Scenedesmus Menurut Wikipedia adalah salah satu spesies ganggang hijau yang berbentuk koloni.
Ganggang ini menghasilkan antibiotik yang disebut scenedesmis.
Scenedesmus
dapat dibagi menjadi 10 divisi dan 8 divisi algae merupakan bentuk
unicellulair. Dari 8 divisi algae, 6 divisi telah digunakan untuk keperluan
budidaya perikanan sebagai pakan alami. Setiap divisi mempunyai karakteristik
yang ikut memberikan andil pada kelompoknya, tetapi spesies-spesiesnya cukup
memberikan perbedaan-perbedaan dari lainnya. Ada 4 karakteristik yang digunakan
untuk membedakan divisi mikro algae yaitu ; tipe jaringan sel, ada tidaknya
flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen sel. Selain itu morfologi
sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk koloni / filamen adalah
merupakan informasi penting didalam membedakan masing-masing group. Scenedesmus
termasuk dalam kelas Chlorophyceae dan family Scenedesmaceae (Ristianti,2012).
KLASIFIKASI SCENEDESMUS
Menurut
Bold dan Wyne (1985), Scenedesmus sp. diklasifikasikan sebagai Scenedesmus
termasuk berikut:
Divisi
: Chlorophyta
Kelas
: Chlorophyceae
Ordo
: Cholococcales
Famili
: Scenedesmaceae
Species
: Scenedesmus sp
MORFOLOGI SCENEDESMUS
Scenedesmus
merupakan kelompok mikroalga dan yang paling beragam karena ada yang bersel
tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a dan b yang sama
dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan
terdapat di beberapa prasinophyceae; √ U-karoten, dan berbagai karakteristik
xanthophylls. Hasil asimilasi berupa amilum yang tersusun dalam kloroplas,
kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti
busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan
tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin.
HABITAT SCENEDESMUS
Scenedesmus
sp. yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di
tempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan genangan
air hujan, sungai atau selokan (Ristianti, 2012).
Scenedesmus
juga merupakan mikroalga yang bersifat kosmopolit. Sebagian besar Scenedesmus
dapat hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar dan payau. Scenedesmus
juga ditemukan di tanah atau tempat yang lembab. Sel Scenedesmus berbentuk
silindris dan umumnya membentuk koloni. Koloni Scenedesmus terdiri dari 2, 4,
8, atau 16 sel tersusun secara lateral. Ukuran sel bervariasi, panjang sekitar
8--20 µm dan lebar sekitar 3--9 µm. Struktur sel Scenedesmus sederhana. Sel
Scenedesmus diselubungi oleh dinding yang tersusun atas tiga lapisan, yaitu
lapisan dalam yang merupakan lapisan selulosa, lapisan tengah merupakan lapisan
tipis yang strukturnya seperti membran, dan lapisan luar, yang menyelubungi sel
dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan seperti jaring yang tersusun atas
pektin dan dilengkapi oleh bristles.
REPRODUKSI
SCENEDESMUS
Scenedesmus
dapat melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual terjadi
melalui pembentukan autokoloni (membelah diri). Pembelahan sel terjadi dua
kali. Pembelahan pertama berlangsung secara melintang sedangkan pembelahan
kedua terjadi secara membujur. Pembelahan akan dilakukan sampai terbentuk empat
sel anakan. Pelepasan autokoloni dilakukan dengan cara memecah dinding sel
induk, tiap koloni yang dihasilkan mempunyai kemampuan untuk memproduksi
autokoloni. Sedangkan reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami.
Beberapa spesies Scenedesmus dapat melakukan reproduksi seksual dengan
pembentukan zoospora biflagel dan isogami. Karbohidrat, protein, dan lemak bila
diuraikan menjadi monomer-monomer penyusunnya, pada akhirnya akan menjadi
asetil KoA. Selanjutnya, asetil KoA masuk ke dalam siklus Krebs, dilanjutkan
dengan rantai transpor elektron yang akan menghasilkan ATP. Energi yang terkandung
dalam ATP tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel Scenedesmus.
Koloni Scenedesmus akan menghasilkan sel gamet biflagel. Sel gamet tersebur
akan melebur dan membentuk zigot, kemudian zigot akan membesar dan membelah
menjadi 40 sel atau lebih. Sel gamer yang tidak dapat melebur dengan sel gamet
lainnya akan mati dan mengalami lisis (Prihantini, 2007).
