Sepat siam
(Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku gurami
(Osphronemidae). Ikan sepat biasanya hidup di rawa dimana ikan ini bertubuh
sedang, panjang total mencapai 25 cm dengan lebar pipih, dan mulut agak
meruncing. Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur
berwarna gelap. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi
alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke
ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Sepat siam
merupakan ikan konsumsi yang penting, terutama sebagai sumber protein di daerah
pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, sepat siam kerap
diawetkan dalam bentuk ikan asin dan diperdagangkan antar pulau di Indonesia.
KLASIFIKASI IKAN
SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Menurut
Robison (1971), klasifikasi ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis) sebagai
berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum : Chordata
Class
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Familiy : Osphronemidae
Genus
: Trichogaster
Species
: Trichogaster pectoralis
HABITAT IKAN SEPAT
SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Menurut
Aziz et al., (2005), Ikan sepat siam merupakan ikan asli negara Thailand. Di habitat aslinya, ikan ini hidup di rawa -
rawa yang banyak ditumbuhi tanaman airnya, karena ikan ini butuh substrat
sebagai tempat melatakkan busa untuk telur - telurnya. Ikan sepat siam tumbuh
pada 23-270C dan pada suhu sekitar 6,5-7. Meskipun ikan ini tidak begitu
populer dikalangan masyarakat luas, namun ikan ini cukup dikenal di Indonesia.
Meskipun ikan ini adalah ikan untuk konsumsi, tapi pada ukuran kecil ikan ini
bisa dijadikan sebagai ikan hias, karena bentuk tubuh dan warnanya sangat
menarik. Ikan sepat siam merupakan ikan asli
negara Thailand, dan hidup di rawa-rawa. Ikan ini di datangkan ke
Indonesia pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka.
FISIOLOGI IKAN SEPAT
SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Menurut
Froese et al., (2007), fisiologi ikan sepat siam menyukai air yang jernih untuk
memijah dan beraktifitas. Selain itu, ikan ini menyukai perairan yang tenang.
Ikan ini hidup di perairan air tawar dimana insang mereka harus mampu
mendifusikan air sembari menjaga kadar garam dalam cairan tubuh secara
simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga memainkan peran penting, ikan
air tawar yang kehilangan banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air yang
berdifusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Menurut
Aziz et al., (2005), ikan sepat siam dapat di pelihara di kolam atau di sawah,
terutama di daerah-daerah dataran rendah atau di rawa-rawa yang pH-nya sedikit
asam atau di kolam-kolam tergenang tanpa adanya aliran air sehingga zat asam
minimal. Ikan sepat siam adalah ikan yang mempunyai alat labyrinth sehingga
kekurangan zat asam tidak merupakan masalah besar.
MORFOLOGI IKAN SEPAT
SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Men
urut Kottelat et al., (1993), morfologi ikan sepat siam yaitu bentuk tubuh
pipih (compressed), tubuh dilapisi sisik dari ujung mulut sampai ekor. Tubuh
berwarna perak kusam kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh
tubuhnya dengan pola warna belang belang hitam dan terdapat sejalur bintik
besar kehitaman yang terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke
pangkal ekor. Memiliki alat pernapasan tambahan yaitu Mulut dapat disembulkan.
Mulut kecil, sempit, dan tebal dengan moncong yang pendek, tumpul dan tidak
terdapat duri. Bibir atas bersambung dengan bibir bawah dan hanya bibir rahang
atas yang berlipatan. Memiliki sepasang
lubang hidung (monorhinous), dan tidak memiliki sungut. Posisi mulut berada
tepat di ujung hidung (terminal). Gurat sisi (linea lateralis) seperti garis
lurus dan susunan tapi tidak sempurna. Ikan ini memiliki sirip yang lengkap
yaitu sirip punggung yang memanjang mulai dari pertengahan tubuh sampai ke
pangkal ekor dan berjumlah 1 buah. Permulaan dasar sirip punggung terletak di
belakang sirip perut dan terpisah dengan sirip ekor. Sirip dada (pectoral fin)
terletak di linea lateralis persis di bawah sudut tutup insang (operculum
posisi dasar vertikal. Sirip perut (ventral fin) terletak di bawah sirip dada
yang disebut thoracic. Sepasang jari terdepan sirip perut bermodifikasi menjadi
bulu cambuk. Sirip anus (anal fin) menyatu dengan sirip ekor dan tidak diliputi
sisik (squama). Sirip ekor (caudal fin) memiliki bentuk berlekuk tunggal.
