Ikan Lemeduk mempunyai sinonim nama seperti
Barbonymorus schwanefeldii, Barbus pentazona schwanefeldii, Barbus schwanefeldii,
Puntius schwanefeldii (Fishbase, 2014). Ikan Lemeduk (B. schwanenfeldii)
mempunyai nama lokal yang sering disebut ikan kapiek, lempam, lempem, lampam,
tenadak merah (dalam Aisyah, 2014).
Ikan lemeduk (Barbonymus
schwanenfeldii) adalah salah satu sumber daya perikanan air tawar yang terdapat
di Perairan Sungai Tamiang. Nama lain ikan ini sering disebut ikan lampam, ikan
tengadak, kapiek, kapiat, lempem, lempam dan nama international disebut tinfoil
barb. Ikan lemeduk mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh pipih dan berwarna putih
keperak-perakan, sirip punggung berwarna merah bercampur hitam pada ujungnya,
sirip dada, sirip perut dan sirip dubur berwarna merah, sirip ekor berwarna
merah bercampur orange dengan pinggiran bergaris hitam dan putih (Kottelat dan
Whitten, 1993). Dalam Gunawan, et al. (2017).
KLASIFIKASI
IKAN LEMEDUK
Klasifikasi ikan Lemeduk (Barbodes
schwanenfeldii) menurut Kottelat dan Whitten (1993) dalam Aisyah (2014) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbodes
Spesies : Barbodes schwanenfeldii
HABITAT
IKAN LEMEDUK
Ikan lemeduk merupakan ikan yang hidup
di sungai dan danau. Pada musim banjir ikan ini masuk ke rawa-rawa dan
tempat-tempat yang baru tergenang. Ikan-ikan ini sering tertangkap di
tempat-tempat yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan pada malam hari
berada di daerah pinggir dan tempat yang bervegetasi (Setiawan, 2007 dalam
Aisyah, 2014). Distribusi ikan Lemeduk ini mulai dari Sumatra, Borneo, Malaya
dan Indochina. Ikan ini merupakan ikan konsumsi penting, terutama di Sumatera
Barat yang secara umum dipelihara di kolam-kolam (Kottelat dan Whitten, 1993
dalam Aisyah, 2014).
Secara umum ikan Lemeduk dapat
dijumpai hidup pada kedalaman 1,0-4,0 m, suhu antara 25°C-30°C, kecerahan
antara 40-120 cm, pH berkisar 5-7 dengan keadaan arus lemah atau pada
tempat-tempat yang merupakan lubuk. Hidup pada dasar perairan berpasir lumpur
dan ditempat-tempat berbatu yang banyak ditumbuhi tanaman air (Pulungan, 1987
dalam Aisyah, 2014).
Di daerah Riau, ikan Lemeduk (B.
schwanenfeldii) merupakan salah satu spesies ikan hasil utama Sungai Kampar dan
perairan umum lain sekitarnya. Ikan lemeduk tertangkap dengan alat tangkap
seperti rawai, jala, jaring insang dan pancing. Penangkapan ikan dilakukan
sepanjang tahun, namun khusus ikan Lemeduk, puncak penangkapannya adalah musim
kemarau yaitu pada saat permukaan air di sungai mencapai titik paling rendah.
Pada waktu tersebut kadang-kadang penangkapan dilakukan beramai-ramai dengan
menggunakan jaring atau alat penangkap yang terbuat dari daun kelapa (Siregar,
1989 dalam Aisyah, 2014).
FISIOLOGI
IKAN LEMEDUK
Faktor fisiologi dapat menunjukkan
keadaan ikan baik dilihat dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan
reproduksi. Selain itu faktor fisiologi dapat dipengaruhi oleh makanan, umur,
jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad. Faktor fisiologi dalam siklus ikan
mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini merupakan indikasi dari musim
pemijahan ikan yang menggunakan lemaknya sebagai sumber tenaga selama proses
pemijahan, pada umumnya akan mengalami penurunan faktor fisiologi (Setiawan
2007).
MORFOLOGI
IKAN LEMEDUK
Ikan Lemeduk mempunyai ciri-ciri
seperti bentuk tubuh pipih melebar dengan badan berwarna perak dan kuning
keemasan, sirip punggung berwarna merah dengan bercak hitam pada ujungnya,
sirip dada, sirip perut dan sirip dubur berwarna merah, sirip ekor berwarna
oranye atau merah dengan pinggiran garis hitam dan putih sepanjang cuping sirip
ekor. Garis rusuk dengan sisik garis rusuk 35-36, terdapat 13 sisik sebelum
awal sirip punggung dan 8 sisik antara sirip punggung dan gurat sisi (Kottelat
dan Whitten, 1993 dalam Aisyah, 2014). Ukuran rata-rata ikan ini antara 10-25
cm dan berat sekitar 200-600 g. Ikan ini dapat mencapai ukuran maksimal 30 cm
dan berat lebih dari 1 kg (Christensen, 2007 dalam Aisyah, 2014).
