Ikan Kapar, Selinca, Atau Selincah Belontia
hasselti atau dikenal sebagai "ikan selinca" adalah ikan kecil yang
biasa ditemukan di Indonesia saluran irigasi di perkebunan pohon palem dan juga
hadir di daerah banjir di sekitar banyak sungai di Riau. Ikan ini memiliki
nilai ekonomis karena merupakan ikan akuarium umum dan juga digunakan untuk
dikonsumsi oleh masyarakat lokal (Haryono, 2007). Meskipun B. hasselti dapat
dengan mudah ditemukan di Riau, informasi biologisnya adalah langka. Informasi
biologis yang tersedia terbatas pada karakteristik morfologis dan meristik ikan
ini (Kampai 2012) dan analisis isi usus (Azwar, 2012). Maksimal ukuran B.
hasselti ditangkap di Danau Bakuok, Kampar, Riau adalah 20 cm (TL) dan 48 gram (BW).
B. hasselti adalah ikan omnivora yang memberi makan terutama pada Chlorophyceae
dan Crustacean (Azwar, 2012). Untuk memahami aspek biologi reproduksi B.
hasselti, sebuah studi berjudul Aspek Biologis Reproduksi Belontia hasselti di
saluran irigasi sawit penanaman pohon di Desa Tambang, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau telah dilakukan dilakukan.
KLASIFIKASI IKAN KAPAR
(BELONTIA HASSELTI)
Menurut
Cuvier dan Valenciennes (1831), klasifikasi ikan kapar adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Family:
Osphronemidae
Genus
: Belontia
Species
: Belontia hasselti
HABITAT IKAN KAPAR (BELONTIA
HASSELTI)
Menurut
Cuvier dan Valenciennes (1846), kondisi lingkungan yang cocok untuk ikan kapar
adalah 22-28oC dan pH sekitar 6,5-8,0. Menurut Effendi (1997), ikan kapar
tinggal pada perairan air tawar. Ikan kapar hanya ditemukan di perairan air
tawar Asia Tenggara. Ikan kapar tinggal di daerah tropis yang dangkal dan
berarus tenang. Biasanya terdapat banyak
tanaman air di sekitar perairannya. Habitat ikan kapar (Belontia hasselti)
adalah kesehatan hutan pantai di rantau abang, Terengganu Negara, Semenanjung
Malaysia yang terdiri dari saluran air kecil yang mengalir perlahan melalui
tegakan vegetasi sebagia besar terdiri dari spesies Melaleuca (Webber,1992)
FISIOLOGI IKAN KAPAR
(BELONTIA HASSELTI)
Ikan
kapar adalah salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan.
Ikan kapar merupakan spesies yang mampu beradaptasi terhadap kondisi perairan
yang marginal, seperti derajat keasaman perairan yang relatif rendah dan adanya
dominasi ikan-ikan yang sering menimbulkan masalah di perairan umum
(Mashudi,2001). Menurut Evy (2001), ikan ini juga merupakan salah satu ikan
ekonomis penting yang ada diperairan tawar. Ikan kapar merupakan ikan sungai
atau rawa yang cocok dipelihara dikolam
yang sirkulasi airnya kurang lancar,atau miskin oksigen.
MORFOLOGI IKAN KAPAR (BELONTIA HASSELTI)
Menurut
Webber (1916), ikan golsom bertubuh relatif pipih sedikit melebar, panjang
total (termasuk ekor) hingga 19,5 cm; sekira 2,5–3,5 × tinggi tubuhnya.
Moncongnya meruncing seperti sepat, namun juntai ‘cambuk’ sirip perutnya tidak
seberapa panjang. Menurut Kottelat et al., (1979), ikan golsom memiliki sirip
dorsal (punggung) terdiri dari XVI – XX jari-jari (duri) keras dan 10–13
jari-jari lunak; sirip analnya XV – XVII dan 11–13. Badan berwarna kecoklatan,
dengan pinggiran hitam pada tiap-tiap sisiknya. Ekor dengan pola jala berwarna
hitam. Ikan remaja dengan bercak hitam pada pangkal sirip punggung bagian
belakang.
Ikan
kapar memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya
memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri berbentuk
nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip dadanya yang
berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya
terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah
insangnya sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada sekitar 43-48 sisik
yang menyusun gurat sisi tersebut. Mulutnya yang menjulur ke depan membantunya
mengambil makanan semisal lumut dari tempatnya melekat. Bibirnya diselimuti
oleh semacam gigi bertanduk, namun gigi-gigi tersebut tidak ditemukan di bagian
mulut lain seperti faring, premaksila, dentary, dan langit-langit mulut
(Cuvier,1846).
CIRI-CIRI IKAN KAPAR
(BELONTIA HASSELTI)
Menurut
Suwignyo (2005), ikan ini memiliki kebiasaan tidur yang aneh yaitu diam tak
bergerak pada dasar air tempat ia berada, bahkan kadang dalam posisi berbaring
sehingga terlihat seperti mati.
REPRODUKSI IKAN KAPAR
(BELONTIA HASSELTI)
Menurut
Mashudi (2011), ikan kapar termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di alam
liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa
bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya. Reproduksi ikan kapar sendiri
terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. Di Thailand misalnya, musim
kawin ikan kapar terjadi antara bulan Mei hingga Oktober.Perkawinan antara
kedua ikan kapar yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang
mengapung. Ikan kapar betina selanjutnya akan melepaskan telur-telurnya yang
kemudian akan mengapung di antara tanaman air. Sehari setelah pertama kali
dilepaskan ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua
hari, anak-anak ikan kapar sudah bisa berenang bebas.
