Ikan Uceng (Nemacheilus
fasciatus) merupakan komoditas ikan air tawar dengan habitat asli di perairan
sungai. Penyebaran ikan uceng meliputi wilayah Asia, khususnya Indonesia di
Sumatera, Jawa (Fishbase, 2017), dan Kalimantan (Kottelat et al., 1993). Ikan
uceng biasanya dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi oleh masyarakat di Kabupaten
Temanggung sebagai sumber protein hewani. Ikan uceng termasuk dalam ordo cypriniformes
yang memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh, seperti omega-3 (EPA dan DHA)
dan omega-6 yang bermanfaat bagi tubuh manusia untuk mencerdaskan otak, serta
membantu masa pertumbuhan (Sitanggang, 2014). Dalam Ath-Thar, et al. (2018).
KLASIFIKASI IKAN
UCENG (NEMACHEILUS FASCIATUS)
Menurut
Fishbase 2004 dalam Wibisono 2014, dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan
Uceng adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Osteichtyes
Order : Cypriniformes
Family
: Ballitoridae
Subfamily
: Nemachellinae
Genus
: Nemachellus
Spesies
: Nemachellus Fasciatus Valenciennes
MORFOLOGI IKAN UCENG (NEMACHEILUS
FASCIATUS)
Ikan
dari genus Nemachellus ditandai dengan sirip punggung yang agak pendek (7 atau 8 cabang), garis longitudinal,
membentuk sebuah band diseluruh tubuh ke
arah sirip ekor, bola mata berwarna hitam besar. Lubang hidung dekat satu sama lain
tubular tapi tidak diperpanjang sebagai sungut. Mulut setengah lingkaran, bibir
agak berdaging, sangat berkerut, bibir atas dengan sepasang barbel (Kottelat et
al.,1993 dalam Wibisono, 2014). Pada Uceng jantan bentuk tubuhnya lebih
langsing dengan pewarnaan tubuh yang lebih cerah daripada betina. Ekor jantan
biasanya berwarna merah sedangkan hal yang sama tidak ditemukan pada Uceng
betina (Wibisono, 2014).
HABITAT IKAN UCENG
(NEMACHEILUS FASCIATUS)
Ikan
Nemachellus sp. ini sangat susah ditangkap karena hidupnya banyak ditemukan di
habitat bebatuan hingga perairan berkerikil dan ukuran tubuh yang kecil (Risyanto
et al., 2010 dalam Wibisono,2014). Nemachellus sp. dengan badan memanjang
ditemukan pada perairan dengan kandungan oksigen terlarut tinggi, hidup di tepi
sungai pada bagian dangkal dan dasar dasar sungai batu, kerikil serta pasir. Spesies
ini mampu berenang melawan arus (Brown, 1975; Kottelat et al., 1993 dalam Wibisono,2014).
Menurut Mark (2006) dalam Wibisono (2014), spesies ini terbiasa di alam Liar.
Bila ingin memelihara ikan ini dalam sebuah akuarium, maka akuarium harus Memiliki
tingkat aliran air yang baik dan sirkulasi oksigen yang baik pula untuk
mensimulasikan sungai di pegunungan yang cukup mengalir. Substrat harus terdiri
dari pasir air yang halus atau kerikil yang halus akan membantu untuk
melindungi daerah barbel sensorik yang sensitif. Sisa tangki harus dilengkapi
dengan kerikil/ cobbles bulat dan tumpukan batu serta bogwood untuk membuat
tempat persembunyian.
TINGKAH LAKU IKAN
UCENG (NEMACHEILUS FASCIATUS)
Tingkah
laku ikan adalah adaptasi tubuh ikan terhadap pengaruh lingkungan internal dan
eksternal. Yang termasuk lingkungan eksternal adalah oksigen, cahaya,
salinitas, dan factor lingkungan lainnya. Yang termasuk lingkungan internal
adalah kematangan gonad, pertumbuhan (WIbisono,2014). Menurut Perkasa (2013)
dalam dalam Wibisono(2014), pada jam 3 sore biasanya ikan Uceng mulai keluar
dari persembunyiannya menuju perairan dangkal (kurang lebih kedalaman 20-40 cm
untuk mencari makan). Hal tersebut berlangsung sampai dengan jam 10 malam, dan
Uceng akan menghilang kembali ke persembunyiannya dan akan keluar ke
kedangkalan lagi antara jam 4 dini hari sampai dengan jam 6 pagi. Setelah jam
itupun ikan Uceng akan kembali ke persembunyiannya, yang tepatnya pada
kedalaman berapa centi meter, namun sangat susah ditemukan. Alasan utama kenapa
spesies ikan tertentu berkumpul ditempat tertentu :
a. Ikan memilih kehidupan lingkungan yang
sesuai untuk spesiesnya.
b. Mereka memburu sumber makanan yang
berlimpah.
c. Mereka mencari tempat yang sesuai untuk
memijah dan berkembang biak.
REPRODUKSI IKAN UCENG
(NEMACHEILUS FASCIATUS)
Reproduksi
merupakan salah satu mata rantai dalam siklus kehidupan yang saling berhubungan
dengan mata rantai lainnya yang akan menjamin kelangsungan hidup spesies.
