Isthmia sp adalah alga mikroskopik uniseluler
yang memiliki kandungan silica pada dinding selnya (frustule) (Smith, 1950 dan
Lee, 1989 dalam Fitri,2011). Isthmia merupakan fitoplankton dengan kelimpahan
tertinggi diperairan. Mikroalga ini diketahui memiliki tipe heteromorphy, yaitu
perbedaan morfologi dalam satu spesies akibat respon terhadap perubahan
lingkungan. Perubahan kondisi lingkungan akan mendorong perubahan bentuk
morfologi diatom, terutama perubahan morfologi valve (Hastle and Syvertsen,
1997 dalam Fitri,2011).
KLASIFIKASI
ISTHMIA SP
Phylum : Bacillariophyta
Kelas : Coscinodiscophycidae
Ordo : Biddulphiales
Genus : Isthmia
Spesies : Isthmia sp
MORFOLOGI
ISTHMIA SP
Secara biologi Isthmia termasuk kelas
diatom yang hidup pada lingkungan perairan laut, dimana pada bagian luamya
dibungkus oleh cangkang dari silikat dengan bentuk yang geometric beraturan.
Jenis ini telah banyak diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan ukuran,
bentuk dan struktur silikat pada cangkangnya (Hourmant et al., 2009 dalam
Herlinah,2010).
Dalam memeperoleh nutrient yang cukup
dari lingkungan, diatom melakukan adaptasi dengan melebarkan valve dan
memperkecil panjang sel. Round and Mann (1990 dalam Fitri,2011), menyatakan
bahwa pengaruh tingginya tekanan akan menyebabkan diatom yang berbentuk tabung
seperti Synedra, Niztschia dan Thalassionema, ukuran selnya akan menjadi lebih
besar, perluasan ini akan meningkatkan volume sel. Peningkatan volume sel ini
merupakan salah satu bentuk adaptasi morfologi diatom agar dapat lebih mudah
menyerap nutrient dari lingkungan yang memiliki kandungan nutrient yang sedikit
(Fitri, 2011).
Perubahan ukuran morfologi diatom yang
ditemukan diperkirakan diakibatkan oleh pengaruh perbedaan kondisi lingkungan.
Namun hal tersebut belum dapat dipastikan. Menurut Endler (1977 dalam Fitri,
2011), perubahan morfologi pada suatu individu merupakan gabungan dari faktor
genetik dan faktor lingkungan, seperti kondisi fisika kimia lingkungan dan
barrier geografis. Perubahan morfologi tersebut dapat bersifat permanent dan
dapat bersifat sementara yang akan berubah ke ukuran semula apabila
dikembalikan pada kondisi lingkungan semula (Fitri, 2011).
HABITAT
ISTHMIA SP
Perairan mangrove yang kaya akan
nutrient merupakan tempat hidup yang sangat mendukung untuk perkembangan
Isthmia, semakin terancam keberadaannya. Perubahan kondisi lingkungan pada
kawasan mangrove diperkirakan dapat mempengaruhi morfologi diatom sebagai
bentuk adaptasi Isthmia terhadap perubahan kondisi habitat (Fitri,2011).
FISIOLOGI
ISTHMIA SP
Tingginya kandungan Silika, Nitrogen
dan Phospat diperkirakan memiliki pengaruh yang besar terhadap ukuran frustule
diatom. Diatom sangat membutuhkan Silika
dalam pembentukan dinding sel diatom. Silika terlibat dalam pembentukan protein
dan karbohidrat. Selain itu Silika berperan penting dalam pembelahan sel untuk
pembentukan dinding sel dan metabolisme tubuh. Selian itu, N dan P merupakan
nutrient penting dalam pertumbuhan diatom. konsentrasi N dan P turut
mempengaruhi siklus Si diperairan. Nitrogen sangat dibutuhkan dalam penyusunan
klorofil dan Phosphat berperan dalam pembentukan protein dan metabolism
organisme (Herawati, 2008 dalam Fitri,2011).
Diatom mempunyai kemampuan adaptasi
yang sangat cepat dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya (Dixit et al., 1992
cit. Mills et al., 2002 dalam Fitri,2011). Faktor lingkungan ini dapat
mempengaruhi variasi bentuk dari valve diatom karena dinding sel diatom
tersebut bersifat fleksibel (Mann, 1994 cit. Pappas and Stoemer, 2003 dalam
Fitri,2011).
Algae pada fase eksponensial
kemungkinana memiliki komposisi kimia yang berbeda dibandingkan pada pase
stasioner. Selain itu perubahan komposisi media kultur dapat merubah pola Asam
lemak pada algae. Menurut beberapa factor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan
mikroalga yaitu ukuran dan bentuk, kecernaan (Komposisi dan struktur dinding
sel}, komposisi kimia (Natrien ,enzim dan toksin). Selanjutnya dijelaskan bahwa
pada fase akhir logaritma Chaetoceros mengandung protein (30-40%}, lemak
(10-20%) dan karbohidrat (5-15%). Sedangkan pada fase stasioner komposisi
nutrisi dapat berubah karena kurangnya • Nitrat pada media kultur sehingga
karbohidrat meningkat dan protein cenderung turun (Brown 2002 dalam Herlinah,
2010).
