Chlorella Menurut Steenblock (2000), arti nama berasal dari zat bewarna hijau (chlorophyll) yang juga berfungsi sebagai
katalisator dalam proses fotosintesis. Chlorella sp. dikategorikan ke dalam
kelompok alga hijau yang memiliki jumlah genus sekitar 450 dan jumlah spesies
lebih dari 7500. Nama alga hijau diberikan karena kandungan zat hijau
(chlorophyll) yang dimilikinya sangat tinggi, bahkan melebihi jumlah yang
dimiliki oleh beberapa tumbuhan tingkat tinggi.
KLASIFIKASI
CHLORELLA
Menurut Bold dan Wynne (1985),
klasifikasi Chlorella sp. adalah sebagai berikut:
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp.
MORFOLOGI
CHLORELLA
Bentuk umum sel-sel Chlorella sp.
adalah bulat atau elips (bulat telur), termasuk fitoplankton bersel tunggal
(unicellular) yang soliter, namun juga dapat dijumpai hidup dalam koloni atau
bergerombol. Diamater sel umumnya berkisar antara 2-12 mikron, warna hijau
karena pigmen yang mendominasi adalah klorofil. Chlorella sp. merupakan
organisme eukariotik (memiliki inti sel) dengan dinding sel yang tersusun dari
komponen selulosa dan pektin sedangkan protoplasmanya berbentuk cawan
(Isnansetyo dan Kurniastuty 1995).
Dinding Chlorella terdiri dari
selulosa yang kuat. Mitokondria Chlorella terletak di dalam sitoplasma. Pada
mitokondria terjadi proses pembentukan energi untuk kelangsungan hidup sel dan
aktivitas sehari-hari. Kloroplas Chlorella berbentuk seperti bulan yang terdiri
dari ruang sel fotosintetik yang terletak di tepi. Kloroplas tersebut merupakan
bagian sel berwarna hijau untuk tempat terjadinya proses fotosintesis. Pada
inti sel Chlorella terdapat faktor tumbuh yang dapat disebut sari Chlorella.
Sari Chlorella ini merupakan komponen gizi yang paling berharga bagi Chlorella,
yang terdiri dari unsur-unsur gizi yaitu nukleotidepeptide komplek (Novitasari,
2012).
HABITAT
CHLORELLA
Alga hijau dapat ditemukan pada
habitat perairan tawar maupun asin. Jenis alga hijau yang biasa digunakan dalam
budidaya adalah Scenedesmus dan Chlorella. Chlorella bersifat kosmopolit yang
dapat tumbuh dimana-mana, kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi
kehidupan. Alga ini dapat tumbuh pada salinitas 0-35 ppt. salinitas 10-20 ppt
merupakan salinitas optimum untuk pertumbuhan alga ini. Alga ini masih dapat
bertahan hidup pada suhu 40oC, tetapi tidak tumbuh. Kisaran suhu 25-30oC
merupakan kisaran suhu yang optimal (Artana, 2012).
REPRODUKSI
CHLORELLA
Reproduksi Chlorella sp biasa
dilakukan secara aseksual dengan pembelahan sel, tetapi bisa juga dengan
pemisahan autospora dari sel induknya. Reproduksi sel diawali dengan produksi
sel yang berukuran besar, periode selanjutnya akan terjadi peningkatan
aktifitas sintesa sebagai persiapan dari pembentukan sel anak yang merupakan
tingkat pemasakan awal dan tahap selanjutnya membentuk sel induk yang merupakan
tingkat pemasakan akhir dan akan disusul oleh pelepasan sel anak. Reproduksi
aseksual dengan membentuk autospora adalah spora non flagelata yang mempunyai
bentuk seperti sel induknya tetapi mempunyai ukuran yang lebih kecil.
Menurut Bold dan Wynne (1985),
perkembangbiakan aseksual pada Chlorella sp dimulai dengan pembelahan di dalam
sel menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel dan 16 sel yang disebut dengan aplanospora.
Setiap aplanospora akan membentuk dinding di sekitar dirinya dan akhirnya
dinding sel induk pecah dan sel-sel anakan menjadi individu baru yang akan
berkembang seperti induknya.Sel anak berkembang menjadi sel induk, sel-sel
induknya mengeluarkan zoospora yang masing-masing dinamakan aplanospora. Dari
satu sel induk dapat dihasilkan beberapa buah spora. Tahap pertumbuhan
Chlorella sp dapat dibedakan sebagai berikut: (a) Tingkat pertumbuhan; pada
tingkat ini terjadi penambahan besarnya sel. (b) Tingkat pemasakan awal; pada
tingkat ini terjadi beberapa proses persiapan pembentukan sel anak. (c) Tingkat
pemasakan akhir; pada tingkat ini terjadi pembentukan sel induk muda. (d)
Tingkat pelepasan sel atau pelepasan autospora; pada tahap ini dinding sel
induk akan pecah dan akhirnya terlepas menjadi sel-sel baru.
