Ikan Seluang atau Wader Pari merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis cukup
tinggi, karena cita rasa dagingnya yang gurih dan disukai oleh masyarakat. Ikan seluang
(Rasbora argyrotaenia) termasuk ikan endemik dan bersifat pelagis. Jenisikan
seluang ini dapat dijumpai di sepanjang sungai
Batanghari. Makanan kelompok Rasbora beragam khususnya, crustasea kecil dan larva
akan lebih disukai. Menurut Zahid 2008, makanan ikan seluang (Rasbora argyrotaenia)
adalah fitoplankton (Navicula, Nitzschia dan Fragillaria) dan zooplankton (Calanus,
Diaoptomus dan Cyclops). Anak ikan jenis Rasbora sumatra cendrung memakan alga dalam bentuk
sel tunggal karena ukuran lebih kecil
dibandingkan dengan bentuk koloni atau filament (Lisna, 2013).
KLASIFIKASI IKAN
WADER PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
Klasifikasi
ikan Wader Pari (Rasbora argyrotaenia) menurut Zipcodezoo (2013) dalam Pratiwi
(2014), sbagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub
filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub
kelas : Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Family
: Cyprinidae
Genus
: Rasbora
Spesies
: Rasbora argyrotaenia
MORFOLOGI IKAN WADER
PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
Ikan
Wader Pari merupakan ikan berukuran kecil yang sering ditemukan di selokan atau
sungai kecil dan sawah. Ukuran ikan rata-rata berkisar dari 7 sampai dengan 20
cm. ikan ini mempunyai batang ekor yang tertutup oleh 14 spina caudal dengan
ukuran 1 sampai dengan 1,5 cm, sisi antara media lateralis dan awal pinna
ventralis, garis warna gelap memanjang berawal dari operculum samapai pangkal
sirip ekor dan membatasi bagian dorsal dan ventral ikan (Wooton, 1992 dalam
Pratiwi,2014).
Secara
morfologi, ikan Wader Pari mudah dikenal dari bentuk badan yang panjang dan
agak pipih pada bagian perutnya, sedangkan bagian punggungnya menggembung.
Mulutnya menengadah dengan celah yang tidak terlalu panjang. Ikan Wader jantan
lebih ringan daripada ikan Wader betina sebelum pemijahan di musim hujan
terjadi karena gonad ikan betina penuh dengan telur yang segera dikeluarkan
(Ahmad dan Nofrizal, 2011 dalam Pratiwi, 2014).
HABITAT IKAN WADER
PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
Ikan
Wader Pari merupakan ikan yang tergolong ikan air tawar, dengan habitat yang
memiliki tingkat keasaman optimumnya pada pH 6,5 - 7,0 sedangkan suhu optimum
yang cocok untuk ikan Wader Pari ini yaitu pada
suhu 200C-260C, hidup pada perairan beriklim tropis. Ikan Wader Pari ini
dapat digunakan sebagai ikan yang dipelihara di dalam akuarium atau digunakan
secara komersial (Budiharjo,2001 dalam Pratiwi,2014). Distribusi di Asia adalah
di Mekong, Chao Praya, dan sungai Mae Khong, Paninsula Melayu sampai
Kalimantan, Jawa, dan Sumatra di Indonesia(Alderton,1997 dalam Pratiwi,2014).
Ikan
Wader Pari merupakan ikan yang hidup dan beraktifitas dipermukaan air. Ikan ini
termasuk ikan diurnal yang aktif beraktifitas di siang hari, hidup berkoloni,
tidak pernah menyendiri, dan hidup di air yang jernih dengan arus yang tidak
terlalu deras. Ikan Wader Pari berada disekitar tumbuhan perairan yang
digunakan sebagai tempat berlindung, mempertahankan suhu tubuhnya pada siang
hari serta untuk peletakan telur-telurnya pada bagian tumbuhan yang terndam
air. Ikan ini termasuk detritus feeder yaitu pemakan kumpulan dari bagian hewan
atau tumbuhan yang mati atau bahan organik yang terdapat di dasar perairan,
pada umumnya merupakan hewan omnivora (Nelson,1984 dalam Pratiwi,2014).
TINGKAH LAKU IKAN
WADER PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
Ikan
Wader merupakan jenis ikan omnivora yaitu pemakan segala. Di habitat
alaminya ikan Wader memakan berbagai
pakan alami, namun ikan ini cenderung lebih banyak makan bahan-bahan dari
tumbuhan termasuk daun-daunan, algae, dan lumut (Budiharjo,2003 dalam
Rani,2014). Menurut Diana (2007) dalam Rani (2014), ikan Wader merupakan ikan
berukuran kecil yang sering ada di selokan, sungai kecil, dan sawah, biasanya
hidup dalam koloni.
