Ikan Sumatra (Puntius
tetrazona) merupakan salah satu ikan hias asli Indonesia yang banyak ditemukan
di perairan umum pulau Sumatera dan Kalimantan. Mempunyai warna dan bentuk
tubuh yang cukup menarik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan ini memiliki
ciri khas berupa bentuk badan memanjang, pipih ke samping, warna dasar badannya
putih keperakan. Ikan ini memiliki empat buah garis berwarna hitam kebiruan
yang memotong badannya. Ikan Sumatra hidup pada habitat alaminya di rawa-rawa.
P.
tetrazona dijuluki ikan Sumatra karena pertama kali ditemukan di Pulau Sumatra,
tepatnya di perairan Lampung, Jambi, dan Riau. Lantaran berasal dari Sumatra,
orang lantas menyebutnya ikan Sumatra atau bard sumatra kata orang asing.
Belakangan, baru ketahuan bahwa ia bisa juga ditemukan di Kalimantan. Menurut
Axelrod dalam "Exotic Tropical Fish", di habitat aslinya
"harimau air" hidup di perairan jernih, dengan pH 6,6-6,7 dan
temperatur 23-27 oC. Makanan alaminya jasad renik (zooplankton) dan unsur tumbuh-tumbuhan
(phytoplankton). Varietasnya ada 4 (empat) dengan bentuk tubuh yang sama hanya
berbeda pada warna tubuh dan sirip.
KLASIFIKASI IKAN
SUMATRA
Adapun
klasifikasi Ikan Sumatra (Puntius tetrazona) menurut Richo (2010) adalah:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo :
Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius tetrazona
HABITAT IKAN SUMATRA
Habitat
alami ikan sumatra adalah sungai dangkal dengan arus sedang berair keruh atau
jernih. Mereka menyukai habitat air dengan keasaman antara 6-8 dan tingkat
kesadahannya 5 hingga 19 dGH, serta suhu lingkungan antara 20 hingga 26 derajad
Celcius. Daerah rawa juga sering dijadikan tempat hidup, sehingga bisa
disimpulkan bahwa ikan jenis ini mampu hidup dengan kondisi air yang berubaha
drastis. Mereka bisa bertahan hidup hingga enam tahun (Permana,2013).
Ikan
Sumatra merupakan salah satu ikan hias perairan tropis. Habitat asli Ikan
Sumatra adalah di Kepulauan Malay, Sumatra, dan Borneo . Ikan Sumatra hidup di
perairan tawar seperti sungai, danau, dan rawa. Ikan ini menyukai perairan yang
berarus tenang. Ikan ini dapat tumbuh mencapai panjang 7 cm. Ikan Sumatra hidup
pada perairan yang memiliki kisaran derajat keasaman (pH) 6 – 8, dengan tingkat
kesadahan 5 – 19 dH (optimum 10), dan suhu berkisar 25 – 29° C (Wibawa,2012).
FISIOLOGI IKAN
SUMATRA
Ikan
yang berukuran kecil, dengan panjang total (beserta ekor) mencapai 70mm. Tubuh
berwarna kekuningan dengan empat pita tegak berwarna gelap; pita yang pertama
melewati mata dan yang terakhir pada pangkal ekor. Gurat sisi tak sempurna,
22-25 buah dengan hanya 8-9 sisik terdepan yang berpori. Batang ekor
dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh sekitar setengah kali panjang standar (tanpa
ekor). Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor berwarna kemerahan. Sirip
punggung dan sirip dubur berwarna hitam, namun warna hitam pada sirip punggung
dibatasi oleh garis merah (Richo, 2010).
MORFOLOGI IKAN
SUMATRA
Ikan
sumatra memiliki ukuran tubuh kecil
dengan panjang keseluruhan hanya 70 mm. Ukurannya yang kecil tidak mengurangi
keindahan warnanya sehingga sangat cantik sebagai ikan peliharaan di akuarium
rumah. Mimiliki warna kekuning-kuningan pada mulut dan sirip bawah, ikan ini
juga memiliki pita warna gelap tegak mengelilingi tubuhnya. Warna hitam juga
tampak apda bagian sirip punggung dan sirip dubur. Hanya saja, pada sirip
punggung ditemukan pemisah garis merah(Permana,2013).
CIRI-CIRI IKAN
SUMATRA
Ciri
ikan ini tampak jelas, badannya memanjang, pipih ke samping. Pada tubuhnya yang
berwarna putih keperakan terdapat empat buah garis berwarna hitam kebiruan memotong
badannya. Keempat garis tersebutberjejer : satu buah di bagian kepala melewati
mata dan tutup insang, dua buah di bagian badan, dan satu buah lagi di pangkal
ekor (Atom, 2009).