Seluruh sirip berwarna gelap.
CIRI-CIRI IKAN SEPAT
SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Menurut
Sugio (1996), ciri khusus ikan sepat siam merupakan ikan sepat terbesar. Ikan
sepat dapat tumbuh hingga ukuran panjang mencapai 25cm. Sedangkan ikan sepat
seumumnya dapat tumbuh hanya dengan berukuran 12cm. Corak pada tubuh ikan sepat
siam yang belang-belang seperti kulit ular sehingga ikan ini mendapat sebutan
snake skin.
REPRODUKSI IKAN SEPAT
SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Menurut
Suyanto (1995), untuk membiakan jenis ikan ini tidak diperlukan perlakuan
khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame. Ikan sepat dapat berbiak di kolam pemeliharaan
dengan sendirinya. Tumbuh-tumbuhan air
seperti Hydrilla persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan.
Kolam
pemijahan hendaknya agak dalam yaitu sekitar 70 - 100 cm, dan pada waktu
pemijahan terjadi kolam hendaknya berair diam sehingga pemasukan air cukup
untuk mengganti air yang hilang karena penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan
air yang mengapung baik sekali disediakan untuk menutup sebagian kecil
permukaan saja. Pada waktu pemijahan maka
ikan jantan akan membuat sarang terlebih dahulu.
Pembuatan
sarang dilakukan selama 1 - 2 hari.
Gelembung - gelembung udara (buih) yang membentuk sarang tersebut
bergaris tengah 1,5 - 3 mm. Pada waktu
pembuatan sarang tersebut ikan - ikan lain tidak diperkenankan mendekat. Jika ada ikan yang mendekat maka akan
dikejarnya sehingga keluar dari daerah territorial tempat sarang
dibuat. Sarang biasa dibuat dari bagian tepi
atau
di sudut - sudut. Setelah sarang siap
maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan terjadi di bawah sarang.
Telur
yang telah dibuahi tadi mengapung sampai mencapai sarang tersebut. Telur menetas setelah 2 - 3 hari. Telur kemudian dijaga oleh jantan, terutama
dari gangguan-gangguan lain yang mendekat. Untuk mengembangbiakkan ikan sepat
siam ini sebaiknya kolam dipersiapkan dengan pengeringan, pemupukan dan
sebagainya, agar hama benih dapat hilang dan benih cukup mendapat makanan
terutama makanan alami (Zooplankton). Menurut Sudarsono (2010), ikan sepat akan
melakukan pemijahan kurang lebih 2 hari. Selanjutnya ikan akan menunggu masa
menetas telur hingga 2 atau 3 hari. Sebenarnya agar lebih aman ikan sepat
dibuatkan tempat pemijahan sendiri dengan pemijahan yang sudah diatur dan
diberi tempat untuk menempel telur.
PERAN IKAN SEPAT SIAM
(TRICHOGASTER PECTORALIS) DI PERAIRAN
Menurut
Odum (1971), sepat siam dapat memberikan manfaat pada persawahan. Dengan adanya
ikan sepat siam maka hama yang sering menyerang terutama keong yang sering
berkembang pada dasar padi bisa dimakan oleh ikan. Ikan sepat siam memang
sangat cocok dibudidayakan dengan menggabungkan di lahan pertanian. Karena
kondisi sawah yang tergenang dengan air dan pH air yang cukup baik adalah
habitat yang sempurna untuk ikan sepat siam.
TINGKAH LAKU IKAN
SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Tingkah
laku ikan sepat siam merupakan fototaksis positif. Dikarenakan ikan sepat
apabila diberikan cahaya akan mendekati cahaya. Itu disebabkan karena ikan
sepat hidup di permukaan perairan yang dimana langsung dekat oleh cahaya.