TINGKAH
LAKU ISTHMIA SP
Lebih banyaknya jumlah jenis yang
ditemukan pada kawasan mangrove diperkirakan berkaitan dengan kondisi
lingkungan perairan pada daerah tersebut masih alami dengan kandungan nutrient
yang cukup yang berasal dan jatuhan serasah tumbuhan mangrove. Diperkirakan
banyaknya jatuhan serasah yang bersal dari hutan mangrove telah meningkatkan
kesuburan perairan seperti meningkatnya kandungan N, P, C dan Si, salinitas dan
oksigen terlarut diperairan serta rendahnya suhu dan karbondioksida terlarut pada
perairan ini berperan penting dalam pertumbuhan diatom. Menurut Graham dan
Wilcox (2000 dalam Fitri,2011 ), fitoplankton diperairan cendrung beragam dan
melimpah pada kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhannya (Fitri,2011).
REPRODUKSI
ISTHMIA SP
Komposisi kimia fitoplankton merupakan
aspek penting dalam akuakultur terutama pada kualitas nutriennya karena
berpengaruh terhadap performa dan produksi kultivan. Komposisi kimia mikroalga
sangat dipengaruhi oleh fase pertumbuhan, intensitas cahaya, suhu, ketersediaan
nutrisi dan kepadatan sel (Boeing, 2008 dalam Herlinah, 2010).
Menurut Fox (1983 dalam Herlinah,
2010) Pertumbuhan Biddulphiales meliputi beberapa Pase pertumbuhan yaitu Pase
Lag dimana terjadi sedikit peningkatan jumlah sel dalam waktu yang relative
lama hal tersebut disebabkan oleh adaptasi perubahan media kultur. Selanjutnya
pada fase eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel secara cepat . Kemudian
fase penurunan pertumbuhan dimana pembelahan sel terjadi secara lambat karena penurunan faktor pembatas seperti
nutrient, cahaya, pH, karbon dioksida dan faktor fisika kimia lainnya.
Secara normal Biddulphiales berkembang
melalui pembelahan sel secara vegetative, selama pembelahan sel bagian epiteka
dan hypoteka masing-masing akan membentuk sel baru dengan ukuran yang lebih
kecil (Fryxell dan Medlin. 1981 dalam Herlinah, 2010).
Karakterisasi pakan alami yang
digunakan yaitu mempunyai nilai nutrisi yang tinggi, mudah dibudidayakan,
memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva, dan kemampuan berkembang
biak dengan cepat. Pada kultur pakan alami yang berupa fitoplankton, pemantauan
pertumbuhan sel sangat diperlukan disamping kualitas dan jumlah selnya.
Pertumbuhan setiap jenis fitoplankton bervariasi tergantung pada kondisi kultur
(kualitas air, pencahayaan dan suhu), inokulan, unsur hara, keterampilan teknis
dalam penangananannya serta spesies yang digunakan (Liao et al. 1983 dalam
Herlinah, 2010).
PERAN
ISTHMIA SP DI PERAIRAN
Isthmia Sebagai fitoplankton mempunyai
beberapa peranan yaitu hasil fotosintesis berupa oksigen dimanfaatkan untuk
respirasi aerobic, untuk stabilitasi dan perbaikan sifat fisik tanah, bahan
penggosok. Kebanyakan Biddulphiales adalah bersel tunggal, walaupun beberapa
membentuk rantai atau koloni. Sel Biddulphiales dilapisi dinding sel unik yang
terbuat dari silika. Biddulphiales memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis
(Oktaviani, 2011).
Diatom seperti Isthmia secara
kuantitatif merupakan komponen dan juga memiliki fungsi biologis dan ekologis
yang sangat penting, misalnya sebagai produsen primer dalam rantai makanan (Lin
et al., 2005 dalam Herlinah, 2010), sebagai pakan hidup dalam marikultur (Brown
and Miller 1992; Rao et al., 2005 dalam Herlinah, 2010), sebagai penyerap bahan
pencemar (Gonzales - Davina 1995 dalam Herlinah, 2010) dan sebagai transfer
polutan dalam rantai makanan (Okay et al., 2000 dalam Herlinah, 2010).
Keberadaan konsumen primer berupa zooplankton, larva invertebrata (udang dll)
serta ikan sangat dipengaruhi oleh jumlah produsen primer dalam hal ini mikroalga
yang terdapat di suatu perairan (Bosman and Hockey 1988 dalam Herlinah, 2010)
dan dalam lingkup yang lebih kecil yakni ketersediaan mikroalga di perbenihan
(Herlinah, 2010).
PENULIS
Dian Senja Lazuardi
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2014
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya Angkatan
2015
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Fitri,
Wiya Elsa.2011. Jenis-Jenis Dan Variasi Morfologi Diatom Pada Dua Kawasan
Mangrove (Sungai Pisang, Kota Padang Dan Air Bangis, Pasaman Barat, Sumatera
Barat)
Herlinah.
2010. Karakterisasi Genetik Berbagai Spesies Chaetoceros Serta Analisis
Pemanfaatannya pada Perbenihan Udang Windu (Panaeus monodon) Dewan Riset
Nasional Kementerian Negara Riset Dan Teknologi : Jakarta
OktavianiSheni.2011.MikrobiologiAlga.http://shenioktaviani3a.blogspot.com/2011/01/mikrobiologi-alga.html
. Diakses pada tanggal 1 April 2015
thanks for your information
ReplyDeleteAlhamdulillah
Delete