Daphnia sp. adalah
komponen utama zooplankton air tawar dengan panjang tubuh antara 0,2 - 3,2 mm
(Pennak, 1953). Daphnia sp. mempunyai bentuk tubuh pipih bilateral.Tubuh
ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin transparan yang
disebut karapaks (Djarijah, 1995). Pembagian segmen tubuh Daphnia sp. hampir
tidak terlihat. Daphnia sp. memiliki tubuh transparan sehingga organ tubuh
bagian dalam terlihat jelas.Pada bagian kepala terdapat mata majemuk, ocellus,
dan dua pasang antena yaitu antena pertama dan antena kedua yang bercabang
dengan panjang mencapai setengah atau lebih dari panjang tubuh yang berfungsi
untuk berenang, maxilla, dan mandibula (Ebert, 2005).
KLASIFIKASI DAPHNIA
Phylum
: Arthropoda
Sub
phylum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Ordo
: Cladocera
Family
: Daphnidae
Genus
: Daphnia
Spesies
: Daphnia sp
MORFOLOGI DAPHNIA
Secara
morfologi pembagian segmen pada tubuh Daphnia sp.hampir tidak terlihat. Pada
bagian tubuh menyatu dengan kepala. Bentuk tubuh membungkuk kearahbagian bawah,
hal ini terlihat dengan jelas melalui lekukannya. Beberapa spesies Daphnia
sebagian besar anggota tubuh tertutup oleh carapace, dengan kaki semu yang
berjumlah enam pasang dan berada pada rongga perut. Bagian tubuh yang paling
terlihat adalah mata, antena dan sepasang setae.
Pada
dinding tubuh Daphnia sp. bagian punggung membentuk suatu lipatan yang menutupi
anggota tubuh lain sehingga terlihat seperti cangkang. Bagian ini membentuk
kantung sebagai tempat menampung telur. Pada bagian cangkang tersebut terbentuk
karena banyak menyerap air, kulit yang lunak kemudian menjadi keras. Kerasnya
cangkang terbentuk ketika mineral-mineral pembentuk cangkang tersedia di
perairan.
HABITAT DAPHNIA
Habitat
Daphnia sp. adalah air tawar yang tergenang (Nasution dan Supranoto, 2004).
Daphnia sp. menjadi zooplankton dominan di perairan, Daphnia sp. juga dapat
hidup pada bagian atas kolom air di dekat permukaan air yang kaya fitoplankton
(Clare, 2002). Daphnia sp. merupakan plankton yang mempunyai ukuran tubuh kecil
dan lemah untuk melawan arus yang kuat. Daphnia sp. hanya mampu bergerak
migrasi secara vertikal (Waterman, 1960). Pennak (1989) menyatakan bahwa
Daphnia sp. dapat tumbuh pada lingkungan dengan kisaran pH antara 6,5 – 8,5,
dimana kisaran pH optimumantara 7,2 – 8,5,salinitas umumnya sekitar 1,5 ppt,
sedangkan suhu optimum untuk Daphnia sp. adalah 18 – 24oC. Konsentrasi oksigen
terlarut optimum yaitu di atas 3,5 mg/l.Pada kandungan amoniak antara 0,35 –
0,61 ppm, Daphnia sp. masih
dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik (Mokoginta, 2003).
FISIOLOGI DAPHNIA
Beberapa
Daphnia memakan jenis crustacean dan rotifer (Branchionus), namun sebagian
besar Daphnia adalah filter feeder dengan memakan alga biru kuran kecil dan
berbagai macam detritus organik termasuk bakteri. Partikel makanan yang
tersaring kemudian dibentuk menjadi bolus yang akan turun melalui rongga
pencernaan sampai penuh dan melalui anus ditempatkan di bagian ujung rongga
pencernaan. Sepasang kaki pertama dan kedua digunakan untuk membentuk arus
kecil saat mengeluarkan partikel makanan yang tidak mampu terserap.
REPRODUKSI DAPHNIA
Mekanisme
reproduksi Daphnia adalah dengan cara parthenogenesis (tanpa kawin),dan sebagian
besar telur yang dihasilkan akan menetas menjadi Daphnia betina. Kemudian satu
atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Pertambahan
ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas di dalam ruang pengeraman. Daphnia
sp. dewasa berukuran 2,5mm, anak pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara
parthenogenesis. Menurut Siregar (1996) jika kondisi lingkungan hidup Daphnia
sp. tidak sesuai dan kondisi pakan tidak
memadai, beberapa Daphnia sp. akan memproduksi telur berjenis kelamin jantan.
Kehadiran jantan ini dapat membuahi telur Daphnia (ephippium), satu ekor
Daphnia sp. jantan dapat membuahi ratusan betina dalam satu periode. Telur dari
hasil pembuahan dapat bertahan dan berkembang hingga fase gastrula dan segera
memasuki fase dorman. Selain itu telur ini juga terlindungi dengan mekanisme
pertahanan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Selanjutnya Daphnia sp.
hidup dan berkembang biak secara aseksual. Perkembangan naupli hingga pada fase
dewasa dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Pada suhu 220C-310C dan pH
6,5-7,4 dapat berkembang menjadi dewasa dalam waktu 4 hari dan bertahan hidup
selama 12 hari.
PARAMETER KUALITAS
AIR
Kualitas
air merupakan suatu hal yang menentukan optimalisasi kehidupan bagi organisme
perairan, termasuk pada Daphnia sp. Organisme
ini dapat hidup dan berkembang biak dengan baik pada kondisi yang stabil.
Faktor-faktor yang mempengaaruhi antara lain oksigen terlarut (DO), pH, suhu,
amoniak, dan ketersediaan nutrient. Oksigen
terlarut (DO) merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup Daphnia sp. Pada umumnya Daphnia sp. dapat hidup pada kondisi oksigen
terlarut (DO) diatas 3 mg/l (Ebert, 2005). Kondisi oksigen terlarut tersebut
dibutuhkan oleh Daphnia sp. dalam proses metabolisme di dalam tubuhnya. Suhu
yang masih dapat ditoleransi oleh Daphnia sp. bervariasi sesuai pada lingkungan
tersebut. Daphnia sp. umumnya dapat hidup optimal dengan kisaran suhu 22-31oC
(Radini, 2004), sedangkan kisaran derajat keasaman (pH) pada Daphnia sp. yang
masih dapat ditolerir adalah 7,2–8,5 (Clare,2002). Dengan meningkatnya suhu dan
pH maka akan mempengaruhi peningkatan kadar NH3 di perairan. Menurut Lavens dan
Sorgeloos (1996) kadar amoniak untuk Daphnia sp. masih dapat hidup yaitu pada
konsentrasi 0,2 ppm. Sedangkan menurut Radini (2004) Daphnia sp. masih bertahan
pada kadar ammonia di bawah 0,2ppm dan dapat berkembang biak dengan baik.
PENULIS
Fadilla
Septi Kartikasari
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2014
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umg.ac.id/206/2/BAB%20II.pdf
Post a Comment for "Daphnia Sp Adalah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"