Ikan Arwana Silver
atau Arwana Brazil (Osteoglossum bicirrhosum), (Osteoglossum bicirrhosum)
(Cuvier, 1829) merupakan ikan hias air tawar yang berasal dari sungai Amazon. Ikan
arwana tersebar di beberapa sungai, yaitu: sungai Rupununi, Oyapock, dan sungai
Guyana di Amerika Selatan (Moreau & Oliver 2006). Ikan ini termasuk ke
dalam famili Osteoglossidae atau bony-tongue fish, karena bagian dasar mulutnya
berupa tulang yang digunakan sebagai gigi (Kottelat et al. 1993). Ikan arwana
silver termasuk ke dalam ikan karnivora yang bersifat predator dengan bentuk
tubuh dan sirip yang panjang, mulai dari bagian tengah badan sampai pada ujung
ekor yang memberi kesan menarik saat berenang (Lowry et al. 2005).
Status
konservasi arwana ini belum jelas. Pada tahun 2004 sampai sekarang CITES
(Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora)
dan IUCN (International Union for the Conservation of Nature) belum memasukkan
jenis arwana ini sebagai spesies yang terancam punah, namun laporan beberapa
tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan populasi satwa ini di habitat
aslinya akibat penangkapan yang berlebihan (Moreau & Coomes 2007). Di
Brazil arwana silver dewasa ditangkap untuk dimakan, sedangkan di Kolumbia
juvenil arwana silver ditangkap untuk dijual sebagai ikan hias (Duponchelle et
al. 2012). Arwana silver mulai dibudidayakan di Indonesia pada tahun 1970
sebagai ikan hias (Tjakrawidjaja AH 2 Juli 2014, komunikasi pribadi).
KLASIFIKASI IKAN
ARWANA SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Berdasarkan
klasifikasi yang ditemukan oleh Weber, M dalam Apin (2004) dalam Silvia (2015),
klasifikasi arwana sebagai berikut:
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Osteoglossiformes
Famili
: Osteoglossidae
Genus
: Osteoglossum
Spesies
: Osteoglossum bicirrhosum
HABITAT IKAN ARWANA
SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Habitat
alami arwana berupa sungai-sungai berarus lambat, rawa-rawa dan danau dangkal
dengan kedalaman 2-3 meter. Habitat seperti ini dapat menyebabkan pembawaan
arwana begitu tenang, meskipun tidak jarang tampak agresif. Dasar perairan
tempat hidup arwana di alam umumnya berlumpur dan terdapat tanaman air.
Perairan ini biasanya agak asam karena memiliki pH 4,5-5. Oleh sebab itu ikan
arwana ini cukup tahan terhadap serangan penyakit. Meskipun demikian, arwana
cukup sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan
kadar ammonia dalam air. Arwana lebih banyak beraktifitas di malam hari (Apin,
2004 dalam Silvia, 2015).
Arwana
termasuk ikan endemik Indonesia. Para hobiis dan penangkar Arwana mengenal
spesies ini dengan sebutan ikan naga. Tubuh arwana umumnya memanjang dengan
warna gelap pada bagian punggung. Daerah hulu sungai besar yang berair tenang
dan jernih dengan derajat keasaman air (pH) lebih dari 6 merupakan habitat
favorit bagi arwana. Kadang-kadang, arwana juga ditemukan di sungai yang
mengalir deras. Jenis ini juga termasuk tipe mouth brooder yang melindungi
telur dan juvenil-nya di dalam mulut (Sudarto, 2003 dalam Silvia, 2015).
FISIOLOGI IKAN ARWANA
SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Sistem
pencernaan pada ikan arwana terdiri atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan tersebut terdiri atas mulut,
kerongkongan,Oseofagus, lambung, usus, dan dubur. Kelenjar pencernaannyaterdiri
atas hati dan kantong empedu. Ikan arwana termasuk ikanbertulang sejati atau
memiliki kerangka dari bahan tulang sejati.Kulit banyak mengandung kelenjar
lendir dan tertutup oleh sisik. Sirip dan ekor berbentuk simetris. Insang
dilindungi oleh tutup insang. Tubuh ikan arwana dapat dibedakan menjadi 3
bagian,yakni kepala, badan dan ekor (Murtidjo,2001). Arwana
termasuk ikan yang tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Akan tetapi
mereka sensitive terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan
kadar ammonia, nitrit dan nitrat (Purwakusuma, 2007).
