Skeletonema costatum
merupakan salah satu jenis phytoplankton dari kelompok diatom.
KLASIFIKASI SKELETONEMA
COSTATUM
Phylum
: bacillariophycea
Class:
bacillariophycea
Ordo
: bacillariales
Genus
: skeletonema
Species
: skeletonema sp
MORFOLOGI SKELETONEMA COSTATUM
Jenis phytoplankton ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
|
Sel mempunyai kemampuan membentuk skeleton eksternal silica (frustule)
|
2.
|
Bahan utama penyusun dinding sel adalah silicat dan dindingnya lebih tipis dibandingkan dengan jenis diatom lain.
|
3.
|
Berbentuk kotak berantai dengan cytoplasma yang memenuhi dinding sel.
|
4.
|
Berukuran 4-15 mikron meter.
|
5.
|
Volume sel rata-rata 154 mikrom meter kubik.
|
6.
|
Sel terdiri dari dua bagian yaitu tutup epitike yang berukuran lebih besar dan wadah hipotike yang ukurannya lebih kecil.
|
7.
|
Pigmen penyusun sel yang menyebabkan warna sel kuning keemasan adalah fuxoanthin (Daulay, 1993; Apriyanto et.al. 1999).
|
HABITAT SKELETONEMA COSTATUM
Skeletonema
costatum hidup di air laut (alam) yang mempunyai intensitas cahaya 500 – 12000
lux. Jika intensitas cahaya kurang dari 500 lux, Skeletonema tidak tumbuh.
Sedangkan kisaran salinitas yang optimal adalah 25-29 ppt. Suhu untuk
pertumbuhan 20 – 34 oC sedangkan suhu optimalnya adalah 25-27 oC. Sementara itu
derajat keasaman (pH) media hidupnya bberkisar 7,5-8
REPRODUKSI SKELETONEMA COSTATUM
Perkembangan Skeletonema costatum terbagi menjadi dua cara yaitu : secara Vegetatif dan secara generatif. Secara vegetatif yaitu dengan mengadakan pembelahan sel secara terus menerus apabila kondisi media hidupnya terpenuhi. Sedangkan secara generatif, Skeletonema costatum akan membentuk auxosporo dimana sel yang ukurannya kecil akan kembali dengan ukuran seperti semula.
PERTUMBUHAN SKELETONEMA
COSTATUM
Mengenal
pola pertumbuhan algae merupakan hal penting untuk mencapai produksi algae yang
dibutuhkan secara tetapdan kontinyu. Dengan melihat pola pertumbuhan tersebut
maka dapat diketahui waktu yang tepat untuk memanen algae, baik yang akan diberikan
ke larva sebagai pakan alami maupun digunakan sebagai inokulan untuk kultur
selanjutnya. Secara umum pola pertumbuhan skeletonema costatum digambarkan
sebagai berikut :
Gambar.
Pola Pertumbuhan Phytoplankton ( Guerro dan Villegas, 1982)
Keterangan
|
Gambar
:
|
Tahap
I :
|
Tahap
Induksi, pada tahap ini bibit masih beradaptasi dengan lingkungan dan tiadk
terjadi pembelahan sel.
|
Tahap
II :
|
Tahap
Eksponental, tahap ini ditandai dengan pembelahan sel yang sangat cepat.
|
Tahap
III :
|
Tahap
Linier, tahap ini ditandai dengan laju pertumbuhan sel yang mulai menurun.
|
Tahap
IV :
|
Tahap
Stasioner, pada tahap ini ditandai dengan laju pertumbuhan sel yang seimbang
dengan laju kematian.
|
Tahap
V :
|
Tahap
Kematian, pada tahap ini ditandai dengan laju kematian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan laju pembelahan sel, biasanya terlihat banyaknya rantai-rantai
putih pada media kultur.
|
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SKELETONEMA COSTATUM
Faktor
– faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Skeletonema costatum diantaranya :
1. Cahaya
Cahaya
yang diterima banyak maka suhu cenderung meningkat. Kisaran cahaya yang baik
untuk pertumbuhan Skeletonema costatum adala 500-12000 lux. Apabila lebih dari
12000 lux maka pertumbuhannya akan menurun ( Sriyani, 1995 ).
2. Salinitas
Kisaran
nilai salinitas yang bisa ditoleransi oleh Skeletonema costatum antara 15-34
ppt dan optimalnya adalah 25-29 ppt. Karena jenis ini kebanyakan hidup di
sekitar permukaan pantai dengan perairan bersifat payau dimana salinitasnya
tidak terlalu tinggi. Salinitas yang terlalu tinggi atau rendah akan menganggu
proses metabolisme sel sehingga pertumbuhan Skeletonema costatum kurang bagus
(Sriyani, 1995)
3. Suhu
Suhu
yang bisa ditoleransi oleh Skeletonema costatum berkisar 3-34 oC, sedangkan
suhu optimalnya 25-27 oC. Apabila suhu terlalu rendah maka pertumbuhannya akan
lambat dan selnya akan kecil-kecil. Bila suhu terlalu tinggi maka selnya akan
hancur. Alternative apabila suhu terlalu rendah maka peningkatan suhu dengan
cara pemasangan lampu TL di atas permukaan media serta menutup ruangan agar
suhu media meningkat. Sedangkan kalau shu media terlalu tinggi bisa diusahakan
dengan cara menambah sirkulasi ruangan dengan membuka jendela ( Sriyani, 1995
).