REPRODUKSI IKAN
SUMATRA
Axelrod
et al. (1983) dalam Wibawa (2012), mengemukakan bahwa proses pemijahan pada
ikan Sumatra dapat dipercepat apabila media pemijahan memiliki kesadahan yang
lebih rendah daripada media pemeliharaan. Pemijahan ikan Sumatra berlangsung
pada pagi hari di tanaman-tanaman air. Telur yang dipijahkan bersifat adhesif
atau menempel pada substrat. Ikan Sumatra mampu menghasilkan telur 300 butir
setiap kali memijah. Setiap kali induk Sumatra memijah, mampu mengahasilkan
telur sebanyak 300 – 1000 butir. Telur ikan Sumatra berdiameter 1.18 + 0.05.
TINGKAH LAKU IKAN
SUMATRA
Ikan
sumatra senang berenang bergerombol. Bila dipelihara dalam jumlah kecil, kurang
dari 5 ekor, ikan ini dapat menjadi agresif dan mengganggu ikan-ikan yang lain.
Ikan-ikan yang lemah dan kurang gesit dapat menjadi sangat menderita akibat
gigitan ikan sumatra yang dominan, yang terutama akan menyerang sirip-siripnya
(Ucan, 2012).
MANFAAT IKAN SUMATRA
Ikan
sumatra memiliki manfaat yaitu sebagai ikan hias karena warnanya yang sedap
dipandang mata, Secara global perdagangan ikan hias sangat menjanjikan.
Komoditas ikan hias air tawar mempunyai jumlah lebih besar dari pada dengan
ikan hias yang berasal dari laut. Pangsa pasar ikan hias air tawar mencapai
85%. Hal tersebut disebabkan ikan hias air tawar lebih banyak dibudidayakan, sehingga
perkembangannya lebih cepat dari pada dengan ikan hias air laut yang berasal dari
tangkapan nelayan.
Salah
satu faktor penting dalam penyediaan ikan hias untuk memenuhi kebutuhan
pembudidaya ikan hias dan keberhasilan dalam budidaya ikan hias adalah
transportasi ikan hidup. Transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa dan
menempatkan ikan dalam suatu lingkungan yang berlainan dengan lingkungan
asalnya, disertai dengan perubahan sifat lingkungan yang mendadak. Ikan hidup
yang akan dikirim dipersyaratkan dalam keadaan sehat dan tidak cacat untuk
mengurangi peluang mati selama pengangkutan (Handisoeparjo, 1982 dalam
Kusyairi, 2013).
Transportasi
ikan hidup terbagi dua yaitu sistem basah dan sistem kering. Sistem basah
terbagi atas dua metode, yakni metode terbuka dan metode tertutup. Faktor yang
sangat penting pada pengangkutan benih ikan sistem tertutup adalah jumlah
kepadatan hal ini penting dilakukan untuk menjamin tersedianya oksigen terlarut
yang memadai. Kemampuan ikan untuk mengkonsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh
toleransi terhadap stress, suhu air, pH, konsentrasi CO2, sisa metabolisme lain
seperti amoniak dan kepadatan ikan. Transportasi benih ikan, biasanya dilakukan
dengan kepadatan yang sedikit lebih tinggi, hal ini bertujuan agar biaya
transportasi lebih efisien. Namun, semakin padat ikan yang dibawa di dalam
suatu wadah, semakin besar kemungkinan ikan tersebut terluka akibat gesekan
antar ikan. Ikan yang ditransportasikan secara padat dalam suatu wadah akan
mudah mengalami stres. Stres dan luka akibat gesekan dapat menimbulkan penyakit
dan akhirnya ikan mati.
PERAN IKAN SUMATRA DI
PERAIRAN
Ikan
ini berperan sebagai predator maupun sumber nutrisi bagi ikan predator di
perairan tempat tinggalnya. Ikan sumatra termasuk ikan omnivora atau pemakan
apa saja walaupun pakan hidup lebih disukai. Sebagai ikan sungai maka pakannya
adalah organisme dasar perairan seperti cacing rambut (Tubifex sp). Cacing
rambut merupakan salah satu
pakan yang baik karna mengandung pigmen yang dapat memperindah warna sumatra
atau larva insekta dasar seperti cacing darah (Chironomus sp.) dan pellet dengan
kandungan protein 30%.
PENULIS
Risma
Novita Santi
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Atom.
2009. Budidaya ikan sumatra. http://iniikanku.blogspot.com
diakses 11 Desember 2015.
https://www.seriouslyfish.com/species/puntigrus-tetrazona/
https://www.seriouslyfish.com/species/puntigrus-tetrazona/
Permana,
Yuli. 2013. Ikan hias. http://www.ikanhias-yuli-org/p/disclaimer.html.
Siswaidi.2013.Ajasmanfaat:ikansumatra.http:ajasmanfaat.blogspot.com/2013/04/Ikan
–sumatra.html.
Ucan.
2012. Tingkah laku ikan Sumatra http://duniaikan-surabaya.blogspot.co.id/2012/05/sumatra-si-kecil-yang-lincah-nan-gesit.html.
Wibawa.2012.MorfologiikanSumatra.http://zonaikan.wordpress.com/2012/07/18/morfologi-ikan-sumatra/
Post a Comment for "Ikan Sumatra; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"