MORFOLOGI IKAN ARWANA
SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Secara
morfologis (ciri-ciri fisik), badan dan kepala Arwana agak padat. Tubuhnya
pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung.
Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh
arwana panjangnya antara 20-24 cm. Bentuk mulutnya mengarah ke atas dan
memiliki sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebih lebar dan
rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15-17. Bagian insangnya dilengkapi
dengan penutup insang. Letak sirip punggung berdekatan dengan pangkal sirip
ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang daripada sirip punggung (dorsal),
hampir mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana dewasa sangat variatif,
antara 30-80 cm (Emilia, 2002 dalam Silvia, 2015).
Menurut
Apin (2004) dalam Silvia (2015), morfologi ikan arwana brazil (Osteoglossum
bicirrhosum) adalah sebagai berikut:
1.Badan
dan kepala agak padat. Tubuh pipih dan punggung dari moncong hingga sirip
punggung agak datar.
2.Letak
sirip punggung berdekatan dengan pangkal sirip ekor (caudal).
3.Sirip
anus lebih panjang dibandingkan dengan sirip punggung (dorsal). Panjang sirip
anus ini hampir mencapai sirip perut (ventral).
4.Moncong
atau mulut mengarah ke atas dilengkapi sepasang sungut. Dua buah sungut tampak
mencuat dari bawah bibir atau dagu. Sungut ini berfungsi sebagai sensor getaran
untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Para akuaris memasukkan sungut
ini dalam kriteria penilaian keindahan arwarna yang bersangkutan.
5.Mulut
arwana berukuran lebar dengan rahang yang cukup kokoh.
6.Gigi
arwana berjumlah 15-17 buah.
7.Garis
lateral atau gurat sisi disamping kanan dan kiri tubuh arwana panjangnya 20-24
cm.
8.Panjang
tubuh arwana mencapai 30-80 cm.
9.Sisik
arwana berbentuk bulat, berukuran besar, dan permukaannya mengilap.
10.Warna
sisiknya sangat bervariasi. Biasanya warna sisik ini dijadikan patokan untuk
memberi nama suatu jenis arwana. Warna sisik arwana ini antara lain hijau,
perak, merah, hingga merah keemasan.
CIRI-CIRI IKAN ARWANA
SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Sebagai
ikan purbakala, arwana memiliki bentuk dan penampilan cantik dan unik. Tubuhnya
memanjang, ramping, dan “stream line”, sedangkan gerakan renangnya sangat
anggun. Arwana di alam memiliki warna bervariasi dari hijau, perak, sampai
merah. Dua buah sungut tampak mencuat dari bibir bawahnya. Sungut ini berfungsi
sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air
(Purwakusuma, 2007). Arwana merupakan ikan perenang atas, bentuk mulutnya
sangat jelas menunjukkan hal ini. arwana di alam biasanya berenang di dekat
permukaan dan berburu mangsanya berupa serangga. Tidak seperti ikan pada
umumnya, Arwana hanya bernapas dengan cara langsung mengambil oksigen dari
udara/permukaan air (obligate air breather). Ciri unik lainnya dari arwana
adalah adanya semacam pelat tulang yang ditumbuhi gigi dan terletak di lantai
bawah mulut. Pelat tulang ini berbentuk seperti lidah, sehingga arwana seringkali
disebut sebagai ikan berlidah tulang (bonytongue fish) (Yunita, 2015).
REPRODUKSI IKAN
ARWANA SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Tingkah laku Arwana sangat unik selama masa
pengenalan lawan jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan
sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam,
ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar arwana
betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung
menghadap ke ekor pasangan).
Cole
(2008) dalam Silvia (2015), berpendapat bahwa ikan ini berkembang biak sekali
dalam setahun yaitu pada Juni hingga Agustus di habitat asalnya. Arwana matang
akan berkembang biak apabila mencapai unur empat setengah atau lima tahun
dengan berat di antara satu hingga dua kg. Semasa proses kawin, induk jantan
dan betina akan berpasangan dan berenang beriringan selama beberapa minggu
namun proses kawin hanya akan berlaku apabila keadaan sesuai. Induk jantan akan
melengkungkan badannya dan menghimpit badan induk betina dan pada peringkat
ini, telur dari induk betina akan keluar dan dibuahi oleh induk jantan. Telur
akan dierami ikan jantan selama dua bulan sehingga anak yang dihasilkan akan
beranang bebas dan berukuran kira-kira 6-7 cm. Ikan arwana akan berkembang biak
di dalam kolam secara alami tanpa memerlukan suntikan hormon.