Perkembangbiakan secara vegetatif
diawali dengan membentuk spora. Setiap sel induk Chlorella sp akan mengeluarkan
zoospora yang disebut aplanospora sebanyak 8 buah. Selanjutnya aplanospora
berkembang menjadi individu-individu baru. Setiap aplanospora yang telah dewasa
akan mengeluarkan 8 aplanospora baru dan seterusnya selama kondisi lingkungan
memungkinkan.
Chlorella sp mempunyai waktu
regenerasi yang sangat cepat dalam waktu yang relatif singkat biasanya 4-14
hari. Perbanyakan sel itu akan sangat dipengaruhi oleh cahaya sebagai sumber
energi dan kondisi lingkungan yang optimal. Kematian dan pembusukan ganggang
hijau ini dapat menyebabkan kondisi perairan semakin buruk. Chlorella sp dapat
mengeluarkan zat kimia yang menghambat pertumbuhan fitoplankton jenis lain
sehingga hanya Chlorella yang tetap sumbuh dengan subur.
TINGKAH
LAKU CHLORELLA
Alga hijau dapat ditemukan pada
habitat perairan tawar maupun asin. Jenis alga hijau yang biasa digunakan dalam
budidaya adalah Scenedesmus dan Chlorella. Chlorella bersifat kosmopolit yang
dapat tumbuh dimana-mana, kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi
kehidupan. Alga ini dapat tumbuh pada salinitas 0-35 ppt. salinitas 10-20 ppt
merupakan salinitas optimum untuk pertumbuhan alga ini. Alga ini masih dapat
bertahan hidup pada suhu 40oC, tetapi tidak tumbuh. Kisaran suhu 25-30oC
merupakan kisaran suhu yang optimal (Artana, 2012).
Cahaya sangat diperlukan bagi
fitoplankton untuk dapat melakukan proses fotosintesis karena membutuhkan
asupan cahaya yang cukup. Pada proses fotosintesis Chlorella sp membutuhkan
intensitas cahaya dengan rata-rata 3000-4000 lux.
Suhu juga memiliki pengaruh yang
penting terhadap kultur alga. Pada suhu optimalnya organisme akan berkembang
dengan baik, sedangkan di atas ataupun di bawah suhu optimalnya akan menghambat
perkembangan mikroorganisme tersebut dan pada suhu ekstrim dapat menyebabkan
kematian. Suhu optimal bagi Chlorella sp berkisar antara 25-30oC (Isnansetyo
dan Kurniastuty 1995).
Nilai pH merupakan hasil pengukuran
aktivitas ion hidrogen dalam perairan dan menunjukkan keseimbangan antara asam
dan basa air. Perubahan pH akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas
biologis. Keberadaan unsur hara di laut secara tidak langsung dapat dipengaruhi
oleh perubahan pH. Alga laut pada umumnya memerlukan pH antara 7,5-8,5 (Taw,
1990), sedangkan menurut Ohama dan Miyachi (1992) Chlorella sp. Dapat tumbuh
baik pada kisaran pH 6,6-7,3.
PERAN
CHLORELLA DI PERAIRAN
Kegunaan Chlorella secara tidak
langsung mulai berkembang. Chlorella merupakan makanan hidup bagi jenis-jenis
tertentu golongan ikan sehingga seringkali sangat diperlukan dalam budidaya.
Penyediaan makanan alami berupa plankton nabati dan plankton hewani yang tidak
cukup tersedia, seringkali menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup larva pada budidaya (Gusri, 2012).
MANFAAT
CHLORELLA
Chlorella mengandung gizi yang cukup
tinggi, yaitu protein 42,2%, lemak kasar 15,3%, nitrogen dalam bentuk ekstrak,
kadar air 5,7%, dan serat 0,4%. Untuk setiap berat kering yang sama, Chlorella
mengandung vitamin A, B, D, E, dan K, yaitu 30 kali lebih banyak dari pada
vitamin yang terdapat dalam hati anak sapi, setta empat kali vitamin yang
terkandung dalam sayur bayam, kecuali vitamin C (Watanabe, 1978 dalam Gusri,
2012).
PENULIS
Muhammad Luthfi Fajari
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2014
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015
Post a Comment for "Chlorella Sp Adalah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"