4. Aerasi
Aerasi
diperlukan terutama untuk pengadukan media sehingga tidak terjadi stratifikasi
suhu pada air media serta pupuk yang diberikan bisa diterima secara merata.
Aerasi juga ibutuhkan sebagai akselerasi pamasukan udara terutama CO2 dan O2.
Akselerasi yang baik untuk Skeletonema costatum tidak terlalu besar, karena
apabila aerasi terlalu besar maka akan emutuskan filament sehingga skeletonema
costatum akan hancur (Sriyani, 1995)
5. Nutrient
Nutrient
yang dibutuhkan oleh Skeletonema costatum terbagi atas dua kelompok yaitu makro
nutrien dan mikro nutrient. Makronutrien yaitu kelompok yang ibutuhkan dalam
jumlah yang cukup besar seperti nitrogen, fosfat, dan silikat sedangkan
mikronutrien adalah kelompok nutrient yang dibutuhkan dalam kadar kecil yang
biasanya terdiri dari bahan organic dan an organic (Martosudarmo dan Wulani
,1990). Phytoplankton membutuhkan lebih banyak nitrogen dari pada fosfat. Hal
ini sesuai dengan pendapat Russel dan Hunter ( 1970 ) yang mengatakan bahwa
rasio N dan P untuk pertumbuhan phytoplankton berkisar 6 : 1 sampai dengan 10 :
1.
CIRI-CIRI SEL
SKELETONEMA COSTATUM YANG BAIK
Ciri-ciri
sel Skeletonema sp. yang baik antara lain :
1.
Isi sel berwarna kuning keemasan.
2.
Isi sel penuh.
3.
Sel berukuran besar.
4.
Tidak menempel pada media.
5.
Jarak antara sel tidak rapat.
EKOLOGI DAN FISIOLOGI
SKELETONEMA COSTATUM
Ekologi
dan Fisiologi Skeletonema costatum Secara ekologis, berbagai macam makanan itu
dapat dikelompokkan sebagai plankton, nekton, bentos, perifitin dan neuston.
Semua ini didalam perairan akan membentuk suatu rantai makanan dan jaringan
makanan. Fitoplankton memegang peranan penting dalam perairan, sebab
fitoplankto asal mulanya terjadi dari bahan organic, yang kemudian dijadikan
sumber makanan oleh jasad-jasad lainnya. Zooplankton dan jasad-jasad lainnya
akan berkembang Apabila tersedianya makanan yang cukup yang berasal dari
fitoplankton tersebut (mudjiman, 2004).
Plankton
adalah biota yang hidup di permukaan air dan mengapung, menghanyut atau berenag
lemah, artinya mereka tidak melawan arus. Di alam bebas larva udang
mengkonsumsi plankton baik berupa fitoplankton dan zooplankton. Oleh karena itu
dalam pemeliharaan larva perlu di pilih jenis yang paling sesuai dan baik untuk
makanan larva udang tersebut. Untuk keperluan ini maka jenis plankton tersebut
harus dipelihara dalam bak tersendiri. Dalam pemeliharaan larva udang selain
makanan alami juga makanan buatan sangat berperan yang diberikan sebagai
makanan tambahan. Pemberian makanan yang berupa skeletonema costatum dimulai
pada stadia zoea dan mysis (Nybakken, 1992).
Menurut
Cahyaningsih (1990) ada beberap faktor yang dapat digunakan sebagai acuan unutk
menentukan apakah jenis plankton itu termasuk kategori pakan alami yang
memenuhi syarat, diantaranya adalah: Bentuk dan ukurannya sesuai dengan bukaan
mulut larva Mudah diproduksi secara massal dan mudah dibudidayakan Kandungan
sumber nutrisinya lengkap dan tinggi.
Isi
sel padat dan mempunyai dinding sel tipis sehingga mudah dicerna cepat
berkembangbiak dan memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan
sehinga lestari ketersediaannya tidak mengeluarkan senyawa beracun gerakannya
menarik bagi ikan tetapi tidak terlalu aktif sehingga mudah ditangkap. Diatom
adalah ganggang atau alga renik yang termasuk dalam divisi thallophyta dan
kelas diatomae (Bacillariophyta). Ganggang jenis ini memiliki dua ordo, yakni
centrales dan pennales.
Ordo
centrales bentuknya seperti silinder dan kebanyakan hidup dilaut. Beberapa
contoh anggota ordo centrales diantaranya planktoniella, cyclotella,
coscinodiscus, chaetoceros, melosira dan skeletonema. Ordo pennales berbentuk
lonjong, memanjang, seperti gada, dan seperti perahu. Jenis ini banyak hidup di
air tawar. Beberapa contoh diantaranya adalah synedra, pleurosigma, navicula,
nitzschia dan amphora (Mudjiman, 2004; bhactiar, 2003).
MANFAAT SKELETONEMA COSTATUM
keuntungan
yang dimiliki alga mempunyai potensi besar
untuk dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel
PENULIS
Ilham
Al Hamidy
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2014
EDITOR
Gery
Purnomo Aji Sutrisno
FPIK
Universitas Brawijaya Angkatan 2015
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Research-10983-131879378-Paper.pdf
http://jenieb-nautika.blogspot.com/2009/10/pakan-alami-skeletonema-costatum.html
http://munazi.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.scribd.com/doc/99494143/80-Species-Plankton#scribd
Terimakasih mas, ilmunya bermanfaat...
ReplyDeleteAlhamdulillah, makasi de sudah berkunjung
Delete