CIRI-CIRI
IKAN LEMEDUK
Genus Puntius termasuk sub famili
Cyprininae dari famili Cyprinidae dengan ciri khas mempunyai dua pasang sungut
(Nelson, 1994). Menurut Kottelat, Whitten, Kartikasari dan Wirjoatmodjo (1993)
Puntius mempunyai karakteristik pada sisik yang mempunyai proyeksi dari pusat
ke pinggir terlihat seperti jari-jari pada roda, jari-jari yang ke arah samping
tidak melengkung ke belakang dan tidak terdapat tonjolan keras (Vitri dkk.,
2012) (dalam Rahman, 2014).
Ikan Lemeduk mempunyai ciri-ciri
seperti bentuk tubuh pipih melebar
dengan badan berwarna perak dan kuning
keemasan, sirip punggung berwarna merah dengan bercak hitam pada ujungnya,
sirip dada, sirip perut dan sirip dubur berwarna merah, sirip ekor berwarna
oranye atau merah dengan pinggiran garis hitam dan putih sepanjang cuping sirip
ekor. Garis rusuk dengan sisik garis rusuk 35-36, terdapat 13 sisik sebelum
awal sirip punggung dan 8 sisik antara sirip punggung dan gurat sisi (Kottelat
dan Whitten, 1993). Ukuran rata-rata ikan ini antara 10-25 cm dan berat sekitar
200-600 g. Ikan ini dapat mencapai ukuran
maksimal 30 cm dan berat lebih dari 1
kg (Christensen, 2007 dalam Isa, dkk., 2012).
REPRODUKSI
IKAN LEMEDUK
Yustina dan Arnentis (2002) dalam
Aisyah (2014), berpendapat ikan kapiek (B. schwanenfeldii) bereproduksi
disekitar bulan September. Pada bulan September jumlah ikan semakin berkurang,
disebabkan oleh permukaan air yang naik dan merupakan stimulus bagi ikan untuk
bereproduksi. Berarti ikan pada bulan September sudah mulai melakukan
perjalanan (ruaya) ke daerah pemijahan. Ikan dalam melakukan ruaya ke daerah
pemijahan antara ikan jantan dan ikan betina masing-masing membuat kelompok
sendiri. Umumnya jadwal pemijahan pada ikan berhubungan dengan penyesuaian
terhadap keadaan yang menguntungkan, terutama yang berhubungan dengan
persediaan makanan yang diambil dari luar setelah persediaan kuning telurnya
habis (Elrifadah dan Rimalia, 2013 dalam Aisyah, 2014).
Ikan Lemeduk tergolong pada ikan yang
mempunyai tipe reproduksi biseksual, artinya sperma dan telur berkembang secara
terpisah pada individu yang berbeda. Dengan kata lain, ditemukan adanya ikan
jantan dan betina yang berkembang sejak lahir atau menetas dan setiap individu
akan tetap sebagai jantan atau betina selama hidupnya (Siregar, 1989 dalam Aisyah,
2014).
PERAN
IKAN LEMEDUK DI PERAIRAN
Karena ikan lemeduk merupakan
herbivora, sifatnya dapat mengendalikan gulma pada air. Ikan lemeduk memakan
fitoplankton sehingga dapat sebagai pembersih di perairan. Karena sekarang ini
banyak perairan yang blooming.
TINGKAH
LAKU IKAN LEMEDUK
Ikan lampam berenang seperti biasanya
dan mempunyai kebiasaan makannya untuk melangsungkan hidupnya dan kesukaannya
pada makanannya. Saat pemijahan ikan lemeduk jantan dan betina akan membuat
kelompok sendiri dan akan saling bergantung.
MANFAAT
IKAN LEMEDUK
Ikan lemeduk memiliki rasa yang gurih
sehingga sangat digemari oleh
masyarakat dan bernilai ekonomis,
harga pasar yaitu berkisar Rp 40.000 – Rp 50.000 perkilogram, menjadikan ikan
ini sebagai target utama penangkapan untuk memenuhi permintaan pasar ikan
lemeduk. Alat tangkap yang digunakanpun beragam, antara lain jala, “gontang”,
jaring insang (gill net), pancingan, bahkan ada juga masyarakat yang menggunakan
racun. Kondisi ini dapat mengancam populasi ikan lemeduk di alam. Ancaman
terhadap populasi ikan lemeduk semakin meningkat akibat berbagai aktifitas
manusia di sepanjang Sungai Tamiang diantaranya pemukiman penduduk, perkebunan
dan pertambangan (Galian C). Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah
pengembangbiakan ikan lemeduk, baik untuk tujuan budidaya maupun konservasi,
untuk mendukung tujuan tersebut diperlukan serangkaian penelitian termasuk
tentang kebiasaan makannya. (Gunawan, et al., 2017).
PENULIS
Saraswati Destri Pritaningtyas
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
DAFTAR
PUSTAKA
Aisyah, S. 2014. Aspek biologi reproduksi
ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara.
Gunawan, R. H., Z. A. Muchlisin., dan S.
Mellisa. 2017. Kebiasaan Makan Ikan Lemeduk (Barbonymus Schwanenfeldii) di Sungai
Tamiang, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Volume 2, Nomor 3: 379-388
Rahman, A. 2014. Studi morfometrik dan
meristik ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di sungai Belumai Kabupaten
Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Setiawan, B. 2007. Biologi reproduksi dan
kebiasaan makanan ikan Lampam (Barbonymus schwanenfeldii) di sungai Musi,
Sumatera Selatan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Post a Comment for "Ikan Lemeduk; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"