Ikan
Wader merupakan ikan yang aktif. Suhu perairan yang sesuai untuk kelompok ikan
ini adalah sekitar 24-250C. Makanan kelompok ikan Wader beragam khusunya
crustacean kecil dan larva akan lebih disukai. Telur ikan yang sudah dibuahi
akan menetas setelah 24-30 jam dan akan menempel pada tumbuhan air. Setelah
menetas anak ikan dapat berenang bebas setelah 3-5 hari(Rani,2014).
REPRODUKSI IKAN WADER
PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
Reproduksi
pada ikan merupakan suatu tahapan penting dalam siklus hidupnya untuk menjamin
kelangsungan hidup suatu spesies. Pada umumnya proses reproduksi ikan dibagi
dalam tiga periode yaitu periode pre-spawning, periode spawning, dan periode
post spawning. Pada periode pre-spawning, berlangsung persiapan gonad untuk
menghasilkan telur dan sperma, peningkatan kematangan gonad dan perisapan telur
dan sperma yang akan dikeluarkan. Periode pre-spawning merupakan bagian dari
proses reproduksi yang paling panjang dibandingkan dengan periode
lainnya(Sjafei et al., 1991 dalam Pratiwi,2014).
Aspek-aspek
reproduksi berupa faktor kondisi, nisbah kelamin, ukuran ikan pertama kali
matang gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur
diperlukan untuk kepentingan pengelolaan perikanan dan kelestarian spesies.
Karakter reproduksi ikan merupakan informasi biologi yang penting sebagai acuan
untuk konservasi dan domestikasi. Berbagai aspek dari karakter reproduksi yang
dapat memberikan gambaran tentang kapasitas reproduksi spesies ikan antara lain
adalah perbandingan jenis kelamin,
tingkat perkembangan gonad, indeks kematangan gonad, ukuran pertama kali matang
gonad, fekunditas, dan sebaran diameter oosit(Nikolsky,1963 dalam
Pratiwi,2014).
CIRI-CIRI IKAN WADER
PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
Ikan
Wader Pari mudah dikenal dari bentuk badan yang panjang dan agak pipih pada
bagian perutnya, sedangkan bagian punggungnya menggembung. Bentuk mulutnya
menengadaha dengan celah yang tidak terlalu panjang (Ahmad dan Nofrizal,2011
dalam Pratiwi,2014).
PERAN IKAN WADER PARI
(RASBORA ARGYROTAENIA) DI PERAIRAN
Di
perairan ikan Wader Pari dapat berperan sebagai predator bagi tumbuhan seperti
lumut, dan lain-lain. Ikan Wader Pari termasuk ikan yang rakus dalam makan
memakan. Bahkan ikan Wader Pari dapat langsung memakan telur Wader Pari
lainnya.
FISIOLOGI IKAN WADER
PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
a. Sistem ekskresi
Alat
ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat disisi dorsal
rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna coklat, dan
pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal mengalami
modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus
mesonefridikus. Selanjutnya duktus mesonefridikus menjadi duktus deferen yang
berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka. Mekanisme
ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang
hidup di air laut. Cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik
dibandingkan dengan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Di
saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air. Untuk mengatasi masalah
kelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum.
Tubuhnya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara berlebihan. Ikan
aktif menyerap ion anorganik melalui insang dan banyak mengeluarkan air melalui
urin yang encer(Suntoro etal.,1993).
Osmoregulasi
adalah pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang dilakukan oleh organisme
air untuk mengatur kehidupannya sehingga proses-proses fisiologis berjalan
normal. Ikan mempunyai tekanan osmotik yang berebeda dengan lingkungannya, oleh
karena itu ikan harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar
proses-proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat berlangsung dengan normal.
Proses osmoregulasi terjadi karena adanya pengaturan konsentrasi ion-ion
konsentrasi cairan tubuh dimana dalam proses ini juga membutuhkan energi. Bila
ikan air tawar dimasukkan dalam medium air laut, maka yang terjadi adalah
pemasukan air dalam tubuh ikan dari medium dan juga berusaha mengeluarkan
sebagian dari garam-garam dari dalam tubuhnya. Bila ikan tidak dapat melakukan
proses ini maka sel-sel ikan akan pecah (turgor) dan jika terjadi sebaliknya,
ikan akan kekurangan cairan atau biasa disebut dehidrasi. Tujuan utama dari
osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan.
Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang
bersangkutan akan mati, karena akan terjadi ketidakseimbangan konsentrasi
larutan tubuh yang akan berada diluar batas toleransinya(Fujaya,2004).
b. Sistem Pencernaan
Saluran
pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga
mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan
lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan serta banyak menghasilkan
lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan
masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esophagus berbentuk kerucut , pendek, terdapat dibelakang insang, dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan didorong
masuk ke lambung, lambung pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya dengan
usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang
penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Lalu usus akan bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati dan penkreas. Hati merupakan
kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak dibagian
depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas
lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju kea rah punggung. Fungsi
hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu
proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan,
terletak disebelah kanan hati dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung
empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan.
Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga suka dikenali.
Fungsi pankreas antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon
insulin(Raharjo dkk, 2011).
c. Sistem Reproduksi
Sirkulasi
reproduksi ikan berhubungan erat dengan perkembangan gonad, terutama pada jenis
ikan betina. Secara umum, tahap-tahap perkembangan gonad ikan jantan adalah
spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid,
metamorphose dan spermatozoa. Faktor yang mempengaruhi komponen reproduksi atau
kemtangan gonad diantaranya umur dan fisiologis induk ikan itu sendiri. Secara
umum spesies ikan dari ukuran, maksimum terkecil dan mempunyai siklus hidup
yang pendek, mencapai kematangan gonad pada usia lebih muda daripada spesies
ikan maksimum besar. Pada proses reproduksi sebelum terjadi pemijahan sebagian
besar hasil dari metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad, gonad semakin
bertambah berat diimbangi dengan bertambah ukurannya. Perkembangan gonad ikan
secara garis besar dibagi atas dua tahap perkembangan utama yaitu pertumbuhan
gonad sehingga ikan mencapai tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan tahap
pematangan produk seksual atau gamet (Pratiwi, 2014).
MANFAAT IKAN WADER
PARI (RASBORA ARGYROTAENIA)
Ikan
Wader banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai protein hewani. Ikan Wader
termasuk ikan yang digemari banyak orang karena rasanya yang gurih dan dapat
dimasak dengan berbagai cara pengolahan seperti Wader krispi dan berbagai
olahan lain yang dapat dikonsumsi sebagai lauk. Menurut Budiharjo (2002),
permintaan pasar terhadap ikan Wader terus meningkat namun keberadaan Wader di
alam saat ini semakin hari semakin sulit untuk ditemukan. Hal ini mengindikasikan
bahwa terdapat eksploitasi yang berlebihan terhadap ikan Wader di alam.
Eksploitasi yang dilakukan antara lain adalah dengan menggunakan sengatan
listrik dan potassium untuk menangkap Wader, dengan demikian dapat merusak
keberlangsungan hidup Wader. Oleh sebab itu, saat ini mulai dilakukan adanya
pembudidayaan ikan Wader untuk melestarikan keberadaannya (Budiharjo, 2002).
PENULIS
Sofi
Ayu Andini
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
https://www.youtube.com/watch?v=u5hML7JGClg
Lisna.
2013. Seksualitas, Nisbah Kelamin Dan hubungan Panjang-Berat (Rasbora argyrotaenia)
Di Sungai Kumpeh Kabupaten muaro Jambi. Volume 15, Nomor 2, Hal. 07-14
Pratiwi,
T.Y. 2014. “Gambaran Reproduksi Ikan Wader pari (Rasbora argyrotaenia) pada
Bulan Desember-Januari Tahun 2013-2014 di Sungai Kaporan, Kecamatan Kraksaan,
Kabupaten Probolinggo”. Skripsi. Malang : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya.
Raharjo,
M.F. 1980. Ichthyologi. Depatemen Biologi Perairan, Fakultas Perikanan,IPB
Raharjo,
M.F.,dkk.2011.Ikhtiologi.Lubuk Agung:Bandung.
Rani,
C.V.K.L. 2014. “Pengaruh Pemberian Pakan Alami yang Berbeda Terhadap
Kelulushidupan dan Laju Pertumbuhan
Benih Ikan Wader Pari (Rasbora argyrotenia) Ukuran 2-3 cm”. Skripsi. Malang :
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Suntoro,Susilo
H., Djajal Tanjung Harminani.1993.Anatomi dan Fisiologi Hewan. Universitas
Terbuka, Depdikbud : Jakarta.
Post a Comment for "Ikan Wader Pari Atau Seluang (Rasbora Argyrotaenia); Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"