Menurut
Hasan (2014), Scenedesmus memiliki pertumbuhan secara umum sama dengan alga
yang lain. Pertumbuhan Scenedesmus dalam kultur dapat ditandai dengan bertambah
besarnya ukuran sel atau bertambah banyaknya jumlah sel. Hingga saat ini
kepadatan sel digunakan secara luas untuk mengetahui pertumbuhan mikroalga
dalam kultur. Ada empat fase dalam pertumbuhan yaitu:
1. Fase istirahat
Sesaat
setelah penambahan inokulum ke dalam media kultur, populasi tidak menagalami
perubahan. Ukuran sel pada umumnya meningkat. Secara fisiologis mikroalga
sangat aktif dan terjadi proses sintesis protein baru. Organisme mengalami
metabolism, tetapi belum terjadi pembelahan sel sehingga kepadatan sel belum
meningkat.
2. Fase logaritmik
Fase
ini diawali oleh pembelahan sel dengan laju pertumbuhan tetap. Pada kondisi
kultur yang optimum, laju perutmbuhan pada fase ini mencapai maksimal.
3. Fase stationer
Pada
fase ini, pertumbuhan mulai mengalami penurunan dibandibgkan dengan fase
logaritmik. Pada fase ini laju reproduksi sama dengan laju kematian, dengan
demikian penambahan dan pengurangan jumlah sel relative sama atau seimbang
sehinga kepadatan sel tetap.
4. Fase kematian
Pada
fase ini laju kematian lebih cepat daripada laju reproduksi. Jumlah sel menurun
secara logaritmik. Penurunan kepadatan sel ditandai dnegan perubahan kondisi
optimum yang dipengaruhi oleh temperature, cahaya, pH air, jumlah hara yang
ada, dan beberapa kondisi lingkungan yang lain.
FISIOLOGI SCENEDESMUS
Mikroalga
merupakan makhluk bersel tunggal yang hidup di lingkungan yang mengandung air,
tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi
untuk melakukan fotosintesis serta dapat memanfaatkan nutrien anorganik
sederhana seperti CO2 serta komponen N, P, K dan komponen lainnya. Namun dalam
kondisi tanpa cahaya, mikroalga menggunakan bahan organik sama halnya seperti
organisme non-fotosintetik. Jadi, mikroalga dapat melakukan metabolismenya dengan
menggunakan energi kimia dari degradasi simpanan dari pati atau minyak, atau
dari konsumsi protoplasma alga itu sendiri (Setiawan, 2008 dalam Fadilla,
2010).
TINGKAH LAKU
SCENEDESMUS
Algae
diklasifikasikan berdasarkan jenis pigmen dan cadangan makanan yang hadir dalam
spesies tertentu. Perbedaan dalam pigmen memainkan peran utama dalam menentukan
distribusi habitat spesies alga tertentu. Mengenai distribusi alga, mereka
dapat beradaptasi dalam kondisi lingkungan yang beragam. Mayoritas alga yang
ditemukan di habitat air, baik di air tawar atau air laut. Beberapa spesies
alga yang ditemukan di lingkungan yang ekstrim seperti salju dan es, sedangkan
beberapa lagi beradaptasi dalam air panas.
PERAN SCENEDESMUS DI
PERAIRAN
Berperan
sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air
terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun
fitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang
dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen
utama dalam ekosistem perairan. Peranan Scenedesmus bagi kehidupan manusia
antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga
dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan.
Scenedesmus dapat dimanfaatkan sebagai makanan tambahan dalam bentuk PST
(Protein Sel Tunggal), pakan alami, dan pakan ternak karena memiliki kandungan
gizi tinggi. Scenedesmus mengandung 55% protein, 13% karbohidrat, asam-asam
amino, vitamin, dan serat. Scenedesmus juga mengandung vitamin seperti vitamin
B1, B2, B12, dan vitamin C (Prihantini, 2007).
Menurut
Nurtiyani (1998), salah satu mikroalga yang sering digunakan dalam memecahkan
masalah pencemaran limbah adalah Scenedesmus. Mikroalga ini mampu merombak
nutrient yang terkandung di dalam limbah cair tahu menjadi biomassa.
Scenedesmus
merupakan sumber daya potensial yang mempunyai prospek yang cerah di masa
mendatang, karena kandungan proteinnya cukup tinggi, juga mengandung
karbohidrat, lemak, vitamin, asam-asam amino esensial, asam lemak esensial,
enzim, beta karoten dan klorofil. Sebagai salah satu sumber daya hayati,
mikroalga ini memiliki beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia,
antara lain sebagai pakan alami (jenis udang, ikan), bahan makanan
non-konvensional, bahan industri kimia dan farmasi, indikator pencemaran air
serta sebagai agen bioremediasi (Prihantini, 2007).
PENULIS
Muhammad
Luthfi Fajari
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2014
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
Post a Comment for "Scenedesmus Sp Adalah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll"