Ikan betok, pepuyu (dalam Bahasa Banjar),
puyu (dalam Bahasa Kutai, Jambi dan Bahasa Melayu Malaysia) atau climbing perch
(Bahasa Inggris) adalah ikan air tawar yang mampu hidup di perairan rawa atau perairan
tergenang lainnya dengan kondisi kelarutan oksigen yang rendah dikarenakan
mampu untuk mengambil oksigen langsung di udara dengan bantuan alat pernapasan tambahan
berbentuk bunga karang yang disebut ‘labyrinth’. Di dunia internasional, ikan betok
muda yang berwarna hijau zamrud lebih dikenal sebagai ikan hias, yang di Jepang
disebut sebagai “ki nobori uo” yang berarti juga ‘ikan pendaki pohon’ (Makino
& Matsui, 1970). Sedangkan di Vietnam, menurut Huy Chong et al. (1999)
benih ikan betok diambil dari alam untuk memenuhi pemeliharaan di sawah atau
system rice-fish culture, yang selain bermanfaat bagi pengelolaan hama padi,
juga berfungsi sebagai sumber protein hewani murah. Dalam (Maidie., et al. 2015).
Ikan betok adalah nama sejenis ikan
yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan
beberapa nama lain seperti betok atau betik (Jawa), puyu (Melayu) atau pepuyu
(Banjar), bale ceppe’ (Bugis). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing
gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan.
Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus.
Ikan betok (Anabas testudineus)
memiliki beragam keistimewaan diantaranya dilengkapi dengan organ labirin untuk
membantu dalam proses pengambilan udara pada saat perairan mulai dangkal dan
kekeringan. Ikan betok dikenal sebagai predator dalam perairan tawar yang mampu
bergerak bebas dan aktif dalam mencari makanannya. Sama halnya dengan ikan
lain, kebiasan makan dan cara memakan ikan betok secara alami bergantung kepada
lingkungan tempat ikan itu hidup.
KLASIFIKASI
IKAN BETOK ATAU PAPUYU
Berdasarkan kedudukan di dalam
taksonomi, ikan Betok (Anabastestudineus) digolongkan ke dalam :
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthicii
Sub Ordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Anabas
Species : Anabas testudineus
MORFOLOGI
IKAN BETOK ATAU PAPUYU
Ikan betok umumnya berukuran besar,
panjang hingga sekitar 25 cm, berkepala besar dan bersisik keras kaku, bentuk
badan agak lonjong. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan
atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah,
dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik
hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang.
Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.
Ikan betok memiliki tipe warna abu-abu
sampai kehijauan, dengan satu titik hitam pada bagian dasar ekor dan titik
lainnya lagi hanya pada bagian belakang lempeng insang. Bagian ujung sisik dan
sirip berwarna cerah. Pada bagian operkulum dan preoperkulum keduanya
bergerigi. Pada bagian pertama/depan dorsal dan anal kedua-duanya pnjang. Model
tubuh cekung ke dalam, mulut berukuran lebih lebar dengan gigi berbentuk
villiform. Memiliki elaborasi organ labirin pada bagian cekungan atas bagian
pertama sampai bagian ketiga tulang lapis insang.
Ikan betok hanya memiliki satu sirip
punggung atau dua sirip punggung yang bersambungan dengan sirip perut yang
tidak bersatu. Ikan ini dapat mengambil udara di luar air (mempunyai alat
labirin). Sirip punggung dan sirip dubur berjari-jari. Sirip perut dengan 6
jari-jari, sirip punggung dan sirip dubur dengan satu atau lebih dari satu
jari-jari keras, sirip perut dengan 5 jari-jari atau kurang dari 5 jari-jari lemah
dan 1 jari-jari keras. Rongga di atas rongga insang beralat berbentuk labirin,
berbentuk gepeng, agak panjang, lubang insang sempit karena bagian gabungan
daun insang lebar. Ikan betok dalam keadaan normal menggunakan insang sebagai
alat untuk bernafas, namun dalam kondisi ekstrim ia menggunakan labirin yang
dimilikinya untuk mengambil oksigen langsung di udara. Dengan cara ini pula ia
bertahan hidup dalam kondisi air yang minim dan sesekali berpindah dengan
menggunakan siripnya sebagai alat untuk bergerak.
Kemampuan ikan betok untuk seperti
berjalan didukung oleh gerakan ekornya, sirip dada dan tutup insang yang keras.
