada proses adsorpsinya.
Kompos
juga dapat digunakan untuk menumbuhkan pakan alami pada kolam budidaya. Pakan
alami merupakan pakan terbaik bagi pertumbuhan ikan, baik itu bagi larva ikan
maupun ikan dewasa. Pakan alami pada dasarnya sudah terdapat dalam air kolam.
Namun agar jumlahnya melimpah perlu dilakukan pemupukan kolam. Pakan alami
harus juga sesuai dengan bukaan mulut ikan terutama pada stadium larva, mudah
dicerna dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi untuk mendukung
pertumbuhan ikan. Pakan alami dalam kolam budidaya berupa plankton. Menurut
Zamroni et al. (2011), plankton merupakan salah satu komponen terpenting dalam
suatu komunitas perairan. Peranan plankton baik fitoplankton maupun zooplankton
sangat penting dalam usaha budidaya karena sebagai sumber makanan bagi
organisme yang dibudidayakan. Menurut Lubzens et al. (1984) dalam Zamroni et
al. (2011) zooplankton merupakan pakan alami utama dalam pemeliharaan larva ikan.
Oleh karena itu, ketersediaan plankton merupakan salah satu faktor pembatas
dalam usaha budidaya.
Pemupukan
kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah 200-500
gram pupuk per meter persegi luas kolam. Pemupukan kolam biasanya dilakukan
pada saat persiapan kolam. Setelah kolam dikeringkan, pematang dan caren kolam
diperbaiki. Tanah dasar kolam di cangkul dan dibiarkan kering 2-3 hari. Pupuk
organik lalu ditebarkan secara merata dan kolam digenangi air 30-40 c. Kolam di
biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh. Sebelum ikan dimasukkan, air kolam
ditambah sampai kedalaman yang di inginkan. Untuk pemupukan pada kolam yang
sedang dipergunakan, pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik. Pupuk
organik tersebut tidak langsung disebarkan ke dalam kolam karena di khawatirkan
akan menurunkan kualitas air kolam. Pemupukan kolam dilakukan dengan cara
memasukkan pupuk organik ke dalam karung, lalu karung tersebut dimasukkan ke
dalam kolam. Pakan alami biasanya tumbuh melimpah setelah 5-7 hari.
Teknik
budidaya untuk memacu pertumbuhan dan mempersingkat masa panen sebenarnya cukup
sederhana, hal yang perlu diperhatikan adalah tidak adanya pemakaian bahan
kimia dan pupuk anorganik. Pengolahan Lahan Pengolahan lahan diawali dengan
pengeringan lahan tambak secukupnya (sampai tanah merekah) lalu dilakukan
pembajakan/pembalikan tanah, kemudian tebar pupuk organik (kompos/bokashi)
disebar secara merata di lahan tambak (takaran pupuk organik yaitu ± 3 – 5 ton
per hektar) disesuaikan dengan kondisi kesuburan lahan tambak, setelah itu
dilakukan penebaran kapur pertanian/dolomit (takaran dolomit antara 500-1000
kg/hektar) disebar merata. Pemupukan lanjutan yaitu dengan menyiapkan kantong
(sak) yang telah diisi dengan pupuk organik / fine kompos lalu tempatkan di
sekeliling petakan tambak (ditanam separo dalam tanah) kemudian ditusuk (diberi
lubang), hal ini dimaksudkan agar proses penguraian pupuk dalam air dapat
berlangsung secara terus menerus(kontinyu) sehingga lebih efektif dan efisien
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kompos
disebut juga sebagai bahan organik matang yang telah mengalami proses
perombakan oleh bakteri dan mikroorganisme sehingga mengandung humus.
Kompos
selain mampu meminimalisasi logam Pb pada media budidaya ikan, juga mampu
meningkatkan nilai pH air sehingga tingkat kelangsungan hidup dan laju
pertumbuhan harian ikan menjadi tinggi.
Media
budidaya yang dihasilkan dari proses perlakuan kompos memang mempengaruhi
kehidupan ikan, mulai dari kualitas air yang semakin meningkat karena kompos
dapat menjadi pH buffer. Selain itu kebutuhan akan pakan alami berupa plankton
juga terpenuhi karena kompos membantu menumbuhkan pakan alami tersebut
Dosis
kompos yang baik untuk kolam budidaya 200-500 gram per meter persegi luas kolam
dan biasanya pemupukan dilakukan pada awal persiapan kolam agar pakan alami
tumbuh terlebih dahulu.
SARAN
Sebaiknya
kompos organic selalu digunakan pada proses budidaya ikan karena kompos organic
sangat bermanfaat dan hampir tidak memiliki efek samping seperti pupuk dari
bahan kimia. Selain itu pupuk kompos harganya terjangkau, bahkan dapat dibuat
sendiri. Kompos sebagai bahan alami dapat menumbuhkan banyak plankton yang
nantinya sebagai pakan alami pada ikan.
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Indriani,
Y. H. 2007. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya. 62 Hlm.
Prasetiyono,
Eva. 2015. Kemampuan Kompos Dalam Menurunkan Kandungan Logam Berat Timbal (Pb)
Pada Media Budidaya Ikan. Jurnal Akuatika. 6(1): 21-29
Prasetyiono,
Eva. 2013. Studi Perbandingan Kompos Dari Daun Tumbuhan Dengan C/N Rasio
Berbeda Terhadap Adsorpsi Logam Berat Timah Hitam (Pb) Pada Media Budidaya
Ikan. Akuatik. 7(2): 6-12.
Romadon,
Ahmad Dan E. Subekti. 2011. Teknik Budidaya Ikan Bandeng Di Kabupaten Demak. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian. 7(2): 19-24.
Zamroni,
M., Chumaidi Dan L. A. Wahyuningtyas. 2011. Pengaruh Dosis Pemupukan Dengan
Menggunakan Kotoran Ayam Terhadap Kelimpahan Dan Keanekaragaman Plankton Pada
Kolam Tanah. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 845-852.
Post a Comment for "Pupuk Organik Kompos (Limnologi Atau Limnology)"