Sekitar
1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh saling
menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, jantan
membuahi telur kemudian mengumpulkan telur di mulutnya untuk diinkubasi sampai
larva dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan
kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan,
larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur
diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh
45-50 mm (Hardjosoemitro, 2005 dalam Silvia, 2015).
PERAN IKAN ARWANA
SILVER ATAU ARWANA BRAZIL DI PERAIRAN
Arwana
merupakan ikan karnivora, di perairan mereka memakan serangga, ikan, udang,
cacing dan beberapa jenis amfibi kecil seperti katak (Purwakusuma, 2007).
Sebagai predator khusus permukaan air, keluarga ikan Arwana sangat pandai
melompat ke udara untuk mengejar mangsa yang terdiri dari serangga, reptil dan
burung. Arwana juga memiliki kemampuan yang baik dalam memperhitungkan posisi
mangsa yang terletak di atas permukaan air (Yunita, 2015).
TINGKAH LAKU IKAN
ARWANA SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Spesies
ikan telah berevolusi sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pakannya yang
sesuai, oleh karena itu berbagai perilaku dalam mencari makan bisa bervariasi
dari yang disebut normal seperti memakan tumbuhan, invetebrata akuatik atau
memakan ikan lain, sampai yang mungkin tergolong aneh seperti memakan sirip
atau sisik, memakan buah-buahan, kotoran atau lumpur. Mereka juga telah
berevolusi dalam tatacara mengamankan pakan mereka (Purwakusuma, 2007).
MANFAAT IKAN ARWANA
SILVER ATAU ARWANA BRAZIL
Arwana
silver Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829) merupakan ikan hias air tawar yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Saat ini ikan arwana silver di Indonesia telah
berhasil dibudidayakan, namun masih mengalami banyak kendala terutama penanganan
pada fase larva. Larva arwana silver yang baru menetas dibekali cadangan
makanan berupa kuning telur yang menempel pada bagian perutnya. Kuning telur
ini memiliki diameter 8,0-10,5 mm dan akan habis terserap dalam waktu yang
cukup lama antara 5- 6 minggu (Jaroszewska & Konrad 2009). Hasil wawancara
dengan beberapa pembudidaya arwana, penanganan fase larva yang tidak tepat akan
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. Rendahnya tingkat kelangsungan
hidup disebabkan belum optimalnya lingkungan pemeliharaan yang mendukung
kehidupannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gisbert & Williot (1997) bahwa
kematian ikan cukup tinggi biasanya terjadi pada fase awal kehidupan, yaitu
fase perkembangan larva yang disebut sebagai fase kritis. Kematian larva pada
fase tersebut dikarenakan terjadi kesenjangan pemanfaatan energi dari kuning
telur (endogenous feeding) ke pemanfaatan pakan dari luar (exogenous feeding)
(Kamler 1992).
PENULIS
Wafa
Uliningrum
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id
https://en.aqua-fish.net/fish/silver-arowana
https://zaldibiaksambas.files.wordpress.com/2010/06/pembesaran-ikan-patin-dalam-keramba-jaring-apung.pdf
Kreasi-hermanoceaniz.blogspot.co.id/2011/04/teknik-pembenihan-ikan-patin-siam.html
Mulyani,
Y. W., D. D. Solihin., Dan R. Affandi. 2015. Efisiensi Penyerapan Kuning Telur
Dan Morfogenesis Pralarva Ikan Arwana Silver Osteoglossum Bicirrhosum (Cuvier,
1829) Pada Berbagai Interaksi Suhu Dan Salinitas [Yolk Absorption Efficiency
And Morphogenesis Of The Silver Arawana. Jurnal Iktiologi Indonesia 15(3):
179-191
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46501/4/Chapter%20II.pdf
Silvia.2015.Teknik
Pembenihan Ikan Arwana Brazil (Osteoglossum bicirrhosum).pkl.FPIK.UB
www.scribd.com/doc/22710678/laporan-kp-arwana#scribd
Post a Comment for " Ikan Arwana Silver Atau Arwana Brazil; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"