Namun daya kekuatannya didaratan memang hanya beberapa jam saja, jika terlalu
lama maka ia akan mati. Ikan betok bersifat predator dan sebagai hama di kolam
budidaya.. Ikan Betok merupakan ikan tawar yang hidupnya liar di sungai, kali,
waduk ataupun danau alam. Ikan betok sangat jarang dipelihara sebagai ikan hias
atau ikan peliharaan. Ikan betok ini salah satu ikan yang termasuk kedalam ikan
pemangsa atau ikan karnivora. Ikan betok mempunyai nama dan sebutan lain yaitu
ikan puyu dari bahasa melayu, ikan betik dari bahasa jawa dan ikan pepuyu dari
bahasa banjar, sedangkan dalam bahasa Inggris ikan ini mempunyai nama Climbing
Gouramy dikarenakan ikan betok yang sanggup untuk memanjat ke daratan dan
bahasa latin dari ikan ini adalah Anabas Testudineus. Ikan betok ini adalah
ikan lokal air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi terutama di
daerah Kalimatan, namun masih belum banyak orang yang membudidayakannya. Di
Kalimantan ikan ini sangat digemari dan mempunyai harga jual yang tinggi. Ikan
ini disukai karena dari rasa dagingnya yang terbilang enak dan juga gurih,
karenanya ikan jenis ini sangatlah potensial untuk dibudidayakan.
CIRI-CIRI
IKAN BETOK ATAU PAPUYU
Ciri-ciri dari ikan betok secara
morfologi yaitu rangka terdiri dari tulang sejati, dapat mengambil O2 dari luar
air, memiliki sirip punggung dan sirip dubur dengan jari-jari keras, sirip
perut memiliki jari-jari lemah dan satu jari-jari keras (Saanin,
1968).Kelebihan/keistimewaan yang dimiliki ikan ini yaitu mempunyai alat
pernafasan tambahan yang khusus. Alat ini merupakan lembaran-lembaran berbentuk
bunga berasal dari perkembangan epibranchial bagian depan. Alat ini sering
disebut Labyrinth. Bentuk ikan ini lonjong dengan kepala besar dan memipih ke
belakang. Tubuh ditutupi sisik berwarna hijau pada punggung dan putih mengkilat
pada bagian perut. Tempat hidup adalah sungai, danau, rawa, genangan air dapat
juga memakan udang renik, ikan kecil dan hewan kecil air lainnya. Ikan betok
mempunyai sirip punggung yang panjang, mulai dari kuduk sampai di depan pangkal
sirip ekor, bagian depan disokong oleh 16 – 19 jari-jari keras yang
runcing-runcing seperti duri: bagian belakang lebih pendek daripada bagian
depan; disokong oleh 7 – 10 jari-jari lunak. Sirip dubur lebih pendek daripada
sirip punggung, sebelah depannya disokong oleh 9 – 11 jari-jari keras yang
tajam-tajam dan bagian belakangnya disokong oleh 8 – 11 jari-jari lunak. sirip
dada tidak mempunyai jari-jari keras, disokong oleh 14 – 16 jari-jari lunak;
letaknya lebih ke bawah pada badan di belakang tutup insang. Sirip perut
letaknya letaknya didepan, di bawah sirip dada, disokong oleh satu jari-jari
keras yang berujung runcing dan 5 jari-jari lunak. Jari-jari keras dari sirip
perut dapat digerakkan dan dapat dipergunakan untuk bergerak pada permukaan
lumpur yang kering. Pangkal-pangkal dari sirip dada, sirip ekor, sirip punggung
dan sirip dubur yang berjari-jari lunak, semuanya mengandung otot dan ditutupi
dengan sisik yang kecil-kecil.
Ukuran badan maksimal panjang : 25 cm.
Insang mencakup dilengkapi dengan berbagai duri yang digunakan sebagai
mekanisme pertahanan dan bila kita terkena ini menyebabkan rasa sakit dan
bengkak jari. Ikan Betok ini mampu bergerak dari kolam ke kolam dengan
menggunakan sirip dada mereka, caudal gagang bunga dan insang mencakup sebagai
alat penggerak. Sebagai sarana perlindungan ikan ini dikatakan menggunakan
kegelapan dalam rangka untuk bergerak melakukan hal itu dalam kelompok-kelompok
dan bukan sebagai individu. Betok juga mampu bertahan hidup di darat untuk
sekian lama. Bahkan, kecepatan berjalan di darat lebih cepat dari gabus atau
toman. Insangnya yang digerakan dengan dimekarkan seperti menjadi "kaki
depan" betok saat bergerak. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak
kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di
sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan.
Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang
tutup insang.
TINGKAH
LAKU IKAN BETOK ATAU PAPUYU
Ikan ini memangsa aneka serangga dan
hewan-hewan air yang berukuran kecil. Ikan betok jarang dipelihara orang, dan
lebih sering ditangkap sebagai ikan liar. Dalam keadaan normal, sebagaimana
ikan umumnya, betok bernafas dalam air dengan insang. Akan tetapi, seperti ikan
gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung
dari udara. Ikan betok memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya,
yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan
dan harus berpindah ke tempat lain yang masih berair.Ikan betok mampu merayap
naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat
dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam “kaki depan”. Namun tentu saja ikan ini
tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam
beberapa jam atau ia akan mati.
HABITAT
IKAN BETOK ATAU PAPUYU
Ikan betok umumnya ditemukan di
rawa-rawa, sawah, sungai kecil dan parit-parit, juga pada kolam-kolam yang
mendapatkan air banjir atau berhubungan dengansaluran air terbuka.
Ikan betok merupakan ikan danau atau
rawa (blackfishes), namun keika musim kemarau dan ketinggian air berkurang,
ikan ini akan berusaha menuju sungai besar melalui sungai-sungai kecil yang
merupakan penghubung menuju sungai induk. Ketika musim hujan ikan ini sering
terlihat di wilayah daratan yang hanya dipenuhi beberapa sentimeter air saja,
namun ketika musim kemarau ikan ini biasanya berada di perairan yang berlumpur.
Di Indonesia, ikan ini dapat ditemukan
di Sulawesi, Daratan Sunda, Sumatra, Kalimantan, dan termasuk ikan introduksi
untuk Irian Jaya. Penyebaran ikan betok di dunia cukup luas mulai dari India,
Tiongkok, Srilangka, Cina bagian Selatan, Philipina, Asia Tenggara lainnya, dan
juga sepanjang garis Wallacea. Ikan ini merupakan ikan asli di wilayah Asia
Tenggara, Sri Langka, Filipina, Cina.Ikan ini menyebar di kepulauan
Indonesia-Australia.
REPRODUKSI
IKAN BETOK ATAU PAPUYU
Ikan Papuyu memijah sepanjang musim
penghujan, pada saat musimnya mampu memijah 2 – 3 kali dengan jumlah telur
(fekunditas) 5.000 – 15.000 butir. Pemijahan dilakukan dengan induced breeding
(kawin suntik) menggunakan hormon ovaprim, dosis penyuntikan 0,5 cc/kg induk.
Perbandingan 1: 1 (dalam berat). Pemijahan dapat dilakukan di akuarium atau
fibre glass. Penyuntikan secara intramuscular pada otot punggung induk. Induk
betina 2 kali penyuntikan dan induk jantan 1 kali penyuntikan. Interval waktu
penyuntikan I ke penyuntikan II adalah 6 jam. Penyuntikan induk jantan
bersamaan pada saat penyuntikan II induk betina. Proses terjadinya ovulasi
tanpa dilakukan stripping (pemijahan secara alami).
Larva yang baru menetas tidak perlu
diberi makanan tambahan sebab masih mempunyal cadangan makanan dari kantong
kuning telur (yolk egg).Setelah larva berumur 4 hari diberi makanan tambahan
berupa suspense kuning telur. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari (pagi,
siang dan sore) selama 10 hari. Setelah itu bisa diberikan makanan pellet yang
dihaluskan. Masa kritis larva terjadi pada saat hari ke-7 sampai hari ke-14.
Pendederan larva dilakukan di kolam semi permanen, dimana kolam tersebut
terlebih dahulu dilakukan pengolahan lahan dengan diberi dosis pupuk dan kapur
sesuai anjuran.
Pemeliharaan ini selama 45 hari dengan
padat tebar 50 ekor/m . Selama masa pemeliharaan 45 hari benih ikan diberi pakan
tambahan berupa pellet yang dihancurkan sebanyak 10 – 20% per hari dengan
frekuensi pemberian 2 kali/hari. Umur 45 hari sudah mencapai benih ukuran 1 – 3
cm, dan benih bisa dipanen untuk di tebar ke kolam pendederan berikutnya.
PERAN
IKAN BETOK ATAU PAPUYU DI PERAIRAN
Ikan betok merupakan jenis ikan
agresif dan dapat ditemui di berbagai macam perairan. Ikan betok juga didukung
oleh adanya labyrinth yang memungkinkan untuk dapat hidup diberbagai wilayah
perairan walaupun kondisi perairan tersebut defisit oksigen dan tidak
memungkinkan bagi ikan lain untuk hidup didaerah tersebut. Ketika malam, ikan
ini juga dapat meninggalkan wilayah perairan dengan mengembara kedaratan sejauh
180 cm dari air. Ikan betok dikenal sebagai predator dalam perairan tawar yang
mampu bergerak bebas dan aktif dalam mencari makanannya. Sama halnya dengan
ikan lain, kebiasan makan dan cara memakan ikan betok secara alami bergantung
kepada lingkungan tempat ikan itu hidup.
FISIOLOGI
IKAN BETOK ATAU PAPUYU
Ikan betok dalam keadaan normal
menggunakan insang sebagai alat untuk bernafas, namun dalam kondisi ekstrim ia
menggunakan labirynth yang dimiliki terletak dibagian kepala yang berfungsi
untuk mengambil oksigen langsung di udara. Dengan cara ini ikan betok dapat
bertahan hidup dalam kondisi air yang minim dan sesekali berpindah dengan
menggunakan siripnya sebagai alat untuk bergerak. Namun daya kekuatannya
didaratan hanya mampu bertahan beberapa jam saja, jika terlalu lama ada di
daratan ikan ini akan mati.
MANFAAT
IKAN BETOK ATAU PAPUYU
ikan betok memiliki nilai jual yang
jauh melebihi (2 hingga 5 kali lipat) harga ikanikan konsumsi lain seperti ikan
mas, nila, patin ataupun lele. Tidak hanya dalam bentuk ikan hidup sebagai tujuan
konsumsi, ikan betok dalam bentuk olahan wadi (ikan asin basah) ataupun pekasam
(ikan olahan dalam bentuk fermentasi serbuk ketan goreng) juga memiliki harga jual
yang tinggi di pasar lokal (Maidie., et al. 2015).
Penghalang utama dalam budidaya ikan
betok di Kalimantan Timur adalah belum tersedianya benih yang mencukupi, baik
yang berasal dari panti pembenihan maupun tangkapan dari alam. Secara
sederhana, ikan betok dapat dibenihkan secara alami dalam skala kecil dengan
hanya menggunakan akuarium (Lingga & Sutanto,1987). Tetapi berdasarkan
pengalaman bahwa pemijahan secara alami ini tidak bisa menjamin untuk terjadinya
pemijahan walapun indukannya sudah matang gonad, maka penelitian ini mencoba
melakukan induced breeding menggunakan perangsangan hormon gonadotrophic yang
bisa menjamin terjadinya pemijahan dengan kemungkinan yang lebih besar (Lutz,
2001). Dalam (Maidie., et al. 2015).
Benih ikan betok kemungkinan bisa
diproduksi dalam jumlah besar dengan memperluas kegiatan pembenihan pada skala
rumah tangga biasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pembenihan
ikan betok dengan induced breeding yang bisa dilaksanakan oleh masyarakat yang
tidak memiliki dasar ilmu perikanan, menggunakan lahan sempit, menggunakan media
pemeliharaan dan pemijahan berupa air hujan, tanpa listrik untuk aerasi dan
filtrasi, serta penggunaan bak kayu yang bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan (Maidie.,
et al. 2015).
PENULIS
Walinda intan R
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2012
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
DAFTAR
PUSTAKA
http://1001budidaya.com/budidaya-ikan-betok/
http://id.wikipedia.org/wiki/betok
http://www.zonalaut.com/biologi-laut/riset/ikan-betok-anabas-testudineus-bloch-1792
http://zonaikan.wordpress.com/2012/06/11/klasifikasi-ikan-betok/
https://sites.google.com/site/dangaulubai/inspirasi-fauna/ikan-betok
https://www.specieshunters.com/menstest.asp
Maidie, A., Sumoharjo., S. W. Asra., M.
Ramadhan., Dan D. N. Hidayanto. 2015. Pengembangan Pembenihan Ikan Betok
(Anabas Testudineus) Untuk Skala Rumah Tangga. Media Akuakultur Vol. 10 No. 1
Tahun 2015: 31-37
Post a Comment for "Ikan Betok Atau Papuyu; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"