Siklus reproduksi pada ikan tetap berlangsung selama fungsi reproduksi masih
normal. Reproduksi ikan erat kaitannya dengan perkembangan gonad. Pertambahan
berat gonad akan diikuti oleh pertambahan berat ikan serta bertambahnya
diameter telur dan perkembangan tingkat kematangan gonad(Wibisono, 2014). Menurut
Tjahjo et al.,(2000) dalam Wibisono (2014), ikan Uceng (2,12-5,55g) mempunyai
felkunditas total berkisar 2.257-13.760 butir telur. Pola sebaran diameter
telur menunjukkan bahwa pemijahan terjadi sekali dalam satu tahun (musim)
dengan lama waktu pemijahan relatif panjang.
CIRI-CIRI IKAN UCENG (NEMACHEILUS
FASCIATUS)
Bentuk
mulut setengah lingkaran, bibir agak berdaging, sangat berkerut, serta memiliki
sepasang barbel pada bibir atas, pada jantan ekor berwarna merah sedangkan pada
betina tidak ditemukan(Kottelat et al., 1993 dalam Wibisono, 2014).
PERAN IKAN UCENG (NEMACHEILUS
FASCIATUS) DI PERAIRAN
Menurut
Fishbase (2013), ikan Uceng adalah jenis ikan herbivora yaitu pemakan organisme
bentik seperti plankton dan detritus. Sehingga dalam hal ini Uceng berperan
sebagai predator bagi plankton dan tumbuhan air pada umumnya.
FISIOLOGI IKAN UCENG (NEMACHEILUS
FASCIATUS)
a. Sistem Ekskresi
Ikan
mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerahan. Ginjal
dengan saluran urine yang muaranya menyatu dengan muara kelamin dinamakan muara
saluran urogenitalis (terdapat dibelakang anus). Alat ekskresi ikan terdiri
dari: 1) Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O; 2) Kulit (kelenjar kulitnya)
mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam
air; 3) Sepasang injal (sebagian besar ikan) untuk mengeluarkan urine.
Ikan
air tawar cenderung menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Insang
ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai
glomerulli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk
lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar an sekaligus memompa
air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli
ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam
diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermeable
(kedap air, tidak dapat tembus) terhadap air. Urine yang dihasilkan mengandung
konsentrasi air yang tinggi(Fujaya,2004).
b. Sistem Pencernaan
Pencernaan
adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia sehingga
menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus kemudian diedarkan
ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Saluran pencernaan pada
ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi
kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang
tidak dapat digerakkan serta banyak menghasilkan lendir tetapi tidak
menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke esophagus
melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Dari esophagus masuk ke
lambung, pylorus, usus, rectum dan terakhir adalah anus. Kelenjar pencernaan
terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan
yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan(Raharjo dkk,
2011).
REPRODUKSI IKAN UCENG
(NEMACHEILUS FASCIATUS)
Ikan
merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki
alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang tetapi
mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi
oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan
dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang
rimbun oleh tumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan dengan
itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dari testis yang disalurkan melalui
saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui
kloaka sehingga terjadi fertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa
ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan
air atau pada celah-celah batu.
MANFAAT IKAN UCENG (NEMACHEILUS
FASCIATUS)
Saat
ini populasi ikan uceng di alam semakin menurun (Subagja et al., 2016) karena
penangkapan ikan secara berlebihan. Umumnya masyarakat mendapatkan ikan uceng
dengan penangkapan menggunakan jaring, pancing, bahkan dengan setrum. Pengembangan
budidaya ikan uceng melalui tahapan domestikasi perlu dilakukan untuk
mengurangi kegiatan penangkapan ikan uceng di alam dan melakukan program
pemuliaannya. Domestikasi merupakan proses penjinakan suatu organisme yang berasal
dari alam (wild type) untuk dipelihara dan dibudidayakan
dalam wadah terkontrol (Lorenzen et al., 2012). Proses domestikasi bertujuan
untuk mengadaptasikan organisme liar dalam kondisi budidaya sehingga
berlangsung seleksi performa terbaik secara alamiah yaitu individu yang dapat merespons
kondisi lingkungan budidaya dapat bertahan hidup, menerima pakan buatan, serta
dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik (Ath-Thar, et al. 2018).
PENULIS
Sofi
Ayu Andini
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
Ath-Thar,
M. H., A. Ambarwati., D.T.Soelistyowati., Dan A. H. Kristanto. 2018. Keragaan
Genotipe Dan Fenotipe Ikan Uceng Nemacheilus Fasciatus (Valenciennes, 1846)
Asal Bogor, Temanggung, Dan Blitar. Jurnal Riset Akuakultur, 13 (1), 2018, 1-10
https://pokmaswasfajarbengawan.blogspot.com/2017/08/mengenal-ikan-uceng-nemachilus-fasciatus.html
Fujaya,Y.2004.Fisiologi
Ikan. Rineka Cipta:Jakarta.
Raharjo,
M.F. 1980. Ichthyologi. Depatemen Biologi Perairan, Fakultas Perikanan,IPB
Raharjo,
M.F.,dkk.2011.Ikhtiologi.Lubuk Agung:Bandung.
Wibisono,
S.A. 2014. “Studi Tentang Bio-Ekologi Ikan Uceng (Nemachellus sp.) di Desa
Babatan Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar”. Skripsi. Malang : Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Post a Comment for "Ikan Uceng (Nemacheilus Fasciatus); Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"