Menurut
Cuvier (1829), ikan kapar berkembang biak sepanjang tahun dan tidak tergantung
pada musim. Kematangan kelamin biasanya
dicapai saat ikan kapar berumur 2-3 tahun. Sebelum induk betina bertelur, induk
jantan akan membuat sarang untuk meletakkan telur. Sarang telur dibuat dari
ijuk, serpihan bambu, atau tanaman kering yang ada di dalam kolam. Sarang
berdiameter 30 – 40 cm ini diletakkan di tempat yang tersembunyi. Setelah induk
betina meletakkan telur ke sarang, induk jantan akan membuahi telur tersebut.
Induk jantan juga akan menjaga telur hingga menetas. Biasanya telur akan
menetas setelah berumur lima hari. Usai perkawinan, menjaga keturunan menjadi
kewajiban induk betina. Telur yang menetas menghasilkan larva yang akan terus
tumbuh membesar.
PERAN IKAN KAPAR (BELONTIA
HASSELTI) DI PERAIRAN
Ikan
ini sangat agresif bila ditempatkan dalam ruang gerak yang terbatas atau sempit
misal seperti dalam aquarium dengan komunitas cukup banyak. Ikan ini diketahui
tidak suka berteman kecuali saat remaja (Cuvier,1829).
TINGKAH LAKU IKAN KAPAR
(BELONTIA HASSELTI)
Menurut
Ridwan (2004), ikan ini sering ditemukan diperairan tenang yang banyak
vegetasinya kebiasaan ikan ini mencium
ikan lain, tumbuhan/bebatuan, dan kaca akuarium. Sebenarnya ikan kapar tidak
benar-benar mencium. Saat sedang mencium benda-benda padat semisal batu, ikan
ini sebenarnya sedang menggerogoti makanan yang menempel pada permukaan benda
padat tersebut.
MANFAAT IKAN KAPAR (BELONTIA
HASSELTI)
Ikan
selincah (Belontia hasselti) adalah sejenis ikan dari suku guramiguramian
(Osphronemidae). Ikan ini juga dikenal dengan nama lain seperti Kakapar, Klopar
dan Selincah (Bahasa Melayu Sumatera dan Kalimantan, Kumbang (Kalbar). Ikan ini
terutama banyak hidup di perairan gambut. Ikan ini bernilai ekonomis, harga
ikan kelincah berkisar Rp 40.000 – Rp 60.000 per kilogram. Selain untuk
konsumsi, ikan ini juga diperdagangkan sebagai ikan hias di beberapa daerah
sehingga sangat potensial untuk dikembangkan Upaya pengembangan budidaya ikan
selincah diperlukan untuk pemanfataan sumberdaya perikanan yang berkesinambungan,
oleh karena itu proses domestikasi perlu dilakukan sebagai langkah awal proses pembudidayaannya.
Proses domestikasi memerlukan studi awal terkait dengan bio-ekologi ikan
tersebut, sehingga nantinya kebutuhan nutri pakan yang diberikan, ekologi media
budidaya yang dilakukan dan proses pemijahan dapat berhasil dengan baik,
sehingga dengan demikian penangkapan ikan selincah dari alam dapat terkendali
karena adanya kegiatan budidaya. Penelitian terkait domestikasi telah dilakukan
oleh Augusta (2016) tentang upaya domestikasi ikan tambakan (Helostoma
temminckii) yang tertangkap dari sungai Sebangau, hasil penelitian menunjukkan
bahwa domestikasi ikan tambakan tergolong dalam domestikasi tidak sempurna,
karena baru beberapa daur hidup ikan yang dapat berlangsung dalam sistem
budidaya.
PENULIS
Shierly
Raghvira R
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Azis
D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan,
Bogor.
Belontia
hasselti Cuvier & Valenciennes, 1831, AquaWorld
CUVIER,
G. AND A. VALENCIENNES. 1846. Histoire Naturelle des Poissons t. XVIII: 27.
Paris : Chez F.G. Levrault.
Cuvier.
1829. Histoire Naturelle des Poissons.
Evy,
Ratna. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
https://www.seriouslyfish.com/species/belontia-hasselti/
Kottelat,
M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar
Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI
KMNKLH Jakarta.
KOTTELAT,
M., A.J. WHITTEN, S.N. KARTIKASARI, S. WIRJOATMODJO. 1993. Ikan Air Tawar
Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI
KMNKLH Jakarta. hal 75
Mashudi,
Ediwarman dan Maskur. 2001. Pemijahan ikan tambakan (Helostoma temmincki).
Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Jambi
Putra,
R. M., Windarti Dan E. F. Simanjutak. 2012. Reproductive Biology Of Belontia
Hasselti From The Tambang Village, Kampar Regency, Riau.Proceedings Of The
International Seminar (Industrialization Of Fisheries And Marine Resources,
Faperika-Unri 2012). 5 Halaman.
Ridwan.
2004. Biologi Reproduksi Ikan. Penerbit Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan
Perairan Universitas Riau.Pekanbaru.
Post a Comment for "Ikan Kapar (Belontia Hasselti); Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"