Fototaksis adalah gerak taksis yang menyebabkan oleh adanya rangsangan berupa
cahaya.Ikan tertarik cahaya melalui otak (pineal rigean pada otak). Peristiwa
tertariknya ikan pada cahaya disebut fototaksis. Dengan demikian ikan tertarik
oleh cahaya hanyalah ikan-ikan fototaksis,yang umumnya adalah ikan-ikan pelagis
dan sebagian kecil ikan demersal, sedangkan ikan-ikan yang tidak tertarik oleh
cahaya akan menjauhi cahaya biasa disebut fotophobi (Sudarsono,2010).
MANFAAT IKAN SEPAT
SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Ikan
sepat siam, Trichopodus pectoralis Regan 1910, merupakan salah satu ikan yang
potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas budi daya ekonomis. Beberapa hal
yang menjadi pertimbangan penting suatu komoditas potensial budi daya adalah
tingginya nilai ekonomis dan jumlah produksi yang tinggi. Jumlah produksi ikan
sepat siam relatif lebih tinggi dibandingkan ikan-ikan lokal lainnya. Data Statistik
Kelautan dan Perikanan 2011 (Pusdatin KKP 2013) menunjukkan pada periode
2007-2010 tingkat produksi ikan sepat siam meningkat dari 17.919 ton menjadi
22.306 ton. Namun, tingginya produksi tersebut sebagian berasal dari tangkapan
alam (Nasution 2012). Volume produksi ikan sepat dari kegiatan budi daya pada
empat tahun berturut-turut (2008-2011) hanya berkisar 2,82-12,36% dari total produksi
setiap tahun (Pusdatin KKP 2013). Suplai ikan sepat siam yang banyak berasal
dari penangkapan di alam berpotensi menyebabkan ketersediaan di alam semakin
menurun. Indikasi penurunan kelimpahan ikan sepat siam di perairan umum
dibuktikan dengan semakin kecilnya ukuran individu ikan sepat siam yang
berhasil ditangkap oleh masyarakat nelayan. Langkah domestikasi ikan sepat siam
diperlukan agar pengembangbiakan melalui kegiatan budi daya dapat dilakukan
untuk mengatasi kelangkaan dan menjaga kelestariannya.
PENULIS
Shierly
Raghvira R
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Ath-thari,
MH. F., D. T. Soelistyowati., dan R. Gustiano. 2014.Performa reproduksi ikan
sepat siam (Trichopodus pectoralis Regan 1910) asal Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan. Jurnal Iktiologi Indonesia, 14(3):201-210
Azis
D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan,
Bogor.
Froese
E. R and Pauly. D. 2007 version. N.p.: FishBase, 2007. "Trichogaster
pectoralis". FishBase.
http://www.fao.org/fishery/species/3321/en
Kottelat,
M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar
Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI
KMNKLH Jakarta.
KOTTELAT,
M., A.J. WHITTEN, S.N. KARTIKASARI, S. WIRJOATMODJO. 1993. Ikan Air Tawar
Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI
KMNKLH Jakarta. hal 75
Odum,
E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. 3rd Edition. W.B. Sounders Company,
Philadelpia. pp. 368-381.
Robison,
Henry Welborn (1971), An Ethological Study of the Snakeskin Gourami,
Trichogaster pectoralis, with Comments on Phylogenetic Relationships Among
Species of Trichogaster (Pisces, Belontiidae)
Sudarsono
dan Moyoginta. 2010. Pengaruh Kromanium dalam Pakan Terhadap Kadar Glukosa
Darah, Koesien Respirator, Ekstkresi NH3-N dan Pertumbuhan Ikan Gurami; Vol. 10
No. 1 hal. 25-29.
Sugio.
1996. Preferensi Pakan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus Pall) Melalui
Teknis Analisis Lambung dan Pengajarannya di Sekolah Menengah Umum. Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sriwijaya.
Suyanto,
S. Rachmatun. 1995. “Parasit Ikan dan
Cara-cara Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.
Post a Comment for "Ikan Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis); Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"